Binalnya istriku dewi 22

PUNCAK PART 3
POV IDA

Sesuai permintaan saya coba, mudah-mudahan dapat karakternya.

Saya lihat semua yang di ruangan sudah asyik bergoyang. Tinggallah saya duduk sendiri di sofa, Wilton suami saya pun sudah asyik bergoyang dengan 2 cewek muda bawaan pak Bob dan tak perduli lagi dengan saya, termasuk Dendi terlihat cuek dan asyik bergoyang dengan istri Pak Fadli. Saya pun bengong sendiri, beberapa gelas bir secara tak sadar saya habiskan.

Saya lihat suasana sudah berubah menjadi mesum, Pak Fadli bahkan berada di dalam rok Bu Dewi, tangan suami saya kiri kanan masuk ke dalam baju Ruri dan Popy, meraba-raba susu mereka.

Tiba-tiba Pak Bob datang mendekati saya, dan mengulurkan tangannya.
Pak Bob:” mari Bu Ida, ikut bergoyang, tidak usah malu-malu”
Sebenarnya saya tidak malu untuk ikut bergoyang, jika yang mengulurkan tangan itu Pak Dendi saya akan segera berdiri, tapi melihat lelaki tua tambun ini saya kurang bergairah.
Saya:” Saya di sini saja Pak”
Pak Bob semakin mendekati saya.
Pak Bob:” ayolah, tidak perlu malu-malu” mencoba memaksa saya.
Saya:” saya nonton saja lagian tidak pandai joget” Saya memberi jawaban tersebut berharap dia akhirnya pergi, eh dia malah duduk rapat sekali di sebelah saya”
Pak Bob:” yang lain sudah ada pasangannya, Dewi diserobot sama si Fadli, saya temanin ibu cantik saja di sini”
Saya hanya diam saja dan berusaha melihat ke arah lain.
Pak Bob:” Bu ida kamu tidak hanya cantik tapi juga masih muda, saya sebenarnya sudah mengincar kamu dari sebelum berangkat” sambil tangannya mengelus paha saya dari luar celana kulot saya.
Saya:” Jangan Pak.. “ sambil mengangkat tangannya
Pak Bob tampak sedikit heran, bingung atau entahlah…
Pak Bob:” koq jangan, sambil kembali mengelus paha saya.
Kali ini Saya mencoba membiarkannya.
Pak Bob:” Kamu udah cantik, montok, biar gak terlalu tinggi kayak si Dewi yang mata duitan”
Kali ini Pak Bob sudah berani mencoba mencium saya.
Saya berusaha menahan kepala dia, tapi dia malah mendorong saya sampai saya terjatuh di sofa dengan posisi miring.
Pak Bob membalikan badan saya hingga terlentang dan lalu menindih tubuh saya. Jujur sebenarnya saya penasaran tentang cerita Bu Dewi tentang kontol gede Pak Bob tapi melihat wajahnya jujur kurang tertarik, mungkin banyak yang mau sama dia karena duitnya.

