Binalnya Istriku Dewi 53

POV SUAMI


Saya:”Mana ya orang-orang? Eh baju sama rok kamu basah?
Hanum:”Dikit saja om, gpp, bentar lagi kering, lagian hujan mau balik ke kamar saya”
Saya:”Tapi Om suka, rok kamu kalau basah jadi nyeplak gitu, makin kelihatan cangcut kamu hehe”
Hanum:”Om nakal” ucapnya sambil tersenyum juga dan duduk dengan menumpangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya.

Saya:”Om ke kamar dulu ya, nyari mamah kamu sama istri Om” ucap saya.
Hanum:”Ia om” ucap Hanum sambil menganggukan kepalanya.
Saya pun segera masuk ke kamar utama. Kebetulan pintunya tidak di tutup.

Saya pun mendapati Anis sedang tiduran dengan Intan dan Revan. Tampak revan sudah tertidur pulas sedang Intan langsung berdiri begitu melihat saya.
Intan:”papah ku..papahku” sambil loncat-loncat di atas kasur
Saya:”eh, mana mamah neng? Tanya saya ke Intan sambil memangku Intan yang lari menghampiri saya.
Anis:”neng Dewi gak ada di ruang depan?
Saya:”Tak ada. Si jaka juga gak ada”
Anis:”Paling di kamar si jaka pak, lagi gini” ucap Anis sambil menjepit jempolnya dengan kedua dua jari lainnya.

Saya:”Oh, ya udah ayo kalian ke ruang tengah kita makan dulu, biar Revan udah nyenyak tidur”
Anis pun segera turun dari ranjang mengikuti saya keluar dari kamar.
Anis pun segera menghampiri Hanum anaknya sementara saya menuju kamar yang ditempati si Jaka.
Tampak pintu kamar tertutup. Saya pun mendorong pintu kamar, ternyata tidak terkunci, dan saya pun masuk ke dalam kamar. Saya mendapati istri saya sedang tiduran dan berpelukan dengan Jaka, tampak tangan istri saya sedang mengocok-ngocok kontol Jaka yang setengah tegang sedangkan Jaka sedang menciumi leher istri saya dan tampak ada dua cupangan di leher istri saya.
Mereka pun sontak kaget dan menoleh ke saya tapi masih berpelukan.

Wife:”Eh Papah, udah datang?
Saya:”Baru saja Mah, ayo makan dulu, sudah belum kalian eweannya, bisa dilanjutkan lagi nanti?
Wife:”eeegh bisa Pah, udah tadi satu kali di ruang tamu”
Saya:”Udah pada keluar belum” tanya saya lagi masih berdiri melihat istri saya yang masih saja memeluk si Jaka.

Wife:”Uda pah, Jaka udah bucat di dalam heunceut mamah tadi, mamah juga udah orgasme, ini mau ewean sekali lagi eh papah datang”
Saya:”Ya udah gampang di lanjut nanti mah, makan dulu yuk”
Intan:”ia, Intan laper”
Istri saya pun segera melepaskan pelukannya dan bangun, saya pun bantu menarik istri saya untuk bangun.

Wife:”Mamah pakai baju dulu ya sayang” ucapnya sama Intan.
Istri saya pun segera mengenakan gaun tidurnya lagi tanpa pakaian dalamnya yang memang saya sakuin.
Intan pun segera diambil istri saya dan dia gendong.
Wife:”Kamu nyusul ya, pakai baju kamu” ucap istri saya kepada Jaka.

Saya dan istri saya pun keluar duluan dan segera menghampiri Hanum dan ibunya.
Istri saya tampak seperti mencari-cari sesuatu. Sementara saya segera mendudukan Intan di Sofa.
Saya:”Nyari apa kamu mah?
Wife:”Eh, hehe, nyari cangcut sama kutang mamah pah, tadi rasanya di sofa”
Anis:”Ia tadi Intan yang simpan di sofa” ucap Anis
Hanum:” Tadi daleman tante saya temukan di sofa dan sudah saya kasihkan ke Om Dendi” ucap Hanum.

Wife:”Pah, mana, gak nyaman gak pakai cangcut” ucap istri saya.
Saya tidak segera menjawab tapi memilih duduk di bawah, karena sofa bakaln penuh.
Saya:”Kenapa ditinggal-tinggal di sofa”
Istri saya pun duduk di sofa dan kemudian menjawab.
Wife:”Ah, sini dong Pah”
Saya pun mengeluarkan pakaian dalam istri saya dan saku celana saya.

Wife:”Cangcutnya saja pah” ucap istri saya.
Tak lama jaka pun muncul dan melihat saya duduk di lantai dia pun segera duduk di samping saya
Saya pun menyerakan celana dalam merah milik istri saya. Dia pun segere mengenakannya di hadapan kami semua tanpa malu.
Istri saya kemudian duduk kembali di atas sofa di samping Intan.
Saya:”Kamu ini maen pake aza di sini mah, gak malu mah?
Wife:”mamah ini kan bondon pah, jadi gak malu kalo cuma gini hehehe”
Saya:”Dasar kamu ini, makin binalnya” ucap saya sambil geleng-geleng kepala.

Saya:”ya udah kita makan, mumpung masih hangat, apalagi dingin-dingin gini”
Kami pun segera membuka makanan yang saya beli dan segera menyantapnya, kebetulan makanannya sudah pakai kotak dan ada sendoknya jadi tidak susah. Sementara Hujan di luar masih cukup deras.
Kami pun makan sambil nonton tv.
Wife:”Baju kamu basah ya Han, Papah juga basah? Sepertinya istri saya baru menyadarinya
Hanum:”Ia tan, kehujanan pas sudah deket koq, tapi sempet lari cuma gak cepat juga soalnya kan jalannya gak rata”

Wife:”Nanti aku pinjemin dech baju aku, gak mungkin juga kan kamu ke kamar kamu dulu, masih hujan besar, takut masuk angin”
Anis:”Tapi apa muat neng, neng kan tinggi?
Saya:”Ada koq yang pendek, gaun tidur saya, kalau di saya cuma di bawah selangkangan sedikit, tapi kalau di Hanum mungkin di paha dech atau sedikit di atas lutut, sengaja saya bawa juga buat di pakai Hanum”
Anis:”Boleh neng, takutnya malah masuk angin kamu” ucap ibunya kepada hanum.

Hanum:”Gpp mah, basah dikit aza koq”
Saya:”Udah, gpp, dicoba aza nanti, daripada masuk angin”
Hanum pun tidak menjawab lagi. Beberapa saat kami terdiam dan fokus menyantap makanan kami .
Sepertinya hujan sudah tidak terlalu besar .

Saya pun menjadi yang paling duluan menyelesaikan makan. Saya pun kemudian memilih memindah-mindahkan channel tv.
Tak lama Ku lihat semua orang pun sepertinya sudah selesai makan semua.
Wife:”neng, kamu bobo ya, besok kan kita jalan-jalan lagi, nanti ke siangan” ucap istri saya kepada Intan.
Intan pun kebetulan tampak sudah ngantuk. Segera turun dari sofa dan dituntun oleh Dewi masuk ke dalam kamar.

Anis:”Intan dari tadi sudah ngantuk Pak, tapi katanya laper, jadi gak bisa tidur”
Saya:”Oh, ia tadi saya memang agak jauh beli makanannya nyobain yang direkomendasikan temen saya” ucap saya.
Anis:”Tadi berarti pas hujan sudah dekat kamar ya?
Saya:”Ia, mungkin 50 meteran Nis”
Anis:”Untung ya sudah mau nyampe pas hujan”
Saya:”ia untung saja” ucap saya lagi.

Tak lama Dewi pun sudah datang lagi, kini saya baru lebih memperhatikan, rambutnya acak-acakan karena memang saat saya menemukan dia di kamar jaka betul-betul telanjang bulat serta sudah tak mengenakan jilbab.
Istri saya pun duduk kembali di sofa , kali ini di sebelah Hanum”
Wife:”Yuk, ganti Hanum, bajunya kamu basah ini” ucap istri saya sambil memegang kaosnya hanum.
Hanum pun melihat ke ibunya seperti meminta saran. Anis pun menganggukan kepalanya.
Anis:”Ia neng, basah gini, nanti masuk angin” ucap Anis.

