Binalnya istriku dewi 35

POV WIFE

Saya pun memilih istirahat dan minum obat, tetapi rasa mual itu tidak hilang-hilang juga. Bahkan sampai suami saya pulang, tapi saya berusaha tampil biasa di depan suami dan bilang saya hanya kelelahan.
Besoknya saya mulai berfikir, Karena sudah punya dua anak, saya mulai heran koq seperti saya hamil dulu apalagi saya sudah terlambat datang bulan, tapi seingat saya, saya rutin meminum obat anti hamil. Saya pun kembali izin ke david untuk tidak masuk kerja. Saya pun memutuskan untuk membeli dua bungkus test pack.

Saya pun membuka satu, lalu kencing, dengan berdebar-debar saya pun menggunakan test Pack. Betapa terkejutnya saat melihat hasilnya, karena masih kurang percaya saya pun mengambil satunya lagi yang memang saya persiapkan untuk pembanding keakuratannya. Saya coba lagi dan hasilnya adalah sama.
Kepala saya langsung pening, saya pun segera naik ke atas ranjang. Bukan ke hamilan yang saya takutkan, tapi saya tidak tahu siapa ayah dari bayi yang saya kandung, saya khawatir bukan Dendi orangnya. Apa yang mau saya katakana ke Dendi suami saya, sementara dia selalu mengingatkan saya minum obat anti hamil.

Untuk lebih memperoleh keyakinan saya putuskan setelah menjemput Intan untuk pergi ke dokter.
Ternyata hasil dari dokter menunjukan hasil yang sama dengan test pack bahwa saya hamil. Dari perhitungan dokter saya pun mulai menghitung kapan saya dibuahi sehingga hamil, saya dapat tiga tersangka antara Suami saya, David atau Mr Lee.

Dengan hati yang tidak tenang saya pun kembali pulang ke rumah. Malamnya suami saya mulai menangkap kemurungan saya. Saat itu kami sdh ada di tempat tidur.
Suami:” Kamu masih sakit mah, kata bu Heti 2 hari gak masuk kerja”
Saya:” Ia Pah, tinggal lemesnya, tadi udah ke dokter juga, gpp kata dokter cuma kecapean”
Suami:” Apa gak sebaiknya kamu tidak usah kerja saja mah, Papah pun masih bisa menghidupi kalian, apalagi sekarang bisnis karaoke papah sdh mulai jalan”
Saya:” Udah launching ya pah? Saya mencoba mengalihkan pembicaraan…
Suami:” udah mah seminggu lalu, kan udah pernah papah bilang” ucap suami saya sedikit ketus
Saya:” hehe kan lupa”
Suami:” Ya udah, kamu istirahat saja”
Saya:” Ia Pah”
Hari ini pun berlalu.

Besoknya aku sudah masuk kerja kembali, aku juga bingung apa aku mesti bilang ke si David atau tidak.
Saat si David datang dia langsung menghampiri saya dan duduk di kursi depan meja saya sehingga kami saling berhadapan.
David:” Kamu sakit apa say?
Oh ya aku dan David memang sudah resmi selingkuh, kalau tidak di depan orang lain kami seperti orang pacaran.
Saya menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan si David.
Saya:” Aku hamil yang…”
David pun tampak terkejut…
Saya:” Ia, aku hamil…”
David:” tapi kamu kan minum obat anti hamil?
Saya:” Ia gak tau, mungkin ada kelupaan”
David:” Terus siapa bapak anak ini” ucap David menatap saya dengan tajam.

Saya:” Sepertinya kamu, karena kamu yang paling sering nidurin aku” ucap saya denga wajah sedih, dan memang lagi sedih.
David menarik nafas panjang.
David:” terus bagaimana? Suami kamu sdh tahu?
Saya pun menggelengkan kepala saya.
David:” Sesuai komitmen awal, kamu masih inget, saya punya istri dan kamu punya suami…”
Saya:” Ia Vid, aku juga gak mungkin dan gak mau pisah sama suami aku”
David:” Terus kita harus bagaimana?
Saya:” Aku gak tahu Vid” ucapku dan air mata sudah mulai tak dapat kubendung, banyak penyesalan dalam hati saya.
David:” Udah jangan nangis di sini, nanti kita ngobrol lagi pas makan siang bagaimana?
Saya:” ia” saya pun segera mengambil tissue untuk mengelap air mata saya.

Siangnya saya dan David pun makan bareng, tapi saya tetap tidak kami tidak punya solusi. David malah mengajak saya berhubungan seks agar melupakan masalah, tentu saya malah kesal kepada dia, sepertinya dia tidak terlalu perduli dengan kondisi yang saya hadapi. Saya khawatir kalau suami saya tahu saya hamil dia pasti marah besar dan ada kemungkinan akan menceraikan saya, karena pasti dia akan menduga juga saya ada kemungkinan hamil oleh orang lain. Saya pun pulang ke rumah dengan perasaan gundah gulana.

Suami saya mulai menangkap kemurungan saya, tapi tentu saja saya tidak mengakuinya, hati saya mulai menyesal dan entah kenapa sekarang saya sangat takut kehilangan Dendi. Bayangan wajah suami saya telah menyingkirkan David yang selama hampir sebulan ini mengisi hati saya.

Saya pun berpikir keras selama beberapa hari untuk mencari jalan keluar terbaik. Saya pun memilih libur dari kantor dan saya memang sedikit menjaga jarak dari si David setelah melihat sikap dia, saya mulai bisa menilai seperti apa David, penyesalan saya semakin dalam saja, rasa bersalah terhadap Dendi semakin membesar. Tiba-tiba hari itu Luna datang ke rumah dengan anaknya Bobo.

Awalnya kami hanya ngobrol biasa, tapi sepertinya Luna menangkap sikap saya yang tak seperti biasanya, saya tak lagi ceria. Akhirnya saya pun tidak tahan dan saya menceritakan semuanya, mulai dari saya berbohong ke dia waktu ke Jakarta, dimana sebenarnya saya bersetubuh dengan David sampai saat ini saya hamil saya ceritakan semua dengan bercucuran air mata.

Luna sempat marah mengetahui saya selingkuh dengan David, cowok yang sebenarnya juga dia sukai. Tapi setelah mendengar saya hamil dan ke khawatiran saya akan suami saya Dendi yang akan menceraikan saya dia mulai lunak dan sepertinya tidak lagi marah sama saya, apalagi setelah mengetahu sikap David yang seakan tidak terlalu perduli dengan kehamilan saya
.
Saat itu kami memang ngobrol berdua di kamar, anak-anak bersama baby sister Luna.
Saya:” Kakak minta maaf Lun, kakak udah jahat sama kamu”
Luna:” Udah kakak, aku gpp, aku memang tadi sempat kesal, sebenarnya kakak jahatnya ke suami kakak, dia ngebolehin kakak tidur dengan orang lain, sampai kakak jadi pelacur, asalkan tidak dengan membawa perasaan, sekarang kakak terjerat si David dan sekarang hamil dan gak tahu siapa bapak bayi kakak”
Saya:” Ia Lun, kakak nyesel, kakak silau dengan harta yang utamanya, si David banyak memberi pemasukan buat kakak”
Luna:”Dasar mata duitan”
Saya:” hehe…, lha terus sekarang aku harus gimana, kalau aku ngomong sama Dendi kalau aku hamil bisa gawat, harus ada cara lain, dan aku juga gak mau kalau harus gugurin kandungan aku, si David nyaranin di gugurin, makanya aku malah kesel dan mulai benci sama dia”
Luna:” Udah gak usah denger si David lagi, aku setuju dengan kakak akan makin merasa berdosa kalau sampai digugurin, lagian masih ada peluang anak kakak itu anak mas Dendi” Ucap Luna
Saya:” Ia, aku juga berharap banget benih yang aku kandung dari Dendi”

Untuk beberapa saat aku dan Luna terdiam, kami tidak punya jalan keluar.
Luna:” Kak, menurut aku ada dua opsi yang bisa dilakukan..”
Saya:” Apa tuch Lun, kalau kakak terus terang mumet, udah buntu, sdh berhari-hari gak nemu solusi”
Luna:” Memang udah gak ada solusi kak, ibaratnya nasi sdh jadi bubur gak bisa dibalik lagi jadi nasi”
Saya:” Terus maksud kamu 2 opsi itu?
Luna:” Gini, yang pertama kakak ngaku ke mas Dendi kalau kakak hamil dan gak tahu siapa ayah bayi dikandungan kakak dengan semua resikonya, terus yang ke dua buat alibi”
Saya pun berfikir sejenak memikirkan apa yang diucapkan Luna.

Saya:” Kalau yang pertama aku gak berani Lun, itu opsi terakhir, terus maksud kamu alibi itu gimana?
Luna:” Alibi itu ya, kakak harus bangun alibi agar mas Dendi percaya bayi yang kakak kandung anak dia, Mas Dendi tahu gak, selain waktu kakak ke Jakarta kakak ada melakukan hubungan seks lagi sama David”
Saya:” Yaitu masalahnya aku sempat bilang ke dia kalau waktu jam kantor aku beberapa kali juga ngentot sama David”
Luna:” Ya, habislah kakak kalau gitu, tapi umur kandungan kakak berapa sekarang?
Saya:”Sudah Sebulan lebih kata dokter Wi”
Luna:” makin susah, tapi mungkin kakak bisa melakukan sesuatu, mas Dendi kan mungkin gak akan terlalu mengerti kakak udah hamil berapa bulan, nah kakak aza dia ngentot sekarang-sekarang ini bilang kakak pengen punya anak, terus udah gak minum obat kb lagi, kira-kira gimana?
Saya:” Yaitu, hubungan aku sama dia bakal kacau Wi, dan pasti kalau aku hamil pas Dendi selalu dampingin ke dokter dulu aza waktu hamil Revan dan Intan, pasti entar juga dia bakal tahu berapa usia kandungang kakak”
Luna tampak berfikir, sepertinya dia bingung juga.

Luna:” Ia Kak, berat kalau gitu, kemungkinan kebongkar, dan kalau kakak tiba-tiba bilang pengen punya anak lagi sementara hubungan kalian lagi tidak baik bisa berabe"
Saya:” Ya gitu Lun, kadang aku jadi pengen mati aza, aku bener-bener pusing, untung mas Dendi masih percaya kalau aku muntah-muntah karena kecapean, tapi itupun sampai kapan, karena hubungan kita lagi gak baik aza, kalau lagi baik pasti dia sendiri bakal bawa aku ke dokter”
Luna tampak menarik nafas panjang.

Luna:” Apa kita perlu cari pendapat orang lain lagi, misal Kak Mega atau mamah?
Saya:” Gak, aku malu,apa kata mereka Lun, biar kamu aza yang tahu”
Luna:”Buntu masalahnya aku juga kak”
Saya:” Kebetulan kamu ke sini aku jadi ngomong ke kamu Lun, tadinya belum kepikiran mau ngomong ke siapa juga”
Luna:”Ada ide lagi aku kak, Cuma aga ekstrem, tiba-tiba aza kepikiran akibat baca di berita di internet”
Saya:” Apa tuch Lun..? Saya kembali antusias.

Luna:” Lagi-lagi buat alibi, tapi jangan kaget ya, pura-puranya rumah kakak di rampok, terus perampok itu perkosa kakak, terus kakak hamil, gimana?
Saya:” Harus gitu ya?
Luna:” Aku pikir kalau alibinya kakak hamil karena diperkosa, suami kakak aku pikir dia orang baik masih bisa nerima kakak, terus ke khawatiran kalau dia cek ke dokter, mungkin dia belum tentu mau ikut juga kalau bukan anaknya, kalau pun tetap ikut, taka da pilihan, kita harus suap dokternya juga untuk memberi info palsu”
Saya:” Ia, Lun, kalau alibi yang pertama, nyuap dokter juga mungkin bisa, tapi mungkin Dendi akan curiga kalau tiba-tiba aku bilang pengen punya anak lagi”
Luna:” Ya gitu..”
Lalu kami pun terdiam beberapa saat.

Saya:”Terus gimana cara ngejalaninnya?
Luna:” Kalau kakak ok biar aku yang atur semuanya”
Saya:” Terus orangnya kamu dapat dari mana?
Luna:” Serahkan ke aku saja kak, aku yag akan bayar orangnya, aku ada temen yg baragajul, kayaknya tanpa di bayar juga mau mereka kalau disuruh perkosa kakak hehe”
Saya:” Beneran, tapi aman?
Luna:”Tenang rahasia terjaga, kalau aku sdh dapat orangnya aku kabarin lagi”
Saya:” Jangan lama-lama, umur kandunganku bertambah terus”
Luna mengacungkan jempolnya.

Luna:” Siip kak, kakak jangan murung terus ya, nanti mas Dendi makin curiga”
Saya:” Ia, maafin kakak juga ya, kakak juga dah mutusin mau jauhin si David”
Luna:” Dilanjutin juga gpp aku kak hehe, sementara kakak harus ajak terus mas Dendi bercinta, pokoknya kakak harus merayunya sebisa kakak, buat dia juga dilemma, kalau nanti dia tahu kakak hamil kan dia bakal ngira oleh dia atau rampok, terus kakak bilang juga kakak sdh muak sama David atau bagaimana lah, kakak atur agar dia percaya kakak gak berhubungan dengan dia lagi”
Saya pun tersenyum getir. Luna pun kemudian pulang ke rumahnya.

Saya berusaha ceria untuk menyambut suami saya pulang, saya sdh masakan makanan kesukaan Dendi.
Sekitar pukul enam, Dendi pun sampai di rumah, agak berbeda dari biasanya di mana belakangan saya agak cuek terhdap dia, kali ini begitu datang, saya langsung membawa tasnya dan saya taruh di kamar, ddi tempatnya. Dendi pun segera menyusul saya ke dalam kamar.

