Cerita Seks: Ritual Seks Mbah Dukun

iya mbah Durna... saya pengen bisa dapat uang dengan mudah...", "hohoho... kalau masalah uang itu gampang... nama kamu siapa?", "saya Wita mbah...", "hohoho... Wita tinggal ikut ritual saya sebentar, setelah itu nanti bisa dapat uang dengan mudah", "ooh iya mbah...", "iya sudah mari... tempat ritualnya disana..." Wita datang  menemui seorang dukun, cewek itu berkeinginan agat bisa dapat uang dengan mudah. "disini ya mbah?', "iya...hehe...", "nanti saya harus bayar berapa mbah?", "kalau buat Wita kayaknya gratis gak papa ya... asal ikuti ritual dari awal aja...", "ooh iya udah mbah Durna..." dukun itu tersenyum nakal, ia tentu ingin segera melakukan ritual seru dengan Wita yang montok itu. "Iya sudah, sekarang kamu copot semua pakaian ya...", "oh... harus disini mbah?", "iya... biar saya bisa langsung bisa cepet jadi ramuan juga jimatnya buat kamu...", "ooh...hmm...  iya sebentar mbah..." Wita menurut, ia mulai melepas pakaiannya, ia kemudian duduk, dua pahanya ditutup rapat, sambil tangannya menutupi puting susu ditoket besarnya itu. Mbah Durna jelas sangat senang melihat tubuh montok Wita itu tanpa ditutupi apapun. "sekarang kamu diam dulu ya...", "hmm iya mbah..." Mulai Mbah Durna beraksi. Wita tidak mengerti sebenarnya apa yang dilakukan oleh kakek tua itu, tau tau habis komat kamit baca mantra, mbah Durna menyiram tubuh Wita dari atas. Setelah itu kakek tua itu kembali membaca mantra, lalu menaburkan kembang tujuh rupa disekitar Wita. Wita diam saja, ia tunggu sampai ritual itu selesai.
"...sudah, sekarang kamu kesitu ya...", "iya mbah... boleh enggak aku keringin badan dulu mbah?", "ooh iya ini pakai ini aja..." mbah Durna memberikan handuk khusus untuk Wita. Setelah tubuhnya kering, Wita pergi ketempat yang ditunjuk mbah Durna. "disini mbah?", "iya... kamu tiduran disini ya...", "hmm iya mbah..." Wita menurut saja, tentu ia juga pengen cepat selesai juga ritual itu. Wita tiduran diatas ranjang rotan yang sudah terbentang karpet tipis diatasnya. Mbah Durna mulai tersenyum lagi, kini tanpa ijin ia sudah sibuk menggrayangi tubuh Wita, dari atas sampai bawah.
Wita hanya diam dan membiarkan saja tubuhnya dipegang pegang. "udah tenang aja Wita ya...hehe..." mbah Durna sempat mengambil beberapa helai rambut Wita. ia simpan disebuah wadah. Setelah beberapa saat mbah Durna sibuk membaca mantra, ia kembali menyentuh tubuh Wita. pertama kakek tua itu sibuk meremas remas toket besar milik Wita, setelah itu ia oleskan sesuatu diputing menonjol milik Wita. sibuk sebentar kakek tua itu memijat puting wita, setelah selesai, terlihat puting susu cewek itu jadi makin menonjol, puting susunya terlihat membesar juga. Kemudian mbah Durna pergi bersiap mengurus bagian bawah tubuh Wita, "nngh..aah.. ngh...", "sudah dibuka dulu ini pahanya...nah..." mbah Durna sudah sibuk kini dengan memek Wita. bibir vagina Wita digesek gesek, lalu jari nakal mbah Durna juga mulai sibuk mengobok obok memek Wita itu. "aah...ngh...mh...", "hehehe...hmm..." mbah Durna sangat senang karena pasiennya sekarang seorang cewek montok, yang tidak menolak sama sekali bila tubuh montoknya digrayangi.