Dia sekarang sudah sepenuhnya menindih saya…
Saya mencoba berontak menghindari dia yang mencoba mencium bibir saya.
Saya:” Pak Dendi..oggh..emmmmppp” Pak Bob berhasil mencium lalu melumat bibir saya dan tak sadar kenapa saya memanggi Dendi.
Tangan Pak Bob pun leluasa menjamah payudara saya diremas-remasnya dari luar kemeja saya.
Sekarang dia menduduki kedua paha saya, terasa begitu berat, tangan Pak Bob berusaha membuka kancing kemeja saya.
Saya:” jangan Pak..” berusaha menepis tangannya, hati saya masih menolak dia.
Pak Bob:” hehe, saya malah suka sama yang menolak saya di awal nanti setelah merasakan kontol saya kamu malah ketagihan”
Pak Bob berhasil membuka kancing kemeja saya bahkan ada satu kancing yang lepas karena ditarik dengan paksa.
Pak Bob membenamkan wajahnya di payudara saya yang masih tertutup kutang.
Saya:” ah…uogh” bahkan tangannya sudah masuk ke dalam kutang saya dan memilin puting susu saya, dipelintir seenaknya sampai asi saya keluar.
Pak Bob:” hah, kamu menyusui kayak dewi, asik, aku bisa nenen sepuasnya mala mini, jamu andalanku juga sudah aku minum, kamu akan ku buat melayang hehe”
Pak Bob menurunkan cup kutang saya sehingga payudara saya bebas terpampang. Dia pun segera menghisap puting susu saya dan menyedot asi yang keluar dengan deras.
Saya tak tahan mulai mendesah, geli bercampur nikmat.
Saya:” akh..oh” sambil tangan saya mengusap-usap kepalanya yang botak di bagian tengah.
Bahkan Pak Bob mencupangi susu saya kiri dan kanan tak luput dari cupangannya.
Saya:” Akh, pelan pak, tidak jangan dicupangi terus, akh sakit” Kulit payudara saya berubah menjadi kemerahan.
Pak Bob bangkit dan bermain-main dengan meratakan air susu di seluluh payudara saya. Kini dia sedikit mundur dan menurukna celana kulot saya, saya berusaha menahannya tapi akhrinya terlepas juga.
Celana saya pun sudah terlepas dan masih tersangkut berada di ujung kaki, si Pak Bob malah berusaha menarik cangcut saya yang berwarna hitam secara paksa, karena kainnya yang tipis cangcut saya pun robek, dan dia tertawa puas.
Saya:” akh koh dirobek cangcut saya Pak..”
Pak Bob tidak menjawab tapi melempar cangcut saya yang robek ke sofa belakang, saya tidak tahu apa ada orang atau tidak di sana.

Sekarang memek saya pun dapat dia lihat dengan jelas.
Tangan pak Bob mulai menjamah memek saya, saya sedikit menahan tapi tentu begitu mudah dia mengalahkan perlawanan saya yang juga setengah hati, jari tangannya mulai dicolok-colokan ke memek saya.
Saya:” Akh sudah Pak…”
Pak Bob:” nikmati saja, kamu ngelawan terus pun tetap bakal saya perkosa dangak ada yang perduli”
Pak Bob membenamkan kepalanya dan mulai menjilati memek saya.
Saya:’ akh kena itil oh” saya tak sadar mengucapkannya.
Pak Bob bangkit dan tersenyum, lalu tiba-tiba mengakngkat tubuh saya dengan mudahnya dan ditaruh dipundaknya. Saya lihat di ruangan Cuma ada mas Wilton dan dua perempuan bawaan Pak Bob. Pak Bob mengangkat saya di pundak dan keluar dari ruang karaoke, sepertinya dia mau membawa saya ke kamarnya.
Sampai di dalam kamarnya saya pun direbahkan di atas kasur. Kali ini saya hanya diam dan tidak memcoba berontak lagi , tak ada gunanya , lebih baik saya nikmati.
Pak Bob tersenyum melihat saya yang terlihat sudah pasrah. Pakaian saya sudah tidak karuan. Kepala saya masih mengenakan jilbab warna putih tapi kemeja saya sudah terbuka begitu juga dengan kutang walau masih menempel tapi sudah tidak karuan sedang selangkangan terbuka lebar, cangcut saya sudah robek sedang celana kulot saya sudah nyaris terlepas Cuma masih menempel di mata kaki.

Pak Bob saya lihat berjalan menuju kulkas dan mengambil sebuah botol lalu kembali mendekati saya. Lalu dia naik ke atas ranjang dan duduk tepat di ujung kaki saya. Pertama dia menarik lepas celana saya lalu melemparnya ke sudut kasur.

Berikutnya dia semakin mendekat dan melepas kemeja saya. Saya pasrah membiarkan dia melepas baju kemeja saya.
Pak Bob:” Buka beha kamu Bu Ida” saya pun menurut dan melepas kutang saya lalu kembali rebahan.

Pak Bob tersenyum penuh kemenangan, lalu dia membuka botol ysng sepertinya minuman keras saya kira dia akan meminumnya tapi tiba-tiba menuangkan air di dalam botol ke dada saya.
Saya sedikit terkejut dan menutup payudara saya namun Pak Bob menarik tangan saya, air tersebut mengalir sampai ke pusar saya.
Pak Bob merangkak di atas tubuh saya lalu menyingkapkan hijab saya dan mulai menjilati leher saya lalu bergerak ke kuping di lakukan berulang kali membuat saya kegelian dan bercampur nikmat.
Saya:” Aaah..geli pak, ough..”
Pak Bob pun mulai turun ke atas dada sampai ke payudara saya, sambil kembali menuangkan minuman ke payudara saya dia mulai menjilati di sekitaran pinggiran payudara saya. Tanggan mulai meremas payudara saya.
Pak Bob:” Bu Ida, tete bu Ida masih mengkal banget”
Sambil meremas puting susu saya juga, sehingga asi saya mun keluar dan bercampur dengan minuman yang dituang pak Bob.

