Binalnya Istriku Dewi 49

POV WIFE



Saya pun meninggalkan suami saya berdua dengan Utami. Sebelumnya waktu di mall saat suamiku memilih menunggu di luar butik aku sudah membuat kesepakatan dengan Utami. Utami setuju menemanin suamiku saat aku harus melayanin Julian. Aku pun berjalan pelan menaiki anak tangga menuju ke lantai 2. Sesampainya di lantai 2 terlihat sepi taka da orang atau bunyi apapun. Ku lihat setidaknya ada 3 buah kamar dan semuanya tertutup. Aku pun segera mengambil ponsel dan menelpon Julian.



Saya:”Sayang, kamar kamu yang mana?

Julian:”Oh, kamu di mana?

Saya:”ku sudah di atas ini”

Julian:”Ok, aku ke luar kamar” clek..ku dengar suara pintu di buka, ternyata kamar yang pertama ku lihat Julian muncul telanjang dada hanya memakai celana boxer saja.



Julian:”Dewi…” samil tanganya mempersilahkan saya masuk. Saya pun segera masuk ke dalam kamar Julian yang cukup luas, bahkan ada dua spring bed dan sebuah sofa. Aku pun memilih duduk di sofa. Julian segera menunci pintu kamar. Dia pun segera duduk di samping saya.

Julian:”Suami kamu gimana?

Saya:”Tenang diurus sama Utami”

Julian:”Oh, tapi aman kan?

Saya:”santai saja, gak akan mengganggu kita hihi” Julian belum tahu aku meminta Utami melayanin suamiku di atas kasur.



Julian:”Ayo kita pindah ke kasur yuk” ucapnya sambil tangannya memegang tangan saya

Saya:”Mau ngapain memangnya?

Julian:”Hehe, aku udah gak sabar pengen ml sama kamu dari sejak kamu datang bahkan, kalau kamu gak sama suami kamu udah aku bawa ke kamar dulu.

Saya:”hehe, segitu gak tahannya”

Julian tak menjawab tapi menarik tangan saya untuk berdiri. Saya pun segera berdiri dan dengan cepat Julian menarik saya lalu memangku badan saya.



Saya:”Aawww” Julian pun menggendong saya dan membawa ke menuju ranjang. Saya pun segera direbahkan di atas kasur empuk berukuran king size.

Saya:”Bagus banget kamar kamu sayang” Julian tidak menjawab tapi naik dan rebahan di samping saya.

Julian langsung mendaratkan ciuman di bibir saya.

Saya:”mmmmppppzzh” kami pun berciuman dan lidah kami saling bertautan. Tangan si Julian langsung saja meremas-remas susu saya.



Saya:”Aaaakh Julian, kamu nakal banget, ada suami aku, kamu malah ngajakin aku ngentot” racau saya.

Julian menarik jilbab saya hingga leher saya terlihat, dia pun segera mendaratkan ciuman di leher saya.

Saya:”Aaaakh Julian gila uuuuggh geli” ucap saya sambil tangan saya segera masuk ke dalam celana Julian dan segera kutangkap pisang ambon raksasa miliknya. Saya pun segera meremas-remas kontolnya Julian. Sementara tangan Julian pun menaikan baju saya hingga ke kegulung ke leher. Segera dia mengeluarkan susu kanan saya dari dalam kutang.

Tangannya pun segera meremas susu saya.

Saya:”Aaaah, Julian, kamu cupang leher aku ya aaakh sayang”

Julian tidak menjawab tapi segera memindahkan kepalanya ke dada saya. Mulutnya segera mencapolok susu kanan saya yang sudah dia keluarkan dari dalam kutang. Tangan kirinya mengeluarkan susu satunya lagi Sementara lidahnya sudah menari-nari di puting susu kanan saya.



Saya:”Aaagiiih, Julian ampun geli iiih…” ucap Saya. Sementara tangan saya semakin cepat mengocok kontolnya si Julian yang sudah semakin mengeras.

Julian dengan menggunakan tangan kirinya diapun menurunkan celana boxernya hingga kini dia sepenuhnya telanjang. Sementara pakaian saya pun sudah awut-awutan. Julian kini mendorong saya agar rebah kembali . Dia pun bergantian menghisap putting susu saya dan menelan asi yang keluar.

Saya:”Aaagh isep sayang, nenen yang banyak asi aku cinta” ucap ku sambil mengusap-usap kepala Julian seperti aku mengusap-usap kepala Revan anakku kalau dia lagi netek.



Tangan saya tidak lagi memegang kontolnya Julian. Julian cukup lama bermain-main dengan kedua toket saya.

Julian:”Aaagh seger Dewi, susumu sungguh nikmat sayang” ucapnya sambil bangkit dan duduk. Julian meminta saya melepas baju saya. Saya pun bangkit dan duduk selonjoran sambil melepas baju saya yang tadi tergulung di leher. Julian pun kemudian menarik rok panjang biru muda milik saya hingga lepas. Kini saya hanya mengenakan jilbab, masih mengenakan kutang, tapi kedua susu saya sudah berada diluar kutang dan masih memakai cangcut.



Julian:”Sayang aku buka kutang kamu ya” ucap Julian dan tanpa menunggu jawaban tangannya bergerak kepunggung saya dan melepas kait kutang saya. Seletah lepas dia sempat mengirupnya sebentar lalu menaruh di pinggir ranjang.

Julian:”Waktu kamu di photo tadi inget gak, si utami kasih beha kamu ke aku, terus aku cium depan suami kamu, gimana gitu ku lihat wajah suami kamu”

Saya:”Nakal banget ya kamu Julian, Julian, kamu ciumin kutang aku di depan suami aku”

Julian:”Coba dia lihat sekarang aku ciumin memek kamu gimana reaksinhya”Ucap Julian mendorong saya perlahan untuk rebahan.



Julian kemudian menarik turun cangcut saya, saya pun membantu dengan mengangkat pantat saya. Julian kemudian menciumi cangcut saya.

Saya:”Igh nakal, kamu ciumin cangcut aku Julian udah, kamu ciumin heunceut aku aza hihih” ucap saya.

Julian kemudian menaruh cangcut saya disebelah kutang saya tadi.

Kini dia melebarkan paha saya dan segera berada di tengah-tengahnya. Kepala Julian mulai mendekati memek saya dan akhirnya menempel, lidahnya mulai menari-nari membelah memek saya.

Saya:”Agggh Julian nikmat sayang” ucap saya sambil menekan kepala Julian agar semakin menempel ke memek saya.



Lidah Julian pun mulai memasuki memek saya, menusuk mencari klitoris saya. Setelah dapat itil saya pun menjadi santapan lidah dan jempol si Julian.

Saya:”Aaagh Julian kena di itil aku uuuugh geli aagh nikmat anjing, papah nikmat uuh itil mamah dijilat si Julian aaagh” racau saya sambil kuat-kuat membenamkan lidah si Julian ke memek saya.

Saya:”Aaakh Julian gak kuat aku ngecrot ajiiing nikmat” ucapku, tanganku meremas bantal dan aku mengejang, sesuatu keluar dari memekku.



Julian pun bangkit, dan duduk, mulutnya dan jarinya belepotan, tampak dia puas membuat aku ngecrot.

Senyumnya menyeringai sementara aku ngos-ngossan setelah ngecrit. Julian tampak mengocok-ngocok kontolnya sendiri, dia pun menggeser paha saya agar semakin lebar. Saya pun semakin melebarkan paha saya. Julian menggesek-gesekkan kontolnya di memek saya.

Saya:”aagh Julian, keras banget kontol kamu, uuugh ngegesek itil aku uugh”

Julian:”hehehe, aku ewe kamu sekrang ya Dewi”

Saya:”udah gak tahan ya sayang” ucapku genit.

Julian tidak menjawab tapi mulai menempatkan kepala kontolnya di lubang memek saya.



Perlahan Julian mendorong kontolnya….

Saya:”aaagh masukan semuja sayang, aku rindu kontol gede kamu uugh, nodain aku sayang, zinahin aku” ucapku sambil tanganku mengusap usap dada Julian dan puting susunya.