Istri saya pun segera berdiri dan mengajak Hanum berdiri juga.
Hanum pun segera mengikuti istri saya yang sudah berjalan duluan.
Anis:”Tuch kan basah banget neng, rok kamu sampai nyeplak gitu dari belakang, si jaka jadi tau dech warna cangcut kamu item hihi” ucap Anis.
Memang terlihat begitu nyeplak akibat rok Hanum yang basah.
Jaka pun tampak mesem-mesem.

Hanum:”Igh mamah, buat Hanum malu saja” ucapnya sambil berlari mengikuti istri saya yang juga tertawa dan lebih dulu masuk ke dalam kamar.
Tak lama istri saya pun sudah keluar kembali bersama Hanum. Saya terkejut melihat Hanum mengenakan gaun tidur istri saya yang berasal dari kain yang sangat halus dan lembut berwarna putih , cuma ada dua tali kecil di pundak dan sangat pendek, sedikit di atas paha Hanum. Hanum pun sudah tidak mengenakan jilbabnya lagi. Tampak bh Hanum yang berwarna hitam membayang dan juga celana dalamnya yang berwarna hitam dapat kami lihat.
Hanum pun tampak malu-malu dan duduk di samping Anis dan merapatkan kedua kakinya. Sementara istri saya masih memakai pakaiannya yang tadi pun kemudian duduk mengapit Hanum.

Wife:”Eh tadi di jalan kamu digrepe-grepe gak sama Om?
Hanum:”nggak koq tan” jawab Hanum berbohong.
Wife:”Oh kirain, kalau saja kamu sudah dientot sama Om di jalan”
Hanum:”nggak tan, saya masih perawan sampai sekarang”
Wife:”Hihi, syukur dech, gak nyaman ngewe di mobil, mending di kasur aza” ucap istri saya, dari mulai berangkat omongannya ngawur apalagi didukung terus sama Anis.

Wife:”Jadi gimana ini Pah, sudah siap tempur hehe?
Jaka tiba-tiba saja nimbrung.
Jaka:”Hanum udah siap tuch tan”
Seketika aku lihat wajah Hanum menjadi memerah.
Saya:”Bentar dech mah, biar makanannya turun dulu, hujan sudah mau reda juga nich, keluar bentar ah”
Ucap saya sambil berjalan menuju pintu ke arah balkon. Saya pun membuka pintu balkon dan tampak hujan memang sudah hampir reda, ya masih sedikit gerimis.

Pemandangan malam cukup menyejukan biar pun terasa hawanya begitu dingin, terdengar juga air sungai di bawah sana yang mengalir cukup deras karena mungkin habis hujan.
Istri saya pun mengikuti saya dan sekarang sudah berdiri di samping saya sambil berpegangan di pagar.
Wife:”Pah, besok kita ngentot di sini ya, asyik kayaknya”
Saya:”Hempz boleh mah, papah penasaran juga gimana ya rasanya”
Wife:”Maaf ya Pah, tadinya mamah pengen ngentot sama papah sehabis mandi tapi papah tidur jadi dech mamah ngentotnya sama Jaka”

Saya:”Apa sekarang saja mah” ucap saya sambil memeluk dia dari belakang.
Wife:”Jangan, papah selesaikan Hanum, nanti malam atau shubuh kita bisa ngewe, kita ngewe di sini ya, sambil mamah ceritakan waktu mamah digangbang sama para tukang, semua bakal mamah ceritakan gak ada yang ditutup-tutupin”
Saya:”Ok dech mah, biar papah eksekusi Hanum sekarang” ucap saya sambil melepaskan pelukan saya kepada istri saya.
Wife:”Ayo pah, jangan ditunda-tunda terus, sepertinya Anis merasa tidak enak, dia sudah terima uangnya tapi papah belum juga menodai Hanum hihi”
Saya:”Ia ayo” saya dan istri pun kembali masuk ke kamar hotel. Tampak Jaka masih duduk di bawah sambil memegang remote tv sementara Anis dan Hanum pun tampak fokus menonton tv.

Wife:”Eheeem…hehe perhatian, terutama Hanum, sudah saatnya neng”
Anis:”Hanum udah siang koq neng Dewi, Ayo, tapi di kamar ada anak-anak?
Wife:”Anak-anak kita pindahkan ke kamar Jaka saja dech”
Anis:”Ok kalau gitu neng” ucap Anis tampak antusias dan langsung berdiri.
Istri saya dan Anis pun segera masuk ke kamar dan memindahkan anak-anak ke kamar Jaka.

Mereka pun segera kembali ke ruang tengah.
Sementara saya sudah duduk di samping Hanum.
Wife:”ayo kita ke kamar” ucap istri saya.
Hanum:”Gak saya berdua sama Om Dendi saja tan? Tanya Hanum.
Wife:”Ya nggak dong, kita harus ikut, nanti di rekam juga” ucap saya
Hanum:”Direkam tante?
Wife:”Hehe, nggak, bercanda saja tante, ayo, tante sama mamah kamu cuma ngasih arahan”
Hanum pun menganggukan kepalanya.

Tampak si Jaka pun berdiri dan sedikit kebingungan, dia tidak tahu di ajak atau tidak. Kami pun segera masuk ke dalam kamar utama dan membiarkan si jaka sendiri di ruang tengah.
Saya pun mengandeng Hanum untuk naik ke ranjang. Dewi dan Anis duduk di tepi ranjang sementara saya dan Hanum sudah di tengah ranjang.
Anis:”Si Jaka gimana neng”
Wife:”Biar saja dulu” sambil berkedip kepada Anis.

Anis:”Ya udah kalau sudah siap, inget ya neng yang mamah ajarin”
Hanum tidak menjawab hanya mengangguk saja.
Wife:”Foreplay dulu Han, pah ayo “ istri saya meminta saya agar segera mulai.
Saya yang sudah terbiasa di tonton merasa biasa saja beda dengan Hanum yang sepertinya sedikit gemeteran.

Saya pun segera memeluk Hanum yang masih duduk di depan saya. Saya pun segera melumat bibirnya. Hanum pun tampak memejamkan matanya ketika saya mulai menciumi bibirnya.
Anis:”Buka mulut kamu neng, terus keluarkan lidah kamu” ucap Anis melihat Anaknya yang diam saja ketika saya ciumin.
Hanum pun segera membuka mulutnya. Langsung saja saya pun memasukan lidah saya ke dalam mulutnya Hanum. Lidah kami saling bertautan. Sementara satu tangan saya meremas-remas payudara Hanum yang masih begitu padat sementara tangan satunya meremas-remas pantatnya. Gaun Hanum yang pendek pun terangkat. Saya pun langsung meremas-remas pantat Hanum yang hanya terbungkus cdnya yang warna hitam.

Kami masih dalam posisi duduk, saya pun mendorong Hanum hingga terlentang dan saya segera menindih dia.
Hanum:”awwww…mmmmpppzzz” saya segera melumat bibir Hanum lagi. Luar bisa rasanya puas banget, Hanum pun melayani ciuman saya.
Hanum:”mmmpz berat” ucap Hanum dia merasa badan saya terlalu berat. Saya pun segera membalikan posisi, kini Hanum yang berada di atas tubuh saya.
Kedua tangan saya leluasa meremas-remas pantat Hanum yang hanya terbungkus celana dalam tipis warna hitam, gaunnya sudah tersingkap sampai pinggang.

Ku lihat di depan pintu Jaka sudah berdiri, tampaknya dia tak tahan juga untuk menyaksikan pergulatan saya dengan bekas temen sekolahnya.
Saya pun membalik badan Hanum hingga dia kembali di bawah, saya pun bergeser ke sampingnya agar tidak lagi menindih tubuh Hanum, karena memang jilbabnya sudah di lepas rambut hanum pun terlihat acak-acakan akibat pergulatan kami.

Saya pun menurunkan sebelah tali gaun Hanum yang sebelah kanan. Tampak payudaranya yang masih padat terbungkus bh warna hitam, kulit Hanum begitu bersih. Saya pun segera mengeluarkan payudaranya. Tampak pentil susu Hanum berwarna pink, belum terlalu besar.
Saya pun menjulurkan lidah saya menyapu puting susunya Hanum. Sementara mata saya melihat ke Jaka, ada rasa kepuasan dari saya bisa mengerjai Hanum di depan Jaka walau jaka bukan berstatus pacarnya hanum.