Pak Bob:” nikmat minum arak campur asi dari tetek Bu Ida” Sambil kembali menjilati pinggiran puting susu saya. Saya paun tak kuat untuk mendesah.
Saya:” Akh, Pak Bob” sambil menekan kepalanya untuk menghisap puting susu saya.
Pak Bob semakin bersemangat mengisap dan menjilati susu saya. Kini dia turun ke perut dan kembali menuangkan minuman di perut hingga turun ke pusat sampai ke selangkangan saya, rasanya aneh.

Pak Bob mulai menjilati minuman di perut sampai puser saya, semakin turun sampai dia meregangkan paha saya lalu menuangkan kembali sisa minuman seluruhnya ke memek saya.

Saya:” Akh” saya pun kaget .
Pak Bob segera menyibakan bulu kemaluan saya dan menujulukan lidahnya menjilati pinggiran lubang memek saya.
Saya:” oh..ah” sambil meremas kepala Pak Bob.
Lidah Pak Bob mulai menjilati klitoris saya dan terkadang masuk ke dalam memek.
Saya:” Agh Pak Booob..di itil enak” sambil menekan kepala Pak Bob kuat-kuat. Entah pengaruh alcohol atau kenikmatan seks saya semakin hilang control.

Pak Bob terus mengerjai memek saya, terkadang 2 jarinya di colokan ke dalam lubang memek saya yang kini semakin basah.
Saya:” Agh terus Pak enak…agh”
Pak Bob:”Apanya yang terus bu Ida?
Saya:”colok pak.. agh” sambil tangan saya meremasi seprai yang kini semakin kusut.
Pak Bob:” Apanya yang dicolok bu”
Saya:” Memek aku Pak, colok pakai jari atau lidah agh, ia itilnya tekan begitu”
Pak Bob semakin cepat mengocok memek saya dengan 2 jarinya, sedang satu jarinya memilin itil saya. Saya pun gak kuat lagi mengejang menjumput orgasme saya yang pertama.
Pak Bob memperlihatkan jarinya yang basah lalu menjilatinya.
Pak Bob:” Arak oplosan, arak dioplos sama cairan memek Bu Ida” sambil terkekeh penuh kemenangan. Saya tidak memperdulikannya dan masih memejamkan kedua mata saya.
Sejenak tidak ada suara, dan ketika sama membuka mata saya lihat Pak Bob sedang melucuti pakainnya sendiri. Tinggal sempak yang masih melekat di badannya dan terlihat mengembung.
Pak Bob bergerak ke sebelah kiri saya lalu menurukan sempaknya dan keluarkah pentungan hitam berbulu milkinya, kontolnya memang sangat besar pas seperti yang dibilang Bu Dewi, meski tidak terlalu panjang dan sdh terlihat keras.

Pak Bob menarik tangan saya untuk menggenggam kontolnya, saya pun mulai meremasnya dengan pelan lalu semakin keras, dan memang kontol ini begitu keras seperti batu apa ada pengaruh jamu atau obat-obatan saya tidak tahu.
Pak Bob:” Bu Ida, ayo di sepong kontol saya”
Saya bangkit dan kini duduk di hadapan dia, lalu perlahan mulai memasukan kontolnya ke dalam mulut saya. Tiba-tiba dia menekan kontolnya membuat saya nyaris saja muntah, saya segera melepaskan kontolnya dari mulut saya.