Suami:” Tumben papah datang langsung di bawain tas Papah”
Saya:” Hehe memang gak boleh?
Suami:” Gak biasanya saja?
Saya:” Ia, dulu karena capek kerja mamah juga, jadi ya kadang seperti gak perduli sama Papah” ucap saya sambil membantu melepas jas dan kemeja suami saya.

Suami:” Oh, kirain mamah memang sdh gak perduli sama papah”
Saya:” Oh tidak, papah jangan berprasangka begitu, ngomong-ngomong mau mandi dulu apa makan dulu?Suami:” Nanti mau mandi dulu mah, eh kamu masih sakit kah mah, gak masuk kerja lagi”
Saya:” Sehat-sehat saja Pah, mamah kayaknya mau resign aza, capek?
Suami saya menatap mata saya dengan tajam, sepertinya dia sedikit curiga.

Suami saya lalu menarik saya duduk di tepi ranjang.
Suami:” Koq tiba-tiba kamu mau keluar mah? Sebenarnya ada apa? Beberapa hari ini Papah memang melihat keanehan di mamah, tapi karena mamah belakangan cuek sama Papah, papah mun males mau bertanya terlalu jauh” Deg, saya menjadi khawatir, apa yang sedang dipikirikan Dendi tentang saya.
Saya:” Mamah bosen Pah, kerja, gitu-gitu aza”
Suami:” Bukannya mamah seneng, gaji mamah kan besar, terus banyak dapat fee dari bos mamah, biarpun mamah harus sering nemenin dia di hotel” ucap suami saya seperti menyindir saya.

Saya berusaha agar tidak terlihat terpengaruh dengan pertanyaan suami saya.
Saya:” Kan awalnya kerja mamah iseng aza Pah, sekarang udah bosen, ketemunya si David mulu, terus kebanyakan ngajak ngentot aza, udah sering mamah tolak, mamah cari-cari alesan, mentang-mentang dia bos”
Suami:” Bener gitu”
Saya:” Terserah kalau gak percaya” ucap saya memasang muka ketus, biasanya kalau melihat saya begini Dendi akan luluh dan memang benar sesuai dugaan saya.
Suami:” Ya, kalau papah memang setuju mamah gak perlu kerja, seperti biasa di rumah saja, sesekali baru cari kesenengan di luar”
Saya:” Maksudnya kesenengan gimana?
Suami:” Kesenengan sama om-om berduit haha”
Saya:” Ooo side Job Pah, hehe”
Suasana saya dan suami mulai mencair.

Suami saya pun pergi mandi. Selagi menunggu suami mandi saya pun berdandan untuk menarik perhatiannya, saya pakai daster pink transparan kesukaanya, untuk dalemannya saya memakai cangcut warna merah dan kutang warna merah juga, sehingga terlihat kontras. Rambut saya jepit ke atas. Sesudah rapi dan tampil secantik mungkin saya pun rebahan di ranjang. Tak lama suami saya pun selesai mandi. Begitu melihat saya dia tampak sedikit terkejut, karena memang belakangan hal tersubut jarang saya lakukan.

Sambil memakai baju suami saya pun menoleh ke saya dan mengajak saya berbicara.
Suami:” Mah, tumben nich..” sambil tersenyum, suasana sudah sangat mencair di banding sebelumnya.
Saya:” Hehe, kangen, bikin anak yuk Pah”
Suami saya saat itu masih merapikan pakaiannya.
Suami:”Ikh mamah, tumben, mentang-mentang gak masuk kerja berhari-hari, biasanya kan sama bos mamah kan bikin anaknya..”
Deg…

Saya:” Ikh Papah, ngomongnya gitu, maksud mamah ini bikin anak beneran, bukan Cuma ngentot, bikinin adek buat Revan Pah”
Suami saya tampak sedikit terkejut, segera dia mendatangi saya, dan duduk di samping ranjang.
Suami:” Memang mamah udah siap hamil lagi? Siap punya anak lagi?
Saya:” Siap pah, pengen punya baby lagi Pah, bosen kerja, pengen ngurus bayi lagi aza di rumah, Revan toh udah mulai besar, malah sdh bisa ditinggal kerja, gak rewel”
Suami saya pun tersenyum.
Suami:” Papah juga kangen mah, tapi laper, mau makan dulu”
Saya:” Ya udah, mamah temenin Pah” Ucap saya sambil bangkit dari tempat tidur.
Suami:” Mamah gpp pakai pakaian gini makan, nanti di liat Jaka?
Saya:” Akh gpp Pah, udah sering juga” Ucap saya sambil duduk di samping Dendi suami saya.
Suami:” Nanti kalau si jaka ikut sange gimana? ucap suami saya sambil menatap wajah saya

Saya:”Paling dia coli lagi pakai cangcut mamah hehe”
Suami:” Memang gak pernah ngentot lagi sama dia?
Saya:” Gak ada, Cuma sekali itu aza”
Suami:”mentang-mentang punya David yang barangnya gede”
Saya:” Ikh Papah bahas itu lagi”
Suami:” Ya ayo temenin Papah makan”
Akhirnya saya pun pergi ke meja makan bersama suami.

Kebetulan anak-anak sdh makan terlebih dahulu, sehingga hanya kami berdua yang sekarang di meja makan, anak-anak asyik menonton tv.
Saya:” Makan yang banyak ya Pah, biar spermanya juga banyak hehe”
Suami:” Ia Mah, papah udah gak sabar juga, tapi anak-anak belum pada tidur ini baru mau setengah 8”
Saya:” Biar aza Pah, kalau Papah udah selesai makannya kita langsung ngamar hehe, kan da Bu Heti yang jagain anak-anak”
Suami:” ngomong-ngomong kalau mamah sudah tidak kerja lagi berarti kita tidak perlu nyari pembantu tambahan, cukup Bu Heti saja kan Mah”
Saya:” Tidak juga Pah, kalau nanti mamah hamil, terus melahirkan punya baby lagi, kan repot Bu Heti kalau sendirian, tetap rasanya perlu kita punya satu lagi, jadi satu orang yg benar-benar baby sister, satu untuk pembantu rumah tangga”
Ucap Saya kepada suami, karena saya pikir nanti pasti repot kalau anak sudah 3 orang.

Suami:” ia juga, kau begitu papah setuju saja, nanti mamah yg carikan orangnya atau bagaimana?
Saya:” Papah saja dech, terserah Papah, mau pilih yg muda atau tua, yg montok dan semok atau yg kurus Pah, kan kalau mamah hamil gak bisa layanin papah ada yg gantiin hehe”
Suami:” kesitu juga akhirnya” ucap suami saya sambil tersenyum.
Saya:” mamah serius pah, cari yang sesuai selera Papah ya…”
Suami:” beneran mah?
Saya:” ia, kalau ada yang masih muda Pah”
Suami:”ok dech mah, nanti papah cari”
Ternyata kita keasikan ngobrol , suami saya pun sudah selesai makannya.

Saya:” Papah tunggu di kamar ya, biar mamah beresin meja makan dulu” ucap saya sambil mengambil piring bekas makan suami saya.
Suami:” ok mah, papah ke kamar duluan” ucap suami saya yg langsung pergi meninggalkan saya.
Semoga saja rencana saya berhasil.
Saya pun segera membereskan meja makan. Setelah selesai saya segera menuju kamar, tapi belum sampai kamar, saya lihat suami saya sedang duduk di kursi panjang di ruang keluarga sambi menonton tv bersama anak-anak.
Di sana ada juga Bu Heti dan Jaka. Saya merasa tidak enak mau langsung mengajak suami saya ke kamar.

Saya pun segera duduk di sebelah suami yang sedang memangku Revan.
Jaka tampak beberapa kali mencuri pandang ke arah saya di tambah pakaian saya yg mencolok
Saya:” Pah, ayo” sambil menyenggol lengan suami saya.
Suami:” ia Mah”
Saya:” Intan, masih mau nonton tv apa ikut mamah tidur?
Intan:” nanti mah, nonton dulu”
Saya:” Revan mau Bob sekarang?
Revan tampak menggelengkan kepalanya, lalu turun dari pangkuan suami saya dan pindah duduk di pangkuan Bu Heti yang duduk di karpet bawah bersama anaknya si Jaka.

Saya:” ayo Pah, Bu Heti saya titip anak-anak ya”
Bu Heti:” Ia neng” ucap Bu Heti pendek. Melihat pakaian saya, Bu Heti sdh paham.
Saya dan suami lalu berjalan menuju kamar. Saya menoleh kebelakang, saya sempat lihat Jaka sedang menatap ke arah pantat saya. Saya lihat Bu Heti memukul paha anaknya tersebut. Saya pun tersenyum dan mengandeng suami saya masuk ke dalam kamar.

Kami segera masuk ke dalam kamar dan menutup rapat-rapat pintu kamar.
Sampai di dalam kamar, saya segera memeluk suami saya dan segera mencium bibirnya.
Lidah kami pun saling bertautan.
Saya:” mmmpph, muaaachpz Pah..”
Kami berciuman dengan sangat panas.
Beberapa hari saya tidak disentuh, membuat saya sangat sange.

Lalu suami saya mengangkat badan saya ke atas kasur lalu merebahkan saya dan segera menindih badan saya.
Saya segera sadar bahwa sekarang saya lagi hamil.
Segera saya dorong suami saya hingga terlentang dan saya yang menindih badannya.
Saya:” papah di bawah aza, biar mamah yang di atas” ucap saya sambil kembali melumat bibir suami saya.
Saya:” mmmmmmpzzz, Muaaaaaaaacccch”
Kami pun kembali berciuman cukup lama dan bertukar air liur.
Saya:” mmmpz Pah, udah dulu” sambil saya berguling ke samping suami saya.
Suami:” kenapa Mah?
Saya tidak menjawab tapi segera duduk di sebelah suami saya dan menurunkan celana pendeknya.
Saya:” mamah kangen kontol papah” ucap saya sambil tersenyum genit ke Dendi.
Saya:” mamah lepas ya sempak Papah” tanpa menunggu jawaban segera saya turunkan celana sempak suami saya sampai lutut.
Tampak Kontol suami saya sdh cukup tegang. Kontol yg dulu sdh kuangap besar dan sangat panjang sampai aku bertemu David yg selain kontolnya lebih besar juga lebih panjang.
Saya segera mengocok-ngocok kontol suami saya.
Saya:” Pah, mamah belum cerita kan, dulu waktu mamah ke Jakarta sama si David”
Suami:” mmmpz, ia mah belum, mamah gakau cerita waktu papah tanya”
Saya:” masih mo denger gak? Ucap saya sambil mengocok kontolnya.
Suami:” ia mau mah”
Saya:” Biar papah makin sange, mamah ceritain” ucap saya, kontol suami saya pun semakin mengeras dalam genggaman tangan saya

Suami:”Jadi gimana ceritanya mah” ucap suami saya sambil tangannya mengelus-elus paha saya.
Saya:” Jadi waktu di jalan, si David baru ngasih tahu, kalau mamah nanti bertemu client dia harus pakai rok mini Pah, setelan sekertaris lah Pah"
Suami:”Ia kah mah? Terus mamah mau?
Saya:” Ya mau gimana lagi Pah, akhirnya mamah setuju saja, lagian mamah pikir menantang juga”
Tangan suami sekrang sudah masuk ke dalam melalui bagian bawah daster saya, tangannya sdh bersentuhan langsung dengan kulit saya.
Suami:” Terus, mamah harus lepas jilbab dong?
Saya:” Ia Pah pastinya lepas hijab, jadi setelah sampai di hotel, mamah siap-siap, mamah pilih-pilih yang mana yang mau mamah pakai, soalnya dibeliin 3 pasang sama si David” Ucap saya sambil mulai menjilati kontol suami saya.
Suami:” Terus lanjutin ceritanya mah”
Saya:”Jadi mamah pilih salah satu pah, kemeja putih sama roknya putih juga, terus blazer pink kotak-kotak, roknya itu pendek banget pah, udah gitu di salah satu sampingnya masih ada belahannya juga. Jadi kalau duduk, bagaimanapun posisinya cangcut mamah udah pasti kelihatan, niat banget si Davidtapi yang heran ukurnya pas banget”
Suami:” Wah mamah pasti sexy banget dech, papah belum pernah lihat mamah berpakaian seperti itu, malah orang lain yang lihat duluan”
Saya:” Kapan-kapan mamah pakai ya pah, atau papah mau lihat sekarang?
Suami:”Sekarang aza Pah, papah jadi penasaran”
Saya pun segera turun dari ranjang dan menuju ke lemari pakaian, segera ku ambil pakaian yang aku pakai persis waktu melayani Mr Lee. Segera ku lepas daster saya dan saya ganti dengan pakaian tersebut.
Setelah selesai saya pun mendekat ke ranjang, tapi tidak naik ke ranjang, hanya berdiri, sementara suami saya terlihat bangkit dan duduk di kasur sambil mengocok kontolnya sendiri.

Suami:” Luar bisa mah, kamu sexy banget, gak nyangka Papah”
Saya pun berlengak lenggok di depan suami saya.
Saya:” Liat kan Pah, pendek banget,mana belahannya tinggi juga, pa banget di pinggiran cangcut mama, ini keliatan renda-rendanya sedikit”
Suami:” Ia mah, sampe kelihatan dari samping pinggiran cangcut kamu, terus kamu langsung ditubruk gak sama si David?
Saya:” Nggak, dia masih malu-malu Pah, mamah duduk, terus dia kirim photo Mamah ke Mr Lee, pathner bisnisnya dia”
Suami:” Gitu aza?
Saya:” nggak, selanjutnya mamah yang agresif, kayak gini” Ucap saya sambil berjalan kea rah suami, lalu saya tarik dia agar duduk di tepi kasur. Saya segera berjongkok di hadapannya.