Hanum:”Aaah ampun geli banget Om” ucap Hanum dan tamapak sedikit terkejut, sepertinya dia melihat ke pintu dan melihat Jaka di situ sedang berdiri.
Istri saya pun menyadari kekagetan Hanum, dia pun menoleh ke pintu dan melihat Jaka sedang mengintip.
Wife:”Masuk sini Jak, biar kamu bisa lebih dekat melihat mantan temen sekolahmu bakal dinodain sama si Om Dendi hihi”
Jaka pun segera masuk ke dalam kamar. Istri saya pun menepuk kasur di sampingnya pertanda meminta Jaka untuk duduk di sana. Jaka pun segera duduk di sebelah istri saya.

Begitu Jaka duduk istri saya langsung naik ke pangkuan Jaka dan segera menurunkan gaun di pundak kanannya.
Wife:”Isep nenen tante Dewi Jak, kayak om yang lagi isep susunya Hanum” Ucap istri saya.
Jaka pun segera menghisap susu istri saya, istri saya pun sedikit memiringkan badannya agar jaka mudah menghisap susunya. Ku Lihat Hanum sangat kaget melihat pemandangan tersebut.
Saya pun segera menurunkan tali gaun Hanum yang sebelah kiri dan menarik gaunya hingga ke perut. Dada Hanum kini sudah terbuka dengan satu payudaranya sudah berada di luar beha dia.
Saya pun segera mengeluarkan satu lagi susunya Hanum yang masih terbungkus oleh Beha.

Anis:”Neng, kamu lepas saja kutang kamu, biar Om Dendi lebih leluasa ngisep tetek kamu”
Hanum:”Om, saya copot dulu ya kutang saya”
Saya pun membantu Hanum yang kemudian duduk dan melepaskan bra dia. Saya pun memberikan bh Hanum kepada Anis. Setelah Itu saya segera mendorong Anis agar kembali terlentang.
Mulut saya kini langsung mencaplok susu Hanum yang sebelah kiri. Sementara tangan saya sudah mulai mengelus-elus memeknya Hanum dari luar cdnya.

Hanum:”aaagh, Om geli aaah, ampun aaaagh” Hanum pun mengeliatkan badannya begitu saya raba memeknya bersamaaan dengan saya hisap pentil susunya.
Anis:”Kenapa neng enak? Ucap Anis. Saya pun menoleh ke Anis. Tampak dia kadang melihat Hanum kadang melihat ke istri saya yang juga lagi netein si Jaka.
Hanum:”Aaagh Om…aaaghhh, mamah aaaaagh” Hanum terus menggeliat. Saya pun memberi cupangan di susu kiri Hanum pas dekat dengan puting susunya.

Hanum:”Aaaaw, sakit aaaagh” ucap Hanum sambil sedikit menjauhkan kepala saya dan payudaranya.
Anis:”Kenapa Neng?
Hanum:”Nenen Hanum dimerahin, dicupang sama Om Dendi mah” ucap Hanum.
Anis:”Ya, pak dendi memang suka nyupang, tetek mamah aza kemaren dicupang juga, udah nikmatin saja neng”ucap Anis.
Saya pun kini menjilati leher Hanum dan menjilati belakang kupingnya juga. Saya tetap dengan posisi menyamping agar tidak menindih Hanum.

Hanum:’aaagh ampun, uugggh Om Dendi geli, jangan kuat-kuat uuugh”
Hanum pun sedikit berteriak ketika saya kembali memberi beberapa cupangan di leher dan dekat telinga. Lehernya yang putih mulus pun menjadi banyak tanda merah.
Hanum pun beberapa kali menggelinjang. Sementara itu tangan saya berpindah lagi ke pantat Hanum meremas-remas pantatnya yang masih begitu padat dan sama sekali belum turun.
Kemudian saatnya mengerjai bagian bawah Hanum. Saya pun meloloskan gaun Hanum yang masih tersangkut di perut. Kini Hanum nyaris telanjang, hanya celana dalam yang masih menempel di tubuhnya.
Anis:”Copotin saja neng, cangcut kamu, biar Om Dendi leluasa ngeliatin momok kamu” ucap Anis.
Hanum:”ia Mah, Om Hanum lepas cangcutnya Hanum dulu ya”
Hanum pun kemudian duduk dan melepas celana dalamnya yang berwarna hitam dan memberikan kepada ibunya.

Saya pun kemudian meminta Hanum kembali rebahan. Saya pun segera merenggangkan kedua paha Hanum kemudian saya duduk di tengah-tengahnya. Nampak memek Hanum, belum terlalu banyak bulunya dan cukup mulus. Tangan saya pun segera meraba memeknya Hanum, Hanum pun terlihat merinding.
Saya:”Ini pertama kalinya ya, memek kamu dipegang lelaki?
Hanum:”Iaaaah om, aaah ”
Saya pun semakin meregangkan kedua kakinya Hanum. Kemudian saya mendekatkan kepala saya. Perlahan saya julurkan lidah saya menelusuri belahan memeknya. Langsung saja Hanum menggelinjang.
Hanum:aaagh Om, aduuuh aaaagh enak uuugh” teriak Hanum sambil tangannya meremas-remas seprai.

Berulangkali lidah saya menyapu belahan memeknya Hanum dan kini Hanum sudah lebih tenang, dia hanya bergoyang sedikit saja. Tangan saya pun mulai membuka bibir memeknya Hanum kemudian lidah saya julurkan dan masuk ke dalam memeknya Hanum. Sementara jempol saya mulai memainkan itilnya Hanum yang ternyata lumayan menonjol juga.
Hanum:”uugh..uugh..Om…ugghgh”
Memek Hanum perlahan mulai lembab dan gerakan pantat Hanum lebih intens.

Anis:”Masuk gak neng, lidahnya Om Dendi ke momok kamu”
Hanum:”He..eh mah, lidah Om Dendi masuk ke dalam memeknya Hanum, masuk mah uugh….. geli aaagh Om”
Anis:”bukan geli neng, tapi enak, Enak gak dijilatin itilnya kamu neng sama Om Dendi”
Hanum:”Uughh enak mah aaaagh” Ucap Hanum sambil kembali menggeliatkan badannya.
Saya sengaja tidak mencolok memeknya Hanum menggunakan jari, takutnya malah berbahaya.
Saya berusaha memasukan lidah saya semakin dalam ke memeknya Hanum. Saya berharap bisa membuat dia orgasme terlebih dahulu sebelum saya memperawani dia.

Hanum:”aaagh makin dalem masuknya aaaagh, mamah aaaagh”
Anis:”Apanya neng, terus masuk ke mana? Tanya Anis ke Hanum.
Hanum:”Lidah Om Dendi mah, makin dalem aggggh masuk ke memek Hanum uugh” ucap Hanum.
Anis:”Kamu suka neng?
Hanum:”Uugh…aaaagh…aggggh, su..suka” Hanum tak hanya menjawab desahannya juga semakin keras, sepertinya dia tidak merasa malu lagi atau tak perduli lagi dengan keberedaan orang lain disekitar kami.
Memek hanum pun terasa semakin banjir. Kini lidah saya berpindah menjilati itilnya dan saya sedot-sedot.

Hanum:”aaaagh gak kuat Om, aaaagh ampun aaah” Hanum pun tampak kelojotan, gerakan berontaknya cukup kuat lalu dia pun mengejang. Terasa seperti ada yang nyemprot muka mulut dan bibir saya.
Hanum:”Aaagh ampuuuun uughh huuuuhhh” Tangannya ku lihat meremasi kain seprai.
Anis:”Si neng orgasme Pak? Tanya Anis kepada saya.
Saya:”Mungkin Nis, tanya sendiri saja”
Anis:”Neng kamu keluar?
Hanum cuma memandang ibunya sebentar lalu memejamkan matanya.
Saya pun kemudian duduk membiarkan Hanum beristirahat untuk sejenak.


POV WIFE

Melihat Dendi berciuman begitu mesra dengan Hanum entah kenapa hati saya sedikit panas. Ciuman suamiku kepada Hanum terlihat begitu mesra. Kemudian aku menyadari Jaka sudah ada di depan pintu. Saya pun meminta dia duduk di tepi ranjang di sebelah saya. Si Jaka pun segera duduk di sebelah saya. Saya oun segera duduk di pangkuan si Jaka. Ku lihat dendi sudah mulai menjilati payudaranya Hanum. Saya pun menurunkan gaun saya melalui pundak dan meminta si Jaka menjilati dan menghisap susu saya. Saya pun merubah posisi menjadi miring dan menghadap ke si Jaka.

