Binalnya istriku dewi 29

Besoknya, kebetulan saya masih libur satu hari lagi kami pergi ke rumah ibu dan bapaknya Dewi untuk memberikan oleh-oleh, kebetulan kalau kedua ortu saya sudah meninggal. Habis dari sana kami pergi ke rumah Luna adiknya Dewi atau yang paling bungsu.



Di sana kami cuma bertemu Luna, sedang suaminya sdh berangkat kerja. Luna berperawakan lebih mirip Dewi dari pada Mega.Tubuhnya langsing, tingginya pun mirip-mirip Dewi, sedikit lebih pendek dari Dewi.



Tapi kulitnya lebih putih dari Dewi, dan pantatnya sedikit tenggeng mirip dengan Mega.Sayang waktu itu tidak terlalu terlihat karena Luna memakai baju kurung lebar warna pink polos, bahkan jilbanya pun panjang sampai ke perut.

Si Luna ini lebih muda dari Ida, umurnya baru 24 tahun, baru 2 tahun lulus kuliah, anaknya satu baru 3 tahunan lebih kurang sama dengan Revan. Si Luna sudah menikah sejak masih kuliah dengan Dosennya di kampusnya. Dia sudah hamil duluan sebelum menikah. Jadi setelah melahirkan dia di nikahkan, jadi saat kulaih dia sdh punya anak, tapi belum punya anak lagi sampai sekarang.



Dia antara tiga bersaudara memang Luna dikenal sedikit bandel, tapi setelah menikah penampilannya berubah 180 derajat sepertinya sangat alim, mengikuti gaya kakak-kakaknya, jadi saya pun agak segan.

Suaminya lebih tua dari saya ataupun Wily, umurnya mungkin 38 tahunan.





Kami pun segere bersalaman, istri saya cipika-cipiki sedang anak-anak memeluk bibinya,.

Anak Luna baru 1 semumuran Revan tapi bodynya besar dan gemuk, berbeda dengan Revan yang kurus, mungkin karena Revan sering sakit dan pernah kejang juga. Anak Luna bernama Vieri biasa dipanggil Bobo, bagi yang suka sepak bola pasti tahu, nama anaknya diambil dari nama seoarang pesepak Bola. Mungkin bapaknya pecinta Bola, tidak mungkin Luna.



Luna mempunya 1 assistant rumah tangga dan 1 baby sister, karena suami istri berkeja. ART nya sdh cukup berumur mungkin 40-an tapi cukup montok dan bersih, kalau gak salah namanya Euis , kalau yang baby sister namanya Puspa, tapi gak perlu diikut di cerita karena orangnya gendut banget biar masih muda, berbeda dengan pembantu Ida si titin atau baby sister Mega si Weni yang masih entotable.



Saya dan istri duduk di kursi panjang, sedang anak-anak pergi menonton tv di temanin baby sisternya Luna, sementara Luna duduk di sofa single.

Wife:" Untung kamu ada di rumah Lun, kirain kerja, kita iseng-iseng saja ke sini kalau gak ada ya oleh-oleh tak titip ke pembantu kamu, kamu masih cutikah?

Luna:" Ia Kak, cuti selamanya, mbak berapa hari di puncak, anak-anak sampai gak di bawa, mantap lah honey moon"

Wife:" hehe ia, sekali-sekali, maskud cuti selamanya?

Luna:" Aku udah berhenti kak akhir Desember"

Wife:" Kenapa, aku malahan pengen kerja"

Luna berhenti sejenak dan meminta kami untuk minum.



Luna meneruskan ucapannya.

Luna:" Selain di minta suami ada alasan lain, panjang ceritanya"

Wife:"Kapan-kapan cerita ya, padahal aku mau minta rekomendasi dari kamu, siapa tahu ada lowongan tempat kamu"

Kami pun mgengobrol dengan mengganti topik pembicaraan.



Sekitar satu 45 menitan kami di rumah Luna di daerah sekeloa kami pun pamit pulang.

Saat ini kami sdh berada di dalam mobil di depan Rumah Luna, Revan duduk di depan di pangku istri saya sedang Intan sendiri di belakang.

Wife:" Pah, tadi Bu Heti sms, katanya sudah di rumah.."

Saya:" Tapi dia pegang kunci kan?

Wife:" Ia, udah masuk rumah koq"

Saya:" Kita langsung pulang?

Sambil saya menghidupkan mesin mobil.



Wife:" Kita jalan-jalan dulu lah ke mall Pah, biar anak-anak main"

Saya:" Oh OK, berarti kita Cuma bawa anak-anak main aza, trus makan"

Wife:" Mamah mau belanja juga"

Saya:" Trus yang jagain anak2? Papah?

Wife:"Hehe ia"

Saya:" Wah kalau harus jaga dua-duanya repot mah, tapi gak barengan kan biar anak-anak main dulu baru belanja?

Wife:" Wah, kalau gitu bisa lama…?

Saya:" Terus, apa kita jemput bu Heti, biar ke rumah lagi?

Istri saya sejenak tampak seperti sedang berpikir.



Wife:" Lama kalau harus ke rumah dulu, muter-muter, gimana kalau kita ajak Luna, biar dia bawa baby sisternya sekalian"

Saya:" Ide bagus"

Wife:" Mudah2an mau"



Tak lama istri saya masuk kembali ke dalam mobil.

Wife:" Tunggu bentar Pah, mereka lagi siap-siap"

Saya:" Ia" jawab saya singkat.

Lalu sekitar 20 menitan tampak Luna dan baby sisternya keluar serta anaknya.

Saya cukup terkejut melihat penampilan Luna, berbeda sekali dengan di rumah tadi, kebetulan memang saya jarang sekali bertemu.



Kali ini Luna memakai baju mirip kemeja polos lengan panjang warna merah muda, mirip kemeja tapi kancingnya dari atas Cuma sampai di dadanya.

Dia memakai celana model kain warna putih garis-garis hitam yang terlihat sangat ketat, sepertinya juga cukup tipis, sayang saya tidak melihat bagian belakangnya jilbanya pun modis, disampirkan di leher. Mereka segera naik ke dalam mobil dan bergabung dengan Intan.



Saya pun segera memacu mobil saya menuju mall terdekat yang bersebrangan dengan sebuah toko buku.

Kami segera naik ke lantai atas menuju zona permainan anak. Saya sebenarnya ingin berjalan di belakang Luna, tapi sejak turun dari mobil saya dituntun oleh istri saya dan disuruh menggendong Revan sehingga terpaksa jalan di depan.



Anak-anak langsung tenggelam dengan keceriaan mereka dan asyik dengan permainan yang ada. Istri saya dan Luna tampak akan pergi belanja. Saya sebenarnya sudah pasrah hanya menjaga anak-anak tetapi ternyata istri saya mengajak saya dan menyuruh baby sister Luna untuk menjaga anak-anak.



Akhirnya saya pun mengikuti mereka, saya berjalan dibelakang mereka.Luna memang bergaya seperti anak muda yang belum menikah, kali ini saya dapat melihat dari belakang, pantatnya yang nonggeng ke belakang, cdnya tercetak jelas di pantatnya, sepertinya berwarna hitam.



Sementara istri saya memakai rok panjang yang juga ketat tetapi warnanya abu-abu gelap, walau sama sama cd di pantatnya tercetak jelas tapi warna cdnya agak sulit ditebak dari luar. Saya lihat beberapa laki-laki yang berpapasan seperti sengaja menoleh ke arah istri saya dan Luna yang asyik mengobrol.



Mereka tampak masuk ke sebuah butik, lalu cukup lama memili-milih pakaian, saya pun bosan menunggu akhirnya saya keluar saja dan memilih melihat lihat ke bawah dari atas. Banyak juga saya lihat anak-anak berseragam sekolah berseliweran, padahal saat itu masih jam sekolah.