Mbah Durna tampak sudah tak tahan, ia ingin mencicipi memek Wita. segera kakek tua itu mencopot celana dan menunjukan benda pusakanya. "mbah...itu...", "loh ini bagian dari ritualnya... kamu beneran mau dapet uang cepet enggak?", "hmm...i..iya mbah..", "iya udah...tenang aja Wita...hehe...ummh..." mulai Mbah Durna memasang penisnya, ia gesek gesek dulu dibibir vagina Wita, setelah siap langsung ia sodok masuk kedalam memek Wita itu. "aaahn...ah...aah...", "ooh..ngh...wah..." mbah Durna senang ia akhirnya bisa ngeseks lagi, setelah beberapa lama tidak kedatangan tamu cewek. tanpa basa basi sudah sibuk mbah Durna menggesekan penisnya maju mundur, membuat Wita pun merasakan tubuhnya bergejolak akan kenikmatan yang diberikan mbah Durna. "auh..ah..aah...", "hmm... ngh..ngh..." mbah Durna juga mulai mengurus toket besar Wita itu, sibuk ia remas remas terus, juga ia mainkan puting susu yang menonjol itu. Entah bagaimana terjadi, Wita tiba tiba tidak sadarkan diri, tentu meski ia pingsan tetap tubuhnya terus dinikmati oleh mbah Durna. Mbah Durna terus saja beraksi, ia sodokan penisnya dengan cepat dalam memek Wita yang agak basah itu. Mbah Durna terus beraksi meski Wita sudah terdiam karena tidak sadarkan diri. Mbah Durna baru berhenti berulah ketika ia sudah mau klimaks, ia cabut penisnya dari memek Wita, lalu Croot croot, ia semprotkan sperma diatas tubuh Wita. Setelah itu mbah Durna  mulai melanjutkan Ritualnya, Wita sudah masih tidak sadarkan diri.
Wita baru tersadarkan, ketika tubuhnya kembali diguyur air oleh mbah Durna. "ngh...mbah Durna...", "sudah bangun Wita?", "ehm...aku...", "hehe... udah selesai ritualnya... kamu bisa pakai baju lagi..." Wita tidak mengerti apa yang terjadi saat ia tidak sadar tadi. Wita segera mengelap tubuh basahnya, lalu ia berpakaian lagi. "Wita... Ini buat kamu ya...", "ini apa mbah Durna?", "itu yang dibotol, kamu ambil satu sendok, campur dengan air putih kamu minum tiap pagi ya", "ooh iya mbah...", "terus kalau jimat ini, taruh didepan rumah kamu, juga simpan didompet kamu", "iya mbah Durna...", "iya sudah kamu boleh pulang...", "iya, makasih mbah Durna..." Wita pun segera pergi pulang. Wita masih bingung apakah nanti wejangan yang diberikan mbah Durna akan berhasil atau tidak. Wita segera pulang saja lalu tidur. Dipagi hari selanjutnya, Wita bangun, ia kemudian menyempatkan diri meminum ramuan dari mbah Durna sesuai aturannya. Setelah itu cewek itu pergi mandi. Saat mandi, Wita baru sadar kalau ada yang beda dari tubuhnya, seperti merasa toketnya itu agak berat tidak seperti biasanya, juga putingnya jadi agak besar. Wita juga merasa tubuhnya jadi lebih putih. Setelah mandi, Wita pun berpakaian seperti biasa, ia kemudian lanjut beraktivitas seperti biasa.