Saya:” eeuweek, pelan dong Pak, saya jadi mau muntah”
Dia tidak menjawab tapi kembali memasukan kontol ke mulut saya, kali ini dia membiarkan saya yang beraksi.
Saya merasa kepala kontol pak Bob mulai berdenyut-denyut. Saya tidak mau dia membuang pejunya di mulut saya.
Saya pun melepaskan kontolya sejenak dan bertanya:
Saya:” Pak sudah mau keluar kah”
Dia menganggukan kepala dengan nafas tersengal-sengal saya pun mengocok kontolnya depan dada saya.
Tiba-tiba dia menarik kontolnya dan crooot…crooot.. pejunya mucrat dan diarahkan ke muka saya, bahkan ada yang mengenai mata dan sebagian ke hidung saya, saya tidak sempat menghindar, pejunya begitu banyak dan kental juga bau.
Saya:” Aw, Pak Bob kenapa dibuang dimuka saya pejunya” saya sedikit kesal. Saya hendak mencari sesuatu untuk mengelap muka saya, tapi Pak bob malah mendorong saya hingga terlentang. Dan dia menempatkan badannya diantara dua paha saya. Saya terkejut karena kontolnya masih saja keras padahal baru saja mengeluarkan peju. Terpasa saya menggunakan kutang saya untuk mengelap peju pak Bob terutama yang ada di mata saya.
Saya:” Aw..pelan Pak, kontolmu gede banget”
Pak Bob:” memek Bu ida yang sempit” sambil mendorong kontolnya yang mulai lancer kelua masuk memek saya.
Memek saya tersa begitu penuh. Pak Bob mulai mengentot saya dengan lebih cepat.
Saya:” Akh, gila gede banget kontolnya sampe sesak” saya meracau.
Ranjang bergoyang dengan kencang seirama kentotan Pak Bob.
Pak Bob:” gimana, kontolku yang tersesar kan yang pernah masuk memekmu Bu Ida”
Saya:”Ia Pak”
Pak Bob:” kamu sekertarisnya si Dendi ya?
Saya:” Ia, agh..saya keluar” saya menejang tapi pak Bob malah mempercepat kentotannya.
Pak Bob:” Kamu sudah sering diewe si Dendi?
Saya:” Pelan Pak, saya lemas ah, ngilu memek saya” Pak Bob tidak menghiraukan tapi malah menarik badan saya dan memutarnya dan menempatkan posisi saya agar nungging tanpa melepas kontolnya yang tertanam di memek saya.
Dia kembali mengentot saya.
Pak Bob:”kamu sudah sering ngewe dengan si Dendi suami Dewi?
Saya:” Ia Pak saya sering ngewe sama suami bu Dewi”
Pak Bob:” ternyata kamu kelihatannya saja alim tapi sama saja kayak Dewi, hehe”
Tiba-tiba Pak Bob menekan kontolnya dalam-dalam dan saya merasa dinding memeknya ditembak cairan hangat, peju Pak Bob mucrat di memek saya walua tak begitu banyak.
Kami berdua terdiam beberapa saat…anehnya kontol si Pak Bob masih saja keras.
Saya:” gila ini aki-aki kontolnya masih keras saja biar udah 2 kali bucat” saya bergumam di dalam hati.
Pak Bob mencabut kontolnya lalu rebahan, kontolnya memang masih keras dan mengkilap berkat cairan saya dan peju dia sendiri.
Saya pun rebahan di sampingnya dan merasa seluruh badan
Pak Bob:” ayo isep kontol saya, bersihkan”
Saya kaget, mau menolak tapi bagaimana. Saya pun bangkit, lalu saya duduk di samping selangkangan Pak Bob, saya pegang kontolnya, kepala kontolnya begitu bengkak berwarna merah keungu-unguan, dan lubang kontolnya sedikit menganga.

Pak Bob:” ayo diisep Bu Ida”
Saya:” masih keras saja ini kontol” tak sadar saya berucap dan Pak Bob yang mendengar tersenyum kepada saya.
Saya pun mengihsapnya walau sedikit jijik.
Untuk tak lama Pak Bob meminta saya berhenti dan menyuruh saya rebahan kembali.
Saya pun rebahan dan ternyata dia kembali menempatkan posinya badanya di selangkangan saya dan mengarahkan kontolnya ke memek saya lagi.

Saya:” Akh, Pak Bob mau entot saya lagi?, akh.. pelan”
Tiba-tiba Pak Bob kembali menyetubuhi saya. Kepala saya tersa sangat berat dan pusing mungkin pengaruh minuman. Sampai saya akhrinya tidak sadar apak tidur atau pingsan.
Yang saya ingat saya merasa mau kencing, saya bangun dan saya lihat pukul setengah 4, sedang saya ingat waktu saya ngentot sama Pak Bob masih sekitar pukul setengah 12 malam.