Tampak Luna dan istri saya keluar dari butik dan melambaikan tangan, belanjaan sudah banyak dan tentu saja saya harus membawa belanjaan tsb.Saya baru paham kenapa saya diajak.

Tapi ya terobati, saya berjalan di belakang dan tentu saja mata saya tak lepas dari pantat Luna.



Mereka tampak masuk ke sebuah toko optic, saya pun heran apa yang mau mereka beli,saya memilih menunggu lagi di luar sambil melihat-lihat abg molek yang berseliweran atau pun anak sma yang rata-rata memaikai rok ketat yang sangat mini.



Cukup lama mereka di dalam, hampir 30 menitan, lalu mereka keluar berbarengan dan tampak mengenakan kaca mata berwarna hitam, saya rasanya pengen tertawa, karena bagi saya rasanya sedikit aneh. Tapi saya tahan, mereka mengajak saya kembali berjalan dan kembali masuk ke sebuah toko pakaian yang sepertinya toko pakaian dalam.



Saya pun memutuskan kembali menunggu di luar, tapi Dewi menarik saya supaya ikut, saya pun merasa tidak nyaman karena kebetulan outlet tersebut cukup ramai, saya pun beralasan repot membawa barang. Tapi istri malah menyuruh menitipkan barang di kasir, bahkan dia sendiri yang bilang ke kasirnya. Akhirnya saya pun mengikuti mereka.



Wife:" Lun, kakak ipar kamu ini gak pernah mau kalau aku minta nemenin buat beli pakaian dalam, dari zaman pacaran dulu gak pernah mau"

Luna:" Hehe, mas kadang cewek itu pengen dipilihin sama pacar atau suaminya barang yang sangat pribadi, suami aku aza sering nemenin aku beli cangcut atau kutang, bahkan dia yang pilihin"

Saya hanya tersenyum saja tanpa berkomentar, baru tahu lakinya Luna mau nemenin istrinya beli pakaian dalam.

Wife:" Tuh denger Pah"

Saya:" Ia, kan ini aku ngikut"



Mereka pun terlihat melihat-lihat celana dalam yang di pajang di sana dengan berbagai model dan warna.

Luna:" Kak, mau beli cangcut yang model apa?

Wife:" Aku mau beli g-string Lun, udah lama gak pernah pakai sejak lulus kuliah"

Luna:" Hehe, mantap, aku juga mau beli ah"

Wife:" Kamu masih sering pakai g-string?

Luna:" Kadang-kadang, terutama kalau pakai jeans atau celana yang ketat biar garis cangcut aku gak keliatan"

Wife:" Sekarang pake G-string?

Luna:’ Nggak, sekarang pakai cangcut model biasa, ini garisnya kelihatan, soalnya udah pada kekecilan" sambil memperlihatkan pinggulnya ke istri saya.



Wife:" Ia bukan Cuma garisnya itu warna cangcut kamu membayang hitam, bikin laki aku mupeng aza,eh sekarang pinggul kamu juga makin gede ya, sering diremes-remes ya sama suami kamu" sambil istri saya memegang pantat Luna, saya pun makin mupeng.

Luna:"haha, ia ya kelihatan, gpp itung-itung ibadah, berbagi kan ibadah" Ucap Luna sambil tertawa.



Luna meneruskan ucapannya...

Luna:"masa sich kak, pantes rasanya sekarang cangcut aku pada kekecilan ya, harus nyari ukuran yang lebih besar"

Wife:"Ia, lebih montok kamu"

Luna:" Kakak juga, sejak menikah makin besar dulu kan kecil hehe"

Wife:" enak aja kamu,yuk ke sana, kayaknya yang g-string bukan di sini"

Luna:" Gak mau beli yang biasa, ini modelnya bagus-bagus juga kak"

Wife:" nanti, nyari g-sting dulu"



Mereka pun pindah menuju lemari kaca yang lain, untung di sebelah sini tidak terlalu ramai. Saya pun memperhatikan istri saya dan Luna lakukan.

Wife:"Pah, sini deket-deket dong"

Saya pun segera mendekat.

Saya:" Apa sich Mah?

Wife:" Mbak, lihat yang itu dong" sambil menunjuk sebuah g-string model thong, si mbak yang menunggu pun memberikan ke istri saya.



Wife:" Bagus gak Pah?

Saya lihat sebuah g-string dengan model thong berwarna putih.

Saya:" Bagus mah" saya jawab asal saja.

Wife:" Mau yang warna apa Pah?

Saya:" Kan mamah yang beli"

Wife:" Ih, kan papah sukanya liat yang warna apa?

Saya:" Hitam aza mah"

Wife:" Mbak ambilkan yang hitam dan yang merah itu, kamu mau yang model ini juga Lun?



Luna pun mengambil cd g-sting yang di pegang istri saya tadi.

Luna:" Bagus, bagus kan mas? Luna malah bertanya sama saya.

Saya:" Mana saya tahu, kecuali saya lihat kamu pakai itu, baru bisa jawab" saya jawab asal

Wife:" Hush.."

Luna:" Hehe bisa saja, boleh aku juga dua, mbak coba liat model yang lainnya"

Mereka pun akhirnya memilih beberapa potong celana dalam jenis g-sting.



Wife:" Udah yuk, kita nyari yang model standard"

Luna:" Yuk, balik ke yang tadi ya"

Wife:" Ia, ayok"

Mereka pun kembali ke tempat awal, saya pun mengikuti mereka.



Istri saya pun kembali memilih-milih celana dalam.

Wife:" Kamu mau pilih yang mana Lun"

Luna:" Ikut saja Ka, aku biasa dipilihin Toni suamiku"

Wife:" Cie, Pah pilihin dong, sekalian buat Luna juga, suamiku yang pilihin gpp kan" istri saya melihat ke arah saya dan mengedipkan matanya.



Luna:" Ia, boleh, mas Dendi pilihin cangcut buat Luna juga ya"

Saya tidak menjawab tapi mencoba melihat-lihat, sebenarnya saya bingung bagi saya sich sama saja semuanya

Saya pun asal saja mengambil beberapa potong dan memberikan ke istri saya.

Wife:" Ah, selera Papah gak bagus, kalah sama Om Bob"

Luna:" Siapa Pak Bob"

Tampak istri sedikit kikuk dia keceplosan. Tapi cepat mengusai diri kembali.



Wife:" Itu, temen suami aku"

Luna:" Bukan yang nama Bob itu yang pernah naksir kakak dulu"

Wife:" Hehe ia, itu orangnya"

Luna:" Terus gimana ceritanya kakak bisa dipilihn cangcut sama dia"

Dewi tampak berpikir sejenak dan melihat ke saya.



Dewi kemudian menjawab pertanyaan Luna.

Wife:" Waktu itu aku lagi jalan-jalan di mall sama suamiku, kebetulan habis ulang tahun, eh ketemu Pak Bob, terus kita ngobrol dan dia tahu aku lagi ultah, terus dia katanya mau beliin hadiah taunya kita di bawa ke toko pakaian dalam" pintar kali istri saya mengarang cerita.



Luna:" Terus kakak dibeliin cangcut?

Wife:" Ia"

Luna:" Hahaha, tanda-tanda"

Wife:" Tanda-tanda apa?

Luna:" Gak jauh dari selangkangan, tuh orang tua memang mesum"

Wife:" Hehe Ia Lun"
Luna:" memang dibeliin yang seperti apa, sampai ngalahin selera mas Dendi?
Wife:" Macem-macem mulai yang normal sampai yang abnormal hehe"
Luna:" Hehhe,Yang abnormal itu yang kayak gimana kak"
Wife:" Itu cangcut yang ada lubangnya di tengah"
Luna:" Haha, sering kakak pakai?
Wife:" Hemp, jarang Wi, gak nyaman bulu baok pada keluar"
Luna:" Hahaha…jorok amat tuch"
Mereka tertawa cukup keras.

