Binalnya istriku dewi 12

POV SUAMI

Saat itu saya benar-benar marah, saya sempat tidak bisa tidur, sampai akhirnya rasa lelah membuat saya tertidur.

Besok seperti biasa saya bersiap untuk bekerja, tapi adaa yang berbeda dari biasanya, saya bersikap cuek sama istri saya. Selesai sarapan tanpa banyak kata saya berangkat setelah mengantar Intan terlebih dahulu ke sekolah.

Jam 8 saya sudah ada di kantor, sebenarnya saya sangat ingin ngobrol dengan Ida, tapi mulai hari ini sampai 4 hari ke depan saya akan sangat sibuk harus mendamping consultan Mill.

Selain harus menyiapkan data yang dibutuhkan oleh mereka saya pun harus menemani mereka selama di sini.

Hari itu jadwal saya betul-betul padat, saya tidak bisa berinteraksi banyak dengan Ida.

Ida sempat menyampaikan pesan suaminya yang menanyakan kembali permintaannya tempo hari, saya belum dapat menjawabnya.

Jam setengah 7 saya sudah sampai di rumah, hanya terlihat anak-anka saya saja sedang menonton tv, saat saya bertanya ke Bu Heti di mana istri saya, katanya istri saya lebih banyak mengurung diri di kamar, katanya kurang sehat.

Saya lihat istri saya sedang tiduran, saya pura-pura tidak memerdulikannya, kami masih saling diam, selesai mandi dan makan saya pun pergi tidur disebelah istri saya, kami masih saling diam, karena capek saya pun langsung tertidur, kejadian ini berulang sampai beberapa hari berikutnya.

Di kantor pun sama, saya masih cukup sibuk untuk melayani permintaan-permintaan data dari consultan.

Sampai akhirnya hari Sabtu saya punya waktu sedikit longgar. Saat itu sudah hampir jam sebelas, saya pun memanggil Ida ke ruangan saya, Ida sempat mengira ada lagi laporan yang harus di kirim ke consultan.

Saya:” Bukan itu say (saat ini kalo sedang berdua tak ada orang lain saya dan Ida saling memanggil say, kadang sesekali aku keceplosan memanggil Ida dengan sebutan tersebut di depan team ku yang lain, tapi mereka cuek saja, mungkin berpikir tidak ada apa-apa), urusan saya sama consultan sudah beres, sekrang mereka di urus mill manager”

Ida:” kirain ada tugas lagi say”

Saya menatap Ida, dia tampil anggun, dengan baju panjang hitam sampai lutut dan celana kulot warna putih dan jilbab warna kuning.

Saya:” Saya mau cerita tentang istri saya” saya pun menceritakan apa yang terjadi antara saya dan istri.

Ida mendengarkan dengan serius.

Saya:” Begitu say, menurut kamu bagaimana?

Sambil menarik napas panjang Ida menjawab pertanyaanku:

Ida:” Kalau menurut aku sich kamu gak perlu menghukum istri kamu, apalagi istri kamu kan disodomi secara paksa, dan itu juga karena atas ijin kam juga say dia melacurkan diri, kalau menurut aku dengan kam diamin dia, itu sudah hukuman buat dia, aku yakin dia sangat tersiksa dan sedih”

Saya:” Oh gitu ya, aku juga berpikir begitu say, aku juga sebenarnya gak tega tapi ya lumayan kesal juga”

Ida:” Kamu juga kan berperan besar membiarkan dan membuat istri kam jadi binal, dan kamu juga sebenarnya suka akan hal itu, bukan begitu?

Aku menganggukan kepala tanda setuju atas ucapan Ida.

Ida:” Sekarang keputusan ada di kamu say, mau kamu terusin kehidupan seperti ini atau kamu mau berhenti dan hidup normal, yang pasti suami aku nanyain terus ke aku apa kata suami bu Dewi, dia bilang kamu sudah menikmati istrinya 2 kali masa dia tidak dapat apa-apa”.

Saya:” Jadi kamu bilang ke suami kalau aku datang lagi waktu itu?

Ida:” Ia, aku juga bilang kalau kamu gagahin aku di ranjangnya, tempat kami tidur”

Saya:” Saya belum ada bilang sama istri, ya karena kami bertengkar itu”

Ida:” Sekarang kamu mau bagaimana say? Kalau kam mauhidup normal kamu juga harus mengakhiri semuanya termasuk hubungan kita, kalau kamu mau hidup normal ya aku pun akan hidup normal seperti biasa lagi”

Saya terdiam dan berpikir sejenak.

Saya:” Ya semua memang ada resikonya say, sepertinya aku tidak bisa meninggalkan kehidupan baru aku ini yang telah membuat aku lebih bergairah”

Ida:” Kalau begitu say, kalian harus saling percaya, semuanya cuma sebatas seks tapi kalian tetap saling mencintai, aku pun sama dengan suamiku saat mau melakukan hal yang seperti kamu lakukan, aku dan suami sudah saling berkomitmen”

Saya:” Ia say, aku merasa bersalah sama Dewi, padahal aku juga yang buat dia begitu, ngomong-ngomong apa yang membuat kamu mau melakukan seperti yang kami lakukan”

Ida:” Semua gara-gara video itu say, sejak melihat video itu suami aku jadi ingin agar aku menjadi binal seperti istri kamu, dan suami aku ingin melihat juga istrinya digauli di depan dia, ya seperti kamu dan istri waktu di video main bertiga”

Saya:” Hem kalau begitu bagaimana kalo kita swing saja say, kita maen berempat, aku, Dewi, kamu dan suami kamu”

Ida:” Sepertinya suami aku bakalan seneng say”

Saya:” Ok, saya akan bilang ke istri kalau sudah deal kita tinggal tentukan kapan dan di mana hehe...”

Ida:” Sayang atur saja”

Saya:” Gimana kalau sore ini saya ke rumah kamu lagi say”

Ida:” Hem, kamu pulang saja say, urus dulu rumah tangga kamu, kasihan istri kamu, lagian suami aku pulang siang, mulai nanti malam dia shift malam”

Saya:” Oh benar juga say, aku juga rindu kebersamaan dengan istriku”

Saya pun segera pulang dengan penuh semangat.