Saya mencoba melepaskan tangan Pak Bob yang memeluk saya dan saya pun terkejut karena kontol Pak Bob masih menancap di memek saya, walau terasa tidak begitu keras, dan kurang ajar banget ternyata di dekat bantalnya penuh bekas muntah, perut saya langsung mual, cepat-cepat saya dorong dia dan kontolnya pun terlepas.
Saya:” Bangsat banget ini kampret pake muntah segala” lalu saya segera pergi ke kamar mandi.
Setelah selesai kencing, saya bingung mau kemana, kembali ke tempat tidur Pak Bob jijik dengan bekas muntahnya, saya ambil baju, kutang dan celana kulot saya dan segera mengenakannya, terpaksa tanpa cangcut karena sdh dirobek sama si Pak Bob dan tertinggal di ruang karaoke. Saya segera nailk ke lantai dua menuju kamar saya. Pintu kamar tertutup rapat segera saya dorong dan ternyata kosong.

Saya:” kemana ini mas Wilton apa masih di ruang karaoke? Saya bertanya dalam hati saya, tapi sudahlah saya tidak perduli lagi saya tutup pintu dan segera menuju ranjang. Kepala saya masih terasa berat. Saya pun tidur kembali.

POV Dendi

Saya terbangun dari tempat tidur sekita pukul 5 pagi, sebenarnya malas untuk bangun tapi perut keroncongan. Saya lihat Diah masih tidur. Iseng saya masukan kontol saya melalui celah celana dalamnya dan saya entot dia tapi tidak juga bangun hanya sedikit mendesah, saya cabut kontol saya dan terlihat mengkilap saya turun dari ranjang dan mengambil celana dalam saya dan memakainya.

Saya menuju kulkas, ada banyak makannan tapi dingin sekali, saya pun keluar kamar dengan hanya memakai celana dalam. Pikir saya palingsemua masih molor.

Saya sempat melihat ke kamar Pak Bob yang pintunya terbuka lebar ternyata di sendirian, tak nampak Ida bersamanya.

Saya menuju dapur untuk mencari makanan dan saya terkejut karena di dapur tampak ada seorang perempuan sedang masak, yang bikin saya kaget itu bukan Sari, tampak seorang perempuan dengan rambut sebahu kulit putih dan sepertinya seumuran dengan sari dan Ida meski tampak samping.

Perempuan tersebut tidak sadar dengan kehadiran saya, dia asik menggoreng telor, tapi yang menarik perhatian adalah dia hanya mengenakan kaos kutang/kaos dalam meski saya lihat dari punggungnya tali bhnya yang warna merah di dalamnya dan rok dalam warna pink transparan, celana dalamnya yang warna pink juga dapat saya lihat dengan jelas kebetulan lampu terang benderang.

Saya pun berdehem… dan dia sedikit terkejut lalu menoleh kearah saya.

Saya:” Sorry saya Cuma cari makanan, eh kamu siapa saya baru lihat”
Dia terlihat santai meski melihat saya Cuma pakai celana dalam dan dia berpakaian begitu dipergokin oleh saya.
Nina:” saya Nina Om, saya bantu di sini juga sama dengan teh Sari” Mungkin sari lebih tua kali.
Oh, ia saya baru ingat kata Pak Bob tadi siang.
Saya:” Oh, ada makanan gak” sambil berjalan, mata saya terang-terangan melihat kearah badan dia dari atas sampai bawah.
Nina cuek saja tidak merasa risih.
Nina:” Ada om, tapi dingin lauknya, ini baru goreng telor, kalau nasi banyak dan hangat”
Saya:” Ok, boleh saya balik dulu”
Saya balik dulu ke kamar gak nyaman juga kalau ada yang lihat Cuma berpakaian kayak begini.
Saya kembali memakai pakaian lengkap lalu kembali ke dapur, saya lihat Nina sudah menyiapkan buat saya makan.
Nina:” koq bapak ke sini, biar saya antar ke meja makan”
Saya:” makan di sini saja, ada pemandangannya” kata saya sambil duduk di meja makan yang ada di situ menghadap langsung ke Nina.
Nina tersipu malu. Saya pun segera menyantap makanan yang sudah tersedia.
Nina melanjutkan kembali pekerjaannya.