Julian terdengar mendengus dan mendorong kontolnya lebih dalam lagi…bleeeeseeeek

Saya:”aaagh anjjing enak Julian, aduh perih heuncuet aku uuggggh, pah, mamah diewe kontol gede banget aaagghh”

Julian pun mulai maju mundur menyetubuhi saya. Spring bed pun bergoyang oleh gerakan badannya yang tinggi besar.



Saya:”Anjiiiing, ngeunah banget aaah diewe kontol badag aaaggh Julian ganceeet” Plook..plooook..plooook Julian semakin mempercepat genjotannya, sambil menyetubuhiku tangan Julian meremas-remas kedua payudaraku. Pentilnya dipilin hingga asiku kadang muncrat-muncrat.

Saya:”Aaagh Julian, geli akkh jangan dibuang-buang sayang, minum asi aku uuh” Julian pun membuka mulutnya sehingga asi yang muncrat bisa ditelan sama dia.

Julian:”Hangat dan manis dewi asi kamu” ucapnya sambil maju mundur. Ploook..ploook..plook benturan paha Julian dengan pantat saya terdengar nyaring seirama dengan ranjang yang ikut berderit-derit.

AC yang dingin tidak berpengaruh, terbukti keringat mulai membasahi tubuh kami, terutama Julian.

Saya:Aaah…uuughh Julian enak sayang?

Julian:”Oghh..hheeh enaak memek kamu enak Dewi” ploook..plook..plook Julian semakin mempercepat genjotannya, membuat tubh saya terasa kelojotan.



Saya:”Aaanjiing nikmat banget aaagh kontoool gueeede aaakh heunceutaku perih uuuuuh”

Nafas kami terdenar semakin memburu.

Saya:”Entot yang kenceng sayang akkhh, aku gak kuat lagi uuuuhhhhhh” saya pun mengejang mencapai orgasme saya yang kedua.

Julian pun mencoba merapatkan badannya tapi langsung saya tahan karena takut perut saya akan kegencet.

Dengan cepat Jullian membalik tubuh saya ke samping lalu dia rebah dan memeluk saya, dan kembali memasukan kontolnya secara cepat.



Saya:”aagh, kontol badag masuk heunceut aku lagi uugh” ucapku parau karena sudah kelelahan.

Si Julian segera menyetubuhi saya lagi dari samping sambil memeluk saya.

Julian:”Buka jilbab kamu Wi” Julian tumben meminta saya melepas jilbab saya. Saya pun dengan agak susah payah melepaskan jilbab saya berikut ciput di dalamnya.

Langsung saja leher saya diserbu mulut si Julian.



Saya:”aaagh julian, jangan banyak-banyak nyupangnya uughhhhh” Julian memeberi beberapa cupangan di leher saya, sementara tangannya kuat-kuat mencengram dan meremas susu saya.

Saya:”aaagh sakit Julian, kekencengan kamu remes susu aku uuuuh”

Julian tidak perduli malah menambah kecepatan sodokan kontolnya.

Saya:’Aaagh ampunnn enak aaagh papah aku gak kuat digagahi Juliaaan anjiiing nikmat” saya pun mengejang lagi dan beberapa saat kemudian aku dengar dengusan nafas keras si Julian.

Julian:”aaaah anjiiing gua keluar Dewi” ucapnya sambil membenamkan kontolnya dalam-dalam ke memek saya, dan crooot…croooot…croooot.. spremanya banyak sekali berkali-kali terasa menghantam dinding memek saya. Kami terdiam hanya dengusan nafas kami masing-masing yang kami dengar.



Sementara tangannya masih saja meremas-remas susu saya.

Saya:”Aaagh, lemes aku habis dinodain kamu sayang” ucapku

Julian:”Aku juga wi, gimana enak gak aku entot”

Saya:”Nikmat banget sayang, kontol kamu gede dan perkasa, kadang heunceut aku perih dan panas tapi enak sich hihi”

Julian:”Kamu hot banget wi, kalau belum punya laki, kamu aku nikahin”

Saya:”Bisa saja kamu, tapi biar gak bisa nikahin yang penting kamu bisa kawinin heunceut aku kan?

Julian:”Hehe, ia, biar heunceut kamu jadi lebar, nanti suamimu gak puas, terus kamu diceraikan dan aku nikahin”

Saya:”Aggh Jangan, jahat amat sich, aku dah punya anak dua, hati aku tetep buat suami aku biar heunceut aku bisa kamu nikmatin juga” ucapku pura-pura dengan nada seperti marah.



Julian:”Haa, kamu banyak maen sama lelaki lain wi, anak dalam kandungan kamu sekarang anak suami kamu bukan?

Saya:”Aagh, kontol kamu masih agak keras ih, kebas heunceut dewi, anak suami aku dong” ucapku yakin walau kenyataanya aku gak yakin sich.

Julian:”oh, kirain, kamu mau minum? Biar aku ambilkan”

Saya:”Boleh sayang”

Julian pun segera mencabut kontolnya dari memek saya dan berjalan telanjang mengambil minum dari gelas, kontolnya bergelantungan.



Saya pun segera terlentang karena dari tadi sudah pegal, bersamaan itu terasa lelehan sperma membasahi paha saya.

Julian datang menghampiri saya membawa 2 gelas minuman dingin. Saya pun segera duduk dan menerima minuman tersebut.

Saya:”Banyak banget sayang peju kamu, sampai sebagian keluar dari heunceut aku”

Julian:”Haha, penuh ya sayang”

Saya:”ia, banya banget ini” ucapku sedikit mengangkang.

Saya:”Tuch kan sampai jatuh diseprai, kayak kamu gak ngentot berhari –hari saja sampai spremanya banyak gini, panas heunceut aku tahu”



Julian:”Hehe, ia beberapa hari aku gak ngentot, agar bisa buang banyak diheunceut kamu sayang”

Saya:”haha ia kah, pantes banyak gini sich, eh aku mau mandi dulu ya, takut ditungguin Utami, katanya mau buat artikel tentang aku di majalah”

Julian:”Oh, tapi kamu gak boleh mandi sayang”

Saya:”Kenapa, gak enak ah lengket, mana peju kamu banyak banget ini, ke paha kena juga”

Julian:”Justru itu, biar saja, malah kalau perlu kamu tunjukin ke suami kamu, papah papah, nich memek mamah banyak pejunya Julian” ucap Julian bergaya seperti anak kecil.



Saya:”Igh jahat banget sich kamu, tapi ya udah, aku langsung pakai baju saja ya” ucapku tanpa menunggu jawaban Julian segera turun dari spring bed.

Julian:”Tapi cangcut sama bh kamu tinggal ya, kamu minta sama utami saja yang tadi pagi dibeli”

Saya:”Hah, memang cangcut aku sama kutang aku buat apa? Masa buat coli, orang seperti kamu gak level coli sayang”

Julain:”Enak saja, biar serasa ada kamu terus”

Saya:”dasar aneh, awas ya jatuh cinta sama aku” ucapku sambil memakai pakaian saya lagi tanpa mengenakan daleman.



Karena takut ditunggu Utami saya pun segera pamit keluar, sebelumnya Julian sempat mencium saya dengan mesra. Dia pun menggeser jilbab saya dan mencuim leher saya dan tangannya masuk ke dalam baju meremas susu saya lalu mulutnya pindah ke bibirku lagi

Saya:”Mmmpz udah ah saya pergi dulu, ighh takanya nakal” ucap saya ketika Julian meremas pantat saya.

Julian:”Ya udah sana, jangan lupa kasih liat heunceut kamu ke suami kamu ya, masih ada peju aku kan?

Saya:”Hush, ia nanti aku kasih lihat dia hihi” akupun pergi meninggalkan kamar Julian, jilbab ku malah masih berantakan dan baju juga karena tadi si Julian tangannya masih masuk ke dalam baju meremas susu aku. Aku segera meninggalkan kamar si Julian menuju lantai satu.





POV SUAMI





Kamarnya cukup luas, mirip dengan kamar yang digunakan istri saya untuk pemotretan tadi.