Saya pukul-pukulkan kontol suami saya yang sudah menegang melihat saya mengenakan rok mini yang tak pernah di lihatnya sebelumnya.
Saya:” Karena David pasif, jadi mamah isap kontolnya seperti ini Pah” ucap saya sambil mulai menghisap kontol suami saya. Saya mainin lidah saya di lubang kencing suami saya. Lalu saya caplok dan saya keluar masukan di mulut saya.
Tiba-tiba suami saya menahan kepala saya.
Suami:” Mah, udah masukan ya, papah dah gak tahan”
Saya:” Tumben Papah gak mau mamah isep lama? Ucap saya sambil berdiri dan naik kepangkuan Dendi.
Suami:” Papah gak kuat pengen ngentot sama mamah, udah lama nggak”
Saya:” Hehe ia Pah” Ucap saya sambil menggulung dan menaikan rok mini saya sampai pinggang, saya menyingsingkan cangcut saya hingga lubang memek saya terbuka, sambil saya pegang kontol Dendi dan saya arahkan ke memek saya.
Saya menurunkan badan saya, perlahan kepala kontol Dendi mulai tertelan memek saya, tapi kemudian saya merasa sedikit perih karena memek saya memang belum basah, sehingga saya tarik keluar kembali kontol Dendi suami saya.

Saya:”Perih heunceut aku Pah, belum basah” Ucap saya sambil menatap suami saya.
Suami:” Aku jilatin dulu memek kamu mah” Ucap Dendi
Saya segera naik ke ranjang, dan mengangkangkan kedua kaki saya.
Suami saya segera mengahadap ke arah saya, dia memegang paha saya dan merengangkan agar lebih lebar.
Saya:” Aku lepas aza cangcut aku ya Pah, biar leluasa”
Suami saya hanya menganggukan kepalanya. Segera saya melepas cangcut saya dan melemparkannya ke lantai.
Saya segera mengangkangkan kembali kaki saya.
Suami saya mulai meraba-raba memek saya dan menyingkirkan bulu jembut saya yang lebat yang menghalangi lubang memek saya. Setelah terbuka Dendi segera menjulurkan lidahnya berusaha masuk ke dalam memek saya.
Saya memejamkan mata saya sambil memegangi kepala Dendi.
Saya:” Masuk Pah, ah lidah kamu masuk ke heunceut aku uggh enak terus yang dalam Pah” Sambil saya tekan wajah Dendi agar menempel di permukaan memek saya.

Saya pun mulai belingsatan, memek saya mulai basah.
Saya:” Pah, mainin itil mamah”
Dendi segera menarik mukanya, kali ini jempolnya menekan-nekan dan memilin klitoris saya. Sementara 2 jarinya dicolokan ke memek saya.
Saya:” Uggh, eegghhh, tekan itil mamah, Pah aku gak kuat”
Sayapun merasakan memek saya berkedut-kedut, saya lihat jari-jari suami basah oleh cairan memek saya.
Saya kemudian duduk sambil mengangkang, bulu jembut saya pun terlihat mengkilap karena basah.
Suami:” Mamah terlihat nakal dan sexy banget” Ucap suami saya yang duduk menghadap saya.
Saya:” Nakal gimana?
Suami:” Baju atasannya masih lengkap tapi bawahannya udah gak pakai cd, memeknya terbuka”
Saya:” Mamah kan pelacur Pah, pasti nakal dan binal, mamah mau jadi pelacur lagi, papah germonya, papah yang atur semuanya, jadi gak kayak dulu lagi, mamah mau ikut perintah papah saja, nurut semua mau papah. Maafin mamah ya Pah”
Ucap saya, dan gak sadar sedikit air mata meleleh di pipi saya.

Suami:” Kok nangis Mah” suami saya tampak sangat terkejut.
Saya:” Mamah Cuma merasa bersalah Pah, belakangan kita saling menjauh berantem kadang-kadang, mamah salah, mamah tergoda materi sama si David, mamah baru sadar dia Cuma manfaatin mamah saja”
Suami saya malah bengong mendengar ucapan saya yang ternyata seperti blunder karena dia menjadi sedikit curiga.
Suami:” Tapi mamah sama si David gak ada perasaan apa-apakan?
Saya pun menjadi sedikit terhenyak.
Saya:” Gak ada lah pah, hati mamah Cuma buat papah, mamah tergoda materi yang banyak dia kasih buat mamah, sehingga mamah jadi lalai dengan tugas mamah ke papah, itu maksud mamah” ucap saya dengan sedikit berdebar-debar.
Suami saya belum berkomentar tapi malah rebahan di samping saya.
Saya pun berinisiatif menaiki badan suami saya, mungkin dengan pelayanan seks lebih mudah saya meluluhkan kecurigaannya.
Saya:” Pah, mamah masukin kontol Papah ya” ucap saya sambil mengarahkan kontol Dendi ke lubang memek saya. Segera saya menurunkan badan saya dan bleeeesss…
Saya:” Masuk ke heunceut aku Pah kontol kamu”
Lalu saya menggenjot maju mundur kontol Dendi.

Suami:” Ugh ia mah, memek kamu masih paling top, ngeremas-remas kontol aku”
Saya:” Ia Pah, kontol Papah juga enak uggh”
Suami:” Mah lepas baju kamu ya”
Saya pun segera melepas blazer serta kemeja saya.
Suami:” Kutangnya juga lepas Mah”
Saya pun melepas kutang saya dan melemparkan ke lantai kamar. Tangan suami saya segera menjamah kedua payudara saya dan meremas-remasnya.
Saya:” Ugh enak Pah”
Suami:” Koq gak ada asinya mah?
Saya:” Ia Pah, udah beberapa hari gak keluar lagi asinya”
Suami saya menarik badan saya agar lebih condong ke depan, lalu dia sedikit mengangkat kepalanya dan menghisap susu saya.
Saya:” Ugggh enak Pah ahhh, kasih cupangan yang banyak Pah” suami saya memang member beberapa cupangan di payudara saya, selama beberapa hari saya tidak melakukan aktivitas seksual, sehingga kondisi badan saya memanga lagi mulus.

Suami saya kemudian kembali merebahkan badanya.
Suami:” Mah, gedean mana kontol si David sama kontol Papah?
Saya:” Maaf ya Pah, gedean kontol David dan panjangan kontol David, bahkan kontol Pak Bob aza kalah gede, itu yang sempat juga buat mamah terlena, tapi Cuma sekedar mengejar kenikmatan seks Pah, gak ada perasaan apa-apa”
Suami:” Berarti ngewe sama dia lebih enak disbanding dengan Papah”
Saya:” Ia, ewean sama David lebih nikmat Pah, kontolnya gede banget, sesak heunceut mamah, semua dinding heuceut mamah tersentuh semuanya, tapi ewean sama Papah dengan penuh cinta dan rasa saying adalah yang terbaik Pah” ucap saya sambil melumat bibir suami saya, suami saya pun membalas ciuman saya dengan hangat.
Saya pun mengejang karena mendapat orgasme yang kedua sementara Dendi masih menyodok-nyodokan kontolnya.

Saya:” Mmmph, Sayang, mamah dapet lagi ah, enak uggh henuceut aku basah kan Pah”
Suami saya tidak menjawab hanya mendengus lalu menenkan kontolnya dalam-dalam, rupanya dia mencapai orgasmenya yang pertama, memek saya terasa panas oleh cairan pejuh yang begitu banyak dan lengket.
Croooot…crooot…croooot entah berapa kali suami saya memuntahkan spermanya.
Saya:” Ahhh…ahhhh…ahhhhh Pah anget uhhhh, heunceut mamah panas kena pejuh papah”

Suami saya tidak berkomentar tetapi menarik badan saya agar menempel ke badannya dan melumat bibir saya. Cukup lama kami berciuman, kontol suami saya masih terbenam di memek saya.
Saya:” Mmph udah Pah, uh, banyak banget sperma kamu, mamah lagi subur, pasti langsung jadi Pah”
Suami:” Mudah-mudahan mah, seperti waktu planning anak ke dua, Revan langsung jadi”
Saya:” Ia Pah” saya pun teringat waktu kita plan anak ke dua, ngentot pertama sepertinya langsung jadi, menurut penghitungan dokter sekitaran tanggalnya pas dengan kita ngentot saat itu. Mudah-mudah suami saya percaya dengan rekayasa saya ini. Walaupun hati saya sakit karena harus berbohong dan membohongi suami yang sangat percaya terhadap saya, tapi jujur tentu lebih berisiko lagi. Saya hanya berharap janin yang saya kandung memang benar-benar anak Dendi, bukan anak David atau Mr Lee.

Kami masih terdiam, lalu saya menjatuhkan badan saya ke samping suami saya, plop… kontol suami saya pun terlepas.
Suami:” Mamah binal banget, berani mengakui kontol David lebih enak hehe”
Saya:” itulah mamah pah, apa adanya, mamah jujur sama Papah, gak ada yang ditutup tutupi” ucap saya menutupi kebohongan yang saya buat.

Kami terdiam beberapa saat.
Saya:” Pah, anak-anak apa sdh tidur belum ya”
Suami:” Mamah cek sana”
Saya:” Pah, mamah pengen nakal…boleh gak mamah ceknya Cuma pakai cangcut dan kutang doang?
Suami:” Hah, mau godain Jaka juga?
Saya:” Hehe, termasukitu lah, kalau di rumah, boleh ya Pah, sekali-kali mamah tampil begitu, mamah jadi pengen eksib”
Suami:” Mamah, tambah nakal aza, ya udah, tapi gak malu sama Bu Heti”
Saya:” Nggak lah, paling bu Heti biasa saja” ucap saya yang segera turun dari ranjang. Saya pun mencari kutang dan cangcut saya lalu mengenakannya tanpa memakai pakaian lainnya.

Saya pun segera keluar dari kamar, tampak Bu Heti dan Jaka masih menonton tv. Mereka berdua tampak kaget melihat saya keluar Cuma memakai kutang dan cangcut saja, bahkan saya yakin jaka dapat melihat bagian depan cangcut saya yang basah. Saya dengan cueknya segera menghampiri mereka.
Ternyata Intan dan revan sudah ketiduran.

Saya:” Oh, anak-anak saya sdh pada tidur semua bu”
Bu Heti:”Ia neng, Ibu gak enak mau bawa ke dalam, soalnya eneng lagi maen sama Pak Dendi”
Saya:” Ia gpp, aku bawa ke dalam ya bu” ucap saya sambil mengangkat Revan.
Saya:” Jak, tolong angkatkan Intan ya, bawa masuk ke kamar tante”
Plak, bu Heti memukul kepala anaknya si Jaka yang Cuma bengong menatap saya.
Jaka:” Eee, ia tante” ucap Jaka sambil segera mengangkat Intan.
Saya segera menuju kamar saya lagi dengan jaka mengikuti dari belakang.
Segera saya masuk ke Dalam kamar, suami saya yang masih telanjang tampak kaget melihat Jaka mengikuti dari belakang saya, segera suami menarik selimut untuk menutup badannya yang tanpa busana. Jaka saya lirik sempat melihat ke lantai di mana pakaian saya berantakan, mungkin dia heran juga kenapa ada rok mini.

Saya segera menaruh Revan di samping Dendi suami saya di dekat dinding.
Saya:” Jaka, intan di tempat tidur ya itu” Jaka segera menuju ranjang satunya dan menaruh Intan di sana.
Saya:” Makasih ya Jak”
Jaka:” Ia tan” ucapnya pendek, tanpa melihat ke suami saya, mungkin takut. Jaka pun segera keluar dari kamar. Saya pun segera menutup pintu kembali.
Saya segera naik ke ranjang dan masuk ke dalam selimut.
Saya:” Pah, liat gak wajah si Jaka, mupeng banget”
Suami:” Kamu niat banget mah, ngerjain dia”
Saya:” Hahaha, paling dia langsung ke dapur nyari cangcut mamah, terus coli”
Suami:” Kamu ini merusak masa muda orang mah”
Saya:” Hehehe, anak-anak sekarang memang pada sangean Pah, haha”
Suami:” Hempz, BU Heti gak complain apa nanti kamu tampil kayak tadi di depan anaknya”
Saya:” Paling gak bakal berani juga pah”
Kami lalu terdiam untuk beberapa saat.

Tapi rasa kantuk tak kunjung dating, pikiran saya masih melayang-layang tak karuan, saya menikmati seks dengan suami barusan, benar-benar menikmati, tapi rasa bersalah tetap menghantui saya, tapi kalau saya jujur saya khawatir seperti apa reaksi suami saya apalagi saya sekrang sedang membangun sebuah opini agar suami saya percaya bahwa dia yang menghamili saya. Tiba-tiba terlintas dalam benak saya kalau saya bakal kehilangan Dendi, terpikirkan perempuan-perempuan yang dekat dengan Dendi di benak saya.