Saya:" Hush, malu, tuch di liatin orang-orang"
Seketika mereka pun terdiam.
Luna:" Pilihin yang lain dong mas,jangan celana dalam model standard kayak ini"
Saya:’ memang kalian maunya yang gimana? yang jumbo?
Luna:"Bukan ukurnnya tapi modelnya"
Wife:" Ia, papah ini, taunya cuma isinya saja, gak mikirin bungkusnya hehe"
Luna:" Bisa saja kamu kak"

Saya pun kembali melihat-lihat cd yang dipajang baik digantung atau dietalase, kalau saya pikir sama saja semuanya.
Saya:" Apa kita minta rekomendasi si mbaknya mah?
Wife:"Boleh, papah yang nanya, berani nggak?
Saya:" ngeremehin, berani lah"

Saya pun melambaikan tangan ke salah satu penjaganya tokonya, si penjaga toko yang Nampak sudah ibu-ibu juga datang menghampiri saya. Kita panggil Mbak saja.
Si Mbak:" Ia Pak, ada yang bisa dibantu"
Saya:"Ini saya mau belikan celana dalam untuk kedua istri saya, tadi sudah beli g-string juga, ada lagi yang lagi ngetren yang seperti apa?
Si Mbak:"Wah, ada sich ini yang model baru" si mbak menggambil beberapa sampel ada yang bentuknya seperti kolor ada rumbe-rumbe ada juga, ada juga yang mungil.

Saya:" Gimana Mah, Lun mau"
Wife:"Ya udah kita ambil ini ya Lun"
Luna:" ok Kak" sambil mengacungkan jempolnya

Wife:" Ia, udah nanti ngobrol lagi sambil makan, koq perut aku laper, kalian belum laper?

Saya dan Luna kompak menjawab bahwa kami juga laper, mungkin anak-anak juga, akhirnya ke dua ibu buru-buru membeli semua yang mereka dan keluar dari toko tersebut.
Kami segera menuju ke tempat permainan, terlihat anak-anak masih asyik bermain, kami pun meminta berhenti dan menuju ke sebuah café masih dalam gedung yang sama untuk makan siang.

Suasana begitu ramai, untung kami masih dapat tempat duduk walau agak terpisah paling pojok dekat ke dapur sepertinya. Para Ibu sekarang membantu baby sister Luna untuk menjaga anak-anak, hanya Intan yang bebas sendiri karena sudah besar lebih bisa diatur. Sambil makan Revan dan di pangku Dewi begitu juga Bobo di pangku ibunya si Luna.

Sambi menunggul makanan juga menyantap makanan istri saya kembali ngobrol dengan Luna sedang saya dan baby sister Luna lebih banyak diam.
Wife:" Lun, ceritain dong gimana koq bisa berhenti kerja, kan disitu gajinya lumayan, anak perusahan untuk sebuah group yang cukup besar"
Luna:" Ia sich kak, tapi mas Toni minta aku berhenti, sebenarnya sich itu bukan alasan utamanya"
Wife:" Bikin penasaran saja, kamu udah bilang begitu dari tadi"
Luna:" Hehe, aku males soalnya bos aku genit"

Istri saya sedikit ternganga…
Wife:" Masa, kata kamu bos kamu itu baik, dulu pernah cerita sama aku kan?
Luna:" Bos yangi itu kan udah pensiun kak, yang ini baru enam bulanan"
Wife:" Oooh, memang genit gimana sich, yang ini masih muda apa sdh tua juga"
Luna:" Paling belum 40, seumuran suami aku lah, kak, untuk ukuran director sich masih muda, ganteng juga sich,gagah tinggi besar ke arab-araban gitu, mungkin turunan kali"

Jadi si Luna bekerja sebagai sekertaris Director marketing di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi. Dia udah hampir 2 tahun bekerja sejak lulus kuliah langsung kerja di tempat tersebut karena bos lamanya merupakan sahabat bapaknya yang merupakan mertua saya, sesuai basicnya dari bidang sekertaris dia bekerja sebegai sekertaris.

Obrolan terhenti sejenak karena makanan sdh datang.
Sambil menyantap makanan mereka kembali mengobrol.
Wife:"Jadi bos kamu yang sekarang, eh maksudnya mantan bos kamu itu keturunan Arab?
Luna:" Gak tau juga sich, kalau hidungnya mancung kak, wajahnya juga agak mirip Arab tapi namanya David Jacobs, gak ada Arab-arabnya"
Wife:" Kamu gak pernah Tanya?
Luna:" Gak, males, beda banget sama Pak Dadan dulu"
Sambil memasang muka cemberut.

Wife:" Kayaknya kamu benci banget, terus dia genit gimana jadi penasaran aku Lun?
Luna:" Ia, nyebelin banget kak, so ganteng banget, emang sich memang ganteng tapi belagak banget, pokoknya semua cewek digodain, aneh suka nanyain hampir tiap hari aku pakai cangcut warna apa, kutang warna apa"
Wife:" Orangnya udah punya bini, kenapa gak kamu kasih lihat biar gak nanya-naya hahah"
Luna:" Udah, bininya masih muda, mungkin semuruan kak Dewi, aku lihat photonya di meja dia, enak aza di kasih liat"

Istri saya terlihat semakin penasaran, saya juga yang cuma menjadi pendengar menjadi penasaran.
Wife:" Memang dia suka godain atau genitin kamu gimana?
Luna:" Awalnya dia sopan, biasa pas awal-awal masuk, terus matanya jelatan terus liat aku tuch kayak mau telanjangin aku gitu"
Wife:" perasaan kamu kali"
Luna:" Nggak, memang terang-terangan dia ngeliatin aku terus, terus dia bilang mau gak jadi bini ke duanya, kurang ajar bangetkan"
Wife:" Hahaha, terus kamu mau?
Luna:" Enak aza, kalau aku belum kawin sich gak tahu hahaha"
Wife:" Suusttt"
Luna:" Uppps lupa tempat umum" sambil menutup mulutnya.

Luna melanjutkan ucapannya.
Luna:" Tapi biar dia ganteng, dan aku single gak mau juga, soalnya ada yang lebih muda pasti di duain"
Wife:" Hehe, ia kalau sama pasangan mah harus setia, sama yang lain buat senang-senang aza"
Luna:" Hah, maksudnya"
Wife:"Hehe, kalau ada selingan gitu"
Luna:" Yee maksudnya gimana, berarti kalau selingkuh boleh dong kan cuma buat seneng-seneng hehe"
Wife:" Itu maksud aku"
Luna:" Ntar suami ngambek lagi" sambil melihat ke arah saya, entah apa maksdunya
Wife:" Suaminya harus yang pengertian, kayak suami aku"
Luna:" Yee, memang suami kakak ngebolehin kakak seneng-seneng cari selingan hahaha" sambil nutup mulutnya lagi.

Wife:" Asal dia di kasih seneng-seneng juga"
Luna:" Masa? Sambil melihat ke saya lagi.
Luna:" Berarti kalau aku mau seneng-seneng suami aku harus dibagi juga ya"
Wife:" Ya gitu"

Luna:" Habis ini kita pulangkah?
Wife:" Tanggung kita jalan-jalan lagi aza yuk, ke mana tapi kira-kira?
Luna:" Renang aza yuk, anak-anak pasti suka, suami aku palingan pulangnya agak maleman, dia lagi jadwal ngajar kelas karyawan"
Wife:" Terus kita ikut renang gak?
Luna:" Boleh, kita pulang ke rumah dulu"

Istri saya melihat ke arah saya.
Saya:"Wah pasti capek mah, lagian harus bolak-balik lagi ke rumah, kalian ambil baju ganti"
Luna:" Ya belum, ya udahkita pulang saja" wajahnya Nampak kecewa.