POV WIFE



Sudah beberapa hari suamiku mendiamkan aku, ngomong hanya seperlunya, hati aku sungguh terluka, padahal tidak sepenuhnya aku bersalah, dia ikut andil juga.

Apalagi jika aku sepenuhnya jujur kurasa dia bisa lebih murka, aku pun tak menyangka suamiku Dendi akan mendiamkan aku.

Rasanya aku ingin curhat tapi pada siapa, karena nantinya orang tempat aku curhat akan mengetahui keburukanku.

Asep beberapa kali menghubungiku, tapi tak aku perdulikan selain aku takut oleh suami aku juga tak bisa mengatakan yang terjadi padanya. Semakin banyak tahu Asep atau orang lain tentang rumah tangga kami tentu tidak baik bagi kami berdua.

Jadi aku pendam semua sendiri termasuk dari Bu Heti yang terlihat curiga akan adanya masalah dalam rumah tangga kami.

Setelah kebanyakan diam di rumah, aku bosan juga, kebetulan hari ini hari Sabtu.

Intan menagih janjiku untuk membelikan baju baru untuknya, ya mungkin in saat yang tepat aku keluar rumah.

Sekitar jam 11 saya pun pergi dari rumah, saya sengaja pergi berdua Intan saja, takutnya suami pulang tidak ada orang di rumah.

Saya sengaja tidak pergi ke mall, khawatir ketemu lagi dengan pak Bob. Saya pergi ke sebuah butik untuk membeli baju buat Intan dan buat saya sendiri itung-itung menghilangkan suntuk. Pulang belanja saya sempat keliling-keliling membawa Intan jalan-jalan. Dia sempat merengek tidak mau cepat-cepat pulang.

Jam 2 saya baru sampai rumah, saya lihat mobil suami sudah terparkir di pekarangan rumah.

Ada rasa khawatir suami saya akan marah mengetahui saya pergi. Bisa saja dia curiga macam-macam.

Saya pun segera masuk ke dalam rumah. Saya lihat suami saya sedang tiduran di depan TV dengan Revan.

Saya lihat suami saya tersenyum terhadap saya, saya pikir tumben, saya pikir dia akan tambah cemberut.

Suami:” Dari mana saja kamu mah? Papah sudah pulang dari jam 1 tadi”. Suara suami saya lembut tidak seperti sedang marah.

Saya:” heh, abis antar Intan beli baju Pah, terus keliling-keliling karena Intan tidak mau cepat pulang”

Intan segera menghampiri Ayahnya dan memperlihatkan baju baru yang di belinya, dia nampak senang.

Suami:” Ya sudah, sana mamah istirahat, pasti capek, eh kalian sudah makan?

Saya:” udah Pah, tadi beli maka di jalan, mamah duduk di sini saja” Sambil memelih duduk di sofa.

Suami:” Sini duduk dekat sini mah, sambil menepuk tempat di sebelahnya.

Hati aku mulai lega tapi deg-degan juga sepertinya suami aku tidak marah lagi.

Tiba-tiba ponselku berbunyi dan ada sms masuk. Aku segera membukanya dan sangat terkejut, ternyata dari Pak Bob.

Pak Bob:” Dew, kamu masih mau aku booking lagi, tapi kamu bawa baby sister kamu ya, aku mau ngewe kamu berdua sekaligus” kenapa ada sms Pak Bob di saat begini, saat suami aku terlihat mulai baik padakku. Aku segera menghapusnya dan duduk di dekat suami.

Suami:” Sms dari siapa mah? Asep ya? Benar-benar suamiku tampak ramah.

Saya:” Bukan Pah, dari operator (aku berbohong), semenjak Papah mamarah sama mamah, mamah gak pernah hiraukan Asep, biar sms atau telpon”

Suami saya mulai mengelus-elus paha saya, saat itu saya mengenakan celana jeans.

Suami:” Mah, maafin papah ya, papah egois, kayak papah yang bener sendiri aza, papah dah merenung papah salah udah diemin mamah, mamah mau kan maafin papah?

Saya:” Mamah yang salah Pah, mamah pantes di diemin”
Suami mulai bangun lalu tanggannya memeluk pinggang aku dari samping.

Suami:” Papah yang salah mah, mestinya papah tetap pada komitmen awal kita semua Cuma sekedar seks, tapi rasa sayang kita tetap Cuma sama pasangan mah”

Saya:” Ia pah, mulai sekarang mamah terserah papah, apa kita hidup normal lagi seperti biasa?

Suami:” Papah lebih suka mamah yang sekarang”

Saya:” Maksudnya yang sekarang gimana pah?

Suami mulai meremas susu saya dan menciumi pipi saya.

Suami:” Papah suka mamah yang sekarang yang binal, bikin papah lebih bergairah”

Saya:” Tapi nanti papah marah lagi?

Suami:” Gak bakalan mah, asal kalau mamah mau nakal tetap ijin papah, dan papah juga boleh nakal di luar sana?

Saya:” Papah ijin mah gak?

Suami:” Bilang juga dong”

Saya:” Terserah papah, tapi mamah masih takut papah marah-marah lagi”

Suami:” itu kan karena mamah tak ijin Papah maen kasih anus mamah?

Saya:” Siapa yang kasih pah, kan udah bilang dipaksa?

Suami:” Ia, papah kesal sebenarnya kenapa bukan papah dulu yang perawanin anus mamah malah pak bob”

Saya:” Maafin mamah ya pah”

Suami:” Sudah Papah maafin mah, papah juga minta maaf?

Saya:” Ia mamah maafin, tapi beneran papah udah maafin mamah?

Suami:” Ia mah, kalau mamah mau jadi pelacur lagi juga boleh tapi harus ijin papah dan papah lihat dulu orangnya oke tidak, terus kalau bisa ada rekamannya dan jangan keseringan”

Saya:” Hah, papah mau jebak mamah nich?

Suami:” Beneran mah, mamah makin binal makin bikin papah bergairah?

Saya:” Mamah takut papah marah lagi”

Suami:” Janji mah, yang penting cinta mamah buat papah, mamah jangan sampai jatuh cinta lagi sama Asep atau yang lain”

Saya:” Ia Pah, kalau papah bilang gitu mamah oke saja”

Karena saya masih merasa agak lelah dan gerah saya minta ijin untuk mandi.