Saya:” Pah, udah ngantuk belum”
Suami:” Dikit mah”
Saya:” Boleh pegang kontolnya”
Suami:” Hehe pegang aja, pakai izin segala”
Saya pun segera mengenggam kontol suami saya yang sedkit layu.
Saya:” Pah, gimana hubungan Papah sama Ida?
Suami:” maksudnya? Biasa aza mah…”
Saya:” Sejak dari puncak papah masih sering ngentot dengan Ida?
Suami:” Gak pernah mah, papah paling ngentot sama si Dwi”
Saya:” Hah, Dwi siapa lagi itu Pah”
Suami saya tampak gelagapan, sepertinya dia keceplosan.
Suami:” Maafin Papah Mah, anak buah papah juga, papah lupa cerita”
Saya langsung memasang muka masam, ini kesempatan memukul balik suami saya, tapi dibalik itu ada rasa sakit, kenapa suami saya tidak jujur juga sama saya.
Saya:” kenapa Papah gak cerita sama mamah? Padahal kalau mamah cerita selalu sama Papah, papah tahu siapa saja laki-laki yang pernah meniduri mamah”
Suami saya tampak sedikit lesu…
Suami:”Maaf mah, jadi gini ceritanya, sejak dari Puncak Ida selalu menghindari papah, dia tetap tampil modis ke kantor, tampil sexy, tapi sepertinya menjauh dari Papah, nah pas momennya dengan mamah menjauh dari papah, papah akhirnya cari pelampiasan, dapatlah anak buah papah si Dwi” ucap suami saya berusaha meyakinkan saya dengan sebuah alibi.
Saya:” Oh, Papah sebenarnya masih pengen sama Ida gitu tapi dia menjauhi papah?
Suami:” Ia Mah…”
Saya:” Papah gak tanya ke si Ida kenapa dia menjauhi papah”
Suami:” Ada, katanya dia mau program buat punya anak lagi, takut kebablasan katanya kalau ngewe sama Papah lagi”
Saya:” Oh, paham kalau kayak gitu Pah, sementara aza palingan Pah, terus gimana koq bias dapet si Dwi, si Dwi orangnya kayak gimana? Jilbaban juga kayak Ida? Ucap saya cukup banyak pertanyaan saya karena memang menjadi penasaran.

Suami:” Gak pakai jilbab mah, orangnya kecil, agak kurus, tapi sekarang sdh lebih montok, ke kantor pakai rok mini yang pendek kayak yang mamah pakai, jadi kalau duduk kita intipin cangcutnya kelihatan”
Saya:” Oh, cantik gak orangnya Pah?
Suami:” Manis mah, tapi cantikan Ida dan Mamah”
Saya:” Beneran, koq bisa papah ngentot sama dia”
Suami:” Jadi dia tahu hubungan Papah sama Ida mah”
Saya:” Kan sekarang hub kalian lagi jauh koq bisa?
Suami:” Waktu dulu mah, udah lama dia tahu”
Saya:” Terus…koq bisa jadinya papah ngentot sama dia”
Suami saya tampak makin lesu saja.

Saya:” Jujur aza pah, mamah gak bakal marah koq, yang penting sekarang mamah tahu” ucap saya so.
Suami:” Jadi dia tanya ke papah, apa benar papah selingkuh sama Ida, awalnya mengelak, tapi dia pernah mergokin papah sama Ida jalan di mall dan mesra, bukan dia sich tapi temannya yang nama Clara, trus Clara cerita sama dia, mamah gak bisa ngelak lagi, jadi papah ia kan”
Saya:” Terus gimana ceritanya akhrinya kalian ngentot?
Suami:” Dia bilang dia sdh nikah beberapa bulan masih belum punya anak juga..”
Saya:” Jangan bilang dia minta papah hamilin”
Suami:”Sebenarnya begitu mah” ucap suami saya dengan pelan.
Hati saya seketika menjadi panas, ternyata suami saya tak sebaik yang saya kira, tapi mungkin ini bisa jadi senjata buat melawan dia kalau suatu saat keboongan saya terbongkar, tapi di sisi lain saya menjadi cemburu dan semakin takut kehilangan Dendi.

Saya:” Tapi kenapa papah gak nanya mamah dulu, gak nanya pendapat mamah, terus dia sekrang udah hamil?
Suami:” Maafin Papah mah, ia dia udah hamil sekarang tapi gak tahu oleh Papah atau oleh suaminya?
Deg…apa yang terjadi dengan keluarga ini malah semakin gila. Kepala saya mendadak pening.
Suami saya memiringkan wajahnya, tampak air mata meleleh dari pipinya.

Suami:” Maafin Papah mah, Papah pasrah mamah mau marah mau apapun papah khilaf”
Sekarang seolah-olah hanya suami saya yang salah, apakah saya harus mengaku juga, tapi saya sdh membangun opini berbeda, saya telah membuat rencana yang sekarang sdh saya jalankan, seolah-olah sedang program punya anak lagi, padahal saya sendiri sdh hamil. Kalau saya mengaku bisa jadi Dendi marah juga tapi bisa juga tidak. Ah, sementara biarlah suami saya yg merasa bersalah.

Saya:” Berapa kali papah ngentot sama si Dwi?
Suami:” 3 kali aza mah”
Saya:” Bohong? Ucap saya dengan nada tinggi, tapi kalau benar saya lebih gila, mungkin lebih dari sepuluh kali saya melakukan dengan David”
Suami:” Sumpah mah, satu kali di kantor, 2 kali di hotel, sebenarnya papah gak mau lagi, tapi karena waktu itu kita lagi marahan, papah sengaja aja Dwi ke hotel terus papah tidurin dia dengan niatan memang menghamili dia sekalian bahkan papah kasar sama dia, papah juga nyesel, mungkin karena perasaan lagi marah sama mamah, terus belakangan dia bilang dia hamil, dan dia gak tahu itu anak papah atau suaminya karena hamper tiap hari juga dia bersetubuh dengan suaminya” ucap Dendi.

Saya pun terdiam beberapa saat, tangan saya menyeka air mata suami saya. Ya saya memaafkan segala perbuatan dia, rasa saying saya dan takut kehilangan dia lebih besar daripapun.
Saya:” Gpp Pah, gak usah nangis ah, mamah maafin papah koq, gak usah khawatir, kita ngelakukan begini berarti sdh siap dengan segala resikonya, misalkan mamah juga hamil oleh orang lain, papah mau maafin mamah kan? Ini misalkan”
Suami:” ia Mah, semua akibat ulah kita sendiri, tentu saja mah, mamah begitu baik dan sayang sama Papah” entah kenapa saya menjadi sedikit lega. Mudah-mudah kalau kelak semua terbongkar Dendi tidak meninggalkan saya.
Kami segera berpelukan.
Saya:” Terus Dwi minta pertanggungjawaban papah gak?
Suami:” Nggak ada, kata dia memang niat dia minta bantuan papah supaya hamilin dia, lagian dia juga gak yakin itu anak papah atau suaminya”
Saya:” Mudah-mudahan anak suaminya ya Pah”
Suami:” Ia mah”
Saya:” Ya Udah, kita tidur Pah, udah malam, kalau nanti malam kebangun kita ngewe lagi ya”
Suami:” Ia Mah” lalu kami berciuman dengan sangat hangat. Kami pun memejamkan mata sampai akhirnya tertidur.

Aku pun terbangun sekitar pukul 3 pagi, karena Revan merengek terus minta minum susu. Aku pun segera keluar dari kamar untuk membuatkan susu buat Revan. Tak sampai 5 menit aku pun kembali ke kamar dan memberikan susu ke Revan. Revan yang dengan mata terpejam lalu meminum susu yang kuberikan. Ku lihat suamiku pun rupanya terbangun.
Saya:” Pah, ewean lagi yuk, hehhe”
Suami:” Mamah pengen lagi?
Saya:” Memang papah gak pengen lagi”
Suami saya segera keluar dari selimut dan mendorong saya hingga terlentang, suami hendak menindih saya, tapi saya segera sadar bahwa perut saya sdh berisi janin, saya pun balik mendorong suami saya hingga dia terletang dan segera saya naik ke atas perutnya.
Saya:” Biar mamah yang di atas Pah, aku ini pelacur, binal, aku yang pegang kendali” ucapku sambil ku sedikit turun ke paha suami saya, segera ku kocok-kocok kontol suamiku.
Saya menatap wajah suami saya yang Nampak sayu, atau mungkin juga masih ngantuk.
Segera saya masukan kontolnya ke mulut saya, masih tercium aroma sperma.
Kontol Dendi mulai mengeras, saya lihat Dendi suami saya memejamkan matanya menimati isapan saya.
Setelah saya yakin kontol suami saya sdh keras maksimal, saya segera merangkak ke atas kontolnya yang sdh keras, saya geser sedikit cangcut saya dan saya paskan kontol Dendi dengan lubang memek saya, saya tekan perlahan-lahan dan kontol suami saya mulai tertelan oleh memek saya sambil saya memaikan itil saya sendiri.

Saya:” Uggh perih mah, belum basah heunceut mamahnya”
Tangan Dendi segera terjulur dan menggantikan tangan saya memainkan itil saya.
Saya:” Uggh enak Pah aaaah, tekan itilnya mamah aw, enak Pah” ucap saya mulai meracau, ranjangpun mulai bergoyang seiring pantat saya yang bergerak maju mundur.
Saya lihat Revan sempat membuka matanya, lalu dia melihat ke saya dan ke suami saya, kami sempat terdiam dan saling menatap, tapi tak lama dia memejamkan matanya lagi dan memunggungi suami saya.
Saya:” Kirain mau bangun Revan Pah”
Suami:”Ia Mah, padahal kita lagi buatin adek buat dia” ucap suami saya sambil tangannya meremas-remas susu saya dari luar kutang.
Saya:” Enak Pah, ugggh sodok yang kenceng dari bawah sayang” ucap saya
Tangan suami saya segera memegang pantat saya lalu segera menyodokan dan menghentakan kontolnya dari bawah membuat saya terguncang.
Saya:” Ugh, enak saya ah, ewe yang kenceng pah, agggh”
Suami:” Ia Mah, enak ugggggaaaah” Plook..ploook…plooook…benturan paha suami saya dan pantat dan paha saya.
Suami:” Agggh Papah mau keluar mah”
Saya:” Barengan Pah uhmmm”
Lalu saya merasakan semprotan peju suami saya, meski tidak sebanyak sebelumnya.
Saya pun terlungkup di atas suami saya dan kami pun berciuman.
Saya:” Yuk bobo lagi, biar gini aza posisinya Pah, kontol kamu biar tetap di heunceut mamah, paling lepas sendiri atau malah gancet hehe”
Suami:” Jangan dong kalau sampai gancet”
Saya:” Heheh, kalau gancet gimana Pah, nanti ditonton orang-orang, Dewi dan suaminya gancet terus di bawa ke rumah sakit, viral hahaha”
Suami:” Hush ngawur, yuk tidur” kami pun kembali berciuman, kehangatan yang lama hilang telah kembali, kehamilanku ternyata mengembalikan aku kembali ke Suamiku secara tak kusadari. Aku pun terlelap di dekapan suamiku tersayang.

Saya pun terbangun sekitar pukul enam pagi, dan ternyata kontol Dendi masih di dalam memek saya dan sudah keras kembali.
Saya:” Biasa kanjut si papah ini kalau pagi keras banget, mana masih dalam heunceut, aku genjot lagi ah” ucap saya bergumam sendiri.
Saya pun mulai mengerakan pantat saya maju mundur, perlahan suami saya membuka matanya dan tersenyum lalu diapun berbicara.
Suami:” Mah, lepas kutangnya ya”
Tangan saya segera bergerak ke punggung saya, dan melepas kait kutang saya lalu saya tlempar kutang saya di lantai.
Tangan suami segera meremas-remas susu saya, puting susu saya terkadang dipelintirnya secara perlahan-lahan.

Saya:”Uh, geli Pah akh” Plok…plook…plook. Bunyi benturan pantat saya dan Paha Dendi.
Saya semakin cepat menggenjot kontol suami saya, semakin lama terasa kontol suami saya semakin keras, lalu tak lama saya merasakan semporotan hangat di memek saya.
Saya:” Udah bucat Pah?
Suami:” Ia mah” ucapnya sambil ngos-ngosan.
Saya segera mencabut kontol suami saya.
Saya:” Pah, mamah mandi duluan ya, biar bisa siapin sarapan” Ucap saya.
Dendi hanya menganggukan kepalanya saja.
Saya pun segera pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

Selama beberapa hari tiap malam saya melakukan hubungan badan dengan Dendi suami saya, minimal 2 kali terkadang lebih.
Sementara itu Saya pun gelisah menunggu kabar dari Luna, saya menjadi ragu apa masih perlu rencana tersebut saya jalankan juga.
Akhirnya lebih dari seminggu setelah pertemuan kita Luna menelepon saya, kebetulan Sabtu saya dan suami libur di hari Sabtu.
Saya yang sedang duduk di depan tv bersama suami dan anak-anak segera lari masuk ke kamar, suami saya sempat celingak-celinguk, sepertinya curiga.
Saya:” Gimana Lun?
Luna:” Hehe gak sabaran amat, pokoknya beres”
Saya:” Bukannya gitu, kakak jadi ragu, Jadinya kapan?
Luna:” malam ini kak, nanti perampoknya 5 orang”
Saya:” banyak amat Lun, kenapa gak satu orang saja?
Luna:” Buat jaga-jaga kak, sengaja banyak, buat jaga-jaga juga kalau bisa semua penghuni kakak kasih obat tidur, biar kalau temen-temen aku yang jadi perampok nanti datang leluasa, nanti mas Dendi bakal diikat terus dia nanti ngeliatin kakak diperkosa, gimana setuju gak?
Saya:” Aku sich setuju-setuju saja, tapi 5 orang apa gak kebanyakan?
Luna:”Di rumah kan ada pembantu kakak juga, gimana kalau dia di anggap sebagai bonus, jadi 3 orang skenarionya memprkosa kakak dan dua lagi memperkosa pembantu kakak gimana? jadi alibinya makin kuat”
Saya pun berfikir sejenak.