Wife tampak mengetik sesuatu di ponselnya cukup lama dan tiba-tiba ada pesan wa masuk ke ponsel saya, ternyata
dari istri saya, saya pun segera membaca isinya.
Wife:" Pah, semua yang aku lakuin ini biar si Luna makin deket sama kita, terus nanti kita bisa masuk ke kehidupan dia kan papah punya fantasi juga tidur sama dia, makanya aku Tanya-tanya tentang dia, terus malah minta segala papah pilihin cangcut buat dia , itu kan pribadi banget"
Saya baru mengerti.

Saya:"Oh ya udah, kita pulang dulu sekarang ke rumah kita dulu baru ke rumah kamu yang Lun"
Luna:" Gpp nich?
Saya:" Gpp kan Mamah"
Wife:" Mamah gimana Papah saja"
Saya:" Berarti kalian nanti berenang juga? Pakai cangcut sama kutang doang kan renangnya?
Luna:" Haha, bisa-bisa diperkosa rame-rame mas, aku dan istrimu kalau berenang pakai cangcut sama kutang doang"
Wife:" Papah ada-ada aza"

Akhirnya kami segera meninggalkan mall, ya walau cukup jauh harus pulang ke Antapani yang bisa memakan waktu 30 menitan.
Di dalam mobil kembali istri saya mengajak Luna mengobrol.
Wife:" Lun, di sini kan Cuma kita-kita aza, ada baby sister kamu tapi dia bisa dipercaya kan buat tutup mulut hehe"
Luna:" Bisa memang kenapa?
Wife:"Aku penasaran, bos kamu itu gimana sich genitin kamunya, terus apa dia udah punya sekertaris baru lagi gak, aku soalnya minat kerja"

Saya langsung memotong sebelum Luna menjawab.
Saya:" jangan bilang mamah mau kerja di situ?
Wife:" Makanya aku Tanya-tanya Pah, seperti apa, kalau masih bisa aku handle ya gpp juga aku kerja di situ"
Luna:"Dia suka colak colek gitu, aku disuruhnya photocopy kan membelakangi dia, terus tiba-tib dia colek pantat aku, kadang kalau pagi dia Tanya aku pakai kutang warna apa, pakai cangcut warna apa, gila dech, untuk sekertaris baru Kayaknya belum, pas aku resign sampai sekarang belum ada, banyak yang lamar tapi kayaknya gak cocok bagi dia"
Wife:" Aku berarti masih ada peluang dong Lun?
Luna:" bisa saja kalau kakak mau, kalau kakak bisa handle lah udah pengalaman"
Wife:" Pengalaman apa Lun?
Luna:"Pengalaman apa ya, pengalaman apa mas?
Saya:"Gak tahu, maksud kamu apa?
Luna:" Hehe, tau ah"
Wife:" Ih gak jelas banget dah, ayo cerita gimana sich bos kamu itu?

Luna terlihat mulai memasang wajah serius.
Luna:" Kalau kakak benar-benar mau, bisa saja, Pak David ngomong ke aku kalau ada teman kamu yang mau kamu suruh ngelamar saja, tapi info saya, dan kriterianya harus sexy, cantik, muda gitu kak, kayaknya sexy itu yang agak berat, kayaknya dia mau yang gak pakai jilbab, maunya yang pakai rok mini gitu"
Wife:" Oh, ggp Lun, biar aku coba ngelamar aza dulu, apa aku lepas jilbab aza ya Pah kalau kerja?
Saya:" Tau lah terserah mamah dech" saya langsung cemberut.

Luna:" Hehe, terserah kakak dech, kalau memang mau nanti aku antar dech, tapi ya siap dengan kejahilan dia dech"
Wife:" Ya jahilnya gimana, aku kan dah nanya dia genit gimana, dari tadi gak di jawab"
Luna:" Hehe kan udah aku jawab tadi,serius aku nich ngomong sekarang kak, jadi di department marketing itu sekarang pegawainya hampir cewek semua, sejak dia datang kalau ada yang resign laki-laki, pasti gantinya yang diterima cewek dan masih muda"
Luna berhenti sejenak dan mengambil botol minuman lalu meminumnya.

Luna lalu meneruskan perkataannya.
Luna:" Terus dia bikin peraturan semua perempuan harus pakai rok mini, gak boleh celana panjang berlaku untuk semua cewek kecuali aku kak, kebetulan yang pakai jilbab Cuma aku, jadi di bawah dia kan ada senior manager satu, namanya bu Intan, hehe sama dengan nama anak kakak, mungkin umurnya udah hampir 40, sekarang dia pakai rok mini juga, biasanya pakai celana pajang kak, nah cowok tuh tinggal ada 2 di department kami, itupun seperti gimana gitu si Pak David sama mereka itu"

Luna berhenti sejenak dan mengambil botol minuman lalu menenggaknya
Luna:"ngusir pelan-pelan gitu, dia merasa bebas karena katanya temen-temen sich punya saham juga di situ, Ia, kayak gitu kak, jadi dia itu suka colak colek gitu sama kita-kita, para cewek gak tau dech kalua bu Intan kena juga atau tidak, yang bikin aku kesel itu,itu pas yang paling terakhir aku kan lagi ngobrol sama temen dari lain departement, aku pakai baju panjang, jilbab, eh dia lewat nepok bokong aku depan temen-temen, malu kan, kalau misalkan di ruangan dia, gak ada orang aku masih gak kesel, itu yang bikin aku keluar aku malu, jadi yang lain ngiranya gimana, mau laporin juga malah kita juga yang malu, memang sich kelakuan dia udah begitu bukan Cuma sama aku, tapi masa aku yang pakaian kayak gitu disamain sama yang rok mini, kalau missal kayak yang aku pakai sekarang modis gaul gini masih ok lah"

Wife:" Jadi gara-gara itu kamu keluar?
Luna:"Hehe salah satunya, kalau jujur sich bukan, memang mas Toni mau aku berhenti biar bisa ngawasin perkembangan Vieri dan kami lagi dalam proses program mau punya anak lagi"
Wife:" Oalah, dari awal aku gak yakin Cuma karena gitu kamu keluar, aku tau bengalnya kamu, sampai bunting di luar nikah"
Luna:"hahaha, Kakak ini buka kartu, malu apalagi depan mas Dendi"
Wife:’ Biar saja, dia tahu juga koq"

Mereka tertawa dengan renyahnya.
Wife:"aku sempat ngira beneran, jadi kamu lagi programe mau buat anak lagi"
Luna:" punya anak lagi, bahasa kakak ini hehe"
Wife:" terus kira-kira kalau aku ngelamar di terima gak ya?
Luna:" Dicoba dulu aza kak, kalau misal gagal, coba lepas jilbab, tapi boleh gak sama mas Dendi?
Wife:’ hehe, udah cemberut aza dia, ntr nabrak lagi Lun"
Mereka kembali tertawa.

Kami pun ternyata sudah sampai di rumah, segera kami masuk ke dalam rumah, ternyata Bu heti memang sudah ada dan ternyata dia membawa anak laki-lakinya yang sulung baru lulus smu, katanya mo cari kerja, sementara izin tinggal di tempat kita.

Akhrinya Bu heti kami bawa sekalian untuk bantu jaga anak-anak, sedang anak bu Heti kita tinggal karena memang gak mau ikut bukan tidak kita ajak.
Kita langsung meluncur, hanya menaruh belanjaan dan membawa perlengkapan yang diperlukan.

Di dalam mobil istri saya kembali ngobrol dengan Luna.
Wife:" Aku jadi ragu Lun?
Luna:" Ragu kenapa kak?
Wife:" Hehe, jangan- jangan kamu udah pernah tidur sama bos kamu,hahaha"
Luna:" Hush sembarangan…"
Mereka pun tertawa.

Setelah itu kami lebih banyak diam dan akhirnya sampai di rumah Luna, setelah semua yang diperlukan siap kami pun berangkat menuju kolam renang di daerah setiabudi, yaitu kolam renang Eldo*ado Swimming Pool.