Saya:” Nin koq sendiri saja, kemana Sari?
Nina:” hehe, paling telat bangun om, biasa habis kerja keras tadi malam?
Saya:” maksdunya kerja keras?
Nina:” akh bapak biasa, sama suaminya,hubungan suami istri”
Saya:” Terus koq kamu gak telat bangun”
Nina:” saya gak ngapa-ngapain”
Saya:” memang kamu belum nikah”
Nina:” sudah, tapi suami saya tinggal di rumah gak kerja di sini, saya pun biasanya pulang ke rumah tapi karena banyak tamu makanya saya nginep”
Saya:” Oh, kesepian dong…” sambil memperhatikan pantat nina yang posisinya membelakangi saya biar tidak besar tapi masih padat, dia tahu saya perhatikan tapi cuek saja.
Nina:” baru sehari aza pak”
Saya:” gpp, misalkan kamu kesepian biar saya yang temanin kamu”
Nina:” bapak bisa saja”
Saya:” beneran ini, kamu sdh lama kerja di sini?
Nina:” hamper 2 tahun”
Saya:” berarti sudah biasa lihat Pak Bob bawa cewek ke sini”
Nina:” sudah sering pak, istrinya Pak Bob kan gak tau villa ini, Pak Bob bawa terus perempuan ke sini, tapi baru kali ini rame-rame dan banyak yang pakai hijab pada punya suami lagi”
Saya:” ya, begitulah, terus pak Bob pernah gak main sama kamu”
Nina:” ikh apaan, kalau godain sering banget, udah sering aku diraba sama dia, teh Sari juga”
Saya:” oh, tapi gak pernah tidur sama dia? Kalau diajak tidur mau tidak?
Nina:” gak, mungkin gengsi kami pembantu, tergantung pak?
Saya:” tergantung apa?
Nina:” Ya kalau kami tergantung berapa dia kasih, toh dia sering raba pantat, susu gak pernah kasih tambahan, kan rugi, mau lawan nanti kami dipecat”
Saya:” memang mau berapa? Kalau saya yang ngajak kamu tidur gimana?
Nina:” akh bapak, itu kan banyak cewek-ceweknya”
Saya:” tapi saya mau yang seperti kamu belum banyak terjamah, gimana? Saya serius, kalau bisa sekarang” sambil saya memegang kontol saya dari luar celana
Nina:” hah, tapi sebentar lagi siang, dan saya harus masak”
Wah dia mau juga.
Saya:” kapan kamu bisa, kasih tahu saya” sambil melangkah kebetulanmakan saya selesai dan saya bejalan menghampirinya dan meremas pantatnya dan saya lumat bibirnya.
Nina:” akh bapak..eh Om” saya pun pergi sambil mengedipkan mata dan dia juga tersenyum.

Saya kembali ke kamar Fadli dan saya lihat Diah masih tidur dengan nyenyaknya, sudah jam 6 mau saya ajak main kasihan kelihatan sangat lelap. Saya pun naik ke lantai dua untuk mencari istri saya tapi ternyata di kamar kosong hanya kasur tampak masih berantakan belum dirapikan.

Saya pun penasaran di kamar sebelah terjadi apa, saya coba dorong pintunya gak dikunci dan tampak Cuma Ida yang tergolek lemah di kasur wajahnya sedikit kusut.