Utami segera duduk di tepi spring bed. Saya pun duduk di samping dirinya. Kami sementara saling terdiam, dan hanya saling pandang.

Utami:”Hihi kayak orang baru nikahan aza kita, ayo sayang, paling istrimu udah ditumpakin sama si Julian” ucapnya manas-manasin saya.

Kontan saja saya pun seperti disengat. Saya peluk Utami dan langsung saya lumat bibirnya. Kami pun berciuman, lidah kami saling melilit. Sambil saya peluk, tangan saya pun mengelus-elus punggu Utami, meski udah punya anak ternyata memang badannya masih ramping sepertinya dia rajin olah raga.

Utami:”Mmmmpzzzz eeeh uggh eeegh”

Kini saya pun memindahkan ciuman ke leher dan belakang telinga Utami.



Utami:”Aaagh mas, jangan di cupang” upapnya ketika saya menyedot kuat-kuat leher dekat telingannya, namun sudah terlanjur, tanda merah tersebut sudah terlanjur saya buat.

Utami:”suami aku tahu gawat mas”

Saya:”Waduh, udah terlanjur aku cuoang satu aza koq”

Utami:”Hah, kamu udah cupang leher aku, satu aza kan, jangan di tambah lagi ya” Ucapnya dan menarik kepala saya lalu melumat bibir saya. Kami pun kembali saling berciuman dan bertukar lidah lagi.



Setelah puas saya dorong Utami hingga terletang di kasur dan saya pun segera menindih badannya. Tanggan saya pun segera mendarat di kedua teteknya dan saya pun meremasnya. Sedang mulut saya kembali menjilati leher jenjangnya yang sejak pertama bertemu menjadi perhatian saya.

Utami:”Uuugh jangan dicupang lagi sayang aaaagh geli”

Saya tidak menjajwab tapi memang saya tak berniat mencupangi Utami lagi walau sebenarnya lehernya yang putih mulus sangat menggoda untuk diberi cupangan.

Tangan saya kini menaikan kaosnya utami hingga ke atas dadanya. Tampak susunya yang sebenarnya tidak begitu besar namun cukup montok terbungkus bh warna hitam. Saya pun segera menaikan kedua cup bh Utami sehingga susunya kini terbuka, pentilnya cukup panjang berwarna kecoklatan kontras dengan kulit kuninggnya.



Utami:”Mau nenen ya mas, ayo isep pentil aku mas”

Tanpa disuruh dua kali saya pun mulai menjilati puting susu Utami perlahan-lahan. Pentilnya pun langsung mengeras. Tangan Utami pun mengelus-elus kepala saya.

Utami:”Ayo nenen dedek” Saya susu Utami tidak mengeluarkan asi. Sepertinya dia tidak menyusui anaknya.

Sekarang mulut saya sudah mencaplok susu kiri Utami. Sementara tangan kanan bermain-main di puting susunya. Saya elus-elus kadang saya jepit.

Utami:aaagh geli uug, uuggh gatel puting susuku mas, isep yang kuat” ucapnya sambil mengelus-elus rambut saya.



Saya pun berpindah ke susu yang kanan, seperti tadi lidah saya menjilati pinggiran pentilnya Utami secara perlahan membuat dia menggelinjang.

Utami:”Aaaghhh, isep sayang, ayo nenen” saya pun kemudian mencaplok susunya Utami dan menghisap puting susunya.

Tangan utami kini masuk ke dalam baju saya dan menariknya. Saya pun membantu Utami melepaskan baju saya. Utami pun kemudian melepas baju dia sendiri. Kami pun kembali berciuman. Saya dorong Utami hingga terlentang kembali dan kami masih saling berciuman. Badan kami pun berguling-guling beberapa kali dan lidah kami saling bertautan.Saya pun memanfaatkan itu tangan saya pun meremas-remas pantat utami yang tidak besar tapi padat dan belum turun saat dia ada di atas badan saya.



Sepertinya dia sangat menyukai ciuman dengan saya karena sangat lama Utami tidak melepaskan mulut saya.

Utami:”Aaagh mmmpz “ akhirnya Utami melepaskan mulutnya dari mulut saya.

Utami:”Mau ngapain lagi? Tanyanya dengan tatapan mata sayu pertanda sedang menahan birahi. Saya tidak menjawab tapi saya rentangkan kedua lengan Utami hingga ketiaknya terbuka. Ketiaknya mulus tanpa bulu, Segera saya mendekatkan wajah saya di ketiaknya dan mulai menjulurkan lidah saya menjilati ketiak Utami.



Utami:aaaww, aaagh geli Mas, ugguh” ucapnya sedikit berontak, tapi kedua tangannya saya tahan menggunakan tangan.

Utami:”Aaagh ampun anjirit aaah, kamu suka jilatin ketiak istri kamu jugaaa ya”

Saya hanya menganggukan kepala saya.

Utami:”aaaaw, kamu suka yang bulunya lebat seperti punya istri kamu atau yang kayak aku”

Saya pun berhenti sejenak untuk menjawab pertanyaan dari Utami.

Saya:”Dua-duanya suka” ucap Saya, tapi saya lebih suka yang ada bulunya, lebih menggairahkan. Saya pun kini berpindah ke ketiak Utami yang satunya lagi.



Utami:”Aagh ampun geli uy, tapi nikmat juga hihi, suami aku belum pernah dia jilatin ketiak aku” ucap Utami.

Saya pun kembali berhenti sejenak.

Saya:” berarti ketiak kamu tadi masih perawan dong” ucap saya lalu melanjutkan kembali menjilati ketiaknya Utami.

Utami:”uugh hihi, ia belum terjamah tadi sebelum bibir kamu mendarat iihhh geli uuuh”

Kedua ketiak Utami pun menjadi basah oleh air liur saya.



Utami:”Aaww, kamu cupang ketiak aku?

Saya:”Hehe, kan suami kamu gak suka jilat ketiak kamu, jadi kalau aku cupang gak bakal curiga”

Utami:”Hemz, aduh merah gini, besar lagi, ya udah jangan lagi ya”

Saya:”Memang udahan juga koq jilat ketiak kamunya”

Utami:”Kalau udah, giliran gue” ucapnya lalu mendorong saya hingga terletang.



Utami:”Aku buka ya” ucapnya lalu menarik ikat pinggang saya. Perlahan dia menurunkan celana panjang saya. Utami tidak buru-buru menarik celana dalam saya. Dia mengelus-elus kemaluan saya dari luar celana dalam saya.

Utami:”Hemz, kayaknya gede hihi” ucapnya

Kemudian Utami menarik turun celana dalam saya.

Utami:”wow, belum tegang aza udah panjang sayang” ucapnya sambil menarik lepas celana dalam saya, sehingga kini saya sudah telanjang bulat.



Utami pun segera berjongkok di samping paha saya. Tangannya mulai menggenggam kontol saya dan memukul-mukulkan ke wajahnya.

Utami:”gede banget sayang dan panjang hihi, kata Dewi kontol si Julian lebih gede dari kamu, bagi aku kontol kamu saja udah gede banget, panjang lagi” ucapnya. Sambil memelototi kontol saya.

Saya:”Julian kan keturunan eropa, bule, wajar gede”

Utami:”ia” jawabnya singkat.

Saya:”Memang kamu bener-bener belum pernah nyobain kontol si Julian?

Utami:”Yee, beneran, tapi gue lebih suka yang seperti kamu mas, lebih dewasa, Julian di mataku masih kayak gimana gitu, bergantung sama orang tuanya, semua punya dia ini punya ortunya”



Utami mulai menjulurkan lidahnya, dia mulai dari bawah, dari buah zakar saya. Zakar saya pun kemudian dicaplok oleh mulutnya kemudian dia jilati lagi. Dia tidak terburu-buru melakukannya. Sepertinya dia lihai sekali.

Saya:”Ugggh aagah”

Utami:”enak gak sayang?

Saya:”nikmat Mi” ucap saya.