Ternyata jalan cukup macet juga, padahal belum masuk jam pulang kantor.
Akhirnya kami sampai ke tempat yang di tuju, setelah parker dan membeli ticket, kami pun segera masuk ke dalam. Kalau tidak salah setidaknya ada fasilitasnya cukup lengkap, ada kolam renang utama, anak, dan jacuzzi. Kami pun menuju kolam renang anak. Anak-anak segera menceburkan diri ke dalam kolam dan di jaga oleh baby sister mereka.

Kami, saya, Dewi dan Luna memilih duduk di bangku Gazebo.
Luna:" Kak, kita berendam di Jacuzzi aza yuk, biar anak-anak di sini?
Wife:" Gak jadi renang?
Luna:" Kayaknya enak berendam, mumpung sepi, biasanya kan dipakai pagi atau malam"
Wife:’ Gimana Pah, kamu ikut atau tunggu di sini?
Saya:" Ikut dech, udah bawa baju ganti ini"

Kemudian Istri saya dan Luna menghampir baby sister kami, sepertinya memberi tahu kami hendak berendam. Kemudian mereka kembali lagi menuju ke tempat saya duduk.
Wife:" Ayo Pah" saya pun berjalan mengikuti mereka, kebetulan saya belum pernah ke sini jadi masih bingung tempat-tempatnya di mana, berbeda dengan Luna yang katanya sudha sering bawa anaknya ke sini.

Setelah sampai kami pun menuju ruang ganti dan mengganti pakaian, saya hanya memakai celana pendek dan telanjang dada, saya pun menuju Jacuzzi yang berbentuk melingkar. Ternyata belum ada orang, saya pun segera berendam, tak lama datang istri saya, dia sudah memakai kaos lengan pendek warna hitam dan celana legging warna hitam, masih memakai jilbab di kepalanya, sedang Luna memakai celana yang sama dipakai sebelumnya, yaitu celana putih bergaris hitam dan memakai kaos abu-abu lengan panjang, juga masih mengenakan jilbab.

Mereka pun segera masuk ke Jacuzzi dan berada di seberang saya.
Saya:" Koq, jauh-jauhan, dekat sini dong"
Wife:" memang mau ngapain? Banyak orang juga bisa lihat dari belakang"
Luna:" ya, mungkin mau raba-raba, kan dari dalam kolam gak terlalu keliatan, samar-samar,hahaha"

Mereka pun tetap dengan posisi semula.
Saya memilih selonjoran dan bersender di tepian kolam, sambil memejamkan mata buat relaxsasi, terasa lumayan nyaman.
Lalu saya dengar istri saya berbicara kepada saya.
Wife:" Pah, mamah boleh kan kerja jadi sekertarisnya Pak David bekas bos Luna"
Saya pura-pura tidak dengar.
Saya:"apa mah, gak jelas, pindah sini"

Wife:" Huh…" istri saya pun teriak dan mengulangi pertanyaannya.
Wife:" Pah, mamah boleh kan kerja jadi sekertarisnya Pak David bekas bos Luna, kedengeran kan"
Saya:" Gak boleh"
Wife:" Lun aya kita mendekat"
Saya pun membuka mata dan sekarang Luna serta istri saya sudah ada di samping kiri dan kanan saya.

Istri saya kembali mengulangi pertanyaannya tapi sekarang sambil tangganya masuk ke kolor saya dan menggenggam kontol saya.
Wife:" Pah, mamah boleh kan kerja jadi sekertarisnya Pak David bekas bos Luna"
Saya:" Emmph, gak nyari di tempat lain saja, kalau mau tetap di situ boleh tapi ada syaratnya"
Wife:" Lun, baru kooperatif sekarang setelang gue pegang kontolnya"
Luna:" Ia kah, patahin aza kontolnya kak kalau gak mau kerja sama" Komentar luna sambil senyum-senyum memperhatikan tangan istri saya.

Wife:" Jangan kalau dipatahin hahha, susah nyari yang kayak dia,Pakai syarat-syaratan segala?
Saya:" Ya ia lah, soalnya menguntungkan di mamah, merugikan di papah"
Wife:" Merugikan gimana?
Saya:" Rugi lah, ntar mamah dicolek-colek sama dia, kalau mamah sich untung berarti"
Wife:" Hahah, ntar mamah sentil dia pah kalau berani colek-colek"
Luna:"entar langsung dipecat kak"
Wife:" Kalau yang disentil kontolnya, apa dia mau langsung mecat aku?
Luna:"Haha, bisa-bisa, bisa kesenengan dia"

Saya:" Tuh kan males aku"
Wife;" Males koq ngaceng kontol Papah?
Luna:" Masa kak haha, liat?
Wife:" Syaratnya apa Pah, enak aza liat?

Saya senyum lalu menarik kepala istri saya dan berbisik.
Saya:" Kalau Papah bisa nidurin Luna, mamah boleh dech kerja sama si David itu"
Istri saya lantas tersenyum. Luna yang penasaran pun bertanya.
Luna:" Apaan syaratnya kak?
Wife:" Gila pokoknya syaratnya, berat aku ngewujudinnya,mungkin aku gak jadi kerja"
Luna:" Memang apa syaratnya?
Wife:" Kamu gak usah tahu dech"
Luna:" Mas Den ini ngasih syarat ya berat"
Saya pun menjauhkan tangan istri saya dan bergerak ke tengah.

Wife;" Koq ngejauh?
Saya:" Malu sama Luna, ntar ada orang yang lihat"
Wife:" Gak ada juga ya Lun, orang-orang asyik masing-masing, pakek malu, kalau minta syaratnya bisa nidurin Luna adik aku gak malu"
Saya pun kaget.

Luna:" Masa sich kak haha"
Wife:" Ia Lun, dasar buaya darat"
Luna:" Haha, siap mas Dendi, tapi tunggu kak Dewi benar-benar kerja ya, dan saya ada syarat juga"
Wife:" Huh, tuch langsung berbinar matanya.
Saya tidak percaya atas apa yang saya dengar, apa ini sdh diatur istri saya atau bagaimana.

Wife:" Apa syaratnya Lun, bilang ke dia, papah sini ah"
Saya pun malu-malu kembali ke tengah mereka.
Luna:" Pertama tadi udah aku bilang kalau istrimu sdh benar-benar kerja mas, kedua harus pakai kondom, aku lagi program punya anak lagi soalnya, entar kalau gak pakai kondom malah aku hamil sama kamu, dan ketiga Cuma kita aza yang tahu"
Wife:" Bisa di atur Lun, koq aku jadi makin curiga, kamu sdh pernah tidur ya sama Pak David?
Luna:"enak aza nuduh itu lagi hehe…?
Wife:" kamu keluar bukan karena merasa dilecehkan terus karena program punya anak juga kan, karena takut ketahuan selingkuh?
Luna:" Ikh kakak jahat sich hehe, nggaaaak, batal nich perjanjian"
Wife:" Hehe soalnya gampang amat diajak tidur suami aku ,udah ah kita relaksasi aza yuk, besok ya antar aku ngelamar kerjanya takut keburu ke isi"
Luna:" haha, bawaanwaktu masih kuliah, binal, hahaha, ia besok aku antar"

Kita pun terdiam, sebenarnya saya pengen meraba paha atau bagian lainnya si Luna, tapi masih belum pede dan berani.
Saya lihat mereka senderan dan memejamkan mata mereka. Saya mencoba mengikuti, sambil iseng tangan saya taruh di paha Luna.
Tidak ada penolakan, tangan saya dibiarkan saja.