Sorenya kami membawa anak-anak jalan-jalan ke daerah Dago sambil mencari jagung bakar sekaligus menghilangkan rasa penat.

Hampir jam 8 malam kami baru sampai di rumah.

Anak-anak malah sudah tertidur di dalam mobil karena kelelahan.

Bu Heti pun tampak kelelahan segera masuk ke kamar, saya dan suami pun segera masuk ke kamar kami.

Suami:” Mandi bareng yuk mah”

Saya:” Ayo Pah, sdh lama kita tidak mandi bareng”

Segera saya mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi bareng suamiku.

Sayapun segera melepas jilbab yang saya kenakan dan menaruhnya di bak cucian, sala lihat suami saya malah sudah telanjang bulat. Saya pun segera melepas baju yang saya kenakan.

Saya:” Pah, lepasin donk ini kait kutang mamah” sambil menunjuk ke punggung saya.

Dendi segera melepas kait kutang saya yang ada dibelakang, setelah terlepas suami saya segera melepas kutang saya dan melemparnya ke bak cucian.

Saya:” Ah, enak pak” Suami saya langsung memeluk saya, tangannya memilin-milin puting susu saya.

Saya pun segera melepas rok dan celana dalam yang saya kenakan dan melemparnya juga ke bak cucian.

Suami saya mulai menjilati kuping saya dari belakang dan terus ke leher.

Saya:”akh, geli pah” sambil tangan saya mulai mengocok kontol suami yang mulai menegang.

Saya:” Pah, mamah isep kontol papah ya, hampir seminggu mamah gak isep kontol hehe”.

Suami:” ia mah, papah juga kangen dengan isepan mamah”

Saya segera jongkok di hadapan suami saya, saya mengocok-ngocok pelan kontol suami, dan mulai menjilat di mulai dari buah zakarnya naik ke atas dan akhirnya aku masukan kontol suami ku ke mulutku. Hampir lima menitan kontol suami aku sudah semakin keras saja.

Suami:” Akh, stop dulu mah, gantian” suami mengangkat saya agar berdiri dan mengarahkan saya agar duduk di atas bak mandi.

Saya langsung mengerti, saya segera mengangkang dan kepala suami segera terbenam diselangkangan saya.

Saya:” Ah, masukan lidahnya pah, oh enak” Lidah suami menerobos mulut memek saya, sungguh nikmat setelah beberapa hari saya harus puasa seks.

Saya:” Aw, kena pah, oh enak”

Suami:” Apanya yang kena mah”

Saya:” Itilnya pah, kena lidah papah, oh mamah gak tahan” Saya pun mengejang, cukup cepat saya mencapai orgasme yang pertama. Memek saya terasa sangat basah.

Suami:” Nungging mah, papah mau tusuk mamah dari belakang”.

Saya segera menungging dengan kedua tangan berpegangan ke atas bak mandi.

Suami saya segera memegang pinggul saya, sambil mengarahkan kontolnya ke memek saya.

Bless dan masuklah kontolnya, segera suami menggenjot saya.

Saya:” akh, enak pah, memek mamah gatel banget, sudah 5 hari gak dimasuki kontol”

Suami:” Ia mah, memek mah masih jepit, biar sudah dimasuki kontol gede pak Bob”

Suami terus menggenjot saya, tangannya sekarang sudah di susu saya sambil meremas susu saya, asi sayapun beberapa kali memancar ada yang masuk ke dalam bak mandi ada yang mengenai dinding bak mandi.

Saya:” Oh pah, genjot yang kenceng, jangan diremas terus nenen mamah pah, sayang asinya”.

Suami saya tiba-tiba menarik kontolnya keluar dan mengarahkan ke anus saya.

Saya:” Papah mau coba bool mamah?

Suami:” Ia dong, biarpun ni bool udah gak perawan, papah mau cobain juga” sambil meludahi kontolnya dan lubang anus saya.

Perlahan kontol suami saya masuk ke dalam anus saya, sedikit susah pada awalnya, tapi akhirnya semua kontol suami mampu masuk semua ke anus saya.

Tidak seperti saat pertama bool saya di masuki kontol, kali ini tidak terlalu tersa sakit, makin lama suami saya menggenjot anus saya makin terasa nikmat.

Saya:” Oh enak pah, kontol papah pas, beda sama kontol pak bob, sakit sekali waktu masuk bool mamah”.

Suami tak menjawab tapi terus menggenjot anus saya, maikn lama makin cepat, sepertinya dia mau keluar juga.

Saya:” Pah, mau keluar ya, koq rasanya panas”

Suami:” Ia mah, anus mamah menjepit sekali”

Saya:” Buang di memek saja ya pah, memek mamah pengen disiram peju” Aku berharap suami aku membuang pejunya di memek saya, terakhir peju pak bob yang bersarang di sana, dan saat itu aku sedang subur, aku ingin agar peju suamiku juga mengisi memekku.

Suami:” Ia mah, papah pindahin ini” Sambil memindahkan kontolnya ke memek aku.

Segera dia menggenjot aku dengan sangat kuat.

Saya:” Oh, tahan ya pah, kita barengan, mamah juga mau dapet lagi”

Suami semakin kuat mengentot saya dari belakang.

Saya:” Akh, papah mamah keluar” saya mengejang, kaki saya hampir tak kuat menopang badan saya kalau tidak suami menahannnya.

Suami saya pun tak lama mengejang dan membenamkan kontolnya dalam-dalam.

Suami:” Papah keluar mah” Croot, croot begitu banyaknya peju suamiku di dalam memek aku, terasa panas, ya wajar sudah 5 hari tidak dia keluarkan.

Saya sampai terduduk dan terengah-engah, suami pun ikut duduk dan memeluk saya dari belakang.

Kurang dari 5 menit, saya pun berdiri dan meminta suami saya berdiri. Kami segera mandi di bawah siraman shower kami saling menyabuni sambil cekikikan seperti anak kecil.

Suami:Wah bulu memeknya kamu rapihkan ya mah, masih lebat nich, tapi sdh cukup rapi”

Sambil Dendi menyabuni memek aku.