"wah pagi Wita...", "iya pak..." Wita pagi itu setelah pergi membeli sarapan, ia rasa sepertinya orang orang banyak yang sibuk melihati cewek montok itu. Wita masih belum yakin kenapa, tapi ia yakin ritual yang dilakukan mbah Durna semalam itu tidak sia-sia. Wita kemudian sarapan dirumahnya, setelah itu ia mengurus rumahnya itu. "Permisi mbak Wita...", "ooh iya pak Acep..." Pagi itu Wita kedatangan tamu, salah satu tetangganya. "wah... hari ini mbak Wita kok beda ya...", "beda gimana pak... tetep sama ini Wita yang biasanya..." ,"enggak... sekarang jadi keliatan bersinar gitu... kek bidadari..", "haha bisa aja pak Acep...", "hehe...eh, bentar ya mbak Wita nanti saya kesini lagi...", "ooh iya pak..." Wita senang jadinya karena biasanya orang orang dikampungnya itu meski terlihat tertarik pada wita hampir tidak ada yang berani menggoda, mungkin kali ini akan berbeda. Setelah mengurus rumahnya, Wita kemudian ingat untuk menaruh jimat didepan rumahnya, juga didompetnya. Wita kemudian bersantai saja dirumahnya. Tak lama kemudian Wita kedatangan tamu lagi. "Permisi...", "ooh...iya pak... silahkan masuk" Wita bingung, melihat seseorang yang tidak ia kenal mampir kerumahnya. Wita mempersilahkan saja pria itu masuk. "Permisi... ini mbak Wita kan?", "hmm iya pak...", "kenalin saya Gabriel, saya dateng dari kota sebelah...", "ooh gitu ya pak Gabriel..", "aduh gak usah pake pak... kan juga masih muda kayak mbak Wita...", "ooh iya hehe...", "mbak Wita... saya punya sesuatu buat mbak Wita..." ,"apa ya mas? wah.." Wita sudah disuguhi uang saja dipagi hari itu, ia langsung faham kalau mbah Durna telah berhasil membuat Wita dapat uang dengan cepat. "ini buat mbak Wita...", "loh... makasih ya mas gabriel...", "sama sama... tapi... saya ada permintaan mbak", "apa itu mas?", "mbak Wita mau enggak jadi model? saya butuh model buat ditaruh majalah...", "ooh gitu ya mas... aku sih mau mau aja..." ,"beneran ini mbak?", "iya mas Gabriel...", "baguslah kalau begitu... sebentar.." gabriel segera membuka tasnya, ia kini mengambil kamera canggih untuk mengambil foto Wita. "sekarang mas Fotonya?", "iya... tapi kalau fotonya dikamar aja gimana mbak?" ,"ooh iya gak papa mas Gabriel..." Wita mau mau saja, segera ia bawa pria itu kekamar.
"... iya pakai baju kesukaan mbak Wita aja..." ,"ooh iya bentar ya mas..." Wita segera saja ganti baju dikamar itu. Wita tidak ragu untuk ganti pakaian didepan Gabriel. Gabriel tampak senang, ia bisa melihat hampir keseluruhan tubuh montok Wita. "gimana kalau ini mas...", "hmm bagus kok... kamu tinggal ambil gaya aja ya... sambil senyum... coba gini...ya tahan dulu...nah.." mulailah gabriel mengambil foto Wita yang berpose dikamar itu. Wita jelas tak bisa berhenti tersenyum, karena ia tinggal bergaya sambil difoto, ia sudah dapat uang. "...gini mas ya...", "iya sip..nah..hehe..." Gabriel mengambil foto Wita sesuka hatinya. "...ooh ganti baju lain mas?", "iya yang lain...", "hmm iya..." Wita juga sempat disuruh ganti baju lagi untuk diambil foto lain. Setelah cukup lama Wita berpose dikamar itu, Gabriel tampak sudah banyak mengambil foto. "udah banyak ini mbak Wita.." ,"ooh iya..hehe...", "hmm... kalau mau saya tambah lagi mbak Wita itu uang bayarannya...", "ooh iya tambahin aja mas...", "iya... tapi sekarang... mbak Wita saya foto tanpa pakaian ya..." ,'ooh iya gak papa mas...hehe.." Wita senang senang saja, ia segera saja melepas pakaiannya. "wah...hebat.." Gabriel terpesona, didepannya ada cewek montok dengan tubuh yang begitu menggiurkan. "aku gayanya gimana ini mas?", "udah terserah wita deh ya...", "hmm