Utami:”Hihi, suami aku pasti ampun-ampunan kalau kontolnya aku jilatin” ucapnya dan kemudian kembali menjilati buah zakar saya. Perlahan mulai naik menjilati kontol saya. Lidahnya menyapu setiap inci batang kemaluan saya. Kemudian dia mulai menjilati kepala kontol saya. Lidahnya pun dijulurkan menjilati lubang kencing saya.

Saya:”aaagh, gila Mi, uugh ampun uuugh” rasanya ngilu-nglu enak.

Utami hanya melihat saya sejenak. Kemudian dia mulai memasukan kontol saya ke dalam mulutnya. Seperti sedang makan loli, dia mengenyot-ngenyot kepala kontol saya terlebih dahulu, lalu perlahan semakin dalam di masukan di mulutnya.



Utami:”Heeemozz…ppppppppzzzzzpppp” kemudian dia mengeluarkan kontol saya dan dilakukan berulang-ulang.

Kontol saya pun semakin mengeras. Kini dia memasukan semua kontol saya kemulutnya. Mulutnya di buka lebar-lebar..

Utami:”hooooek, aggh, panjang banget kontol kamu mas, untuk ukuran indon, sampai kesedak gue” ucapnya. Saya diam saja dan merem melek menikmati sedotan Utami. Utami kembali lagi melakukan hal yang sama.

Utami:”hooooek uugh…cuih” Utami pun meludahi kontol saya dan kembali memasukan ke dalam mulutnya. Di lakukan berulang-ulang, tapi kali ini tidak di masukan semuanya.

Utami:”slruuupz…slruupz…” harus kuakui Utami memiliki kelebihan dalam blowjob

Utami:”Udah keras banget kontol kamu sayang, uggh aku suka” ucapnya dan kembali memasukan kontol saya ke mulutnya.

Saya:”ugggh udah Mi, uugh nikmat banget uuh”

Utami pun kemudian melepas kontol saya dari mulutnya.



Saya pun segera bangkit dan mendorong Utami hingga giliran dia yang terlentang. Saya pun menarik celana pendeknya turun dan saya lepaskan. Sekarang Memek Utami hanya terbungkus celana dalam mungil berwarna kuning. Saya pun tidak buru-buru seperti yang Utami lakukan terhadap saya. Saya pun merengangkan kedua paha Utami, lalu perlahan telapak tangan kanan saya mulai mengelus memeknya Utami dari balik celana dalmnya.

Utami:”aaaagh maasss” ucapnya sedikit bergetar begitu memeknya saya raba. Tangan saya pun terus mengelus-elus memeknya Utami. Pantat Utami pun mulai bergoyang-goyang.



Utami:”Aaagh mas, jangan godain gitu, lepas aza cangcut aku” pinta Utami.

Saya pun tersenyum ke utami dan perlahan menarik turun cd Utami. Tampak memeknya yang tampak memeknya, bulunya dicukur rapi bentuk segitiga dan tidak terlalu lebat. Saya pun membuang cd Utami ke lantai. Tangan saya kini bersentuhan langsung dengan memek utami, saya sentuh perlahan-lahan, satu jari saya colokan ke memeknya, sementara jempol saya mencari itilnya Utami.



Utami:”Aaagh mas uuugh,enak mas, mainin itil aku” ucapnya ketika jempol saya menekan itilnya. Saya segera menundukan kepala saya tepat di depan memek Utami. Perlahan saya julurkan lidah saya ke arah itilnya. Saya pun membuka memek Utami dengan kedua tangan saya dan lidah saya segera menari-nari di itil Utami dan turun ke bibir memeknya, saya lakukan berulang-ulang.

Utami:”aaagh teu kuat iih, mas apa Julian juga lagi jilatin memek istri kamu gak ya?

Saya pun berhenti sejenak untuk menjawab pertanyaan Utami.



Saya:”Aku sihc larang Dewi untuk dijilatin memeknya, karena dia lagi hamil, takut ada bakteri dari mulut, tapi gak tau nurut atau nggak”

Utami:”Oh, ia mas, aaahgh, terus mas di itilinya aaagh anjiir nikmat gila” Ucap utami dan tangannya menekan kepala saya agar semakin terbenam di memeknya.

Saya:”mmmpzh, aku sesak Mi ih, nafsu amat, kamu mau aku masukin pakai kepala kah memek kamu”
Utami:”emang bf kepala sampai bisa masuk memek”



Saya:”Pernah nonton juga?

Utami:”Ia, gila, pemain cowoknya kan botak, terus kepalanya dimasukan ke memek ceweknya, gila kan mas”

Saya:”Kamu juga bisa kalau mau, biar kepala aku, aku masukan ke memek kamu”

Utami:”sialan, emang memek aku udah longgar, ayo mas Jilat lagi, lagi enak itil aku”

Saya pun kembali menjilati memek Utami. Kini lidah saya mulai masuk ke dalam memeknya. Memek Utami pun mulai terasa lembab.



Utami:”aaagh mas, dalem banget lidah kamu masuk ke memek aku uuhg terus jilatin aaaaghhhh”

Utami pun menekan kepala saya agar lebih terbenam diselangkangannya. Memeknya Utami terasa semakin basah.

Utami:”Aaagh, udah sayang gak kuat, ewean aza yuk” Ucap Utami sambil mendorong kepala saya agar menjauh dari memeknya.

Saya:”Posisinya gimana Mi?

Utami:”Kamu ewe aku dari atas saja dulu, nanti kalau masih kuat kita ganti gaya” ucap Utami.

Saya pun segera lebih melebarkan pahanya Utami sehingga memeknya semakin terbuka. Saya pun segera mengarahkan kontol saya ke lubang memeknya Utami. Saya gesek-gesek terlebih dahulu di itilnya.



Utami:”aaagh, gak kuat,enak itil aku digesek gitu say, iih, masukin aaah”

Perlahan saya pun mendorong kontol saya memasuki memeknya Utami.

Utami:”Anjing, aaggh enak uuhh” Akhirnya seluruh batang kontol saya terbenam ke dalam memeknya utami. Perlahan saya pun mulai mendorong keluar masuk. Kedua paha utami pun naik ke pinggang saya. Sementara tangan saya meremasi kedua susu Utami. Ploook…ploook..ploook bunyi benturan pangkal paha saya dengan pantat Utami, saya yakin Gerry dapat mendengarnya dari luar.



Utami:”Uugh, enak Dendi uuugh, kontol kamu adalah yang ketiga yang masuk ke memekku uuggh”

Sementara memek Utami entah memek ke berapa yang sudah saya masukin.

Utami:”aaagh enak sayang uugh entot yang kenceng aaaghhhh” plookk..ploook…ploook saya pun semakin mempercepat genjotan kontol saya. Memek Utami terasa semakin basah dan lengket.

Utami:”aaaah aku gak kuat lagi uuh, cepetan aaagh”

Saya pun semakin mempercepat sodokan kontol saya. Utami pun melingkarkan kedua kakinya.

Utami:”Aaagh Den, sayng sodok lebih kuat aaaagh ewe gue uuugh, aku gak kuat aagh aku keluar “ ucapnya sambil tangannya memegang erat pergelangan tangan saya.



Utami pun mengejang dan matanya mendelik menggapai orgasmenya. Memeknya serasa berkedut dan saya pun mendiamkan kontol saya untuk beberapa saat.

Utami tampak memejamkan matanya.

Utami:”Huuh, ini kedua kalinya aku selingkuh, dulu sama bos salah satu produk pakaian dalam, tapi kontolnya kecil, gak kecil juga sich standar, Cuma maennya sich lama, mungksebelum dia ngewein aku dia pakai obat kuat dulu, tapi sama kamu puas banget gede dan panjang ahghh,ganti posisi yuk”

Saya:”Mau posisi gimana Mi?

Utami:”Aku Doggy style ya, aku pengen diewe gaya anjing”

Saya pun mencabut kontol saya dari dalam memek Utami. Utami segera bangkit sambil melepas bhnya yang masih menempel di badanya. Lalu dia segera menungging membelakangi saya. Saya segera mengarahkan kontol saya ke memeknya. Dan bleeeees..

Kontol saya kembali memasuki memeknya Utami. Saya pegang pantat Utami dan mulai maju mundur.