Saya:” Ia pah, mamah rapikan waktu mamah dibooking Pak Bob, kan malu kalau berantakan bulu memek mamah, oh, enak pah” Sambil mendesah ketika jari-jari suami dicolokon ke memek saya.

Suami:” Wah, mamah curang, karena dibooking Pak Bob dirapikan bulunya, kalau sama Papah di biarin berantakan” Sambil 2 jarinya mencolok-colok memek saya.

Saya:” Akh, hemp, kan papah lebih suka kalau baok memek aku lebat gak karuan, malah papah kan suka horny kalau liat baok mamah keluar sebagian dari sisi cangcut”.

Sambil menarik jarinya yang basah dan menunjukannya tepat ke wajahku.

Suami:” Ia sich Papah koq lebih suka kalau liat bulu memek mamah pada keluar dari cangcut, nich sudah basah lagi , cairannya banyak dan lengket di jari papah”

Saya:”Kalau aku cukur semua baok aku gimana ya Pah, memek aku gundul jadinya”

Suami:” Papah lebih suka yang sekarang mah” sambil memegang kontolnya dan satu tangannya mengangkan sebelah kaki saya.

Saya:” Papah mau ewe mamah lagi?

Suami:” Ia mah, lama gak ngentot sama kamu” Sambil mengarahkan kontolnya, dan bless kontol suamiku tertelan sudah dalam memek aku.

Saya:”akh, pah, enak oh”.

Suami saya mulai menggerakan pantatnya maju mundur dan mengentot saya sambil berdiri dan berhadapan, kepalanya sudah terbenam di tetek saya.

Saya:” oh, isep pah, asi mamah masih banyak ini”

Suami:” Mah, nungging lagi aza, gak nyaman posisi ini” sambil menarik lepas kontolnya.

Saya:” Lanjut di kasur saja pah, kita selesaikan mandinya” Sambil kembali mengguyurkan air dari shower ke kepala, rasanya sungguh segar.

Suami:” Ya udah kalau gitu” sambil ikut mandi kembali, tanggan tak berhenti mereas-remas susu saya dan mengobok-ngobok memek saya.

Sepuluh menitan kami selesai, saya mengambil handuk dan mengelap tubuh saya dan suami.

Suami saya segera keluar kamar mandi dengan telanjang bulat sedang saya memakai handuk dan keluar kamar mandi menyusul suami.

Saya lihat suami saya sedang memegang hp nya.

Saya segera menuju meja rias sambil mengambil sisir dan menyisir rambut saya.

Suami:” Mah, ada panggilan tak terjawab dari Pak Fadli tadi” Sambil menoleh ke arah suami saya dengan antusias saya bilang ke suami saya:

Saya:” Ditelpon balik saja pah”

Suami saya malah mengambil laptopnya.

Saya:” Mau ngapain pah, koq malah ambil laptopnya, bukannya telpon mantan bos kamu, tanya kabarnya kek”.

Suami:” Mamah kangen sama pak Fadli ya”.

Saya:” Ikh, dibilangin baik-baik malah nuduh mamah kangen, gimana si papah ini”

Suami:” Papah mau ajak pak Fadli video call pakai Sky*e, biar kita kasih dia tontonan”sambil tersenyum sama saya.

Saya:” hem, memang mau papah kasih tontonan apa sich” saya pura-pura tak mengerti.

Suami:” Kita ngentot live mah, biar ditonton pak Fadli, hehe”

Saya:” Ih apaan sich pah, boleh dech”

Suami:” jiah mamah, kirain gak mau” sambil tersenyum saya menjawab:

Saya:” Memang si Om Padli belum tidur?

Suami:” Ini ,mau papah telpon dulu” saya lihat suami menyalakan laptopnya, dan terus keluar ruangan menelepon Pak Fadli dan kembali lagi dengan senyum-senyum.

Saya:” Koq, telponnya pakai keluar kamar segala, mamah jadi curiga ini”.

Suami saya pun menjawab:

Suami:” Gak ada apa-apa koq, Pak Fadli belum tidur mah” saya lihat suami naik ke ranjang dan kembali ke laptopnya.

Suami:” Ini mah sudah terhubung, sambil mengarakan layar laptop ke arah saya. Saya lihat muka pak Fadli sudah ada di layar bersama dengan istrinya mbak Diah yang tampak anggun dengan hijabnya.

Saya reflek berteriak ke suami saya.

Saya:” Apaan si papah, mamah Cuma handukan gini, sanaini layarnya” saya sedikit gak enak terutama ke mbak Diah.

Suami saya dengan bandelnya tetap mengarakan layar lapotop dan kamera tambahan yang ada di atasnya ke arah saya.

Fadli:” gpp bu Dewi, saya dapat tontonan gratis” Saya dengan sedikit kesal sama suami dan memelototi Dendi suami saya.

Saya:” Malu dong pah, sama mbak Diah, sambil mengeser kursi sedikit menghindari kamera, tapi suami malah ikut pula menggeser kamera laptop.

Suami:” Koq malunya sama mbak Diah, kalau sama Pak Fadli gak malu mah” Bilang suami saya, saya lihat mbak Diah malah tertawa di samping suaminya.

Saya:” Apaan nich papah, maaf ya mbak”

Diah:” Santai saja Wi, biar suami saya ngaceng lagi kalau liat kamu begini,hihi” sambil tertawa renyah.

Saya yakin muka saya pasti memerah.

Fadli:” Ia bu Dewi, saya sama Diah ini habis ngentot tadi, masih kurang kayaknya ni Diah”

Diah:” ih papah, apaan sich, tapi benar juga”

Tampaknya mereka santai saja, sepertinya Diah sudah tahu semua yang pernah terjadi antara suaminya dengan saya dan suami saya.

Diah:” Tenang saja, suami aku dah bilang semua, awalnya aku kaget, tapi terus terang senang sich, kehidupan seks kami jadi bergairah lagi lho, padahal dulu aku pernah selingkuh, hihi”

Fadli:” Ia, mamah jahat sama Papah, tapi syukur mudah-mudah selingkuhan mamah lama di prodeo”.

Diah:” Papah masih dendam nich, kan mamah sdh kembali lagi”.