iya..." Wita mulai bergaya sesukanya, Gabriel sibuk memfoto terus, jeprat jepret sana sini. toket besar Wita begitu menggoda, tak jarang Gabriel memfoto dari dekat. Wita bahkan tak malu malu untuk membiarkan bagian bawah tubuhnya itu difoto juga. Gabriel sangat senang bisa ada dirumah Wita kali itu. "wah..hebat Wita..." ,"hehe iya..eh... mas Gabriel.." Gabriel sudah tidak tahan, ia taruh kameranya, ia lalu sudah sibuk mengelus tubuh montok Wita. "Wita memang sangat cantik, pasti nanti foto kamu terkenal", "mmh..aah...gitu ya mas..ngh..", "hmm... luar biasa..." Gabriel menangkap toket besar Wita, ia remas remas dengan asyiknya. "ehm...ah..uh..wah...kok..." Wita kaget, setelah toketnya diremas remas, malah putingnya yang menonjol itu mengeluarkan cairan putih. "wah keluar susunya...wah.." Gabriel jelas lebih kaget lagi. "ehm...kok keluar ya...wah..aahn..." Wita masih bingung, tapi cewek itu harus merasa kegelian berlebih ketika puting susunya mulai diemut oleh Gabriel. "mmh..mh..sluurp..wah..um...mmh.." gabriel sudah tak tahan segera ingin ia nyusu langsung dari toket besar Wita. "aah...aah..ngh.." Wita kemudian ingat akan ritual yang dilakukan mbah Durna, pasti itu yang membuat toketnya bisa menghasilkan susu, atau mungkin juga karena ramuan yang diberikan itu. "sluurp..aah..wah... mbak Wita... aku tambahin lagi deh uangnya ya...", "hngh...iya mas Gabriel...", "tapi aku pengen ngeseks sama kamu...", "iya gak papa deh mas...aahn.." ,"wah hebat...ummh..mmh..sluurp.." sambil Nyusu, Gabriel sibuk melepas pakaiannya. Setelah itu ia mulai bisa memeluk tubuh montok Wita dengan enak dan mulai beraksi.
Wita faham kenapa dadanya jadi agak berat, karena memang ada susu didalam buah dadanya. Wita biarkan saja susunya diminum oleh Gabriel, nanti juga siapa yang akan meminumnya kalau bukan orang lain. "nngh..aah..uh..." ,"sluurp..aah... bentar ya mbak Wita.." Gabriel sempat pergi mengurus kameranya, ia taruh diposisi yang pas, lalu ia malah mulai merekam video. setelah itu ia langsung mendekati Wita, ia grayangi lagi tubuh montok cewek itu. "ngh..aah..uh..", "mbak Wita...cup..mmh..mh..", "ngh..mhm..cup..mh.." Wita diajak bercumbu, dan cewek itu mau mau saja, karena ia sudah dijanjikan uang banyak. sembari bercumbu, Gabriel terus menggrayangi tubuh Wita, tak lupa ia perah juga susu dari toket besar Wita. gabriel juga mulai mengurus memek Wita setelah itu. "wah... aku masukin ya mbak Wita..." ,'iya terserah mas Gabriel...ah..uh...aaahn..." Gabriel tampak tak banyak basa basi langsung ia tancapkan penisnya kedalam memek hangat Wita. "uuh...luar biasa...wah..ngh.." baru sebentar dirumah itu, Gabriel sudah bisa menyetubuhi wita, juga minum susu langsung dari toket besar cewek montok itu. "aahn..aah..ah.uh.." Wita merasakan kenikmatan juga, akhirnya ia bisa ngeseks lagi. Jelas beda dengan saat bersama mbah DUrna, Gabriel lebih muda dan tentu lebih bertenaga. Memek Wita digenjot dengan hebat, Wita sampai bergoyang tubuh montoknya. "ummh..sluurp..mm...sluurp..ah...m.." tak mau berhenti Gabriel menyedot puting susu Wita itu, karena besar dan menonjol, jadi mudah untuk dikenyot dan dihisap, air susu yang keluar juga banyak, entah bagaimana Wita tubuhnya jadi begitu berisi. Wita merasa kenikmatan terus saat ia disetubuhi Gabriel. Wita memeluk Gabriel yang terus beraksi diatas tubuh cewek montok itu. "ngh..ngh..aah..ah..." Wita merasakan memeknya digenjot terus, sleeb sleeb sleeb, Gabriel menggesekan penisnya maju mundur dengan cepat. Hari masih terang dan wita sudah dapat uang, tapi ia juga harus mau tubuhnya dinikmati pria yang baru ia kenal itu.