Saya pun mendekati Ida, saya usap pantatnya, sepertinya dia tidak memakai celana dalam, tiba-tiba dia membuka mata walau agak berat.
Ida:” Egh Pak Dendi” sambil memasang muka cemberut.
Saya:” kenapa koq cemberut sayang” sambil mendekati kepalanya.
Ida:” Aku dengar pintu di buka” jawabanya tidak nyambung.
Saya:”Oh, ia saya penasaran eh gak taunya di sini, kirain sama Pak Bob”
Ida:” ia, tadinya aku sama Pak Bob, kamu sich tega biarin aku sama tu bandot tua”
Saya:” tapi enak kan”
Ida pun mencubit lengan saya.
Ida:” terus kamu mau ngapain ke sini, mau nodain aku?
Saya:”Ia.. sambil mencoba memeluk Dia.
Ida:” aku juga kangen tapi jangan dulu bebz, badan aku bau sperma, muka juga”
Saya:” Hah masa”
Ida:” kita mandi bareng biar segar”
Saya:” Ayo” saya pun segera memangku badan Ida menuju kamar mandi. Ida pun melingkarkan 2 tangannya di leher saya.
Kamar mandi cukup luas, ada bathubnya juga sama seperti kamar yg saya tempati dan juga Diah, berarti setiap kamar relatif sama.
Saya segera menurunkan Ida, Ida pun segera melepas baju saya dan saya melepas baju dia.
Ida:” nich kutang aku, aku pakai buat ngelapor peju om Bob di muka aku Bebz..” saat saya melepas kutangnya, saya segera melempar bh Ida ke mesin cuci yg sdh tersedia.
Saya:” ih, jorok ya”
Ida:” gak ada tissue, semua gara-gara kamu Bebz, aku jadi di nodain sama Pak Bob”
Saya pun melepas jilbab Ida dan kemudian celana kulotnya.
Ternyata dugaan saya benar dia tidak memakai celana dalam.
Ida:” kaget ya, aku gak pakai cangcut, cangcut aku dirobek sama pak Bob”
Saya:” jadi kamu diperkosa sama Pak Bob”
Ida:” ia aku diperkosa sama dia Bebz, awalnya, selanjutnya mah pasrah hehe…”
Saya:” oh, egh enak Bebz”
Ida mulai mengurut kontol saya yg mulai menegang.
Ida:” memek aku perih loh say, liat nich bengkak” sambil dia menyibakan bulu kemaluannya sendiri dan terlihat memeknya merah sedikit bengkak.
Saya:” memek kamu habis kemasukan apa bebz” sambil tersenyum.
Ida:” kamu jahat say” sambil memencet kontol saya.
Saya:” sakit.. Bebz”
Ida:” biarin hukuman buat kamu sdh biarin aku diperkosa pak Bob”
Tapi kali ini dia malah jongkok dan memasukkan kontol saya kembali mulutnya.
Saya:” kalau kita ngentot sekarang memek kamu gak sakit Bebz?
Ida:” nggak say, biar nanti peju kamu bisa ngusir peju pak Bob di memek aku”
Ida menjilati kontol saya sampai buah zakar.
Ida:” aku gak nyangka aku menjadi korban pak Bob yg pertama di villa say” sambil berdiri membelakangi saya, tangannya berpegangan di westafel. Saya mengerti segera mengangkat sebelah kakinya dan mengarahkan kontol saya ke memeknya.
Blesss.. Kontol saya pun tenggelam di telan memek Ida.
Ida:” Ah say, ayo kontol panjang, ewe memek aku”
Saya pun segera mengentot Ida dengan mencondongkan badannya saya dan tangannya saya meremasi susu Ida.
Tidak banyak asi yg keluar, mungkin sdh dikuras Pak Bob.
Ida:” ah, enak say ngentot sama kamu yg paling nikmat, aku sayang kamu, aku cinta kamu” sambil menoleh dan melatih bibir saya. Kami saling melumat dan astaga ada bau peju, Ida belum cuci muka, saya segera melepaskan ciuman Ida.
Ida pun ketawa.

Ida:” hahahaha, rasain tuch bau peju muka aku, hukuman juga buat kamu say”
Saya:” say harus suami kamu yg dihukum gak bisa jagain kamu”
Ida:” gak, kamu aza, tusuk yang dalem memek aku say, cintaku”
Saya semakin mempercepat kentotan saya.
Ida:” tau gak say, aku pingsan diewe pak Bob, aku gak ingat berapa kali aku dientotin”
Saya:” yang bener, akh aku mau dapet say”
Ida:” ia say, barengan”
Saya:” aku keluar Bebz” crooot…crooot peju saya muncrat di memek Ida berbarengan dengan semprotan memek Ida yang juga orgasme.
Ida:” masih banyak aza peju kamu Bebz”
Saya:” gak tahu apa karena sdh makan tadi”
Akhirnya kami pun mandi dan saling menyabuni seperti sepasang kekasih saja.

Selesai mandi Ida mengeringkan badannya dg handuk yg ternyata cuma satu, terpaksa kami gantian.