Utami:”Aaagh enak aaaah” Kini saya tarik sebelah tangannya dan saya jadikan pegangan saya, sambil mengentotnya beberapa kali pantatnya saya tampar sampai berwarna kemerahan.

Utami:”Aaaah, sakit say, uh ntar ditanya suami aku, kenapa pantat aku merah, masa aku bilang aku diewe sama kamu terus pantat aku di tampar hihi” ucapnya

Saya:”Hehe bilang jujur aza” ploook…ploook…ploook ucap saya sambil mempercepat sodokan kontol saya.



Utami:”aaah enak aaah, masih sempit kan memek aku”

Saya:”enak say, uuuh” ucap saya tetap menggenjot memeknya Utami. Memeknya terasa hangat dan serasa meremas-remas kontol saya. Saya pun mempercepat sodokan kontol saya.

Utami:”aaagh…aaaagh enak uuugh” ploook…ploook..plooo sodokan kontol saya semakin cepat tapi tidak beraturan.

Utami:”kamu maauuu keluar?

Saya:”Aaagh ya enak banget uuugh memek kamu kayak mijit-mijit kontol aku”

Utami:”ganti posisi say, cabut kontol kamu” ucap Utami.



Saya pun terpaksa mencabut kontol saya dari memeknya Utami.

Utami:”kamu terlentang say, kamu ewe aku dari bawah” Saya pun segera terlentang, sepertinya Utami ini suka ganti-ganti posisi kalau lagi bersetubuh.

Saya:”Kamu Mi, kalau lagi ngentot sama suami kamu, sering ganti-ganti posisi?

Utami:”mmpz, ia, biar gak boring say, ewean lagi yuk” ucapnya sambil segera naik ke paha saya dan mengarahkan kontol saya ke dalam memeknya. Bleees, dengan mudah seluruh kontol saya dapat ditelan oleh memeknya Utami.



Utami:”ini posisi favoritku say, biasanya kalau laki aku udah mau bucat, aku minta dia di bawah, aku di atas aaaagh..aagh, oh my god..enak banget” ucap Utami sambil naik turun di atas badan saya. Saya pun memegang pantat Utami membantunya naik turun.

Semakin lama semakin nikmat, kontol saya benar-benar serasa diremas-remas dari dalam. Saya pun segera menyodok Utami dari bawah dengan kecepatan tinggi.

Utami:”Akkh, aaakhh, aakh enak ewe memek gue yang kenceng say, aaaaah nodain gue uuhhhh” ucapnya meracau sambil meremas-remas susunya sendiri.

Saya:”Mi, boleh keluarin di dalam?

Utami:”Bucatin di dalam memek aku aza, aman koq, aku kb” Ucapnya dengan tetap meremas-remas susunya sendiri.

Tak selang berapa lama, saya sudah tak mampu lagi menahan desakan dari sperma saya.

Saya:”aaagh mi, aku gak kuat,” ucap saya sambil mengangkat pantat saya tinggi-tinggi dan menarik pantat Utami ke bawah.

Croooot…crooot..croooot sprema saya pun keluar memenuhi memeknya Utami.



Utami:”aaaagh Den, uugh, hangat memek gue aaaaahhggg” Ucapnya. Badan Utami pun terdiam, lalu terlungkup di atas badan saya.

Kami pun segera berciuman. Lidah kami saling bertautan. Sementara tangan saya tak bosa meremas-remas pantat Utami yang mulus dan padat. Cukup lama kami berciuman, dan alat kelamin kami pun masih menyatu.

Utami kemudian berguling ke samping saya.

Utami:”Lemes say, uggggh, puas aku ewean sama kamu”

Saya:”Syukur dech, aku juga, kapan-kapan kita bisa ngulangi lagi kan?

Utami:”Gampang, gue juga bisa ketagihan, abis enak hihi” ucapnya dan kembali mencium bibir saya. Kami pun kembali berciuman.



Kemudian utami melepaskan pagutannya dan duduk di hadapan saya sambil ngangkang.

Utami:”banyak juga peju kamu Den” ucapnya sambil mengorek memeknya.

Saya tidak menjawab hanya tersenyum saja.

Utami tampak mengambil ponselnya dari celananya.

Utami:”waduh, ada pesan dari istri kamu, dia sudah nungguin kita”

Saya:”Ia kah?

Utami:”Ia, berarti istrimu sudah selesai eweanya sama si Julian”

Saya:”Aku minta nomor kamu dong Mi”

Utami:”mana hape kamu?

Saya pun segera memberikan hp saya. Utami tampak mengetik sesuatu.



Utami pun memeberikan hp saya kembali kepada saya.

Utami:”Udah aku save nomor aku di handphone kamu, aku ke kamar mandi ya” ucapnya dan segera turun dari spring bed. Saya pun segera bangkit dan menyusul Utami yang sudah masuk lebih dulu ke kamar mandi. Karena saya kebelet pengen kencing segera saya pun membuka pintu kamar mandi.

Tampak Utami sedang jongkok dan hendak kencing, dan cuuuuur…air kencingnya memancar bersamaan dengan saya yang masuk ke dalam.



Utami:”Awww, maen masuk aza, ahhh, aku lagi kencing”

Saya:”memang kenapa, kan aku dah lihat juga memek kamu, malah udah ngerasain”

Utami:”Sialan kamu den” ucapnya dan kemudian cebok.

Saya:”Sorry gue kebelet” ucapku dan segera saja kencing di closet.











Utami:”Suami aku aza gak pernah liat aku kencing, eh kamu”

Saya:”memang kenapa” ucap saya sambil membasuh kontol saya.

Utami:”gpp, gak sempat mandi nich kita, kasihan istri kamu nanti kelamaan nunggu”

Saya:”Ya udah, gpp dech” ucap saya. Utami pun segere keluar kamar mandi lebih dahulu.



Plaaaak… saya pun menampar pantatnya, membuat warna merah di pantatnya bertambah.

Utami:”Aaww, sialan, seneng banget ya, nepok pantat bini orang”

Saya pun tertawa dan mengikuti Utami keluar dari kamar mandi. Kami pun segera mengenakan pakaian kami masing-masing. Kami pun merapikan diri kami masing-masing sebisa mungkin.

Setelah selesai utami pun membuka pintu kamar dan kami pun keluar besamaan. Saat keluar tampak Gerry langsung memperhatikan kami.

Utami:”apa liat-liat?

Gerry:”Gila ya, enak-enakan ewean gak ngajak-ngajak”

Utami:”Tak sudi gue ngajak elo, paling kontol elo kecil hihi”

Gerry:”Kampret, lu belum tau aza teh”

Utami:”Udah nyari cewek sana, elu free, gue gak ada kerjaan lagi buat lu Ger” ucap Utami sambil ngeloyr. Saya pun hanya diam saja dan segera mengikuti Utami.



Saya:”Di mana istriku Mi?

Utami:”katanya nunggu di tempat kita makan tadi” Ucap Utami.

Akhirnya kami sampai di tempat kita makan tadi. Tampak istri saya duduk di meja makan, wajahnya sedikit lesu dan pakaiannya pun sedkit acak-acaknya. Jilbabnya saja tidak dia pasakang dengan rapi. Saya dan Utami segera duduk bersebelahan, sementara istri saya duduk sendirian.



Utami:”Eh, kamu malah duduk di samping aku, sana dekat istrimu” ucapnya sambil sedikit tertawa geli.

Wife:”ia nich si papah, mentang-mentang mamah habis diewe orang, langsung ditinggalin, jijik kali” ucap istriku bercanda.

Saya pun segera pindah ke sebelah istri saya.

Utami:”Ia, Wi, padahal dia juga habis nodain aku, habis ngambil kehormatan memek istri orang hahaha”

Saya:”namanya juga reflek, asal duduk saja”

Wife:”Jadi gimana nich selanjutnya?



Utami:”Bentar dech, istirahat dulu ya Wi, lemes gue abis diewe sama suami kamu” ucap Utami sambil berdiri dan mengambil minum dari kulkas yang tepat ada dibelakangnya.