Saya:” Boleh dech Lun, terus berapa kita harus bayar mereka?
Luna:” Udah, tubuh kakak dan pembantu kakak sdh sebagai bayarannya”
Saya:” Tapi Lun, aku dalam seminggu ini ewean terus sama Mas Dendi, aku rasa scenario perampokan itu gak perlu dech”
Luna:” Hah, gak bisa gitu kak, aku udah deal sama mereka, bisa marah mereka, bisa-bisa aku yang diperkosa oleh mereka”
Saya:” Waduh, gimana dong….”
Luna:”gimana lagi tetap kita jalankan, soalnya 3 orang saja yang temen sma aku, satunya kayaknya preman, bos mereka, satunya lagi gak tau juga siapa”
Saya:” Waduh jadi ruwet Lun”
Luna:” Ayolah kak, kemaren kakak sdh ok”
Saya:” Kalau diganti pakai duit gimana?
Luna:” Gak bakal mau, mereka udah aku kasih photo kakak, mereka tertarik sama kakak, aku yang bisa gawat kak” ucap Luna dengan nada khawatir


Saya:” Ya udah ok Lun, kita jalankan aza, tapi koq bisa kamu kenal orang-orang seperti itu”
Luna:” Beneran kak, ia udah aku bilang tiga orang temen aku baragajul semua waktu sekolah, tapi aku kan gaul, temenku bisa dari kelompok mana saja?
Saya:” Tapi kamu gak sampai digauli mereka kan”
Luna:” Ya enggak lah kak, jadi gpp kan kak, rencana ini tetap jalan”
Saya:” Tapi urusannya Cuma sampai di sini saja kan Lun, aku takut kalau urusan sama preman” Ucap saya, saya pun menjadi khawatir, tapi mungkin Luna tidak bisa juga lari dari kesepakatan.

Luna:” Ia Kak, tenang aza, asal gak batal, kayaknya kalau temen-temen aku gak masalah, tapi yang preman ini yang susah”
Saya:” Koq Kakak jadi takut ya?
Luna:” Tenang saja kak, pura-pura saja, soalnya aku takut kalau ngebatalin”
Saya:” Ia kakak ngerti, kamu udah bilan kan itu tadi, tapi yang preman ini nanti aman kan, dia gak bakal macam-macam lagi? Ucap saya masih khawatir.

Luna:” Ia, sesuai perjanjian gak ada kelanjutannya, aku sempat jumpa orangnya kemaren agak serem, namanya Simon, kata temen aku memang spesialis tukang bobok, tukang tarok tukang nyingsatkeun anderok kak”
Saya:” Udah Lun, cukup kali ini aza kita urusan sama mereka jangan lagi dech, ini juga karena udah terlanjur”
Luna:” Kakak sich gak ada konfirmasi ngerubah rencana kita”
Saya:”Soalnya aku juga gak nyangka Dendi mudah aku luluhkan juga”
Luna:” Jadi rencananya mereka nanti dating habis tengah malam,paling ambil sedikit perhiasan kakak,buat alibi, nanti dikembalikan ok”
Saya:” Ia nanti aku atur, aku kasih yang lain obat tidur biar aman, kalau kebongkar atau ada yang ketangkep kan malah lebih gawat” ucap saya.
Luna:” Syukur dech, tapi bener gpp kak, aku jadi gak enak sama kakak, kakak sich gak kasih info terbaru kalau mau ubah rencana”
Saya:”Ia, sekalian aku juga mau beri kakak iparmu pelajaran”
Luna:”Maksud kakak gimana? Ucap Luna tidak mengerti.


Saya:” Jadi gini Lun ceritanya, ternyata Dendi dibelakang aku dia ada affair juga sama anak buahnya, sekarang anak buahnya hamil, walau dia gak yakin juga itu anak dia atau anak suami anak buahnya itu”
Luna:” Hah,koq jadi gak ada bedanya sama kamu kak?
Saya:” Ia kan Lun, awalnya aku yang membathin, ku piker aku saja yang salah, tahunya laki akupun macem-macem di luar sana”
Luna:” Terus kakak marah sama dia?
Saya:” Awalnya, tapi aku pikir ini juga semua andil aku juga, Cuma biarlah rencana ku ini buat pelajaran buat dia, gimana persaan dia liat istrinya diperkosa”
Luna:” Atau malah dia sange kak hehe”
Saya:” Nah gak tau Lun, jadi biar kita jalankan rencana ini udha terlanjur”
Luna:” Ia, soalnya gak mungkin dibatalin”


Saya pun masih mengobrol dengan Luna beberapa saat untuk membahas detail dari rencana perampokan pura-pura ini. Setelah saya kira cukup saya pun mengakhiri obrolan kami.

Setelah selesai berbicara dengan Luna di telepon, saya pun kembali ke ruang tengah. Nampak Dendi sedang asyik main dengan Revan, di mana Revan naik ke punggung ayahnya. Sementara Intan tampak sudah tidak ada.

Saya pun memilih duduk di atas sofa.
Saya:” Pah, mana intan? Apa sdh berangkat sekolah?
Suami:” Sdh, diantar Bu Heti mah…”
Saya:” Kalau Jaka?
Suami:” Papah suruh nyuci mobil”Ucap suami saya sambil tetap bermain dengan Revan.
Suami:” Ngomong-ngomong tadi siapa yang telepon? Pakai harus kabur ke kamar? Ucap suami saya curiga.
Saya:” Luna Pah, urusan perempuan”
Suami saya tidak berkomentar lagi, sibuk dengan Revan.

Saya pun duduk sendiri di sofa sambil melihat tv, tapi pikiran saya melayang ke mana-mana, si david beberapa kali menghubungi saya, tapi saya abaikan, dan saya sdh bertekad untuk tidak berhubungan lagi dengan dia.
Pembicaraan dengan Luna tadi masih menghantui pikirian saya.
Tiba-tiba terlintas ide baru dalam pikiran saya.

Saya:” Pah, mamah pergi bentar ya, mau beli sesuatu..”
Suami:” Beli apa mah…? Gak nyuruh si Jaka saja belikan”
Saya:” Gpp Pah, biar mamah saja” ucap saya.
Saya balik ke kamar untuk mengambil hijab lalu segera keluar dari rumah.

Saat keluar dari rumah, tampak Jaka sedang mencuci mobil dengan hanya memakai celana pendek dan atasannya tidak memakai apa-apa, badanya cukup kekar, membuat saya berdesir, jadi ingat kejadian tempo dulu.

Saya segera menyapa si Jaka.
Saya:” rajin amat Jak? Atau karena disuruh om aza?
Jaka yang sedang serius sedikit terkejut dan melihat ke saya, dia tidak segera menjawab tapi melihat saya dari atas sampai ke bawah.
Saya padahal berpakaian sopan, memakai kaos lengan panjang, bawahannya celana training dan hijab.
Saya:” Koq malah bengong”
Jaka:” Eh, ia di suruh om hehe”
Saya:” Ya udah lanjutin, tante mau jalan ke depan sebentar” ucap saya yang segera berlalu dari hadapan Jaka, saya sengaja mengoyongkan pantat saya, saya yakin Jaka sedang memperhatikan saya.

Saya pun pergi ke warung terdekat untuk membeli suatu benda, setelah dapat saya pun segera kembali ke rumah. Tampak Bu Heti sedang ngobrol dengan anaknya, sepertinya dia baru balik habis mengantar Intan. Saya pun menyapa sebentar lalu segera masuk ke Rumah.

Saat melintasi ruang keluarga, tampak suami saya sudah duduk menonton tv, sedang Revan ada di bawah sambil mainin HP.
Saya:” Pah, koq Revan dibiarkan main hp?
Suami:” Papah capek, minta main kuda-kudaan terus”
Saya:”Kasihan matanya masih kecil, nak jangan dekat-dekat nontonnya” ucap saya Ke Revan. Revan hanya melihat saya sebentar lalu sedikit menjauhkan hpnya dan kembali asyik menonton video.

Suami:” Kamu beli apa mah? Ucap suami melihat saya membawa bungkusan plastic kecil.
Saya:” Ada dech, ini yang habis mamah obrolin sama Luna” Ucap saya.
Suami:” Apaan sich” sambil tangannya hendak merebut bungkusan dari tangan saya. Segera saya bergerak menjauh.
Saya:” Ada dech, nanti juga tahu, mamah ke kamar dulu pah” ucap saya sambil berlari masuk ke kamar.
Suami saya hanya bengong saja.

Saya segera masuk ke kamar dan menuju kamar mandi, segera saya kencing lalu mengambil bungkusan dalam plastic yaitu test pack. Saya pun mengambil dua test pack dan melakukan tes yang sebernarnya sdh pernah saya lakukan. Ya positif dan memang positif, tapi saya sdh merencakan sesuatu.

Setelah selesai saya segera keluar dari kamar dan menuju tempat suami saya duduk. Segera saya duduk di dekat suami saya.
Saya:” Nich Pah” ucap saya sambil memberikan 2 test pack ke tangannya.
Suami saya tampak terkejut tapi kemudian girang ubkan kepalang dan memeluk saya dan mencium bibir saya.
Suami:” makasih ya Mah, ternyata usaha kita gak sia-sia langsung jadi”Tapi tepat setelah suami saya mengucapkan itu tiba-tiba rasa bersalah menghinggapi dada saya. Saya berusaha tetap tersenyum sambil berharap janin di kandungan saya memang anak Dendi.
Suami:” Papah senang banget mau punya anak lagi, jadi tadi sama Luna ngobrolin itu, tapi koq papah gak liat tanda-tandanya malah dulu waktu mamah muntah-muntah papah sempat curiga kalau mamah hamil”
Deg, ucapan suami saya terasa menusuk sampai ke jantung.

Saya:” Ia Pah, tadi ngobrol sama Luna, ada tanda-tandanya, makanya mamah cerita ke Luna, Cuma mamah gak lihatin aza ke Papah” Ucap saya berusaha meyakinkan suami saya.
Suami:” Oh gitu, kapan mau cek ke dokter biar papah antar”
Saya:” nanti-nanti saja Pah, biar mamah minta antar Luna saja, biar sekalian mamah realisasikan janji mamah dulu, masih inget kan” saya pun berusaha menganti topik pembicaraan.

Suami:” ia, yang itu kan maksudnya”
Saya:” Ia yang itu”
Suami:” Memang masih bisa? Lagian katanya dia juga lagi program mau punya anak lagi?
Saya:” Nanti tak cari tahu pah, eh Papah gak nanya Ida, apa dia udah hamil juga, kalau belum kan papah kali bisa bantu hamilin hahaha, soalnya ke mamah langsung jadi”
Suami:” Hehehe, mamah mincing-mancing, ngeri tapi kalau liat si Ida lagi judes, mirip-mirip dulu lagi, jadi papah cuekin aza, Cuma urusin kerjaan saja”
Saya:” Ah masa, dulu Papah bisa juga taklukin dia, masa sekarang gak bisa?
Suami:” memang boleh?
Saya:” Ya boleh-boleh aza, sama Dwi aza papah gak bilang ke mamah”
Suami:” Tuch kan ke situ, mincing-mancing”
Saya:” Udah ah, Papah gak cari kegiatan hari Sabtu mumpung libur, ini perut udah buncit” Ucap saya sambil mengelus perut suami saya.

Suami:” Mumpung mamah lagi baek, jadi papah betah di rumah, males mau ke mana-mana”
Saya:”Perut Papah ini udah buncit banget, padahal badan tinggi, tegap, saying perutnya buncit hihi”
Suami:” Gpp, papah dah gak mentingkan penampilan, udah laku juga”
Saya:” Belagak, eh tau gak pah, tadi waktu mamah mau ke warung, liat si Jaka, gak pakai baju, Cuma pakai celana pendek, udah gitu perutnya masih rata, jadi inget waktu papah muda gagah banget” Ucap Saya.
Suami:” Jagan bilang mamah terangsang liat Jaka…”
Saya:” Papah bisa aza, memang gak boleh, kan udah hamil jadi gak bahaya”
Suami:” baru baek hamper dua minggu udah kumat lagi”
Saya:” Bawaan bayi kali Pah”
Suami:” nyalahin bayi, mamah aza yang otaknya memang mesum” Ucap suami saya bersungut-sungut.
Saya:” memang papah gak mesum hayo”
Suami:” Hehe, selalu”
Kami lalu terdiam beberapa saat sambil tangan memeluk pingga satu sama lain dan bersender di sofa.

Saya:”Eh Pah, tadi juga papah gak antar Intan, malah bu Heti?
Suami:” Karena Revan tadi ngerecokin mulu, jadinya Bu heti menawarkan diri biar dia saja yang ngantar” balas suami saya.
Saya:”Oh, nanti Papah yang jemput ya” Ucap Saya sambil mengecup pipi Dendi.
Suami:” ia, nanti Papah yang jemput”
Saya:” Gimana kabar Om Fadli sama Mbak Diah Pah?
Suami:” Gak tau juga mah, lama gak kontak, karena jauh di Kalimantan, tumben mamah Tanya-tanya”
Saya:” Gak tau Pah, kangen saja sama mereka”
Suami:” Kalau Pak Bob?
Saya:” Gak tahu juga mamah, sejak dari puncak gak pernah kontak, dia punya piaraan kan si Dina temen Papah”
Suami:” Ia, tapi katanya Dina dia udah resign” Ucap suami saya.

Saya:” Masa sich Pah, kenapa? Apa dia sudah hamil sekarang?
Suami:” Katanya ia hamil”
Saya:” Siapa yang hamilin” ucap saya penuh selidik.
Suami:” Gak tahu papah”
Saya:” Memang Papah dapat informasinya dari siapa? Ucap saya penuh selidik…
Suami:” Dari dia sendiri”
Saya:” Koq dia bilang ke papah?
Suami:” Oh, gak tau, dia Cuma bilang gitu, katanya sdh gak sama Pak Bob, karena dia sdh hamil”
Saya:” Oh, koq papah sewot…?
Suami:” Soalnya sepertinya mamah seperti menyudutkan papah, ntr nuduh papah yang hamilin”
Saya:” Hehe, gak, ya udah mamah mohon maaf, ini hari bahagia jangan sedih, jangan berantem Pah”
Suami:” Ia” ucapnya pendek, sepertinya masih kesal.