Ida keluar kamar mandi menggunakan handuk tadi sedang saya terpaksa telanjang bulat.
Saya:” aku ke kamar ku ya Bebz”
Ida:” jangan dulu, kmu gak mau lihat aku pakai baju”
Saya:” aku lebih suka lihat kamu gak pakai baju Bebz”
Ida:” dasar kamu say, sambil memencet hidung saya.
Saya pun duduk di kursi meja rias. Ida memberikan handuknya ke saya.
Ida tampak membuka koper.
Ida:” belum sempat mindahin ke lemari pak Dendi”
Saya:” sama aku juga Bebz”
Ida:” pak Dendi mau pilihkan cangcut mana yg harus aku pakai”
Ida menunjukkan beberapa celana dalamnya yg warna warni.
Saya mengambilnya dan memilihkan salah satu.
Saya:” pakai cangcut yg ini Bebz bagus, warna belang hitam putih, kan yg belang pasti lebih enak di iklan juga”
Ida:” hehe bisa saja kamu say, pakaikan dong”
Saya:” manja banget”
Ida:” biar kayak suami istri say, jadi istri beneran gak mungkin” saya menatap mata Ida, wajahnya sedikit sendu saat mengucapkan itu, apakah dia sdh jatuh hati sama saya.
Saya:” ia angkat kaki kamu say” saya pun memakaikan celana dalam ke badan Ida.
Ida:” kutangnya dong say”
Saya:” yang hitam ini ya”
Ida menganggukkan kepalanya, dan saya memakaikan Ida bh.
Ida:” pilih baju yg mana ya..”
Saya:” ini saja Bebz, baju panjang warna putih bunga-bunga, gak terlalu transparan koq, kamu pasti terlihat anggun”
Ida memakai dan terlihat penampilan begitu menarik, seorang anak muda yg cantik walau badannya tidak tinggi semampai tapi semok. Garis celana dalamnya tercetak jelas di pantatnya, samar-samar sedikit kelihatan celana dalam belangnya.
Ida pun berlenggak-lenggok di depan kaca.
Ida:” kayaknya warna cangcut aku kelihatan ya say”
Saya:” biarin Bebz malah bagus”
Ida:” biar kamu sange ya”
Saya:” hehe, sambil meremas pantat semoknya.
Ida:” aw, main remas aza, mentang-mentang gak ada laki aku”
Saya:” kalau aku remas pantat kami ini dulu waktu Fadli masih bos kita rasanya kamu sdh nampar aku ya”
Ida:” haha, ia ya pasti” dia tertawa renyah.
Ida:” pakai jilbab putih ya say”
Saya:” ia Bebz”
Ida pun selesai dandan.
Saya:” ikut ke kamar aku Bebz”
Ida:” gak ah, gak enak sama Kak Dewi”
Saya:” gak ada koq dia, gak tau kemana”
Ida:” masa, kamu gak khawatir?
Saya:” ia juga, jgn2 sdh digangbang sama mereka”
Saya dan Ida segera ke kamar saya.
Setelah memakai pakaian lengkap saya dan Ida turun ke lantai dua untuk mencari istri saya.
Kami sempat mencari ke karaoke room dan dapur tidak ada.
Saya pun bertemu Sari dan menanyakan di mana kolam renangnya, Sari pun menunjukkan arahnya melalui pintu ke bagian belakang.
Saya dan Ida segera menuju ke tempat sesuai petunjuk.
Terlihat gazebo dan kolam renang.
Aku dan Ida terkejut .. saya lihat Dewi Istri saya ada di air dalam kolam renang. Masih pakai Jilbab warna putih, beha warna pink yg di pakainya tersingkap ke atas, badannya dipeluk pak Fadli dari belakang dan Pak Bob dari depan, seingat saya tadi pak Bob masih molor, saya tidak bisa melihat bagian bawah istri saya karena masih jauh. Sepertinya dia dipangku dan dimasuki dari depan dan belakang. Sementara saat lihat Ruri memakai pakaian renang normal sedang mengobel memeknya sendiri duduk tak jauh dari posisi istri saya, pak Bob dan Fadli.
Saya dan Ida segera mendekat…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Seks: Bocah Nyusu Plus Ngentot Efni

Mama Gitu Dehh 1 - 5

Tukang Kebun yang Menggarap Memekku