Si Jaka pun segera menyusu kepada saya.
Saya:”aaagh Jak, isep pentilnya sayang aaagh” ucap saya sambil memperhatikan suami saya yang sedang menghisap pentil susunya si Hanum.
Saya:”Ayo jangan kalah sama suami tante yang lagi netek sama temen kamu” ucap saya lagi.
Saya pun kemudian menurunkan gaun saya di pundak satunya lagi membuat gaun saya sekarang sudah berada di perut. Jaka pun kemudian berpindah menjilati susu saya yang satunya lagi.
Saya:”Aaagh, isep Jak aaaah, bocah nakal aaaah, kamu nyupang nenennya tante Dewi lagi ya”
Jaka:”hehe, maaf tan”

Jaka kembali memberi cupangan di susu saya yang sebelah kiri.
Sementara itu ku lihat Hanum sedang mencopot cangcutnya yang berwarna hitam dan kemudian dia merebahkan badannya kembali. Suami saya pun segera merentangkan kedua kaki Hanum dan berada di tengah-tenganhnya.
Saya:”aaag Jak, udah dulu, tante mau cek kontol kamu” ucap Saya,
Jaka pun segera melepaskan pagutannya di payudara saya.
Saya segera turun dari kasur. Saya pun segera menurunkan celana si Jaka beserta celana dalamnya. Terlihat kontolnya sudah sangat tegang, entah dia terangsang karena menghisap susu saya atau karena melihat Hanum yang dikerjai suami saya atau karena keduanya.

Saya:”udah dicuci belum Jak kontolnya kamu?
Jaka:”Belum tan”
Saya:”Dasar, tapi gpp, tante Dewi juga dari tadi belum sempat nyuci heunceutnya tante hihi”
Kemudian saya pun berjongkok di depan si Jaka. Saya pun mulai menjilati batang kontolnya Jaka, kemudian saya pun memasukan kontolnya ke mulut saya, walau tidak masuk kategori big size tapi kontolnya lumayan besar kelak pasti bisa memuaskan istrinya.

Saya:”klooook…klhooook…klhooookk..” saya pun mengeluar masukan kontol si Jaka di mulut saya. Kontolnya semakin keras saja.
Saya:”mmmpzzz…aaaghh…klooooook…klooooook..kloooook” aku pun kemudian mengeluarkan kontol si Jaka dari mulut saya. Ku lihat sedikit cairan bening keluar dari lubang kencingnya.
Saya:”Awas jangan keluar dulu”
Jaka:”Aagh hampir gak kuat tan” ucap Jaka dengan suara berat.
Saya pun segera naik ke pangkuan Jaka sambil mengarahkan kontolnya ke memek saya, saya pun mengeser cangcut saya kepinggir.

Blesek…Kontol Jaka pun tertelan oleh memek saya yang sudah basah karena melihat suami saya dengan Hanum.
Saya pun segera naik turun di pangkuan si Jaka tanpa melepas cangcut saya terlebih dahulu, sementara suami saya masih sedang menjilati memeknya Hanum.
Plook…ploook…ploook…benturan pantat saya dengan paha Jaka terdengar nyaring, tapi sepertinya tidak terdengar oleh Dendi suamiku yang sedang fokus mengerjai memeknya Hanum. Hanya Anis yang sesekali melihat ke saya sambil tersenyum
Saya:”aagh enak Jak, ayo entot tante dari bawah, jangan diem bae”
Jaka pun tersenyum dan segera mengimbangi gerakan saya dengan menyodokan kontolnya dari bawah.

Aku pun sudah diam hanya Jaka yang bergerak, aku sudah kecapean apalagi dalam kondisi hamil mudah sekali terasa lelah. Sementara ku lihat suami ku sudah duduk depan selangkangan Hanum. Sepertinya Hanum sudah mencapai orgasmenya yang pertama.
Saya:”Jaka, ganti posisi, ewe tante Dewi dari belakang” ucap saya sambil mencabut kontol Jaka dan turun dari pangkuannya. Aku pun segera menungging dan berpegangan di ujung kasur.
Jaka pun segera bergerak ke belakang saya dan memegang pantat saya. Jaka mengangkat kaki kanan saya lalu menyodokan kontolnya ke memek saya.
Bleeees….
Saya:”Aaawh, pelan Jak, sakit heunceut tante ih” ucap saya ngomel sama Jaka yang maen tusuk saja. Jaka pun hanya cengar-cengir saja.
Ploook…ploook..ploook si jaka pun mulai menyetubuhi saya lagi.

Suami saya pun menoleh kepada saya.
Saya:”aaagh Pah, mamah diewe Jaka, abis papah sibuk sama Hanum uuuh, lupa sama mamah” ucap saya dengan ekpresi sedang merasakan kenikmatan untuk memanasi suami saya.
Suami:”Nanti ya mah, kita ngentot di luar sama papah, setelah selesai papah sama Hanum” ucap Suami saya.
Sementara Jaka mempercepat sodokan kontolnya, sepertinya dia sudah tidak tahan lagi.

Saya:”Aaagh Jak, terus kencengin, aagh nodain tante di depan suami tante aaaag, zinahi tante sayang aaagh anjing sampai gancet” racau saya. Sementara Jaka pun makin beringas menyodok memek saya habis-habisan. Tak lama Jaka pun membenamkan seleruh kontolnya ke memek saya. Crooot…croooot…
Saya pun merasakan semburan sprema walau tak banyak seperti sebelumnya.
Tapi tak ayal memek saya terasa hangat dan lengket.
Saya pun langsung roboh dan terduduk sementara si jaka langsung menarik kontolnya dan duduk juga di belakang saya.

Suami saya tampak turun dari ranjang dan lalu membantu saya berdiri dan merebahkan saya di kasur.
Saya:”Makasih Pah, mamah lemes, sekarang cepet lemes kalau habis diewe”
Suami:”Ia, kamu bisa istirahat sekarang sayang” ucap sambil mengecup bibir saya. Saya pun segera melumat bibirnya Dendi.
Suami saya pun kemudian mendorong saya sehingga pagutan saya terlepas.
Saya:”Papa ikh jahat”
Suami:”Papah belum selesai dengan Hanum mah”

Saya:Emmmpz, ya udah, sekarang waktunya papah merampas kehormatannya Hanum, sana nodain dia” ucap saya sambil menepuk pantat suami saya.
Suami:”Tapi Hanum kayaknya masih capek?
Saya:”Han, ayo bangun, inget yang mamah kamu ajarkan waktu mamah kamu diewe sama suami tante”
Hanum yang tadinya rebahan segera bangun dan mendekati saya serta suami saya.
Hanum:”Ia tan, masih inget”

Anis:”Jak sini, ke sebelah bibi” ucap Anis tegas kepada Jaka. Jaka pun tampak kebingungan tapi bangun juga dan segera mendatangi Anis dan duduk di sampingnya.
Saya pun memperhatikan Anis, entah apa yang mau dia lakukan.
Anis:”Neng lihat sini, seperti yang pernah mamah ajarkan, kamu pegang kontolnya Om dendi” ucap Anis dan tangannya langsung memegang kontol si Jaka yang memang belum mengenakan celananya lagi.
Jaka pun tampak terkejut tapi selanjutnya senang kontolnya dipegang oleh Anis. Sementara Hanum pun segera terngkurap dan kemudian memegang kontol suami saya menggunakan tangan kanannya.

Suami saya pun segera meremasi susu saya sementara kontolnya mulai dikocok-kocok sama Hanum.
Saya:”Aaagh Pah, liat Pah, heunceut mamah ada peju si Jakanya meleleh, 2 kali dia buang di dalem pah, kalau gak sedang hamil bisa bunting mamah oleh berondong hihi”
Suami:Dasar kamu ya mah, memang mau hamil sama orang lain selain oleh papah?
Saya:”Kalau papah ngijinin boleh, hehe gimana ya rasanya” ucap saya, terus menggoda suami saya, padahal bayi yang sekarang dalam perut saya pun saya gak yakin anak suami saya atau bukan.