"aah...ngh..oh..." Gabriel tampak sudah tak tahan, croot croot, ia semprotkan sperma dari penisnya, dalam memek hangat WIta. "aaah...aah..mas Gabriel...ah...", "uuh...hebat sekali Wita...luar biasa nikmat..." Gabriel jelas sangat senang bisa menyetubuhi Wita. Setelah itu, Gabriel menghentikan rekamannya, ia lihat hasilnya cukup bagus. Setelah itu ia segera berpakaian. "ngh..aah..uh..." Wita sempat pergi kekamar mandi mengurus tubuhnya, juga memeknya yang disemprot sperma itu. Wita kembali kekamar dan memakai pakaian lagi, setelah itu ia temui Gabriel yang sudah pindah keruang depan. "mbak Wita...ini mbak..." Wita tak bisa menyimpan rasa gembiranya, "waah... banyak banget ini mas Gabriel.." ,"iya... kan sudah banyak yang mbak Wita kasih buat saya hari ini..hehe..", "wah makasih ya mas...", "iya sama sama... nanti kalau sudah jadi saya kesini lagi bawa fotonya mbak Wita..", "ooh iya mas Gabriel..hehe..." ,"saya permisi dulu ya mbak Wita...", "iya, hati hati mas..." Gabriel kemudian pergi. Wita setelah itu girang sendiri dirumahnya, ia sudah dapat uang banyak padahal hari masih terang. Wita kemudian mulai menghitung uang yang ia terima, ia juga perhitungkan untuk digunakan apa nanti. Setelah selesai mengira ira, ia simpan uangnya, ia gunakan saja dihari selanjutnya. "mbak Wita...", "ooh...iya pak Acep..." Wita pergi kedepan menemui Acep. "loh kok udah ganti bajunya?", "iya.. pengen ganti aja pak..hehe..." ,"ooh gitu hehe...", "eh... pak Acep... besok anterin saya belanja ya pak..." ,"ooh iya... bisa bisa...", "soalnya banyak yang perlu saya beli, kalau dibantu pak acep kan enak", "hehe iya pasti enak deh ya..eh..hehe..." Acep sebenarnya sibuk melihati tubuh montok Wita. "eh iya, pak acep ada apa ya kesini lagi?", "oh itu wita... anu..." ,"apa mau bantu aku beresin halaman belakang?", "eh iya itu maksudnya..." ,"ooh iya udah yuk pak...", "yuk..hehe...wah..." Acep pun membantu Wita mengurus halaman belakang rumah itu. Wita bahkan sempat membiarkan acep menikmati tubuhnya juga, Acep minta ngentot Wita pun setuju saja,  ia hanya ingin menunjukan kalau ia mau diapakan saja asal dapat sesuatu yang lain.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Seks: Bocah Nyusu Plus Ngentot Efni

Mama Gitu Dehh 1 - 5

Tukang Kebun yang Menggarap Memekku