Saya pun melepas hijab saya lalu tiduran di pangkuan Dendi.
Saya:” Pah, maen yuk?
Suami:” Maen apa? Jawabnya pura-pura tidak paham.
Saya:” Huh, pakai pura-pura, ewean yuk”
Suami:” masih pagi, kan udah tadi malem”
Saya:” Masih kurang, pengen lagi, sekalian kita rayakan kehamilan aku Pah” Ucapku dengan memasang wajah genit.

Suami:” Apa nanti habis jemput Intan, nanti gak leluasa”
Saya:” Mamah maunya sekarang Pah, ajak juga Jaka ya, bu Heti sekalian, kita maen berempat” Ucap saya nakal”
Suami saya tampak sedikit terkejut mendengarnya.
Suami:” Hah, mamah gila apa, lagian mereka ibu dan anak?
Saya:” Ia, aku gila, aku pelacurnya Papah, jadi wajar kalau aku nakal, kadang gila seks Pah”
Suami:” Apa gak marah sama kita Bu heti? Bisa saja kamu dituduh ngerusak masa depan anaknya?
Saya:” Ia juga sich, tapi tenang mamah yang atur Pah, mamah yakin Bu Heti bakal nurut semua perintah mamah, dulu aza pernah ikut melacur”
Suami:” mamah udah gila, kirain kemaren seperti akan berubah malah makin binal, ngajak ibu dan anak pesta seks”
Ucap suami saya dengan wajah keheranan dan geleng-geleng kepala lalu memencet hidung saya, sepertinya sich dia tidak marah.

Saya:” Itung-itung merayakan kehamilan mamah Pah, biar seks kita makin bergairah, jadi mamah gak nyari di luar, papah juga” ucap saya .
Suami:” Papah juga penasaran sich gimana sensasinya, tapi gimana caranya? Suami saya sepertinya mulai terbawa permainan saya.
Saya:” Biar mamah yang atur Pah” Ucap saya sambil mulai meraba-raba Kontolnya Dendi dari balik celananya.
Suami:” Uggh”
Saya:” Udah tegang Pah, penasaran ya, lagi bayangin kita main bareng sama Jaka dan Bu Heti hehehe”

Saya kemudian bangkit dan duduk biasa lagi di sebelah suami saya.
Suami:” Koq berhenti mah?
Saya:” Panggil Bu Heti sama Jaka kemari Pah” ucap saya sambil mengedipkan sebelah mata saya.
Dendi suami saya segera berdiri dan menuju ke depan. Tak lama dia kembali dengan Jaka yang sepertinya baru selesai mencuci mobil, badannya masih berkeringat dan belum memakai baju.
Saya:” Duduk si Jak, deket tante”
Jaka tidak segera menjawab tapi melihat ke suami saya.
Suami saya pun menganggukan kepalanya.
Jaka pun perlahan duduk di samping saya.
Saya:” Mana Bu Heti Pah?
Suami saya tidak menjawab, tapi Jaka yang menjawab.
Jaka:” Udah di dapur tante, katanya mau nyuci.
Saya:” Ya udah kamu panggil dulu sekarang suruh ke sini” Ucap saya.

Jaka pun berdiri lagi dan segera pergi ke belakang.
Suami saya segera duduk di sebelah saya.
Suami:” Apa rencana mamah?
Saya:” Papah ikuti saja, mamah jago dalam hal beginian, bukti sdh banyak” ucap saya sambil memindah-mindah channel tv melalui remote.
Tak lama Bu Heti dan Jaka pun datang.
Mereka segera duduk di karpet depan TV.

Saya:” Bu Heti lagi apa?
Heti:” Lagi nyuci neng”
Saya:” Oh, biar tinggal saja dulu, saya ada perlu sama Bu Heti”
Bu Heti tampak sedikit terkejut, mungkin tidak seperti biasanya, wajahnya juga tampak sedikit khawatir takut ada kesalahan.
Saya:” Bu, ibu punya kenalan gak perempuan, kalau bisa masih muda, saya perlu tambahan pembantu satu orang, kalau bisa sich sdh terbiasa merawat anak-anak, jadi bisa jadi baby sister atau assistant rumah tangga juga”
Bu Heti:” Kalau di kampung sich banyak Neng..”
Saya:” Kira-kira ada gak yang mau kerja sama saya, Bu Heti bisa carikan, kalau bisa yang cakep ya, ibu tahu kan selera suami saya” sengaja saya menyinggung suami saya.

Saya yakin Bu Heti paham maksud saya, saya tidak hanya mencari orang untuk dipekerjakan tapi bisa seperti dirinya kalau diperlukan, yaitu melayani suami saya di ranjang.
Saya:” Jadi gini bu, sekarang saya sedang hamil, dan saya pun sudah putuskan keluar dari tempat kerja, bukan begitu Pah? Ucap saya sambil melihat suami saya yang Cuma diam saja. Suami saya hanya mengangguk sekali.
Saya:” Nah, kan nanti ke hamilan saya makin besar, ibu pasti report mengurus dua anak saya, jadi saya perlu tambahan orang” Lanjut saya.
Bu Heti:” Oh, selamat ya neng, bisa nanti ibu carikan, tapi memang harus yang mau dan bisa melayani bapak juga” ucapnya ragu-ragu sambil melihat ke anaknya, mungkin dia tidak enak harus berucap seperti itu.

Saya:” Ia, nanti orangnya harus cewek, dan kalau bisa cakep, terus bisa dan mau kalau sewaktu-waktu suami saya minta dilayani di ranjang” ucap saya tanpa tedeng aling-aling.
Bu heti saya lihat kembali melihat ke anaknya.
Saya:” Nanti mungkin dengan kehamilan saya atau juga setelah melahirkan, saya akan kerepotan atau ada kalanya tidak bisa melayani nafsu suami saya, makanya saya perlu tambahan orang juga selain Bu heti, daripada suami saya jajan di luar kan bahaya ia kan bu” ucap saya
Bu Heti:” Ia Neng”
Saya:” Berarti bisa kan?
Bu Heti:” Saya usahakan neng, kalau syarat yang pertama banyak yang bisa tapi syarat keduanya ibu harus milih-milih orangnya dulu”
Saya:” Ok, tidak perlu buru-buru, tapi kalau kira-kira gak dapat juga biar saya dan suami yang nyari sendiri”
Tiba-tiba Jaka menyela omongan saya.
Jaka:” Bi Irah aza mah” Ucapnya ke Bu Heti.
Bu Heti:” Hush” Bu Heti segera member kode agar Jaka diam.

Saya:” Siapa Bi Irah Jak?
Bu Heti segera memotong pertanyaan saya sebelum jaka menjawab.
Heti:” Itu adik bungsu saya, biar Bu Heti carikan dulu ya neng”
Saya:” Ok Bu, saya percayakan sama ibu, ibu sdh lama kerja sama saya, dan tahu serta mengerti siapa saya, siapa suami saya dan bagaimana kehidupan kami, rahasia saya ada di ibu dan rahasia ibu ada di saya kita sama-sama saling menjaga” ucap saya penuh makna.
Bu Heti yang mengerti maksud saya pun menganggukan kepalanya.
Saya:” Bagus, Bu Heti juga tahukan kalau nafsu seks saya besar? Ucap saya ke Bu Heti dan menatap tajam ke mata wanita paruh baya tersebut.
Bu Heti:” Ia neng…”
Saya:” Apalagi kalau pas hamil nafsu seks saya makin besar bu…nah oleh sebab itu saya mau minta Jaka untuk bantuin suami saya untuk memuaskan hasrat seks saya, gpp kan, Jaka kamu udah cerita kan kalau kita pernah ginian sama mama kamu” Ucap saya sambil melihat ke Jaka dengan menunjukan jempol saya yang di jepit dua jari lainnya.
Jaka tampak sumringah mengetahui maksud saya memanggil dia.
Jaka:” Ia udah”
Saya:” Dan Jaka, kamu juga gak marahkan setelah tahu mamamu kadang-kadang melayanin om juga di ranjang?
Jaka menganggukan kepalanya.
Saya:” Gimana Bu Heti?
Bu Heti:” Terserah Jaka saja neng”

Saya:” Ya udah Pah, kita ke kamar semuanya, Papah bawa Revan biar dia main di kamar”
Suami:” Ia Mah”
Bu Heti:” Biar saya lanjut nyuci Neng”
Saya:” Gak usah, saya kan bilang semuanya..”
Bu Heti Nampak bingung dan saling pandang dengan anaknya Jaka.
BU Heti:” Tapi neng…..”
Saya:”Gak ada tapi-tapian, ayo ikut, bu Heti masih pengen kerja di sini kan? Saya mencoba mengintimidasi Bu Heti.
Bu Heti:” Ian eng”
Saya pun segera berdiri, sedang Dendi segera mengangkat Revan yang dari tadi masih nonton Video di ponsel sambil nonton tv.

Seperti kerbau yang dicocok hidungnya, Bu Heti dan Jaka segera mengikuti kami dan kami semua segera masuk ke dalam kamar saya.
Saya pun mengunci pintu kamar untuk jaga-jaga.
Saya” Tidurkan Revan di kasur yang itu” saya menunjuk kasur yang berukuran lebih kecil yang sering digunakan oleh Intan.
Suami saya lalu menaruh Revan di sana, dan Revan kembali melanjutkan nonton videonya tanpa memperdulikan keadaan sekitar.
Saya:”Ayo Pah, kita ke ranjang” ucap saya menuntun suami saya yang sepertinya masih sedikit bingung dan berpikir scenario seperti apa yang sedang saya bangun.
Kami pun segera naik ke atas ranjang.
Bu Heti dan Jaka malah duduk di sofa kecil yang ada di kamar saya.
Saya:” Sini Jak, biar mamah kamu di situ aza dulu”
Jaka pun segera menghampiri saya, dia sempat melihat ke Dendi suami saya seperti meminta izin. Dendi hanya member isyarat agar Jaka menuruti saya.

Jaka segera naik ke ranjang perlahan-lahan dan duduk di samping saya yang memang duduk jiga di atas ranjang di samping suami saya.
Saya:” Pakai malu-malu kamu Jak, dulu waktu om lagi di kamar sama mama kamu, kamu nakal banget ke tante” ucap saya sambil menatap Jaka yang Cuma diam.
Saya:” Ga usah takut, om juga sudah tahu koq kamu masoih suka coli pakai cangcut tante kan? Ucap saya sambil menarik kepala Jaka lalu tanpa sungkan saya lumat bibirnya di depan suami saya dan Bu Heti. Saya sudah seperti orang gila dan lupa daratan.
Akhirnya Jaka mulai membalas ciuman saya, lidah kami saling melilit, sepertinya suami saya cemburu, diapun segera menarik saya yang sedang berciuman dengan Jaka, lalu suami saya segera melumat bibir saya.
Saya menarik tangan Jaka yang lagi nganggur dan menaruh di payudara saya.
Segera Jaka mulai meremas-remas susu saya.
Saya:” Mmmppzzz, Pah, lihat Jaka udah berani remas susu mamah di depan Papah..Mmmpph” ucap saya sedikit tertahan karena suami saya masih melumat bibir saya.

Dendi malah makin bernafsu melumat bibir saya, tangannya mulai kut berebut dengan tangan Jaka meremasi susu saya.
Saya sempat melihat ke arah Bu Heti, tampak dia mulai gelisah, entah marah melihat anaknya saya rusak dengan kelakuan saya atau dia mulai terangsang menonton kami.
Saya:” Dewi, dewi, bukannya insyaf kamu setelah hamil tanpa tahu siapa yang hamilin malah makin gila dan binal” ucap say dalam hati.
Saya:” Mmmpz bentar Pah, bentar Jaka, berhenti dulu” mereka pun kompak berhenti dan saling pandang.
Saya:” Mamah lepas baju mamah dulu Pah” ucap saya sambil melepas kaos lengan panjang saya dengan melolosinya dari atas kepala.
Saya:” Jaka, bukain kutang tante ya, kaitannya di belakang” ucap saya ke Jaka.

Jaka sempat melihat ke suami saya, sepertinya dia masih under presser, tapi dia menggerakan tangannya juga mencari kait kutang saya, lalu membukanya.
Setelah lepas saya segera melepaskan kutang saya dan melemparnya ke lantai.
Saya:” Ayo, masing-masing nenen nich satu-satu” sambil menyodorkan kedua payudara saya kepada mereka.
Tanpa di suruh dua kali, mereka segera mencaplok susu saya, Jaka sebelah kanan dan Dendi sebelah kiri.
Saya:” Uggh enak Bu Heti, netein dua orang, ayo isep yang kuat puting susu aku, Pah, Jaka” ucap saya sambil menekan kepala mereka berdua.