Suami:”Nanti papah pikirkan dech” ucapnya membuat saya terkejut.
Anis:”Nah gitu neng, kocok-kocok dulu kanjutnya Om” ucap Anis dan ku lihat dia pun mengocok-ngocok kontolnya si Jaka.
Jaka:”Tan, ampun aaagh ngilu” ucap jaka, tampak kontol si Jaka cuma setengah tegang.
Saya:”hehe kak Anis nafsu banget, sange ya kak, sampai segitunya, haha kasihan tuch si Jaka”
Anis:”Aaagh cemen si jaka mah neng, masa gini aza ngilu” tampak Anis mengocok-ngocok kontol si Jaka lebih kencang lagi.
Jaka:”Ampun bi, ngilu beneran ini” tampak tangan si jaka berusaha menahan tangannya Anis.

Anis:”Jiah payah kamu, hihi” ucap Anis dan melepaskan tangannya dari kontol si Jaka. Si Jaka pun segera menyingkir dan turun dari ranjang dan duduk di lantai kamar.
Saya:”Kak, udah sini, bantuin Hanum saja, ini kontol suami saya masih tegak dan gagah”
Anis pun tersenyum dan mendekati saya lalu duduk di atas ranjang dekat suami saya.

Anis:”Dijilat neng, dari zakarnya dulu” ucap Anis kepada Hanum. Hanum pun sempat melihat ibunya sejenak lalu mulai menjilati zakar suami saya.
Saya pun memilih untuk bangun untuk melihat lebih jelas. Suami saya pun kemudian selonjoran di mana kedua kakinya berada di samping Hanum yang tengkurap.
Saya:”Makin pinter saja kak, cepet belajar Hanum, bisa mungkin saya promosikan jadi bondon hihi”
Anis:”agh jangan kalau Hanum mah neng, biar mamahnya aza kalau jadi bondon”
Hanum tampak terkejut dan melihat ke saya serta ibunya bergantian.

Anis:”Udah neng lanjutkan, buat puas Om Dendi, gimana Pak enak gak jilatan anak saya”
Suami:”udah lebih enak dibanding waktu di mobil tadi” ucap suami saya.
Saya:”Hayo, berarti kontol kamu dijilatin dan diisap sama Hanum ya, pasti kamu yang minta”
Suami:”Nggak koq mah, hanum yang nawarin”
Saya:”masa sich, ia kan Han, tadi bilang gak digrepe, gak ada apa-apa?
Hanum pun berhenti sejenak untuk menjawab pertanyaan dari saya.

Hanum:”Ia tan, hanum yang nawarin om untuk Hanum isep kontolnya” ucap Hanum, saya pun terkejut, bukan hanya karena ternyata memang Hanum yang nawarin tapi hanum sudah berani lantang mengucapkan kata kontol.
Saya:”Mantap Han, kamu berbakat untuk memuaskan para lelaki” ucap saya. Hanum pun kembali menjilati kontol suami saya, sekarang sudah mulai pindah ke batang kontol suami saya.
Anis:”Mantap neng, berarti ajaran dari mamah kamu jalankan hihi, ia kan neng Dewi”
Saya:”betul Kak”

Hanum pun menatap saya dan Anis sambil menjilati batang kontol suami saya. Kemudian Hanum mulai menjilati kepala kontol suami saya. Lidahnya menyapu setiap inci bagian kepala kontol Dendi.
Sekarang lidah Hanum mulai menjilati lubang kencing kontolnya Dendi, persis seperti yang pernah dilakukan oleh mamahnya.
Suami:”Aaagh geli uuugh”
Saya:”Enak Pah?
Suami:”Uugh geli ampun”
Saya:”Makin pinter aza kamu Hanum”

Hanum pun mulai memasukan kontol suami saya ke dalam mulutnya. Tampak tak ada keraguan di wajahnya. Dia pun melakukannya samibl melihat kepada saya dan Anis secara bergantian, seolah ingin menunjukan bahwa aku bisa.
Hanum pun berusaha memasukan seluruh batang kontol suaminya, tapi nampak tidak sanggup, juga tekniknya masih mentah membuat dia tersedak…
Hanum:”hoooooekk..aaagh”
Saya pun berbisk kepada suami saya.
Saya:”Pah, udah, ewe aza hanumnya, kasihan suruh nyepong, belum terlalu bisa” ucap saya sangat pelan di telinga suami saya.

Suami:”Han, udah, sekarang kamu terlentang dan ngangkang” perintah suami saya. Seketika raut wajah hanum berubah, tampak menggambarkan wajah yang ketakutan.
Hanum:”Om mau entot Hanum?
Anis:”Udah, nangkarak neng (terlentang), Om Dendi pasti ati-ati (hati-hati)”
Hanum pun akhirnya menurut dan segera terlentang. Nafasnya sedikit tidak beraturan, matanya tertuju ke kontol suami saya.

POV SUAMI

Setelah Hanum terlentang, saya pun segera melebarkan kedua pahanya Hanum. Kakinya saya taruh di kedua pinggang saya.
Saya:”Santai, dibawa rileks saja, Om pelan-pelan koq” ucap saya sambil mendekati Hanum dan saya lumat bibirnya. Hanum pun membalas ciuman dari saya. Ku lihat Dewi berpindah ke samping Hanum. Tangannya segera memegang tetek Hanum dan meremas-remasnya. Dewi membantu mengalihkan perhatian Hanum.
Saya pun melepaskan pagutan saya di mulut Hanum. Saya pun bersiap untuk segera merenggut keperawanan Hanum.

Perlahan saya menggesekan kontol saya di bibir memeknya Hanum. Hanum nampak sekali tegang, kemudian dia memejamkan matanya.
Saya pun menggesek-gesekan kontol saya di itilnya Hanum, untuk membuat dia terangsang kembali. Hanum pun tak ayal meleguh,
Hanum:”Aagh Om, tante”
Sementara Dewi masih meremas-remas susunya Hanum.

Wife:”Kenapa neng, heunceut kamu kenapa?
Hanum”Itilnya Hanum digesek sama kontolnya Om Dendi”
Saya:”Enak gak, kamu suka?
Hanum:”Su..suka Om Aaaghhh”
Wife:”Udah basah lagi belum heunceutnya Pah” istri saya berbisik di telinga saya.

Saya hanya menggukan kepala saya. Memek Hanum memang sudah mulai basah lagi.
Saya pun perlahan memasukan kepala kontol saya, saya selipkan di bibir memeknya.
Hanum pun tampak membuka matanya.
Hanum:aaaw..Tante, Mah, Hanum takut”
Wife:”kenapa sayang? Tanya istri saya sambil mengelus-elus kepalanya Hanum, tidak lagi meremas-remas payudara Hanum lagi.
Anis:”Ia kenapa neng?

Hanum:”Kontolnya Om…”
Anis:”Kenapa neng kontolna si Om”
Hanum:”Kontolnya masuk ke memek neng”
Anis:”Baru kepalanya, jangan takut, Om pasti pelan-pelan, itu cuma didiemkan aza” ucap Anis.
Saya pun tersenyum dan menarik keluar kontol saya kembali lalu saya masukkan kembali kepalanya, perlahan say dorong sedikit demi sedikit. Hanum kali ini tak memejamkan matanya, hanya tampak dia menggigit bibir bawahnya dan nafasnya sedikit tak beraturan sambil menatap saya dengan tatapan mata yang sayu.

Memek Hanum sudah cukup basah, saya pun mulai tidak sabar. Saya pun kembali mendorong kontol saya agar masuk lebih dalam lagi ke memeknya Hanum.
Hanum tampak mulai kesakitan.
Hanum:”aaagh sakit Om, perih, uuugh gak muat, kontolnya Om gede aduh” Hanum pun mulai berontak namum segera dipegaingin oleh Dewi dan Anis. Aku tak memperhatikan di mana si jaka.
Hanum:”Udah dulu Om, sakit aaaagh”

Wife:”Tenang saja Han, paling bentaran sakitnya, di tahan dulu, biar kamu cepet ngerasain nikmatnya”
Saya pun mencondongkan badan saya dan menahan dengan kedua siku agar tak menindih Hanum. Kemudian saya melumat bibirnya Hanum.
Hanum:”eeeempz Om…sakiiiit eemmmmpz”
Saya pun semakin mendorong kontol saya, terasa kontol saya pun sedikit ngilu biar pun memeknya Hanum dalam kondisi basah.