Saya pun sudah rileks, dan sekarang sengaja menghadap ke arah kamera dengan sedikit mengangkang, saya yakin mereka dapat melihat paha saya yang terbuka, bahkan mungkin memek saya.

Suami:” bagus mah, ayo lebih ngangkang lagi”
Saya:” Hemp, apaan papah ini” Sambil merapatkan kembali kaki saya.

Fadli dan Diah tampak tersenyum.

Saya:” Eh mbak gimana kabarnya, mbak di kalimantan mana sich?

Diah:” Alhamdulillah baik, Di kalimantan Tengah Wi, kamu dan suami mau ikut ke sini, nanti kerja bareng lagi suami kamu sama suami aku”

Saya:” Oh, orang tua aku yang gak mau aku pergi jauh-jauh mbak, kabar anak-anak gimana mbak?

Diah:” Semua baek Wi, kalau anak-anak kamu gimana? Belum ada rencana nambah lagi?

Saya:” Alhamdulillah baek semua mbak, gak tau mbak, suami aku buang di dalem terus sich, mungkin jadi nanti, hehe” kata saya vulgar.

Diah:” Hantam terus Den, jangan dikasih kendor”

Suami:” Siap Mbak, ini lagi digenjot terus”

Fadli:” Wah saya jadi pengen ke Bandung lagi”

Saya:” Cuti dong om, main-main ke sini”

Suami:” Ia, kita main bareng berempat”

Saya:” Ih, papah apaan sich”

Suami:” Memang apa mah, main tenis bareng gitu maksudnya” sambil ketawa.

Fadli:” Haha, tunggu 3 bulan saya baru bisa cuti, nanti kalau cuti saya pasti ke sana, katanya Pak Dendi pengen nyobain Diah istri saya”

Diah langsung mencubit suaminya, tampak tersipu malu.

Suami:” Hehe, siap Pak saya tunggu”

Saya:” Papah semangat banget ya.....

Saya:”Pah, sanain kameranya, mamah mau pakai baju dulu” Tiba-tiba dipotong oleh Diah.

Diah:” Biar di kamera aja Wi, tadi kan aku bilang biar suami aku sange lagi, hehe”

Suami:” Ia mah, anggep saja tidak ada kamera”. Suami saya menyemangati.

Saya:” Apaan nich Papah, mamah mau pakai baju di kamerain dan jadi tontonan” kata saya tapi tak menolak di kamera, saya segera bangun dan mengambil baju dari lemari.

Suami saya kembali mengarahkan kameranya mengikuti pergerakan saya.

Diah: Suami saya mau request ni Wi, bisik-bisik sama aku ini”

Suami:” Request apa mbak?

Saya:” Pakai request segala, memang mau request apa om” Sambil kepala saya arahkan ke kamera.

Pak Fadli Cuma senyum-senyum saja, malah Diah yang menjawab.

Diah:” Pakai Baju tidur yang tipis Wi, biar Beha sama celana dalem kamu kelihatan dan lebih hot”

Saya berpikir sejenak, dan mengambil beberapa helai baju tidur dan menunjukan ke kamera.

Saya:” Yang mana yang bagus ya Mbak, ini yang warna Pink, putih atau kuning?

Diah:’ Yang putih saja Wi, bagus tuch, lambang kesucian hehe...”

Saya:” Tapi yang mau makai sudah tidak suci mbak, sudah ternoda, hahaha”

Diah:” Sama koq kayak aku, hehe, cangcutnya katanya yang warna merah Wi kalau ada, kutangnya juga, biar kelihatan jelas dipadukan sama putih”

Saya:” Yang ini ya” sambil menunjukan sepasang pakain dalam warna merah, yang memang aku beli satu set ke arah kamera. Kali ini Pak Fsadli yang menjawab:

Fadli:” Ia wi, siip itu” Sementara suami saya sibuk mengarahkan kamera ke saya, dia saya lihat Cuma mengenakan sarung saja.

Saya:’ Ya sudah pakai yang merah ini om, Dewi pakai cangcut dulu ya” Sambil mengankat sebelah kaki saya dan memasukan celana dalem warna merah, segera saya mengenakannya, sengaja saya lama-lamain, dan handuknya saya gulung ke perut.

Saya lihat tangan pak Fadli bergerak ke bawah seperti mungkin mau ngocok.

Istrinya mbak Diah melihat ke arah suaminya sambil tersenyum.

Suami:” Lepas saja sudah handuknya mah.

Saya pun melepaskan handuk saya dan melemparnya ke kursi di depan meja rias.

Saya pun segera mengenakan bra saya.

Saya:” Pah, kaitkan nich kutang mamah”

Suami saya mendekati saya dan segera mengaikan kaitan bra saya.

Fadli:” Wah, kamu cantik sekali Wi, Cuma pakai kutang dan cangcut aza”

Diah:” Hemp kayak yang belum perna liat aza si Dewi Cuma pakai kutang dan cangcut doang papah ini, cantik mana sama mamah Pah?

Fadli:” hehe, dua-duanya cantik dech”

Saya:” Bukan Cuma liat saya pakai cangcut dan kutang doang mbak, liat saya telanjang aza sudah, hehe”

Fadli dan Diah istrinya pun pun terawa.

Saya segera menggunakan baju tidur saya, benar saja karena sangat tipis, cd dan bra saya dapat terlihat dengan jelas.

Diah:” Ayo Dendi, katanya kamu mau live ngentotin Dewi sambil kita tontonin”

Saya:” Apaan inch Papah” suami saya Cuma ketawa saja.

Diah:” Biar kita berdua yang di sini sange juga Wi, ayo dong Dendi, perkosa saja Dewi”

Saya Segera naik ke ranjang, suami saya mengatur posisi laptop dan kamera mencari angle yang pas.

Segera dia naik ke ranjang menyusul saya.

Suami:” Ayo mah, kita jadi bintang bokep.

Saya:” Hehe, kalau mamah jadi bintang bokep kira-kira perlu ganti nama gak ya pah”

Suami:” Hemp ganti sama apa ya” Suami mendorong saya dan menindih badan saya.

Suami:” Posisis begini saja mah, biar mereka bisa lihat” sambil mulai menciumi saya, kami pun saling berciuman.

Saya:” Terserah papah dech” saya lihat ke layar laptop ternyata Pak Fadli dan Diah sudah berpindah ke ranjang. Mereka juga sedang bergumul seperti kami.