Saya:” Pah, gak marah kan, kita main bertiga sama Jaka” ucap saya ke Dendi.
Suami saya tidak menjawab hanya menatap saya sebentar, tapi dari tatapannya dia tidak keberatan.
Saya menarik kepala suami saya, terpaksa Dendi melepaskan susu saya.
Saya segera melumat bibir suami saya.
Saya:” Mmmmpz, muaaaach..sayang uh, gak marahkan mamah ajak Jaka main bareng”
Suami:” Mmmmpz, enggak mah, papah malah makin bergairah”
Saya:” Makasih saying, itung-itung merayakan kehamilan mamah,mmmmpz”

Kami kembali berciuma, sementara Jaka masih menghisap puting susu saya yang tak lagi mengeluarkan asi.
Saya:” Mmpz Pah, Jaka boleh kasih cupangan gak di susu mamah”
Suami saya hanya mengangguk saja, lalu kembali mencium saya.
Saya:” Mmpz, Jak, kalu mau cupang boleh kata Om” ucap saya, padahal di tetek saya sdh banyak merah-merah, bekas cupangan suami saya beberapa hari ini yang belum hilang.
Saya:” Mmmpz pelan uhh” sepertinya Jaka memang member cupangan sama saya.
Saya:” Pah, Jaka beneran nyupaning nenen mamah” ucap saya sambil mendorong kepala Jaka agar melepaskan isapannya di susu saya.
Saya menunjukan tanda merah yang masih baru di dekat puting susu saya.

Suami saya pun menatap ke payudara saya yang sebernarnya banyak sekali tanda merahnya.
Jaka masih diam, karena saya member kode supaya dia diam.
Saya berbisik di telinga Dendi.
Saya:” Pah, kita kerjain bu Heti yuk”
Suami:” Terserah mamah” ucapnnya sambil berbisik pula.
Saya lihat Bu heti masih duduk meski dengan wajah gelisah.
Saya segera turun menuju ke Bu Heti. Sementara Jaka dan suami saya hanya diam melihat apa yang saya akan lakukan.

Saya:” Bu, ayo sini” sambil saya menarik tangan Bu heti.
Bu Heti sepertinya engan tapi tak menolak dan mengikuti saya, lalu saya tarik agar dia duduk di tepi ranjang.
Bu Heti saat itu memakai baju kurung panjang warna biru tua, ada sekitar 3 kancing di bagian depan.
Tangan saya segera bergerak mau membuka kancing tersebut.
Bu Heti:” Jangan neng ada Jaka, biar ibu lanjut nyuci saja”
Saya:” Udah Bu Heti tenang saja” ucap saya sambil member kode agar suami saya dan Jaka turun dari atas ranjang.
Mereka berdua pun kompak segera turun dari ranjang dan berdiri di depan saya dan Bu Heti.

Saya mulai melepas kancing-kancing baju bu Heti, setelah lepas dada bu Heti pun terbuka, susunya yang besar terbungkus kutang warna putih.
Saya:” Jak, kamu dulu waktu kecil sering netek sama mama kamu kan?
Jaka hanya menganggukkan kepalanya saja.
Saya:” Kamu gak pengen nyobain nenen ke ibumu lagi? Tanya saya ke Jaka.
Jaka:” mau tan”
Saya:” Pah, ayo tunjukan caranya sama Jaka” ucap saya mengedipkan mata ke suami saya.
Jaka tampak kecewa karena mungkin dipikirnya dia yang bakal disuruh.

Saya segera mengeluarkan kedua susu Bu Heti dari kutangnya.
Susu Bu Heti memang lebih besar dari milik saya, terlihat masih cukup kencang biar sedikit menggantung dengan puting susu yang besar coklat kehitaman.
Suami saya segera duduk di samping Bu Heti, dia mulai menjulurkan lidahnya menelusuri susu Bu Heti lalu sampai ke puting susunya, dijilat-jilat sebentar lalu kemudian dicaplok dengan mulutnya.
Bu Heti tampak sedikit malu-malu, melihat ke anaknya si Jaka, dia tentu saja tidak nyaman susunya kini sedang disedot-sedot oleh Dendi suami saya dihadapan mata dan kepala anaknya.

Saya lihat Jaka juga Cuma bengong sambil berdiri mematung.
Saya pun turun dari kasur, lalu saya turunkan celana pendek si Jaka beserta sempaknya. Jaka diam saja hanya sesekali melihat ke saya dan kemudian melihat ke mamanya.
Tampak Kontol Jaka sudah mengacung dengan keras, entah memang sdh keras dari tadi atau karena sange melihat tetek mamanya yang sedang disedot-sedot suami saya, lumayan punya potensi biar tak sebesar punya suamiku atau milik Asep, tapi umurnya yang masih belia membuat saya bergairah.
Saya:” Jak, tante isap ya kontol kamu”
Jaka tak menjawab, hanya menganggukan kepalanya saja dan mentapa saya sebentar dengan tatapan sayu.
Saya mulai menjilati batang kontol Jaka secara perlahan, sementara saya lihat dengan sudut mata saya, suami saya sudah berpindah menjilati susu Bu Heti yang satunya lagi, kemudian dia menghisap puting susunya juga.
Saya:” Kamu sange liat nenen mama kamu diisep sama om” sengaja saya ucapkan dengan keras agar kedengaran oleh Bu heti juga.
Jaka:” Iaaa..tan” jawab Jaka sedikit bergetar dengan suara yang lemah.
Tampak Bu Heti mulai terbiasa, wajahnya tak lagi tegang, malah merem melek seperti mau menujnjukan kenikmatan yang dia dapatkan ke anaknya.

Saya mulai memasukan kontol Joko ke mulut saya. Sementara saya lihat Suami saya menarik lepas baju kurung Bu Heti melalui kepalanya Bu Heti. Sekarang Bu heti hanya duduk dengan memakai Kutang yang sudah tak karuan dan cangcut sementara kepalanya masih mengenakan jilbab warna putih.
Jaka sepertinya makin terangsang melihat badan ibunya yang nyari bugil, biar badan ibunya sedikit gendut tapi pemandangan tersebut membuat kontol Jaka semakin keras saja.
Jaka berani memegang dan menjambak rambut saya dan mendorong kepala saya agar kontolnya masuk lebih dalam ke mulut saya.
Saya:”mmmpp,eeegh Jaka pelan” ucap saya sambil melotot dan mengeluarkan kontol Jaka dari mulut saya.
Jaka:” Aduh maaf tante”
Saya:” Kamu pindah sana, duduk di samping mama kamu, kasihan kamu pegal” ucap saya sambil berdiri.

Jaka segera berpindah di samping mamanya yang sedang berciuman dengan Dendi suami saya.
Bu Heti melihat jaka dengan ekor matanya. Tampak juga suami saya melepaskan kutang yang masih menempel di badan Bu Heti, sambil tetap menciumi Bu Heti, tangan Dendi meremas-remas susu Bu Heti.
Sementara saya kembali berjongok diantara selangkangan Jaka yang tampak focus melihat mamanya yang lagi berciuman dengan suami saya.
Saya kembali memasukan kontol Jaka ke mulut saya dan kembali menghisapnya.
Jaka semakin belingsatan, kini saya lihat suami saya dan Bu Heti tak lagi berciuman, mereka malah melihat saya yang sedang memblowjob si Jaka.

Jaka tampak menjulurkan tangannya dan meremas susu ibunya. Bu Heti kali ini tidak melarang dia hanya diam sambil melihat saya.
Slruuup…slruuup..slruuup… Saya rasakan kontol Jaka makin mengembang lalu..
Jaka:” Aggh tan aku keluar” sambil menekan kontolnya dalam-dalam ke mulut saya.
Crooot…crooot…croooot banyak sekali pejunya dan langsung saya telan, sebagian meluber dari mulut saya karena saking banyaknya, lalu saya balurkan ke susu saya sisanya.
Segera saya keluarkan kontolnya dari mulut saya, beberapa tetesan peju masih keluar dari lubang kontolnya.
Saya:” Jaka, kamu mesti banyak latihan, biar gak cepat bucat hehe” ucap saya dengan genit.
Jaka:” maaf tan, Jaka gak kuat” ucapnya, tangan Jaka terlihat sudah tak lagi meremasi susu mamanya, susu mamanya kini hanya diremasi oleh Dendi yang menonton aksi istrinya bikin bucat si jaka pakai mulutnya.

Saya:” Banyak banget pejunya Pah” Ucap saya menggonda Dendi sambil meratakan peju Jaka ke permukaan payudara saya.
Lalu saya berpindah ke depan bu Heti.
Saya:” Aku lepas cangcut Bu heti ya, Jaka pasti udah penasaran pengen lihat heunceut ibunya” Ucap saya.
Bu Heti:” Jangan neng” sambil menahan tangan saya yang mencoba menarik karet cangcutnya yang berwarna belang merah putih.
Saya:” Udah, ikutin saja Bu Heti, nanti bu Heti akan merasakan sesuatu yang lebih luar biasa” ucap saya sambil memaksa menarik cangcut Bu Heti dibantu dengan Dendi.
Cangcut Bu heti pun berhasil saya lepas.
Bu Heti kini pasrah saja, saya mencoba melebarkan kedua pahanya, sehingga memek Bu Heti yang berbulu semakin lebat seperti punya saya pun terbuka lebar.
Saya:” Jak, liat heunceut ibumu. Udah basah, mamamu sange juga liat heunceutnya kamu liatin.
Jaka saya tarik agar turun dari kasur.
Jaka pun jongkok di samping saya. Matanya kini dan melihat memek mamanya dengan bulu-bulu jembut yang rimbun.

Saya:” Pah, coba bukain heunceut bu Heti, biar Jaka bisa lihat dalam heunceut mamanya”
Suami saya pun segera menempatkan kedua tangannya dari memek bu Heti, lalu membuka bibir memek Bu Heti. Dalamnya yang berawana pink pun terlihat.
Heti:” Ugh,malu neng, Pak” tapi tak menutupi memeknya yang terbuka.
Saya:” Liat tuch Jak, merah merekah, liat itilnya mamahmu panjang juga, sambil di sentuh Pah itilnya BU Heti”
Dendi mulai memaikan jempolnya, memilin milin itil Bu Heti.
Heti:” Uggh Neng ah ampun malu”tampak pula cairan mulai merembes dari memek bu Heti.
Saya:” Tuch liat Jak, ada cairan keluar dari heunceut mamamu” ucap saya menunjuk dengan jari saya.

Dendi mulai memasukan sekitar 2 jarinya, mencolok-colok memek bu Heti.
Heti:” Aggh, uggh Pak..”
Saya:” Kenapa bu…”
Heti:” Itil saya gatel uhh” ucap Bu Heti tanpa malu-malu lagi.
Dendi menarik dua jarinya dari memek Bu Heti, tampak jarinya mengkilat oleh cairan memek Bu heti.
Kali ini suami saya turun dari ranjang, saya segera bergeser member ruang kepadanya.
Dendi semakin merentangkan kedua paha Bu Heti, lalu dia mendekatkan kepalanya dan mulai menjulurkan lidahnya untuk menjilati memek Bu Heti.
Heti:” Aw, geli Pak, neng ampun memek aku gatel ah, itilnya juga”
Saya melihat ke Jaka yang kini duduk bersila melihat ibunya yang belingsatan karena memeknya lagi dikerjai oleh suami saya.

Saya:” Lihat mamah kamu keenakan heunceutnya lagi dijilatin sama om, kamu mau jilatin heunceut mamah kamu?
Jaka:” Mau tan..”
Saya:” Nanti setelah om, sekarang kita nonton aza dulu” Ucap saya sambil mulai mengelus-elus memek saya sendiri dari luar celana training saya.
Saya lihat Bu Heti menekan kepala suami saya agar lidah suami saya makin dalam masuk ke memeknya.
Heti:” Uuugggh ampun neng, jero pisan(dalem banget) lidah suami neng masuk memek ibu uughh”
Saya:” Suami ibu, ayah Jaka suka jilatin heunceut bu Heti gak”
Heti:” jarang Neng uhhhh”
Saya:” anggap itu bonus ibu sdh bekerja dengan baik di keluarga kami” ucap saya.

Melihat Bu Heti yang keenakan, saya mulai merasakan memek saya lembab.
Saya tarik tangan Jaka dan saya masukan ke dalam celana training saya.
Jaka yang paham mulai meraba-raba memek saya dari balik cangcut saya, malah tangannya sekarang menyelinap ke dalam cangcut saya dan meraba memek saya secara langsung.
Saya berbisik di telinga Jaka.
Saya:” Heunceut tante basah Jak ya..ugggh, masukin jari kamu”
Jaka pun mulai menusuk memek saya dengan jari-jarinya.
Saya:” Sini, naik sini, pegang itil tante ya di situ” saya mengarahkan tangan Jaka ke klitoris saya.
Saya:” Uggh enak Jak, jangan kamu tarik baok tante, sakit tahu” saya melotot ke Jaka karena dia sengaja menarik-narik jembut saya.
Jaka:” Maaf tan..” sambil senyum cengengesan.

Sementara Bu Heti terlihat mengejang dan menekan kepala suami saya kuat-kuat. Rupanya dia mendapat orgasme.
Heti:” Awwww….aghh maaf Pak ugggh” sepertinya cairannya menyemprot ke wajah suami saya.
Suami saya tampak menarik kepalanya menjauh, sementara Bu Heti ngos-ngosan sambil tetap mengangkang.
Saya:” Udah Jak” sambil menarik keluar tangan Jaka dari celana saya.
Saya:” Mamahmu udah bucat” ucap saya sambil berdiri lalu melepas celana training hitam saya, menyisakan cangcut warna biru muda motif bunga-bunga yang depannya sudah basah.
Saya segera naik ke atas ranjang sebelah Bu Heti sambil mengangkangkan kedua kaki saya lebar –lebar.

Saya:” Jaka ayo sini, lepasin cangcut tante terus kamu jilatin heunceut tante biar makin basah, nanti kontol om mudah masuknya”
Jaka melihat ke suami saya sebentar dan lalu merangkak menuju selangkangan saya. Jaka kemudian menarik lepas cangcut saya, saya sedikit mengangkat pantat saya agar dia mudah melepasnya.
Cangcut saya pun terlepas, Jaka sempat mengendus cangcut saya beberapa saat lalu melemparnya ke sudut ruangan.
Saya:” Pah, kamu naik ke kasur sini, biar aku isep kontol kamu”
Tanpa di suruh dua kali Dendi segera naik ke kasur dengan sebelumnya melepaskan celana dan bajunya sendiri, begitu juga sempaknya segera dia lepas.