Wife:”Ya udah nyantai dulu, boro gue tadi buru-buru, abis ngentot langsung ke sini, heunceut gue aza belum gue cuci” ucap istri saya vulgar dan mulai mengikuti gaya bicaranya Utami.

Saya:”hah, kamu belum nyuci heunceut kamu mah?

Wife:”hehe, ia pah” ucapnya sambil cengengesan.

Utami:”Terus si Julian buang pejunya di memek elo gak?

Wife:”Hehe ia, di heunceut gue Mi”

Saya:”Berarti heunceut kamu masih belepotan pejunya si Julian Pah”

Istri saya malah tertawa bukannya menjawab langsung pertanyaan saya.



Wife:”Hehe, maaf Pah, abis taid mamah buru-buru, takutnya kalian sudah nungguin, ia masih belepotan pejunya Julian Pah, heunceut mamah hihi, malah kata Julian suruh tunjukin ke Papah, heunceut mamah yang penuh pejunya dia”

Saya:”Sialan si Julian” saya menjadi sedikit emosi.

Utami:”Hehe, taunya kita yang telat”

Wife:”Ia hihi, kalian nambah ya?

Utami:”Gak nambah koq, Cuma aku kalau ngentot sering ganti-ganti gaya hihi”

Saya:”Udah dech malah bahas ngentot, lanjut dech biar cepet selesai”

Utami:”Hehe ia mas, kita lanjut di ruang kerja gue ya” kami hanya mengangguk setuju.



Kami pun mengikuti Utami. Utami berjalan lebih dulu saya dan istri mengikuti sambil bergandengan tangan. Kami pun tiba di sebuah ruangan yang lagi-lagi mirip kamar. Tapi ruangan ini sudah seperti hotel, utami membukanya dengan cara scan kartu sebagai pengganti kunci. Kami pun masuk ke dalam sebuah ruangan yang sangat luas ada sofa dan dari kaca kamar langsung bisa melihat pemandangan di luar, karena di area lembang yang tinggi kami leluasa melihat bandung. Sungguh indah dan ternyata posisi rumah ini sangat bagus berbeda dengan perkiraan saya awalnya.



Utami:”ayo duduk di sofa aza, kita sambil ngobrol-ngobrol santai saja, rileks” ucapnya sambil mengambil laptop dari meja kerjanya dan di taruh di atas meja depan kami. Kami pun segera duduk di sofa. Utami tampak mengambil beberapa makanan ringan dari dalam kulkas.

Utami:”Cemilan, tapi dingin, biasa ku taruh dalam kulkas” ucapnya

Wife:”Siip” sambil melihat saya dan tersenyum.

Saya:”Mah, benerin dech jilbab kamu, acak-acakan gitu”

Wife:”hehe, ok pah” ucapnya dan kemudian merapikan jilbabnya. Saat merapikan jilbabnya kulihat beberapa cupangan di lehernya.



Utami:”Banyak cupangan di leher kamu Wi?

Wife:”Ia, rakus banget si Julian nyupangin gue”

Utami:”Laki loe juga ngasih gue cupangan, nich di bawah telinga dan di ketiak”

Wife:”Terus kalau ketahuan suami kamu gimana?

Utami:”hemz, yang jangan sampai ketahuan dong”

Wife:”Papah nich”

Saya:”Mamah juga banyak kena cupangan”

Wife:”Bisa aza ngelesnya”

Utami:”Hehe ayo kita mulai, udah geu jelasin sebelumnya kan?

Wife:”Ia, ngerti koq gue”



Utami:”Gue rekam juga ya, takutnya ada yang kelewat gak gue ketik”

Saya:”Ok, santai saja”

Utami pun mengambil ponselnya dan mengutak-atik sebentar.

Utami:”ok sudah siap”

Utami:”Cuma mastiin saja nama lengkap kamu Wi?

Wife:”Karunia Dewi”

Utami tampak mengetik di laptopnya.



Utami:”Tempat dan tanggal lahir?

Wife:”Bdg, ********”

Utami:”Status ibu rumah tangga” ngomong sendiri.

Utami:”Hobi?

Wife:”ngentot….hihi”

Utami:”SIalan, ciyus ini beb”

Wife:”Hehe, memang hobi gue ngentot”



Utami:”Gue buat di majalah nanti, ngeseks sama apa?

Wife:”Dengerin music dech”

Utami:”Dangdut atau Pop?

Wife:”Dua-duanya”

Utami:”nomor beha?

Wife:Tulis 38 D aza, sekarang sich lagi bunting 40, 38 kesesakan”

Utami:”Ok, 38 D ya”

Utami tidak segera melanjutkan tapi mengambil beberapa kaleng minuman dingin dari dalam kulkas.



Utami:”Sorry haus” sambil membuka sebuah kaleng minuman dan langsung menenggaknya. Kami pun mengambil masing-masing satu dan melakukan hal yang sama.

Utami:”Lanjut ya, ukuran celana dalam?

Wife:”Tulis 36 dech”

Utami:”anak, dua ya?

Wife:”Ia, dua, bisa di tulis belum punya anak gak?

Utami:”Tapi gak cocok dech sama umur loe, gpp, udah punya anak tapi masih sexy kan lebih bagus gimana?

Wife:”Ok Dech”



Utami:”Warna kesukaan?

Wife:”Apa ya, tulis merah aza dech”

Utami:”Kayaknya cukup dech untuk profil umum, sekarang ke konten”

Utami tampak terdiam seperti sedang berpikir.

Utami:”Gue bikin prolognya dech, kalau ada yang dirasa gak pas atau perlu ditambahin bilang ya jangan ragu-ragu”

Utami:”Sambil gue ketik sekalian, biasanya anak buat gue si Yuli nich yang bagian ngetik, tapi anaknya lagi sakit jadi gak bisa kerja, tapi buat elo sohib baru gue, special gue yang ngetik no problem” ucapnya berbicara sendiri atau bicara sama kami aku kurang paham.



Utami:”Karunia Dewi, lebih akrab dipanggil Dewi perempuan yang lahir 31 tahun lalu di Paris Pan java ini sejatinya seorang ibu rumah tangga, gimana?

Wife:”Aku setuju aza Mi, lanjut aza, kalau ada yang gak pas ntar gue pasti complain”

Utami:”Ok, gue lanjut ya say”

Utami kemudian mulai mengetik lagi.



Utami:” Tetapi sebuah kesempatan untuk terjun ke dunia model yang ia dapatkan sekarang tidak dia sia-siakan. Meski saat ini dia sedang mengandung hampir lima bulan ya?

Wife:”Ya”

Utami:”Dia memilih tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan perut buncitnya apalagi sehari-hari dia mengenakan jilbab yang tentu saja dunia model sangat bertentangan dengan kehidupan sehari-harinya. Dengan dukungan dari suaminya…”

Wife:”Mi, sebenarnya laki gue awalnya setuju, tapi gue paksa akhirnya mau dia memberi persetujuan”



Utami:”Oh, ok Dech,Gue ulang, Dengan perut buncitnya apalagi sehari-hari dia mengenakan jilbab yang tentu saja dunia model sangat bertentangan dengan kehidupan sehari-harinya serta penolakan dari suaminya, Dewi tetep keukeuh untuk mencoba perntungan baru di dunia model hingga akhirnya dengan berbagai bujuk rayu sang suami mengijinkan dirinya merambah dunia model. Dari perkenalan dengan seorang teman yang kebetulan mempunyai sebuah agensi modeling Dewi pun seratus persen yakin dan memantapkan dirinya untuk belrlenggak-lenggok di depan kamera. Full stop, gimana?

Wife:”Ok. Siip”

Utami:”Sang teman awalnya menawarinya untuk menjadi model pakaian dalam, kebetulan saat ini Dewi sedang hamil, model pakaian dalam ibu hamil sangat cocok buat dia”

Utami kembali berhenti dan meneguk minumannya.