Saya sudah tak sabar lagi. Segera saya sodokan kontol saya lebih dalam lagi.
Hanum:”aaaagh sakiiiiit” segera saya pun menindih Hanum, kali ini sengaja tak saya tahan menggunakan siku lagi.
Saya berusaha melumat bibirnya Hanum, tapi kali ini dia seperti menghindar.
Hanum:”sakit Om udah aaaah”
Tapi teriakan Hanum justru semakin membuat saya bergairah. Saya pun sodokan kontol saya sekaligus dan sekuat tenaga.

Hanum:”ampun ya ***** sakit banget aaakh mamah” saya pun merasakan suatu sobekan di dalam memeknya Hanum. Sepertinya saya sudah berhasil merobek selaput daranya.
Wife:”Udah Pah?
Saya:”sudah mah aagh, jepit banget memeknya”
Ku Lihat Anis dan istri saya kedua tampak bergerak dan melepaskan pegangan tangannya di tangan Hanum.
Sementara Hanum segera berontak kembali. Tapi saya mendekapnya erat dan mulai menyodokan kontol saya keluar masuk. Sungguh sempit memeknya dan sekarang mulai begitu nikmat.

Wife:”Ia, udah berdarah heuncetnya Hanum kak”
Anis:”Ia, udah robek selaput dara anak saya neng”
Tampak keduanya kembali bergerak mendekati kepala Hanum.
Sementara Hanum seperti kehabisan suara, hanya terisak-isak dan air mata meleleh dari ke kedua pipinya.
Entah dia sedih karena telah kehilangan keperawanannya atau karena memeknya sakit atau karena keduanya. Tapi akal sehat saya juga sudah hilang, air mata Hanum malah membuat birahi saya makin tinggi. Saya pun mempercepat sodokan kontol saya di memeknya Hanum.

Hanum:”aaagh ampuuun hu..huh..hiks..hiks sakit”
Wife:”Pah pelanin dikit napa sodokan kontol kamu, kasihan Hanum, sudah pertama kali, langsung kena sodok kontol gede dan panjang” ucap istri saya
Saya tidak menjawab tapi sedikit menurunkan tempo sodokan kontol saya.
Anis:”Udah gpp neng, yang sabar ya, tahan, nanti juga kedua dan ketiga kalinya bakalan enak, selaput dara kamu sudah robek ditembus kontolna Om Dendi, kamu sudah dinodai, kamu sudah kelihangan kehormatan kamu neng, jadi udah ikhlaskan, neng kamu sudah tida suci lagi, nikmatin saja”
Hanum masih terisak-isak tapi kini tak terlalu berontak. Dia pun mau menerima ciuman saya lagi dan malah membalas. lidah kami saling membelit.
Hanum:”Uggggh..ugggh Om mmmmpz, perih memek aku”
Anis:”ya gitu neng, dinikmatin saja”

Ploook..ploook…ploook saya pun lebih leuasa menyodokan kontol saya dan menyetubuhi Hanum.
Saya:”Masih sakit memeknya?
Hanum:”Masih perih Om, memeknya Hanum, pelanin dikit lagi ya”
Saya pun malah bukannya memelankan tapi saya diamkan kontol saya beberapa saat, kebetulan jepitan memek Hanum hampir membuat saya keluar.

Saya pun mendekap Hanum dengan erat.
Wife:”Om kasar ya Han?
Hanum:”Ia, tadi kasar banget, Hanum seperti lagi diperkosa tan”
Wife:”ia, om sudah dikuasai nafsu binatangnya, jadi ya kamu pun diperlakukan seperti binatang, ya maklum, mau puber kedua, nemu heunceut perawan lagi, ia kan Kak”
Anis:”Ia hehe, ayo ewe lagi Hanumnya Om Dendi, koq malah diam”

Saya pun kembali menggenjot memeknya Hanum secara perlahan agar dia tidak kesakitan. Hanum pun kini mulai menggoyangkan pantatnya mungkin dia sudah bisa menyesuaikan diri dengan kontol saya.
Hanum:”uuugh…aaah Om, enak aaagh tapi masih perih juga memek aku Om”
Saya pun kembali melumat bibrnya Hanum.
Hanum:”mmmpz aaagh…aaaaagh”
Anis:”Gimana neng?
Hanum:”mmmpz” Hanum pun melepaskan pagutan saya. Saya pun memindahkan lumatan saya ke leher Hanum:”Ia Mah, agak enak, tapi masih perih memek Hanum”
Anis:”Enak apa agak enak?
Hanum:”Hehe, enak ternyata ya mah diewe itu, tapi sakit banget waktu pertama kali” ucap Hanum sambil tersipu malu.

Wife:”Haha, ya udah sekarang mah, kalian enakin dech”
Ploook..ploook…ploook saya mulai mulai mempercepat sodokan kontol saya lagi.
Terasa begitu nikmat dan begitu menjepit memeknya si Hanum.
Benturan paha saya dan pantat hanum mulai terdengar nyaring lagi.
Hanum:”aaaaagh perih tapi enak Om uuugh”
Saya:”Ia, memek kamu gila, sempit banget sayang”
Saya pun terus menciumi lehernya Hanum dan memberi banyak cupangan di sana. Leher hanum benar-benar menjadi penuh bekas cupangan.

Wife:”Udah berani panggil sayang ya, rakus bener si Papah, sampai leher Hanum penuh merah-merah gitu”
Hanum:”ia Tan, leher sama nenen Hanum banyak dimerahin, dicupangin sama Om Dendi” ucap Hanum dan justru makin membuat saya bergairah.
Saya pun semakin bernafsu…saya pun segera mempercepat sodokan kontol saya ke memeknya Hanum.
Plooook…ploook..ploooooook

Hanum:”aaagh sakit, perih lagi memeknya Hanum Om”
Tapi saya tidak memperdulikan, kenikmatan luar biasa kembali menguasai saya saya genjot dan dekap Hanum sambil kini mulut saya menciumi susunya Hanum.
Pentilnya saya isap, pentil Hanum sudah mengacung meski tidak besar.
Hanum:”aaagh Hanum pengen kencing Om”
Saya tak memperdulikannya, saya genjot memeknya Hanum dengan sekuat tenaga.

Ploook…Ploook…Ploook
Hanum:”aaagh Om, enaaak” Hanum mengejang dalam dekapan saya, sepertinya dia orgasme, bukan kencing.
Saya pun semakin mempercepat sodokan kontol saya sampai saya tak tahan lagi dan saya jejalkan kontol saya dalam-dalam walau tidak berhasil masuk semua ke memeknya Hanum.
Saya:”aaagh, Om Keluar” ucap saya berteriak cukup kencang.
Hanum:”Aaagh Om, sakiit” Hanum pun berteriak cukup keras juga.

Croot..crooot…crooot sprema saya pun memenuhi memeknya Hanum..
Hanum pun terdiam dan matanya sedikit mendelik.
Hanum:”sakiit, om jejalin kontolnya aaagh” ucap Hanum
Saya pun segera melumat bibirnya hanum kembali. Saya suka sekali menciumin bibirnya Hanum. Rasanya luar biasa. Harus diakui hanum jauh lebih cantik dan dewasa di banding Fani. Tapi Fani lebih nakal dan memeknya lebih mungil dan lebih kecil. Kalau soal sempit sepertinya sich sama-sama sempit karena waktu saya coba masih perawan semua.

Terasa kontol masih berkedut beberapa kali memuntahkan sperma.
Lalu saya pun mencabut kontol saya dan berguling ke samping Hanum.
Hanum pun tampak masih mengangkang dan nafasnya terdengar berat.
Wife:”Istirahat dulu dech kalian, hihi, aku mau lihat anakku dulu” ucap istri saya sambil turun dari ranjang meninggalkan kami semua. Tampak si jaka rupanya duduk di samping Anis.

Anis:”Gimana Jak, kamu lihat Hanum temen kamu dinodai sama Om Dendi? Perasaan kamu gimana?
Jaka:”Jaka juga pengen tan, ngentotin Hanum” ucap Jaka
Anis:”Eh, bandel ya, dasar kamu, udah di kasih heunceutnya bu Dewi malah ngelunjak minta momoknya Hanum nich si jaka, pak Dendi”
Saya:”Hanum milik saya seorang” ucap saya ngasal sambil memeluk Hanum dan saya lumat bibirnya, Hanum pun taka da rasa malu lagi ditonton si jaka dia pun memiringkan badannya dan berciuman dengan saya.