Tiba-tiba terdengar suara Luna berbicara, saya sempat membuka mata, ternyata dia berbicara sambil terpejam.
Luna:" Kak, waktu ketemu Pak Bob, dia gak ada macam-macam sama kakak?
Wife:" macam-macam gimana gak ada tuch"
Luna:" Mungkin takut sama suami kakak, tapi aku yakin pasti dia ada hubungin kakak setelah itu kan?
Wife:" Gak ada?
Luna:" Agh aku gak percaya, dulu aza setelah lamarannya kakak tolak ibu sampai ditawari duit asal mau tidur sama dia, kak Mega juga"
Wife:" Hahaha, gak ada tuch, kamu aza gak mau ngaku tidur sama Pak David"
Luna:" igh, itu lagi, jangan-jangan dan jangan-jangan nich kakak juga sama Pak bob udah eggh dia kan banyak duit, eh sorry ada mas Dendi, bercanda"
Wife:" Curiga aza, lain kali ku ceritain"
Luna:" Tuch kan…. Kakak ini dari luarnya aza kelihatan alim, dari dulu tuch, aku aza yang sering dimarahin ibu padahalmah kakak nakal juga"
Saya tidak menghiraukan tapi saya elus-elus paha si Luna.

Tiba-tiba Luna menjaukan tangan saya, dan saat saya membuka mata dia bangkit berdiri. Celana putihnya sepertinya menjadi transparan karena basah oleh air, celana dalam hitamnya nyeplak dengan sangat jelas.

Luna:"Kak, aku lihat anak-anak sebentar ya, sama mau aku belikan es cream"
Wife:" Ok, liatin Intan dan Revan juga"
Luna lalu naik dari Jacuzzi dan berjalan menuju kolam renang anak-anak.
Istri saya menatap saya lalu memejamkan matanya lagi, tangannya kembali masuk ke celana saya dan meremas-remas kontol saya lagi.

Wife:" Berhasilkan Pah, tapi aku koq jadi curiga si Luna ini ada sesuatu sama mantan bosnya"
Saya:" Biarin dech, asal ntar mamah jangan ikutin"
Wife:" Diterima saja belum, atau mamah kasih dia servis pas wawancara biar diterima"

Saya langsung melotot.
Saya:" Jangan macam-macam ah"
Wife:" Kan orangnya kayak gitu Pah"
Saya:" Terus kenapa mamah mau kerja di situ, entar yang ada dicolek-colek mulu"
Wife:" Justru itu, menantang buat mamah, hahaha"

Lalu muncul Luna kembali dan selonjoran di posisi semula.
Luna:" Wah ketawa-ketawa, lagi asyik nich"
Wife:" Hehe,gak aku heran aza, kirain kamu udah insaf dan alim, di rumah alim banget gitu, eh di kantor selingkuh sama bosnya"
Luna:" Igh apaan, mincing-mancing terus kakak ini hehe, itu tangan lagi ngapain"
Luna melihat tangan istri saya di dalam celana saya.

Wife:" Mau ikutan, itung-itung dp dia sudah ngijinin aku kerja"
Luna:" Haha, gak ah, gak usah disuruh"
Tangan luna tiba-tiba masuk ke dalam celana saya juga, lalu ikut meraba kontol saya.
Saya celingak-celinguk takut ada yang memperhatikan kami.

Luna:" Udah panjang dan keras ya kak?
Wife:" Ia, gimana gak ngaceng liat bool semok kamu, celana kamu kena air makin transparan,cangcut kamu keliahatan jelas"
Luna:" hehe, ia, aku aja agak malu tadi mutar-mutar kolam haha, nyeplak banget cangcut aku ya"
Wife:" Ia hihi, makin ngaceng kontol laki aku"
Mereka makin cepat mengcok kontol saya, tangannya bergantian memainkan telor dan batang saya.

Saya pun ambil kesempatan ini, tangan saya kembali mengelus-elus paha Luna, sempat saya melihat-lihat sekitar takut ada yang memperhatikan, saya lihat ke istri saya untuk minta izin, istri saya menganggukan kepalanya.

Tangan saya pun bergerak ke selangkangan Luna dan meraba-raba memeknya dari luar celananya.
Luna pun mulai mendesah.
Luna:" Ughhh, gak ada yang liatkan, aku deg-degan" sambil kepalanya celingak-celinguk mengelilingi sekitar kolam.
Wife:" Gak ada, tenang aza, kalian lanjutkan, aku yang pantau keadaan"
Istri saya menarik tangannya dari kontol saya dan bergerak menjauh dari saya dan kini pindah ke sebelah Luna.

Tangan Luna semakin mempercepat kocokannya.
Luna:" Ternyata panjang kontol suami kakak ya"
Wife:" Berani isep gak"
Luna:" Pengan tapi gak berani terlalu berisiko, aku kocokin aza ya mas"
Saya pun mengangguk saja, tapi bisa berharap lebih karena memang berisiko.

Saya pun semakin berani, saya masukan tangan saya ke dalam celana Luna, sekarang tangan saya mulai meraba memeknya dari balik celana dalam.
Saya lihat Luna menggigit bibirnya seperti kepedesan. Saya pun memasukan tangan saya ke dalam cd Luna dan tangan saya kini bersentuhan langsung dengan memeknya, biar tidak bisa melihat langsung saya dapat merasakan bahwa jembut Luna cukup lebat seperti istri saya. Saya pun mencolokan jari saya ke memek Luna.

Luna:" Ughhh enak mas"
Saya pun tidak tahan untuk merasakan bibir si Luna, sempat saya melihat keadaan sekitar lalu saya tarik kepalanya dan saya lumat bibirnya.
Luna:" Emmmmph" dia sempat membalas sebentar lalu mendorong kepala saya sepertinya dia khawatir.

Saya pun semakin intens mengocok memeknya dan memainkan jari saya di itilnya. Sementara tangan Luna tak lagi mengocok kontol saya, tanggan kini memegang tangan say yang mengocok memeknya.
Luna:" Uggh aku gak kuat kalau itil aku diuyel-uyel gini agggh" kedua tangannya memegang tangan saya dan dia mengejang.
Luna:" Uggh sorry ya mas, agh gak kuat, nanti aku isep kontol kamu"

Luna menaruh kedua tangannya kebelakang sambil senderan. Istri saya saya lihat hanya senyum-senyum saja. Sementara saya belum puas, saya mencoba meraba toket si Luna dari luar baju dan saya remas-remas dari samping dengan posisi saya tetap seperti semula.

Luna:" Jangan mas, ntar keliatan"
Wife:" ia Pah sabar aza dulu"
Saya pun memutarkan kepala saya melihat sekitar.
Saya:" Aman mah" saya pun kini semakin berani meremas kedua toket si Luna yang ternyata begitu pada walau tak terlalu besar.
Luna:" Ugh, malah makin nakal, susu aku diremas-remas suamimu kak, ugghh" Saya pun memberanikan diri menarik kembali kepala Luna dan melumat bibrnya, lagi-lagi Luna mendorong saya.

Tiba-tiba Luna berputar lalu menurunkan badanya ke kolam dengan tengkurap dan mendekat ke paha saya dan menarik celana saya beserta celana dalam saya. Luna pun memasukan kontol saya ke dalam mulutnya.
Saya memberi kode kedipan ke istri saya agar memperhatikan sekitar. Saya lihat istri saya pun celingak-celinguk.
Tiba-tiba muncul kepala Luna, jilbanya sudah basah kuyup, dan dilepaskannya jilbabnya tersebut dan ditaruh dipinggir kolam,ini pertama kalinya saya melihat Luna tanpa jilbab, rambunya sebahu dan sedikit ikal, berbeda dengan Mega dan Dewi yang luus.