Utami:”tenang saja gak seratus persen persis seperti yang gue ketik, bakal ada editing, tapi yang pasti gak melenceng dari yang gue bacakan tadi ya”



Utami:”Gue lanjutkan, ini belum masuk bagian yang hot. Dewi pun akhirnya resmi terjun di dunia model. Mempunyai paras wajah yang cantik dan body yang masih sangat terawat meski dalam kondisi hamil dan perut membesar Dewi ibu dua anak ini memang cocok menjadi model. Kami tidak ragu menjadikannya bintang utama di edisi kali ini. Penampilan Dewi yang sehari-hari mengenakan jilbab membuat kami mendapatkan inspirasi baru, untuk memperkenalkan Dewi dengan para customer kami, kami pun memutuskan sesuatu yang anti mainstream. Model Berhijab, bukan, bukan untuk baju-baju syar’I atau semua yang terkait dengan produk syar’I tapi model pakaian dalam “berhijab”. Full stop. Gimana setuju?

Wife:”Gimana kamu saja Mi, aku setuju saja”



Utami:”Gue lanjutkan ya, Di Edisi ini kami pun menampilkan aksi Dewi di depan kamera dengan Hijabnya. Anda semua dapat menyaksikan kelembutan, kehangatan dan aura seksualitas dari Dewi si model Berhijab. Selamat Menikmati.”

Utami:”Di edisi kali ini juga Team kami juga melakukan wawancara khusus dengan sang model untuk mengetahui lebih dalam tentang kehidupan Dewi.”

Utami:”Ok, kita mulai dech, seperti wawancara, rileks aza, pasti diedit”

Wife:”Ok gak masalah”



Utami:”kita mulai ya, Hei Dewi, apa kabar?

Wife:”Alhamdulillah baik Mi”

Utami:”jangan sebut nama gue ya, kita lanjut, Dewi sekarang kamu sudah resmi menjadi model,ada ke khawatiran gak, kamu akan ada yang ngenalin, ya meski menggunakan topeng, tapi bukan tidak mungkin orang-orang terdekat kamu akan mengenali kamu, tentu dengan penampilan kamu yang sehari-hari mengenakan hijab, kamu siap jika kemungkinan terburuk terjadi, kamu akan mendapat bully dan sebagainya atau diacuhkan oleh keluarga besar kamu”

Wife:”Aku sudah siap dengan resikonya, yang terutama suami aku mendukung aku, itu yang paling penting”

Utami pun mengacungkan jempolnya tanda dia suka dengan jawaban istri saya.



Utami:”Apa sich yang memotivasi kamu berani menjadi model dan menerima penawaran kami untuk di photo masih menggunakan hijab tapi hanya memakai celana dalam dan bra saja?

Wife:”hempzz, jujur aku gak munafik, uang, saat ditawarin temen aku dan nominal uang yang mungkin aku dapatkan aku pun memberanikan diri”

Utami:”Suami kamu aku kira mendapatkan pekerjaan yang bagus, aku yakin kamu bukan orang yang kekurangan, kenapa harus uang?

Wife:”Ya, manusiawi, tidak pernah merasa cukup”

Utami:”hebat jujur banget kamu, apa sich pendapat suami kamu, sekarang kan tubuh indah kamu yang harusnya Cuma bisa di iihat suami kamu, sekarang bisa di lihat oleh semua orang, kami sich yakin mata para lelaki akan terbelalak dengan pose-pose berani kamu”

Wife:”Apa perlu kita tanyakan sendiri sama suami aku?



Utami:”gak, gak, ceritanya kita wawancara sama kamu saja, gak ada suami kamu, kamu saja yang jawab”

Wife:”oh sorry, sepertinya suami aku bangga jika orang suka melihat tubuhku, istrinya tidak mengecewakan hehe”

Utami:”upps, sorry nich pertanyaan menjadi lebih spesipic, ini kan majalah dewasa, bukan gak mungkin lho Dewi, para cowok yang lihat gambar kamu ada yang menjadikan gambar kamu buat bahan coli mereka?

Wife:”Bagus dong, bukan itu tujuannya dibuat majalah ini?

Utami:”Busyet excellent loe,jujur amat hehe, maksud gue tanggapan suami loe kira-kira giman”

Wife:”hehe, biasa saja palingan”



Utami:”cari jawaban dong”

Wife:”Yang kalau menurut aku, suamiku bakalan bangga, berarti istrinya masih menarik”

Utami:”Siiip, itu jawaban yang gue butuhin”

Utami:”lanjut, kalau diri kamu sendiri gimana, para cowok akan memelototi gambar kamu yang Cuma pakai celana dalam dan bh meski masih pakai jilbab, bahkan ada yong posisi ngangkang terus badan kamu basah, cangcut kamu kan tipis, memek kamu nyeplak”



Wife:”Kamu mau tulis kayak gitu?

Utami:”ya nggak persis gini Wi, pasti diedit”

Wife:”Gue juga bangga, tunggu, gimana ya, kalau aku mencoba sebagai seorang professional saja dech”

Utami:”Excellent, gue juga gak kepikiran. Lanjut lagi…”

Utami sejenak meminum kembali minumannya hingga habis.



Utami:”Wi, kamu kayak gak pakai kutang ya? Ucap utami.

Saya pun segera memperhatikan istri saya, betul, sepertinya dia tidak pakai beha.

Saya:”Kutang kamu kemana mah?

Wife:”hehe, Mi, Pah, kutang sama cangcut aku ditahan Julian, diambil dia, jadi aku gak pakai daleman dech, katanya aku suruh minta sama kamu cangcut sama kutang yang tadi kita beli”

Saya:”Busyet dech”

Wife:”papah, hehe”

Utami:”oh,gampang, tunggu aku ambilkan” ucap Utami dan segera keluar dari ruangan.



Saya:”Gila tuch si Julian, sengaja dia ya mah”

Wife:”Ia Pah, mungkin buat di coli hihi”

Saya:”Mamah juga nyantai banget”

Wife:”Hehe, peju si Julian sampai jatuh ke paha pah, mau lihat”

Saya:”enak saja, kagak dech”

Wife:”Tadi papah keluar di memeknya Utami atau di luar?

Saya:”Di dalam memek, di kb koq”

Wife:”oh” bertepatan dengan itu Utami datang membawa plastic putih.



Utami pun duduk kembali dan memberikan bungkusan yang di bawanya ke istri saya.

Utami:”Nich, ambil semuanya, kecuali yang basah yang dipakai tadi masih di mesin cuci, aku sudah tau ukuran kamu, gampang nanti nyari lagi kalau ada sesi photo lagi”

Wife:”Ok, makasih”

Utami:”Pakai sekarang aza, biar aku rekam buat suami gue, siapa tahu dia minat, entar kita bisa maen bareng berempat..”

Istri saya pun melirik saya meminta pendapat.

Saya:”Ok, betul kata Utami”

Wife:”Ok dech, gue pakai ya” istri saya pun mengeluarkan bungkusan yang ternyata di dalamnya tak hanya pakaian dalam tapi ada baju dan jilbab juga. Istri saya mengambil celana dalam berwarna belang putih biru dan bh warna pink. Dia pun segera berdiri dan melepas bajunya untuk mengenakan bh. Setelah itu dia hanya menaikan rokknya dan memakai celana dalam dengan di rekam oleh Utami.



Setelah selesai Dewi pun kembali duduk di samping saya.

Utami:”Siiip, udah gue rekam, lanjut lagi ya”

Wife:”ia, biar cepat pulang, kasihan anak gue”

Utami:”pertanyaan selanjutnya, ini kan majalah dewasa, pasti pembacanya kebanyakan cowok, nah para cowok ini pasti penasaran dan mau mengetahui diri kamu lebih banyak terutama yang berkaitan dengan seks”

Wife:”ok, gak masalah..”

Utami:”Bagaimana pandangan kamu tentang seks sich?

Wife:”Bagi gue seks bukan Cuma sekedar kebutuhan atau sekdar buat bikin anak, tapi bagi gue sudah menjadi hobi dan keharusan, kepala gue bisa pusing kalau lagi pengen gak tersalurkan”

Utami:”Gimana frekuensi ngentot kamu sama suami?

Wife:”Sering pokoknya, ya gak tiap hari juga, tapi sering banget, biar anak udah duam nafsu gue gede banget, kalau tetek gue, sama memek gue gak ada yang ngerab-raba gimana gitu”

Utami:”Haha, mantap, sering itu segimana sich?