Hanum:”Hehe Om…, mah, sekarang Hanum udah gak suci lagi mah, Hanum sudah dinodain sama Om Dendi, kehormatan Hanum sudah dirampas”
Anis:”Ia neng, semua salah bapakmu, kamu nikmatin saja neng, mamah bakal biarin kalian berduaan, mungkin Pak Dendi nanti pengen nambah”
Hanum:”Om masih mau nambah?
Saya:”Belum tahu lihat nanti, yang pasti kamu tidur di sini saja bareng om”
Hanum:”Ia Om”

Anis:”Ayo kita keluar, biarkan Hanum sama Om dendi berdua” ucap Anis dan langsung menuntun tangan Jaka keluar dari kamar. Anis pun kemudian menutup pintu kamar. Tinggal saya dan Hanum yang berdua di dalam kamar.
Hanum:”udah Om, Hanum pengen pipis” ucap Hanum yang masih saya ciumin leher dan belakang telingannya.
Saya:”Ya udah, ayo” ucap saya dan melepaskan Hanum.
Hanum pun berusaha bangun, tapi nampak kesusahan. Sepertinya karena selangkangannya masih sakit.
Saya pun membantu Hanum untuk bangun.

Terlihat kain seprai di bagian tengahnya berwarna merah, bekas darah keperawanan Hanum. Saya pun menuntun Hanum turun dari ranjang.
Saya pun menarik kain seprai yang sudah berantakan dan ada bercak darahnya. Saya pun menaruh kain seprai di pojokan. Setelah itu saya menuntun Hanum menuju kamar mandi.
Hanum:”sakitnya terasa lagi om” ucap Hanum
Saya:”Makanya saya tuntun ayo” kami pun kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Saya pun segera menuntun Hanum ke bawah shower.

Saya:”Ya udah sekarang kamu pipis, masih bisa jongkok sendiri kan?
Hanum:”Bisa om, tapi Om keluar dulu…” Hanum meminta saya keluar dari kamar mandi.
Saya:”Saya di sini saja, jagain kamu, sekalian pengen lihat kamu pipis” ucap saya.
Hanum:”ih Om, buat apa, Hanum malu”
Saya:”Kenapa malu, barusan kita habis bersetubuh kan?
Hanum:”Ya udah” ucap Hanum pasrah. Dia pun segera jongkok.Cukup lama, tapi belum keluar juga.

Saya:”Koq gak keluar juga? Tanya saya sambil memperhatikan selangkangannya Hanum.
Hanum:”Gak tahu, mungkin karena ada om” sambil menunduk tidak menatap kepada saya
Saya:”Uda gpp” ucap saya sambil sengaja ikutan jongok dan kini saya berhadapan langsung dengan Hanum.
Hanum:”Ikh om koq malah ikutan jongkok, Hanum makin malu” ucapnya, kini dia menatap saya, wajahnya sedikit bersemu merah.

Saya:”Udah pipis saja sayang, kamu rasakan sesuatu yang berbeda, sensasinya gimana gitu, pipis sambil di lihatin sama Om” ucap Saya.
Hanum pun menganggukan kepalanya dan tampak dia seperti ngeden.
Akhirnya memeknya Hanum pun membuka dan cuuuur…keluar juga air kencing Hanum.
Kulihat Hanum tampak nyengir seperti menahan sesuatu.
Saya:”Kenapa sayang?
Hanum:” Memek Hanum Perih Om”

Saya:”Ya udah ditahan saja, sekarang udah pipis, udah lega kan?
Hanum:”Ia Om, rasanya gimana gitu ya, pipis di depan Om, terus om lihatin memeknya Hanum”
Saya:”Apa saya bilang, ya udah, mau mandi sekalian biar seger?
Hanum:”Kalau gak mandi dulu boleh gak Om, masih sakit dan perih banget, Hanum pengen tiduran aza”
Saya:”Ya gpp, ya ayo Om bantu jalan”
Saya pun menuntun Hanum kembali ke dalam kamar.

Saya:”wah gak ada seprai cadangan ya, gpp gak pakai seprai”
Hanum:”Gpp Om” ucap Hanum sambil merangkak naik ke atas kasur.
Hanum:”aaaawwwwww Om” ucapnya sambil menoleh sebentar.
Plaaak…saya pun menampar pantat Hanum saat dia naik ke ranjang hingga pantatnya memerah.
Hanum pun kemudian merebah kan badannya di atas kasur.

Saya pun kemudian mengambil bed cover dan menyelimuti Hanum. Saya pun kemudian pergi ke kamar mandi.
Segara saya pun mandi dengan air hangat dari shower, lumayan untuk memulihkan lagi tenaga saya.
Setelah Mandi saya pun kembali ke dalam kamar. Tampak Hanum sepertinya sudah tertidur. Saya pun segera memakai baju baru lagi, baju yang tadi saya pakai saya kumpulkan bersama seprai yang penuh noda darah Hanum.

Saya pun mengumpulkan pakaian Hanum dan menaruhnya di sudut ranjang. Kemudian saya segera keluar dari kamar saya untuk mencari istri saya.


POV WIFE

Saya pun segera keluar dari kamar utama menuju kamar si Jaka untuk melihat anak-anak saya. Tampak anak-anak masih terlelap tidur.
Saya pun merebahkan diri di samping Intan. Terasa dingin sekali, saya pun segera mematikan ac dan memejamkan mata saya. Tapi tak lama saya mendengar pintu kamar dibuka. Saya pun segera membuka mata saya. Tampak Jaka masuk ke dalam kamar.

Saya:”Udah selesai?
Jaka:”Apanya Tan?
Saya:”Itu, suami tante sama Hanum, gak lanjut?
Jaka:”Nggak tau, tadi saya ditarik mamahnya Hanum keluar kamar”
Saya:”Terus, mana sekarang kak Anis?
Jaka:”Pulang katanya”

Saya:”Oh, ya udah kita tidur, saya tidur di sini ya, tapi kayaknya kepenuhan dech jadinya, kamu gpp tidur di sofa?
Jaka:”Gpp tan, tapi? Ucap Jaka tak diteruskannya, tapi tangannya mengelus selangkangannya yang tampak bangun lagi.
Saya:”Kontol kamu meleugeung lagi?
Jaka:”Ia tan, dari tadi pas lihat Hanum diperawanin sama suami tante”
Saya:”Terus kamu mau ngajak saya ewean dulu?
Jaka:”Hehe, kalau tante mau…”
Saya:”Yah, yang enak-enak mah, tante Dewi pasti mau, ya udah kamu lepas semua baju kamu, langsung rebahan di sini ya, biar tante di atas” ucap saya.

Jaka pun dengan penuh semangat segera melepas bajunya hingga telanjang. Saya pun segera bangkit dan duduk di atas ranjang.
Jaka pun segera naik ke ranjang dan langsung saja merebahkan badannya. Saya pun segera melepas gaun tidur saya dan menyisakan cangcut saja.
Saya pun segera merangkak menaiki bada Jaka.
Saya pun segera menududuki selangkangannya.

Saya hanya menggeser cangcut saya sedikit dan kemudian mengarahkan kontol Jaka yang sudah berdiri tegak ke dalam memek saya. Meski belum basah, kontol Jaka dapat dengan mudah masuk ke memek saya.
Saya:”Jak, kamu yang genjot heunceut tante dari bawah ya”
Jaka pun menganggukan kepalanya dan segera memegang pantat saya. Jaka pun segera menyodok-nyodokan kontolnya dari bawah.

Saya hanya tinggal mengimbangi gerakannya sedikit dari atas.
Saya:”Ugggh, ia gitu Jak, aaah kamu makin pinter ngewenya aaah” perlahan memek saya pun mulai basah.
Plooook..ploook..ploook Jaka begitu semangat menyetubuhi saya.
Saya:”Semangat banget kamu jak, ini yang ketiga kalinya hari ini tante Dewi kamu ewe, anjing masih aza enak aaagh”
Jaka:”hehe, mumpung bisa tan, saya mau ewe tante sebanyak-banyak dan sesering mungkin”
Saya:”Kayak yang kuat aza, paling ini dijepit heunceut tante bentar nanti langsung bucat juga ugggh” ucap saya sambil naik turun dan kadang maju mundur.