Luna kembali memasukan kepalanya ke kolam dan mengocok kontol saya. Dia beberapa kali melakukan hal yang sama, mengeluarkan kepalanya untuk menarik nafas dan kembali memasukan kepalanya ke air.
Lalu Luna mengeluarkan kepalanya lagi dan bergerak ke samping saya.
Luna:" Gak keluar-keluar mas"
Kontol saya memang sudah sangat keras tapi belum bisa croot juga.
Saya:" Soalnya gak continue Lun, kamu keluar masuk terus"

Luna menoleh dan memandang Dewi seperti meminta pendapat. Istri saya pun paham.
Wife:" Kita kocokin lagi aza Lun"
Istri saya segera bergerak ke sebelah saya. Mereka kembali mengocok kontol saya.
Kontol saya memang semakin menegang tapi belum juga keluar.
Wife:" Tumben lama amat?
Saya:" Harus dimasukan ke memek mah biar cepet keluar"
Wife:" Modus, situasinya gak memungkinkan, Lun kamu keluarlin toket kamu satu, biar diisep sama suamiku, biar aku halangin"

Luna pun menurut menarik kaosnya dan mengeluarkan sebelah susunya dari bhnya.
Saya pun segera membenamkan mulut saya dan menghisap puting susunya yang ternyata begitu bulat kecoklatan dan cukup panjang. Saya pun menyedotnya dalam-dalam. Saya terkejut karena ternyata ada asinya, berarti si Luna ini menyusui anaknya si Vieri.

Saya melihat ke wajah si Luna tampak dia memejamkan matanya, menikmati apa yang saya lakukan.
Saya pun mengarahkan tangan saya hendak mereba memeknya lagi, tapi ditahan sama tangan Luna, terpaksa saya urungkan.

Saya pun memberi beberapa cupangan di toket si Luna terutama disekitar putingnya dan di tidak protes, hanya diam saja.
Luna:" Uggh Mas, ayo yang kuat nysunya" sambil tangannya dan tangan istri saya semakin cepat mengocok kontol saya.
Sayapun akhirnya menyerah juga.
Saya pun tidak tahan dan crooot…crooot sprema saya membasahi tangan mereka.

Luna:" Ih, bucat mas Den, haha bisa didenda kita, suami kakak mencemari air Jacuzzi"
Wife:" Haha, ayo udahan, ntar ketahuan, kamu gpp susu kamu dicupangin suami aku, itu ada emapat merah-merah"
Luna:" Udah tenang aza.."
Wife:"Suami kamu?
Luna:" Bisa dihandle"
Wife:" dasar kamu, emang dasarnya nakal dari dulu, luarnya aza alim, sambil memencet hidung adiknya
Luna hanya cengengesan saja, sedang saya kembali memakai celana saya.
Kami pun keluar dari Jacuzzi lalu menuju tempat bilas.

Singkat cerita, kami sudah selesai dan keluar dari kolam renang, matahari sudah surut. Saya pun mengantar Luna pulang, Luna dan istri sudah sepakat besok mau menemui si David bekas bos Luna.
Saya Izinkan yang penting walau belum bisa merasakan memek si Luna saya sduh mendapat down payment.

Hari ini saya kembali masuk bekerja, istri saya sdh izin akan pergi dengan Luna dan sudah saya ijnkan.
Saya mengalah karena istri saya mau memakai mobil Fortu"ernya, saya terpaksa membawa mobil kantor saja. Sedang mobil lama kami sdh jarang keluar, rencana mau saya jual saja karena hanya Menuhin tempat.

Saay sengaja berangkat lebih Pagi, saat tiba ternyata hampir semua anak buah saya sdh datang. Kecuali Ida, saya pun memberikan oleh-oleh yang saya beli dari punak untuk mereka. Tapia da yang lain, saya melihat ada dua perempuan berhijab mengisi tempat-tempat yang sebelumnya kosong gak oda orangnya atau orangnya keluar tidak diganti tapi tinggal komputernya.

Saya tidak banyak Tanya langsung masuk ruangan saya, mungkin ada orang baru tapi tidak mungkin juga tidak konfirmasi ke saya dan tidak ada ER yang kami buat.
Saya lihat di meja saya banyak sekali tumpukan dokumen yang harus diperikasa dan ditanda tanganni.
Saya pun langsung larut dengan pekerjaan saya, begitu banya dokumen SO padahal Cuma beberapa hari saya cuti.

Sedang asyik saya memeriksa dokumen pntu di ketuk lalu Dwi masuk ke dalam, sepertinya rambuknya pendek dipotong sebahu dan di cat merah, tapi yang menarik dia memakai kemeja dan blazer serta rok mini yang sangat pendek, dan udah pendek masih ada belahan sedikit di sisi kanan, makin seksi saja dia, dan terlihat lebih berisi badannya.

Dia membawa banyak dokumen lalu duduk di hadapan saya dan menaruh dokumen di meja.
Dwi:" maaf Pak, ini dokumen-dokumen pembayaran yang urgent, gak bisa di sign Pak Wahab karena limit ceknya melebihi dan besar serta pak Hendro baru cuti tanggal 2 kemaren"
Saya:" Ogh ia, biar saya sign, gimana selama saya tinggal aman?
Dwi:" Aman saja pak, ada sich beberapa keterlambatan pembayaran ke supplier tapi lebih karena dokumen yang tak lengkap"
Saya:" Ok, syukurlah, kamu tambah cantik saja rambut sdh berani cat ya sekarang" saya mencoba merayu dia, saya masih ingat kejadian terakhir sama si Dwi ini.
Dwi:" Bapak bisa saja"
Saya:" Makin montok juga" sambil saya terang-terangan melihat ke dadanya.

Dwi:" Hehe, bapak bisa saja"
Saya:" Kamu lihat Ida udah datang?
Dwi:" Udah, barusan"
Saya:" Terlambat terus dia datang"
Dwi:" tapi dia aman datang terlambat, coba saya, pasti dimarahin"
Saya:" hehe, khusus kamu dan Ida sekali-sekali bolehlah, yang penting kerjaan beres"
Dwi:" Masa?
Saya:" Yang penting pengertian, timbal baliknya"
Dwi:" Huh" sambil mencibir.

Saya:" Hehe, gimana kamu sudah hamil?
Dwi:’ Belum…" sambil menundukan kepala memasang wajah sedih.
Saya:" Jadi minta bantuan saya, saya siap"
Dwi:" Jadi" menjawab singkat.

Lalu tiba-tiba Ida masuk, Ida memakai kemeja putih ada titik-titik berwarna hitam di semua bagian.
Celananya model kulot yang sangat ketat, berapa hari tak jumpa seperti makin semok saja istri kedua saya ini hehe.

Ida membawa beberapa amplop lalu menaruh di meja saya.
Ida:" Ada beberapa surat Pak"
Saya:" ia makasih, makin semok saja bu Ida"
Ida melotot dan melihat ke Dwi mungkin dia malu.
Ida:" Saya keluar lagi Pak"
Saya:" Ia" sambil melihat bulatan pantatnya bergoyang, celana dalamnya tercetak dengan jelas.

Tiba-tiba Dwi kembali bicara.
Dwi:" Bapak liburan ke puncak sama Bu Ida juga ya?
Saya:" Ia"
Dwi:" Ngadain pesta seks di sana?
Saya cukup kaget dengan pertanyaan dari Dwi.
Saya:" Stuuust kamu pura-pur gak tahu aza ya, seperti biasa tutup kuping dan telinga"
Dwi:" Ia Pak,dokumen apa bisa saya tunggu"
Saya:" Tunggu saja, biar saya makin semangat tanda tangannya sambil liatin kamu"
Dwi:" Bapak bisa saja"

Saya terpaksa sementara harus serius menahan diri tidak bisa macam-macam dulu karena pekerjaan yang begitu numpuk. Setelah saya cek dan tanda tangan untuk dokumen yang urgent saya serahkan ke Dwi.
Saya:" Ini ya, ada lagi yang mesti buru-buru?
Dwi:" ini saja yang harus cepat, yang lain juga bisa saya prepare kalau cek nya sudh bapak tanda tangan"
Saya:" Ok, biar saya kerjakan, nanti kamu mau gak makan siang bareng"
Dwi:" Mau, tapi gak enak sama teman yang lain dan Mbak Ida"
Saya:" Maksud saya gini, nanti kamu beli aza makan siang, sekalianbuat saya, terus cepat kembali ke sini"
Dwi:" Oh, ia"
Dwi pun kemudain keluar dari ruangan saya.