Dendi sudah berdiri di samping kanan saya, karena di sebelah kiri Bu Heti masih tergeletak.
Dendi segera menyodorkan kontolnya yang langsung saja saya caplok.
Semntara Jaka sudah mulai menjulurkan lidahnya menyapu permukaan memek saya, semakin pintar saja dia.
Saya:” Emmmmpz enak Jaaakkk” ucap saya tertahan kontol Dendi di mulut saya.
Suami:” Enak Mah”
Saya:” Mmmmpz enak, udah mulai masuk ke Heunceut mamah Pah lidah si Jaka agghh, anjing enak” ucap saya sambil melepas Kontol suami saya dari mulut saya, takut ke gigit, selain memang enak sengaja saya ucapkan agar Dendi makin bergairah melihat kebinalan saya.
Saya kemudian kembali mencaplok kontol Dendi. Benar saja kontolnya semakin keras dan tengang sempurna.
Sebelah tangan saya memainkan buah Zakar Dendi sedangkan satunya saya gunakan untuk menekan kepala Jaka agar jilatannya makin masuk ke dalam.

Sambil mengihisap Kontol Dendi pantat saya bergerak-gerak menahan geli jilatan Jaka.
Saya:” Bentar Pah” ucap saya sambil melepas isapan saya di kontol Dendi suami saya.
Suami:” Ia mah, kenapa?
Saya:” Uggh Jaka, isep itilnya saying, ia gitu” ucap saya.
Saya:” Ini Pah, intan, bentar lagi dia kan selesai sekolah”
Suami:” Ya udah biar papah jemput dulu” ucap Suami saya dan hendak turun dari ranjang. Tiba-tiba Bu heti ikut berbicara.

Bu Heti:” Biar saya saja yang jemput neng”
Saya:” Uggh, ia, boleh” saya lihat Bu heti turun dari atas ranjang dan membenahi jilbabnya, saya lihat dia hendak memakai kutangnya.
Saya:” Bu Heti, gak usah pakai kutang sama cangcut, pakai aza baju panjang bu Heti, Jaka berhenti dulu, ambil cangcut sama kutang mamah kamu” Jaka segera berdiri dan mengambil kutang ibunya dari tangan Bu Heti juga mengambil cangcut bu Heti.
Heti:” Tapi neng”
Saya:” Udah, turutin saja”
BU heti tidak berkomentar lagi, tapi segera memakai baju kurungnya tanpa memakai daleman lalu keluar dari kamar untuk menjemput Intan.

Saya:” Kamu suka coli juga pakai cangcut mamah kamu Jak?
Jaka:” Kadang-kadang Tan”
Saya:” Gila juga ternyata kamu, ya udah simpan punya mamah kamu, isep lagi heunceutnya tante” Ucap Saya
Jaka Segera berjongkok lagi depan memek saya, lalu menyibakan bulu jembut saya dan menjulurkan lidahnya kembali menyapu permukaan lubang memek saya.
Saya:” Mana kontol kamu Pah, biar mamah isep lagi” ucap saya sambil melirik suami saya.
Suami:” Papah masukan ke memek mamah saja, udah gak tahan”
Saya:” Bentar ya, lagi enak, ih Jaka terus isep itilnya tante uhhhh enak”
Suami:” Kamu gak kasihan bu Heti kamu suruh tanpa daleman”
Saya:” Mmmpz, biarin hehe, sekali kali aku kerjain biar semriwing haha, aduh yang dalem lidahnya Jak ugggh”
Saya merasa memek saya sudah semakin basah.

Saya:” Jak, udah stop” ucap saya .
Setelah Jaka berhenti saya segera menaikan kaki saya ke ranjang .
Saya:” Pah, kamu terlentang ya, biar mamah di atas, kalau di bawah takut papah gak sadar neken perut mamah”
Suami:” Ia mah, mamah baru hamil, papah juga takut” ucap suami saya lalu terlentang.
Saya segera naik ke perut suami saya. Lalu saya mundurkan pantat saya dan saya gesek-gesekan kontol Dendi di memek saya.
Sementara itu saya lihat Jaka duduk di tepi ranjang.
Saya:” Sini naik Jak, biar kontol kamu tante isep lagi selagi tante diewe sama om”
Jaka pun segera beringsut naik ke ranjang dan berdiri di samping saya.

Suami:” Ayo mah, masukan, ucapnya. Tangannya hanya mengelus-elus pantat saya, dia sepertinya tidak mau meremas susu saya karena tadi saya baluri oleh peju jaka.
Saya pun segera mengangkat Pantat saya dan memegang kontol Dendi dan saya tempatkan pas di bawah lubang memek saya.
Perlahan saya turunkan pantat saya, dan perlahan pula kontol Dendi mulai tertelan memek saya.
Saya:” Uggggh, masuk kontol Papah uggh,eeeegh” saya turunkan pantat saya dan kontol Dendi pun tertelan meme saya, saya mulai memaju mundukrkan pantat saya sementara tangan saya segera menarik kontol Jaka dan segera saya masukan ke dalam mulut saya.
Plooook….plooook…plooook.. saya mulai menggenjot kontol Dendi sementara Dendi mengimbangi dari bawah sambil meremas-remas pantat saya.
Jaka pun mulai berani menekan kepala saya agar kontolnya lebih masuk ke dalam mulut saya.
Saya:” Ugggh , memmmmmpppzzzz, aaaagh enak”
Ploook…ploook…plooook ranjang bergoyang seirama dengan gerakan saya dan suami yang lagi ngentot.

Kontol si Jaka kini saya kocok-kocok saja, karena saya tidak bisa konsentrasi menghisap kontolnya.
Saya:” Uggh enak kontolnya Pah uggh anjing ewe heunceut aku yang kenceng Pah” ucap saya meracau.
Suami saya semakin bersemangat menggenjot memek saya dari bawah.
Sementara kontol si Jaka makin keras saja melihat saya yang keenakan dientot suami saya.

Saya:” Udah keras banget kontol kamu Jak, Pah kontol Jaka udah keras lagi”
Suami:” Uggh nanti dulu Papah lagi enak” ucap suami yang mengira saya meminta dia gentian dengan Jaka.
Saya:” Nggak Pah, gimana kalau kontol Jaka di masukan ke Bool mamah aza”
Suami:” Uggh ya udah kalau Jakanya mau”
Saya:” Jak, masukan ke bool tante aza kontolnya kamu”
Jaka pun mengangguk, mungkin dia sdh sering liat bf jadi tidak masalah masuk di anus juga.

Saya sedikit mencondongkan badan saya agar Jaka bisa memasukan kontolnya ke bool saya.
Saya:” Ludahi dulu boolnya tante Jak, biar agak gampang kontol kamu masuknya” ucap saya sambil menoleh ke belakang melihat Jaka.
Jaka pun meludah ke tangannya dan segera diusap-usap di lubang anus saya. Kemudian Jaka kembali mencoba memasukan kontolnya. Untung tidak terlalu besar, perlahan kontol Jaka menembus anus saya.
Saya:” Uh, masuk Jak, kontol kamu udah mulai masuk bool tante” bleeesek.. akhirnya semua kontol Jaka masuk juga ke bool saya.
Sedikit rasa sakit masih saya rasakan.
Saya:” Perih Pah, bool mamah di masukin kontol Jaka”
Suami:” Suruh jaka segera goyang jangan diem aza, biar mamah enakan”
Saya:” Jak, ayo entot bool tantenya”
Jaka pun segera menggenjot bool saya, jadilah memek dan bool saya di masuki kontol sekaligus, sudah lama semenjak di puncak tidak saya alami lagi.

Ploook…plooook…plooook dua pejantan menyetubuhi saya, suami saya kini terpaksa meremas-remas susu saya karena agak sulit dia mau berpegangan di pantat saya.
Saya:” Remas kuat susu mamah uuugh, ayo genjot yang kuat aggggh enak banget di dp ugggh” Saya hanya pasif, Jaka dan suami saya Dendi yang memegang kendali.
Saya:” Ugggh enak banget Pah, makasih ya, dah bolehin mamah nakal lagi”
Suami:” Ia Mah, untuk mamah apa yang nggak”
Saya:” Ayo Jak, genjot yang kenceng”
Sepertinya Jaka sedikit kesulitan menggenjot saya di belakang.

Sedang asyik-asyiknya ngwee, pintu kamar di ketuk dari luar.
Saya:” Bu Heti kah?
Heti:” Ia neng”
Saya:” Ugggh masuk aza”
Tak lama pintu kamar pun di buka, lalu Bu Heti tampak masuk ke kamar begitu juga Intan.
Intan:” Mamah lagi ngapain?
Saya:” Mamah lagi ewean dulu, Intan ganti baju aza dulu, terus makan ditemenin sama Bu Heti ya”
Intan hanya menganggukan kepalanya dan lalu segera menuju lemari pakaian untuk ganti baju.
Saya seketika baru sadar akan Revan.
Saya:” Pah mana Revan”
Suami saya tampak mencari Revan, ternyata dia teritdur di sudut kasur masih memegang handphone.
Suami:” Tidur mah”
Saya:” Ia, aku liat juga, cepetan kalian bucatin ahhh, panas heunceut sama bool aku”

Seketika Jaka dan suami saya semakin mempercepat genjotannya.
Plook..plooook…ploooook ranjang pun ikut berderit derit.
Saya lihat Intan sdh selesai ganti baju, saya member kode dengan kedipat mata ke Bu Heti agar membawa Intan keluar dari kamar.
Bu Heti pun segera membawa Intan keluar dari kamar.
Tiba-tiba Jaka mengerang.
Jaka:” Aagh, Jaka keluar tan, jepit banget” ucap Jaka sambil menekan kontolnya dalam-dalam ke bool saya.
Saya merasakan sedikit semprotan, mungkin karena sebelumnya dia sudah keluar di mulut saya.

Jaka pun mencabut kontolnya lalu turun dan duduk di tepi ranjang melihat saya dan suami yang masih bersebadan.
Saya:” Pah, kencengin, mamah gak kuat”
Suami saya pun segera memegang pantat saya dan menggenjot saya seperti kesetanan dari bawah.
Plooook…ploookk…plooook
Saya:” Ahhh..ahhhhh..ahhh enak Pah, enak Jaka, mamah keluar ahhhhh” ucap saya sambil mengejang memek saya terasa berkedut-kedut, suami saya tidak member kesempatan dia terus menggenjot saya dengan sangat kencang.
Saya:”Aaag Pah, enak banget heunceut mamah tapi panas ahhhh”
Suami:” Aaag Papah keluar” ucapnya sambil menancapkan kontolnya dalam-dalam dan menekan pantat saya agar kontolnya masuk sedalam mungkin..

Saya:” Aaah…aaaaah…aaah” setiap semportan suami membuat saya berteriak sambil orgasme kembali.
Croooot…croooot…crooooot… terasa semportan suami saya cukup kencang menghantam dinding dalam memek saya
Setelah terdiam beberapa saat merasakan kedutan kontol Dendi, Saya pun segera berguling ke samping suami saya, badan saya seperti dilolosi.
Saya lihat sebagian sperma Dendi meleleh ke paha saya.
Saya:” Uggh lemes Pah, tapi nikmat”
Suami saya hanya melihat saya sebentar kemudian memejamkan matanya, dia tidak berani mencium saya karena tadi peju Jaka tumpah dimulut saya.
Sementara kulihat si Jaka sedang mengelap kontolnya menggunakan cangcut belang milik ibunya.
Saya:” Nakal kamu Jak, bersihin kontol pakai cangcut mamahmu”
Jaka:”hehe tan”
Saya:” Malah ketawa, gimana puas”
Jaka:” Puas sich, tapi belum masukin ini ke heunceut tante dan mamah”
Saya:” Nanti lagi ya, tante capek, lagian bisa cepat bangun lagi gak, yang kasihan mamah kamu belum ada yang nyoblo heunceutnya?
Jaka:” gak tau, jaka juga lemes”
Saya:” kamu udah bucat 2 kali, sana istirahat di kamar kamu dulu” ucap saya setengah mengusir Jaka.
Jaka pun segera memunguti pakaiannya dan pamit ke saya.

Tinggalah saya dan suami yang saling terdiam untuk beberapa saat.
Suami:” Mah, ntar si Jaka gak ngelunjak sama kamu”
Saya:” Gak tau Pah, tenang aja, mamah yakin dia gak bakal berani macam-macam, dia juga gak bisa minta ngentot sama mamah sembarangan, kecuali mamah mau saja”
Suami:” Baguslah kalau gitu”
Saya:” Tenang saja Pah, mandi yuk, nanti kalau ngaceng lagi kita ngwee lagi sambil mandi”
Suami:” Ayo, sebenarnya Papah pengen ngewein Bu Heti tadi di depan anaknya”
Saya:” Haha, biar papah kelihatan perkasa ya, tenang masih banyak waktu, bisa lain kali”
Saya dan suami pun segera pergi ke kamar mandi.

Kami pun segera mandi dan saling menyabuni, Kontol Dendi memang berdiri lagi, dia pun menyetubuhi saya sekali lagi di bawah guyuran air. Selesai mandi saya pun segera berpakaian dan membersihkan kamar yang berantakan, seprai kamar pun terpaksa saya ganti karena ada lelehan sperma suami saya. Sementara Dendi tidur bersama Revan.
Setelah selesai saya pun segera keluar kamar untuk mencari Intan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Seks: Bocah Nyusu Plus Ngentot Efni

Mama Gitu Dehh 1 - 5

Tukang Kebun yang Menggarap Memekku