Jaka:”Ini buktinya tan, kontol jaka sudah keras lagi, dan sekarang lagi ngobrak-ngabrik heunceut tante”
Saya:”So kamu Jak, apa karena kamu tadi lihat temen kamu Hanum diewe sama suami tante Dewi?
Jaka:”Hehe ia juga tan, jadi sange jaka liat Hanum, jadi pengen ngewe hanum juga”
Saya:”Mulai ngelunjak ya kamu jak…agghh ia kencengin kaya gitu Jak, nikmat aaaah”
Jaka memang mempercepat sodokan kontolnya. Ploook…plooook…ploook benturan paha jaka dan pantat saya nyaring terdengar sampai Intan membuka matanya.

Intan:”Mamah lagi ngapain lagi sama Om Jaka?
Saya:”Eh, neng kamu bangun, aduh, mamah lagi dizinahi sama Om Jaka ini, kontol Om Jaka sama heunceut mamah sampai gancet aaah”
Intan:”Kuda-kudaan mah? Tanya intan lagi kali ini dia memiringkan badannya.
Saya:”Ia neng, kalau orang dewasa aagh kuda-kudaan namanya ewean aagh, Intan bobo lagi ya, besok kan jalan-jalan lagi, nanti kesiangan”
Intan pun mengangukkan kepalanya dan kemudian berbalik memunggungi kami.

Saya:”Sssst, Jaka terlalu kencang, entar Revan bangun juga”
Jaka:”Ia tan, habis enak banget” jawabnya singkat sambil merem melek, tampak Jaka sekarang sudah terbiasa dilihat Intan, jadi tidak gugup melihat Intan bangun.
Sementara kulihat Intan sepertinya sudah tertidur kembali.
Tiba-tiba saya mendengar pintu diketuk dan kemudian dibuka.

Saya dan Jaka segera melihat ke pintu. Tampak Dendi suami saya sudah berdiri di depan pintu.
Jaka pun kaget dan dia terdiam sambil tangannya memegangi buah pantat saya.
Saya:”egh papah, ngagetin saja, kirain siapa?
Suami:”Mamah, katanya mau lihat anak-anak, tahunya malah ngentot sama si Jaka”
Saya:”Igh Papah, tadi memang mamah ngecek anak-anak, ternyata mereka anteng aza pada nyenyak tidurnya terus Jaka datang, katanya sange lihat Hanum papah gagahin, eh dia terus gagahin mamah”
Suami:”Ya udah, lanjutkan dulu sampai selesai” ucap suami saya sambil berjalan menuju ke kami dan kemudian duduk di ujung sebrang ranjang di samping Revan.

Saya:”Jak, malah diem, kayak yang sawan gitu, ayo ewe tante Dewi lagi, Om gak gangguin koq cuma nonton saja ia kan Pah”
Suami:”Ia Mah, papah masih capek juga”
Jaka:”saya entot lagi ya tan” ucap Jaka dan mulai menaik turunkan badan saya lagi, tangannya kini di pinggang saya. Jaka pun menyodokan kontolnya kembali.

Ploook..ploook…plook
Saya:”aaagh Jak, cepetan aaagh tante mau sampai, uuggh enak aaaagk anijing ngentooooot”
Jaka:”Jaka juga tan, kita barengan” ucap Jaka sambil menyodokan kontolnya lebih cepat lagi.
Plooo..ploook..ploook
Saya:”Aagh, enak aaagh”
Suami:”Jangan terlalu ribut mah, ntar anak-anak bangun”
Saya:”hehe, maaf Pah, abis keenakan mamah aaah lagi gancet” ucap saya mengejang, tak sangka saya cepat keluar digagahi si jaka di depan suami saya.
Si Jaka pun kemudian mencengram pantat saya yang masih terbungkus cangcut warna merah dan menyodokan kontolnya sedalam mungkin. Saya pun merasakan semprotan sprema meski tak banyak.

Nafas kami pun ngos-ngosan, kami terdiam beberapa saat dengan kontol si jaka masih menancap di memek saya.
Saya:”Udah Jak, cabut ah, entar gancet lagi, om marah” ucap saya sambil mengangkat badan saya, kontol si Jaka pun akhirnya terlepas dan sudah mulai layu. Jaka pun segera bergesar dan turun dari ranjang. Memberi saya tempat untuk berebah karena melihat kondisi saya yang sedang hamil.
Saya pun segera rebahan di samping Intan. Suami saya pun segera mendekati saya lalu duduk di samping Jaka.

Saya:”Lemes Pah, bentar ya, mamah rebahan dulu”
Suami:”Santai saja, mau kemana juga kan”
Jaka:”Saya permisi ke kamar mandi dulu ya Om”
Suami:”Ya” jawab suami saya singkat

Jaka pun segera pergi masuk ke dalam kamar mandi.
Suami:”berapa kali sudah jadinya kamu digagahi si jaka mah?
Saya:”3 kali sudah Pah, dia makin kuat sekarang ngewenya, gak kayak waktu pertama kali dulu, mamah udah bisa merasakan kenikmatan lebih sama Jaka Pah hehe”
Suami:”Oh, gak nanya koq papah, dia kuat atau nggaknya”
Saya:”Yee, judes lagi, padahal baru ngembat heunceut perawan hihi”
Suami:”Hehe, ya sudah kamu mandi dulu mah, eh Anis mana? Tanya suami saya.

Saya:”Dia pulang ke kamarnya Pah, kasihan dia gak ada yang nyentuh, padahal pasti sange”
Suami:”Hehe, besok lagi papah sentuh dia hehe”
Saya:”Hanum gimana Pah? Belum sempat suami saya menjawab Jaka sudah keluar dari kamar mandi.
Saya:” Jak, kamu tidur di sofa gpp kan?
Jaka:”Gpp tan”
Suami:”Kenapa, memang nanti kamar ini dipakai siapa?

Saya:”Penuh banget Pah, mamah tidur di sini saja, Papah sama Hanum nah Jaka di sofa, ya terpaksa, besok kita minta bed tambahan kalau-kalau Hanum masih tidur di sini”
Suami:”Malam ini saja palingan mah, besok Hanum tidur sama Anis mamahnya”
Saya:”Sorry ya jak, tapi kamu udah menang banyak koq hihi”
Jaka:”Gpp lah tan, tidur di luar juga rela asal bisa ngewe sama tante Dewi”
Suami:”Ia udah menang banyak dia, sampai ngentotin kamu 3 kali”


Saya:”haha, papah cemburu ya, abis papah tadi sore tidur sich, jadinya mamah ngewe sama Jaka, eh jaka, sini, lepasin cangcut tante, ini buat kamu”
Suami:”Hah, maksudnya?
Saya:”Jaka suka coli katanya sambil bayangin mamah, jadi mamah kasih cangcut mamah saja pah, buat dia coli hihi”
Suami:”Ya terserah dech, cabut sana Jak” ucap suami saya.

Jaka pun melihat suami saya sejenak lalu mendekati kaki saya.
Saya:”Ayo lepas saja cangcut tante Dewi, gak usah ragu gitu, ngewein tante Dewi kamu gak ragu-ragu main tojos aza heunceut tante Dewi” ucap saya sambil mengangkat pantat saya. Jaka pun segera menarik cangcut saya dan melolosi melalui kedua kaki saya dan memasukan ke dalam saku celananya.
Saya:”Hehe, nah gitu pinter, cangcut aku langsung disakuin Pah, hihi, takut kamu minta lagi kali”
Suami:”Hehe, dasar kamu mah”
Sementara jaka kulihat senyum cengengesan.

Jaka pun segera pamit keluar dari kamar.
Saya:”Papah, mamah mandi dulu ya, badan mamah bau si Jaka, dan di heunceut mamah ada pejunya Jaka juga, eh Hanum gimana?
Suami:”Tidur dia, kecapean ya sana mandi dulu, bersihin henceut kamu mah, Papah mau nongrokng dulu di balkon” ucap suami saya
Saya:”ia Pah” ucap saya sambil turun dari ranjang dan meninggalkan suami saya. Saya pun segera masuk ke dalam kamar utama dan ku lihat Hanum terlelap tidur. Saya pun segera masuk ke kamar mandi.

Komentar

Anonim mengatakan…
Ko episodenya banyak yang ilang yahh?
Tifani mengatakan…
Episode 33/34 Sama Episode nyaa.

Postingan populer dari blog ini

Cerita Seks: Bocah Nyusu Plus Ngentot Efni

Mama Gitu Dehh 1 - 5

Tukang Kebun yang Menggarap Memekku