Setelah Dwi keluar datang Wahab di temani 2 cewek berhijab yang sempat saya lihat tadi, Wahab memperkenalkan mereka, ternyata mereka mahasiswa magang, Tina dan Yulia.
Sampai jam makan siang hari itu saya memang sibuk.

Ternyata cepat sekali si Dwi datang. Dia pun masuk ke ruangan saya lalu duduk di depan saya dan memberikan pesanan saya.
Saya:" Di luar sdh gak ada orang?
Dwi:" Gak ada pak?
Saya:" Kamu laper mau makan dulu?
Dwi Nampak bingung dengan pertanyaan saya.

Saya segera menghampirinya, saya tarik tangannya untuk berdiri, lalu saya angkat badannya, spontan dia mengaikan kakinya di pinggang saya. Dengan sebelah tangan saya sekarang menahan pantatnya dan sebelah lagi memegang pinggangnya, saya segera melumat lehernya.

Dwi:" Mmmph Pak, apa gak di hotel saja, saya takut ketahuan"
Saya:" Saya gak tahan, maunya sekarang"
Dwi:" Mmmph, geli" saya memang menjilati lehernya dan belakang kupingnya, lehernya lumayan mulus meski kulitnya tidak terlalu putih.
Dwi:" Di kamar mandi bapak saja pak"
Sepertinya Dwi khawatir, saya pun menggendong Dwi masuk ke kamar mandi, badan Dwi yang tidak terlalu besar membaut saya mudah menggendongnya dan tidak terlalu berat.

Setelah masuk kamar mandi, saya pun segera menutup pintunya dan menguncinya lalu saya menurunkan badan Dwi, lalu sambil sedikit menunduk saya lumat bibirnya, saya baru sadar dia pakai lipstick, pasti bibir saya belepotan juga.

Dwi:" Ugghh pak, kita harus cepat, nanti keburu temen-temen kembali"
Saya:" Ia" saya pun segera melepas celana saya, juga celana dalam saya dan menggantungnya.
Dwi Nampak bengong…
Saya:" Kenapa"
Dwi:" Gede dan pnjang udah ngaceng banget"
Saya;" Saolnya kamu yag bikin sange" sambil saya memepet badannya, saya arahkan tangan Dwi untuk mengocok kontol saya, dia kocok-kocok pelan.

Taka da waktu lagi, saya dorong Dwi agar menghada tembok sambil nungging, roknya saya angkat dan tampak celana dalam belang warna putih dan orange. Segera saya turunkan hingga menggantung di sebelah kakinya dan saya remas-remas pantatnya sebentar. Bulunya tidak terlalu lebat, segera saya tempelkan kontol saya pas di memeknya, saya dorong perlahan, terasa sempit banget, apa karena badannya kecil, memeknya juga kecil.

Saya meludari tangan saya lalu saya oleskan ke kontol dan ke lubang memek Dwi, kembali saya dorong perlahan, tampak si Dewi menggigit ujung bajunya bagian lengan seperti menahan sakit.
Masih terasa susah, saya pun coba merangsang dia, saya jilat lagi lehernya sambil saya remas toketnya dari balik bajunya.
Sambil saya sodok pelan-pelan dan kepala kontol saya sdh mulai tertelan memeknya.
Dewi:" Uggh, gede banget pak, kontol suami aku kecil, pelan-pelan ya takut sakit"
Saya tidak menjawabnya tapi saya semakin dalam mendorong kontol saya, memeknya mulai terasa basah, tangan saya pun memainkan itilnya untuk merangsang dia, memeknya mulai banjir lalu saya dorong sekaligus..bleeees…kontol saya pun tertelan memek Dwi hampir semuanya.

Dwi:" Ughh sakit" sambil menutup mulutnya dengan tangan.
Saya mulai menyodok memeknya, benar-benar sempit lebih sempit dari memek Nina.
Saya pun tidak berani menyodok terlalu cepat, takut dia kesakitan dan kapok.

Sambil saya entot, saya remas-remas toket si Dwi sedang tangan saya satunya memainak itilnya, hasilnya lumayan, mulai terdengar rintihan, lebih tepatnya desahan kenikmatan dan memeknya terasa makin banjir dan licin.

Saya:" Ugghh Nikmat banget memek kamu say, rapet jepit kontol aku"
Dwi:" Uugghghh ahgggh" dia tidak menjawab hanya merintih nikmat.
Saya mulai mengentotnya secara cepat. Frekuensi kontol saya keluar masuk memeknya semakin cepat saja.

Dwi:" Uggh Dwi gak kuat pak"
Saya:" Ayo, lepaskan keuarkan saja"
Dwi:" Uggh panjang banget kontol bapak rasanya nyodok sampai ke Rahim saya agggh, nikmat banget"
Saya:" memek kamu juga nikmat banget,sempit banget"
Dwi:" Sempit mana sama memek mbak Ida?
Saya:"Jelas sempit memek kamu uggh" saya semakin cepat mengentot memek Dwi.

Tangan saya membuka kran air sehingga seketika air mengalir, saya khawatir desahan dan benturan paha saya dan pantat Dwi akan terdengar orang.
Dwi:" Saya gak kuat pak ughhhh" Dwi pun mengejang.
Serasa kontol saya seperti disiram di dalem memeknya.
Dwi:" Uggh aku rasa pipis, oh enak banget pak"
Saya tidak menghiraukan, saya semakin cepat menggenjot memeknya.

Dwi:" Agggh, Pak, enak banget uuh ampun ,keluarin cepat pak, nanti temen-temen datang"
Saya pun semakin cepat menggenjot memek Dwi dan saya pun menekannya dalam-dalam dan sesuatu keluar dari kontol saya. Croooot…crooot…
Saya peluk tubuh mungilnya lalu saya lumat kembali bibir Dwi…
Dwi:" Ugghh banjir Pak…."
Saya:" Sengaja say tidak bercinta dengan istri saya tadi malam"
Saya melihat peju saya mengalir sampai ke paha Dwi saking banyaknya.
Saya pun mencabut kontol saya dan mengambil tissue untuk mengelap memek Dwi.
Dwi:" Biarin Pak, biar ngendon peju bapak di memek aku, aku lagi subur"
Saya pun mencuci kontol saya dan memakai kembali celana saya.

Melihat saya sdh rapi, Dwi pun segera mencuci memeknya, lalu dia hendak memakai celana dalamnya namun saya cegah.
Saya:" Ke siniin celana dalam kamu…"
Dwi bingung melihat saya, tapi juga menurunkan kembali cd nya dan memberikan kepada saya.
Saya pun memasukan celana dalam Dwi ke saku celana saya.

Dwi:" Celana dalam saya pak?
Saya:"Kamu gak usah pakai celana dalam, hukuman buat istri yang suka selingkuh, dan kamu tambah seksi pakai rok mini tapi gak pakai cd"
Dwi:" Ntr kalau kelihatan orang?
Saya:" Pintar-pintar kamu duduk hehe, ini tantangan buat kamu, nikmatin"
Dwi wajahnya merah, dia menurunkan rok mininya.

Saya:" Ayo kita keluar, nanti keburu orang-orang pada datang.
Kami pun segera keluar dari kamar mandi, Dwi memilih keluar ruangan saya dan makan di mejanya, kebetulan kantor masih sepi.

Saya pun duduk kembali di meja lalu menyantap makan siang saya untuk mengembalikan energy yang terkuras setelah menyetubuhi Dwi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Seks: Bocah Nyusu Plus Ngentot Efni

Mama Gitu Dehh 1 - 5

Tukang Kebun yang Menggarap Memekku