Saya:” Liat tuch pah, mereka mau ngentot juga”

Suami:’”hehe, ia mah, ayo papah tadi kentang di kamar mandi, kita lanjutkan lagi”

Baju tidur saya sudah terlepas dari pundak, dada saya sudah terbuka, suamiku mengangkat kedua cup bra saya dan mulai menjilati puting susu saya sambil mendekatkan posisi laptop ke dekat kami.

Di layar laptop tampak kepala suami saya yang sedang menjilati puting susu saya yang sudah mengeluarkan asi kembali. Tampak di layar pak Fadli dan Diah sudah duduk kembali sambil memperhatikan tingkag suami saya.

Saya:” Uh...pah, liat mbak Diah dan om Fadli liatin kamu yang lagi nyusu, gak malu apa udah besar masih nyusu”

Suami saya tak memperdulikan ocehan saya malah mencupangi susu saya.

Diah:” Rakusnya Dendi nyusu wi, sedot Den habiskan asi istrimu”

Saya melihat ke layar dan berkata:

Saya:” Ia mbak, mana nenen aku dicupangin ini”

Diah:” Dendi, waktu suami aku ngentotin istrimu, dia cupangin istrimu juga gak? Diah bertanya kepada suamiku.

Suami:” Ia mbak, suami mbak rakus, banyak banget nyupang susu istri saya” Dan terus menghisap kembali susu saya dan kadang meremas-remas dengan tangannya.

Pak Fadli hanya diam saja, tapi saya tahu dia sangat terangsang.

Saya:” Ia mbak, suami mbak banyak banget cupangin nenen aku”

Saya lihat suami saya mula bergerak ke bawah dengan mulai menjilati puser aku.

Saya:” Udah puas nenennya pah? Suami saya tak menjawab hanya melihat ke arah saya.

Waktu saya melihat ke kamera, Pak Fadli juga sedang menghisap susu istrinya, yang terlihat hanya susu istrinya dan kepala Pak Fadli, tampaknya mereka juga menempatkan kamera laptop lebih dekat lagi.

Saya berbisik ke suami saya:

Saya:” Pah, liat tuch, Om Fadli lagi menghisap susu istrinya, besarkan tetek mbak Diah?

Saya lihat suami saya sangat antusias melihat nenen Diah.

Suami:” Ia mah, gede banget, lebih gede dari punya mu, kira2 ukuran berapa ya Bh nya?

Saya:” Papah tanya saja sendiri”

Suami:” Mamah saja dech, papah gak enak sama Pak Fadli”.

Saya:” Jiah Papah, gitu aza merasa gak enak, mbak Diah suami saya pengen tahu ukuran kutang mbak berapa?

Tiba-tiba muncul wajah Diah yang masih mengenakan hijab.

Diah:” Kenapa suamimu gak nanya sendiri? Ukuran kutang aku 40 D”

Saya:” Tuch pah, 40 D, gede banget kan susunya mbak Diah” dengan suara keras.

Suami:” Ia Pah, putingnya item banget ya, sayang gak ada asinya” Mbak Diah memang tidak lagi menyusui anaknya yang no 3, padahal masih dua setengah tahunan tapi memberi susu formula, mungkin takut kendor.

Saya:” Pah, geli, jangan di puser aza, jilatin memek mamah”

Suami saya tak menjawab tapi menarik lepas daster saya ke bawah. Segera juga menarik celana Dalam saya.

Suami:” bentar mah, papah geser posisi laptop” Sambil mendekatkan posisi laptop ke samping selangkangan saya, mungkin tidak begitu jelas, tapi saya yakin pak Fadli dan mbak Diah dapat melihat suami saya yang sudah menaroh kepalanya diselangkangan saya.

Segera suami saya menjilati memek saya.

Saya:” Ah masuk pah”

Tiba-tiba mbak Diah bertanya:

Diah:” Apanya yang masuk Dewi”

Saya:” Lidah suami aku mbak, lidahnya masuk ke memek aku, ih pah, jilat itilku juga” perintahku pada suami aku.

Saya:” Mbak lagi ngapain, mana om Fadli?

Saya bertanya sama mbak Diah, karena di layar hanya tampak kepala Mbak Diah.

Diah:” Ini Wi, suami aku lagi aku kocokin kontolnya. Saya lihat di layar bergeser dan tampak tangan Mbak Diah yang sedang mengocok kontol Fadli yang sudah sangat tegang sekali.

Kontol warna hitam yang agak bengkok yang pernah memasuki memekku.

Memekku menjadi semakin basah, selain keenakan dijilatin oleh Suamiku juga karena terangsang melihat kontol bengkok pak Fadli.

Saya:” Terus Papah, fokus hisap itil mamah, mamah sebentar lagi mau dapet” Aku merasa semakin geli dan enak.

Saya pun mengejang, cairan memek saya mucrat dan taampak mulut suami saya sangat basah, daia nampak tersenyum.

Saya:” Ah, enak banget pah”

Saya Lihat di layar laptop kepala Mbak Diah yang sedang menjilati kontol suaminya.

Saya:” Papah pasti mau ya, diisep kontolnya sama mbak Diah?

Suami:” Mau banget mah”

Saya:” Jangan sambil ngacay gitu dong, sini sementara mamah dulu yang jilatin kontol Papah”

Suami:” Siapa yang ngacay, ini cairan memek kamu” Aku tak menjawab hanya tersenyum.

Suamku segera berbaring disampingku. Saya segera duduk diantara paha suami dan mulai menjilati kontol suami saya.

Suami:” Mah deketin layarnya” Saya pun menarik laptop agar lebih dekat dengan posisi saya yang lagi menjilati kontol suami saya.

Saya jilat mulai dari buah Zakarnya, ke batangnya dan saya sedot lubang kontol suami saya.

Diah:” Panjangnya kontol suami kamu Wi, biar gedenya hampir sama sama suami aku”

Saya:” Ada yang lebih gede dan panjang lho mbak?

Diah:” Kontol siapa Wi?

Saya keceplosan, suami saya menatap ke saya, tapi kemudian tersenyum.