Wife:”Yang mungkin dalam seminggu minimal 7x”

Utami:”Tiap hari dong?

Wife:”ya gak tiap hari juga, tapi kadang 1 hari bisa sampai tiga kali, tergantung stamina dia juga, dia kan kerja, kasihan kalau disuruh ngentotin terus bisa gempor”

Utami:”haha”



Utami:”Ters kan libido kamu tinggi, pas suami capek, gimana dong, masturbasi?

Wife:”pernah masturbasi tapi jarang sekali, ya kalau laki lagi letoy, gue nyari kontol lain”

Utami:”Haha, gak di catat”

Wife:”Hihi, papah diem aza” ucapnya sambil mencubit paha saya.



Saya tidak berkomentar hanya tersenyum.

Utami:”Ia, suami kamu memang harus diam, sudah bagus gitu, kan ceritanya wawancara berdua saja”

Wife:”Ok”

Utami:”lanjut lagi ya…, gaya favorit kamu kalau lagi disetubuhi itu gimana sich, punya posisi favorit dong?

Wife:”Ada dua, pertama gue di atas terus lakinya di bawah, gue yang pegang kendali, sambil enjot-enjotan, tetek gue di remas-remas nikmat dech”

Utami:”Ok, yang kedua?

Wife:”Gue di ewe sambil dipangku berdiri, sensasinya gimana gitu”

Utami:”mantap, pertanyaan berikutnya, kalian eh kamu kan sudah punya anak, pernah ngentot depan anak gak?

Wife:”Sering banget, rasanya gimana gitu gue digagahin depan anak gue”

Utami:”sama dong, hihi”

Wife:”masa?

Utami:”ia, terus punya fantasi seks gak?

Wife:”Ada pastinya, gue pengen ngerasain di gengbeng (gangbang) sama sepuluh orang atau 20 orang gitu, terus suami gue diiket Cuma bisa nyaksikan sambil ngaceng, mat ague ditutup jadi gak tahu siapa saja yang nodain gue”

Utami:”gila, excellent, kayaknya cukup, eh punya cerita lain yang berkaitan dengan esek-esek yang bisa diceritain?

Wife:”Gimana Pah, boleh diceritain?

Saya:”Yang mana, jangan lah”

Dewi pun berbisik di telinga saya.

Wife:”Bukan yang mamah jadi pelacur, tapi yang mamah diperkosa rampok itu”

Saya:”ntar ada yang tahu?

Wife:”Gak ada yang kenal kan pakai topeng”

Saya:”Ok dech”

Utami:”apa bisik-bisik, biar makin laku saja, kan fee kamu bertambah Wi, oh ya, tadi Julian wa aku, bayaran kamu udah di transfer sama bagian keuangan kita si leni. Tapi sekrang gak masuk orangnya, Dia transfer lewat interne banking”

Wife:”Ia, ok nanti aku cek”



Utami:”gimana punya pengalaman apa yang bisa di share?

Wife:”Jadi gini, rumah kita pernah kemalingan”

Utami:”ia, terus kamu diapain sama malingnya? Utami sudah tahu maksud Dewi.

Wife:”Malingnya 5 orang, mereka gak Cuma ngerampok, mereka perkosa gue, bibi gue dan pembantu gue, gue digilir 3 orang depan suami”

Utami:”jadi rampoknya memperkosa elo, tapi waktu itu sempat ngerasa enak gak, penting, pasti pembaca suka”



Wife:”Sempet sich, pada buang di dalem memek gue semua lagi”

Utami:”mantap, prolognya harus gue ganti dikit, yang mana ya” ucapnya sambil memakinkan mouse.

Utami:” Ini nich, Dewi si ibu rumah tangga yang punya sedikit cerita kelam dalam hidupnya di mana rumahnya pernah disantroni maling 5 orang, dan maling tersebut memperkosa dirinya, bibinya dan pembantunya secara bergiliran itu tetep keukeuh untuk mencoba perntungan baru di dunia model hingga akhirnya dengan berbagai bujuk rayu sang suami mengijinkan dirinya merambah dunia model, gimana boleh gak?

Wife:”Gimana pah boleh, Cuma buat naikin popularitas dan majalahnya laku”

Saya:”Terserah dech”

Utami:”siip kalau gitu, cukup dech, makasih banget ya, buat masnya juga aku puas hihi”

Akhirnya selesai juga. Kami pun pamit untuk pulang.



Wife:”Kita pulang ya, transferannya sudah masuk, makasih juga bajunya, eh gue mau pamit sama si Julian”

Utami:”Gak usah paling molor, tadi gue tawarin dia turun, katanya capek, kecapean habis ewean sama kau haha”

Wife:”Ya udah, bilangin makasih gue juga ke dia”

Kami pun pamit sama Utami, kebetulan Utami pun mau pulang. Kami pun segera meninggalkan tempat tersebut.



Saya dan istri pun segera melaju meninggalkan lem*ang. Di dalam mobil kami pun mengobrol

Wife:”Pah, beli makanan dulu ya, buat oleh-oleh, buat anak-anak, banyak orang juga di rumah”

Saya:”Ok gampang, kita mampir dulu”

Kami pun mampir di beberapa tempat untuk beli makanan dan buah-buahan.

Kami pun kemudian melanjutkan perjalanan karena hari semakin sore.



Saya:”Jadi kapan katanya kamu bakal ada sesi photo lagi?

Wife:”Nunggu dari Utami, dia sich sudah ngirim photo aku ke perusahaan yang jualan produk pakaian dalam ibu hamil, sudah ada balasan, bagus katanya tapi mereka harus deal harga dulu”

Saya:”Ok dech, kalau bisa sabtu atau minggu biar aku anter mah”

Wife:”Ia, nanti aku bilangin mereka untuk atur jadwalnya, tapi gak bisa maksa”

Saya:”Ia, usahakan saja”



Wife:”Pah, Anis nanya aku”

Saya:”Nanya apa Ma?
Wife:”Kapan papah mau perawanin si Hanum, sepertinya dia pengen cepat dibayar, butuh uangnya Pah”

Saya:”Kan minggu ini Mah, papah sudah ambil cuti”

Wife:”Kalau mala mini Pah?

Saya:”wah, rugi, nanti gak maksimal, papah kan habis ngentot sama si Utami”



Wife:”Tapi kan nanti malam, pulih lagi, kalau gak maksimal bisa diewe lagi si Hanumnya sama Papah besoknya, kan bisa lebih dari sekali, biar cepat mamah bayar ke Anis”

Saya:”Liat nanti dech mah, rencananya nanti pas stamina full, tapi ok dech kalau papah fit bisa dech, tapi papah penasaran sama Anis juga”

Wife:”Atau papah ewe anis dulu, terus kasih uang sama papah ya”

Saya:”Liat nanti saja dech”

Akhirnya hamper Maghrib kami sampai di rumah. Istri saya segera mandi dan sholat sementara saya Cuma mandi saja, rasanya gak pantes dech untuk sholat. Saya segera bermain bersama anak-anak di depan Tv. Intan merengek besok harus jalan-jalan, dia marah karena kita tinggal lama. Aku pun janji akan membawa mereka jalan-jalan besok.



Sementara Hanum dan Anis tak terlihat begitu juga Bu Heti. Tak lama istri saya muncul. Memakai baju hamil yang panjangnya sampai kaki motif bunga-bunga berwarna pink dan jilbab warna putih. Dewi pun duduk di sebelah saya.

Saya:”Mana Hanum, biasanya ikut nonton tv?

Wife:”Mau dieksekusi malam ini?

Saya:”Langsung ke situ aza mamah nich, belum tahu, lihat nanti saja”

Wife:”Aku panggilin mereka semua saja yap ah, biar kumpul di sini, sambil makan-makan”

Saya:”Ok, Papah setuju saja”

Istri saya pun segera berdiri dan meninggalkan saya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Seks: Bocah Nyusu Plus Ngentot Efni

Mama Gitu Dehh 1 - 5

Tukang Kebun yang Menggarap Memekku