Saya:” Namanya Om Bob, kontolnya gak Cuma gede mbak, panjang lagi dan keras”

Tiba-tiba terdengar suari Pak Fadli:

Fadli:” Pak Dendi memang Dewi udah ngentot sama siapa lagi selain saya?

Saya:” Ya itu si Bob tadi Pak”

Saya hanya tersenyum.

Fadli:” Wah, beruntung tuch si Bob”

Suami:” Ia Pak, si Bob itu dulu pernah melamar istri saya sebelum kita nikah”

Fadli:” Hah, yang bener, berarti dia gak dapat nikahi istri kamu tapi tetap bisa dapetin memeknya, haha”

Saya yang menjadi bahan pembicaraan menjadi sediit jengah.

Saya:” Sudah ah, koq ngomongin aku”

Sekarang giliran Mbak Diah yang bertanya:

Diah:” Wah, hebat kamu Wi, berarti sudah berapa kontol tuch yang berhasil menjebol memek kamu”

Saya:” Udah 4 kontol mbak Diah”

Diah dan Pak Fadli sepertinya sama-sama terkejutnya.

Diah:” Wah, binal banget ya kamu, kalah saya, saya baru merasakan dua kontol berbeda”

Saya:” Bentar lagi tiga mbak, sama kontol suami saya”

Saya lihat pak di layar laptop wajah mbak Diah belepotan sperma.

Saya:’ pejuh Om Fadli muncrat ya mbak”

Diah:” Ia Wi, ni sampe belepotan di wajahku, dia bilang dia terangsang mendengar kamu sudah dipake 4 orang berbeda”

Saya lihat kontol suami saya pun sudah sangat keras.

Saya:” Mbak, aku ngentot dulu ya”,Sambil segera mengangkangi kontol Dendi tanpa menunggu jawaban dari Mbak Diah.

Blesss, masih terasa nikmat, kontol suami saya segera membelah memek saya dan saya pun segera menaik turunkan pantat saya.

Saya:” Uh, ah nikmat pah”

Suami:” Ia mah, sambil tangannya meremas-remas susu saya yang sedikit kempes karena asinya sudah banyak sekali keluar.

Saya lihat di layar laptop Pak Fadli dan Diah sedang duduk dan menonton dari Sofa. Kontol om Fadli menggantung dengan lemas, sementara tangannya sedang mengocok-ngocok memek mbak diah yang tampak sudah tak lagi mengenakan celana, hanya hijab yang menempel di kepalanya.

Saya:” Ukh Pah, Papah sayang liat tuch memek mbak Diah lagi diobok-obok, gak banyak kayaknya bulunya”

Suami:” Pak Fadli, zoom dong memeknya istrimu, aku pengen liat.

Diah:” Jangan pah, biar Dendi nanti makin penasaran”

Saya liat pak Fadli di layar posisi berubah, sepertinya Pak Fadli mendekatkan layar laptop ke memek istrinya.

Sekarang nampak jelas memek istrinya di layar laptop.

Saya:” Liat tuch memek yang kamu inginkan Pah”

Saya lihat suami saya melihat ke memek mbak Diah yang tak terlalu berbulu lebat.

Tangan pak Fadli membuka belahan memek mbak Diah, tampak warna pink kemerahan.

Diah:” Ih malu pah”

Fadli:” Biar mah, biar Dendi makin pengen ngentotin memek kamu”

Saya:” Mbak, suami saya sampai ngacay melihat memek kamu”

Suami:” Enak saja, gak ngacay juga kali”

Saya:” Aw, pelan Pah” Suami saya semakin kuat menggenjot saya dari bawah.

Ranjang sampai berderit.

Tampak pemandangan di layar laptop yang menunjukan memek mbak Diah telah membuat suami saya semakin sange, sehingga dia semakin kuat menggenjot saya dari bawah.

Saya:” Oh pah, nikamt, kontol Papah rasanya makin keras dan besar” Saya merasa kontol suami saya mulai sedikit berkedut.

Saya inisiatif goyang dan putar semakin keras.

Saya:” Barengan Pah, mamah mau dapet”

Suami tak menjawab tapi mencengkram pinggang saya dan menaik turunkan pantat saya.

Sekilas saya lihat Kontol om Fadli sudah mengeras lagi, tampak dia memposisikan kontolnya di depan memek istrinya yang mengangkang di atas sofa.

Saya:’ Mamah keluar Pah” saya mengejang dan menelungkup di atas dada suami saya.

Suami saya segera mencium saya.

Suami:”Papah bentar lagi mah” sambil ngos-ngosan.

Saya:’ Liat Pah, Mbak Diah mulai di Ewe om Fadli”

Suami melihat ke layar laptop dan tiba-tiba mencengkram pantat saya dengan kuat dan menekan kontolnya dalam-dalam ke memek saya.

Saya merasa memek saya penuh dan panas dengan peju suami saya.

Suami:” Papah keluar mah”

Saya:” Ia pah, masih banyak aza pejuh kamu, hangat sayang” kami segera berciuman dengan panasnya.

Tiba-tiba terdengar suara Pak Fadli:

Fadli:” Bu Dewi, Pak Dendi sudah muncratkan?

Suami saya yang menjawab:

Suami:” Sudah Pak Fadli, memang kenapa? Tanya suami saya. Sementara Pak Fadli masih menggenjot mbak Diah Istrinya.

Fadli:” Pak, bisa istri bapak di close up memeknya “

Saya mengerti kemauan Pak Fadli, segera saya bangkit dan mengarahkan posisi kamera agarmengclose up memek saya, tentu saja di layar pak Fadli sekarang terlihat jelas memek saya yang sedikit terbuka dengan peju suami yang meleleh keluar.

Saya:” Nich om memek saya, belepotan peju mas Dendi”

Saya lihat Pak Fadli melihat ke arah laptop, kemudian menggenjot kembali istrinya semakin kencang. Tak lama Pak Fadli ambruk di atas tubuh istrinya.

Saya:” Pah, gak bilang ke Pak Fadli, liat memek istrinya yang belepotan pejuh”

Suami:” Pak Fadli, boleh sekrang giliran saya yang minta, close up memek istri bapak ke kamera”

Pak Fadli terlihat bangun, istrinya masih mengangkang, kemudian mereka terlihat berbincang.

Tak lama kemudian di layar nampak close up memek mbak Diah yang juga belepotan peju.

Diah:” Nich pak Dendi, memek saya yang belepotan peju suami”

Saya:” Sudah ya om, saya mau cuci memek saya dulu” Sambil saya bangkit menuju kamar mandi.

Tak lama saya pun kembali dan saya lihat suami saya sudah menutup laptopnya.

Saya:” Udahan Pah?

Suami:” Sudah mah, pak Fadli bilang sudah gak sabar pengen nyicipin memek mamah lagi”.

Sambil jarinya menunjuk ke arah memek saya.

Saya:” Paling papah yang gak sabar mau cobain memeknya istri pak Fadli?

Suami saya senyum cengengesan.

Saya:” Sudah sana, papah cuci kontolnya, jorok ih”

Suami saya dengan enggan bangun dan pergi ke kamar mandi.

Saya segera mengenakan cangcut dan kutang saya lagi, tanpa memakai baju tidur saya segera masuk ke dalam Bed cover.

Tak lama suami saya kembali, dia segera mengambil celana dalamnya dan mengikuti saya masuk ke bed cover.

Saya:” Papah yakin Cuma sempakkan doang, gak takut masuk angin”

Suami:” naikin volume ac nya saja mah ke 20-an”

Saya pun segera mengambil remote ac dan menyetel ke angka 20 derajat.

Suami:” mamah Cuma pake kancut dan kutang doang?

Saya:” Ia Pah, kan mamah sudah biasa begini tidur Cuma pakai cangcut sama kutang doang, kecuali papah, kan jarang-jarang tidur Cuma sempakan doang.

Suami:” Sekali-kali mah, males pakai baju”

Saya:” Gimana menurut Papah Mbak Diah, setelah liat dia bugil tadi?

Suami:”montok banget ya mah, tapi terlihat agar besar, mungkin karena keturunan arab”

Saya:” papah gak sabar ya pengen ngentotin dia?

Suami:” Ia mah, gak sabar banget pengen ngerasain memeknya istri si Fadli”

Saya:” Hehe, terus apa kata mereka waktu mamah ke kamar mandi tadi”

Suami:”Waktu mamah ke kamar mandi si Diah ke kamar mandi juga katanya mau cuci memeknya”

Saya:” Kalau si Pak Fadli?

Suami:” Dia bilang gak sabar pengen cuti, pengen nikmatin memek mamah lagi katanya, tersu dia pamit ke kamar mandi juga dan matiin video call”.

Saya:”Hehe, ketagihan dia”

Suami:” Soalnya mamah binal banget, koq bisa sich mamah jadi binal banget, dulunya alim?

Saya:” Semua gara-gara papah juga”

Suami:” Hehe, tidur yuk mah udah malem”

Saya:” Bentar Pah....”

Suami:” Ada apa mah?

Saya:” Tadi Pak Bob ada sms”

Suami:” Hemp, dia mau booking mamah lagi?

Saya:” Ia Pah, tapi bukan cuma mau booking mamah, tapi bu Heti juga”

Suami:” Hah, koq jadi ngelibatin bu heti juga?

Saya:” Tau pah, dia kan mata keranjang kayak papah, semua diembat asal bening sedikit mau dech ngentotin”

Suami:” Tapi apa bu heti mau”

Saya:” Harusnya mau saja Pah, sama papah mau, harusnya sama pak Bob juga mau, apalagi bakal dikasih duit banyak, bisa buat anak dan biayain suaminya”

Suami:” memang pak Bob mau bayar berapa buat memek kalian?

Saya:” Mamah belum nanya memek mamah sama bu Diah bakla dibayar berapa sekarang, soalnya tadi takut gak boleh sama Papah”

Suami:” Papah koq jadi punya ide”

Saya:” Ide apa pah?

Suami:” Kita manfaatin Pak Bob mah, dia kan orang kaya, pasti punya villa di puncak, jadi dalam pikiran Papah gimana kalau kita adakan pesta seks yang biayain si Pak Bob, gimana mah?

Saya:” Bisa sich, tapi kira-kira Pak Bob mau nggak ya, terus yang ikut pesta seks siapa saja pah?

Suami:” Ya itu tugas mamah buat pak Bob mau, kita harus pintar manfaatin dia, bukan dia saja yang manfaatin hangatnya memek mamah buat angetin kontol dia”

Saya:” Hemp, papah koq gitu, ia mamah akan rayu Pak Bob sampai mau”

Suami:” Bagus, jadi Papah ijinin mamah dengan syarat mamah harus berhasil rayu Pak Bob, kalau pesertanya kita undang Ida dan suaminya, terus kita sama bu Heti juga, kalau bisa Pak Fadli kalau memungkinkan dan suruh Pak Bob bawa tambahan cewek-cewek cantik minimal 2 lah buat tambahan”

Saya:” cewek-cewek nakal maksud papah, bukan istri pak Bob?

Suami:” Kalau dia mau bawa istrinya boleh saja tapi yang masih muda, kalau nggak ya cewek bayaran alias pelacur”

Saya:” Kalau istri Pak Bob misalnya gak bisa ya sudah gak usah ditambah pelacur dech pah?

Suami:” memang kalau nambah perek kenapa?

Saya:” Takut penyakitan Pah”

Suami:” Suruh pak Bob pilih-pilih pasti dia tau aza, lagian mamah juga pelacurkan, masa lupa?

Saya langsung cemberut.

Saya:” Papah koq gitu, mamah kan biar pelacur beda, baru sekali aza melacurkan diri juga, hehe”

Suami:” Tapi sudah 4 kontol kan yang masuk?

Saya:” Hehe, ia mamah bakal rayu si Pak Bob, mamah jamin pasti mau dia kalau acara begituan”

Suami:” Ya udah deal ya, nanti kalau sudah ok kita tentukan kapan waktunya”

Saya:” Siip Pah, ya udah kita bobo”

Suami pun mencium bibir saya, kami pun tertidur lelap sekali, lega rasanya sudah bisa akur kembali dengan orang yang disayangi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Seks: Bocah Nyusu Plus Ngentot Efni

Mama Gitu Dehh 1 - 5

Tukang Kebun yang Menggarap Memekku