Cerita Seks: Bocah Melawan Dua Cewek Montok


Akhirnya aku masuk sekolah dasar, astaga tak pernah terpikir aku belajar di sd, lagi. Awalnya sih bocah bocah sd itu kurang akrab padaku, tapi ketika aku tunjukan kemampuanku, mereka malah jadi akrab, iya mereka kan tidak tau kalau aku sebenarnya sudah mahasiswa. Beberapa hari saja aku sudah terbiasa, hanya saja aku agak sulit mengikuti kegiatan mereka, masa aku ikut main dengan bocah bocah itu? "...wah hebat Ezra jawabannya benar semua, kasih tepuk tangan dong..." riuh sudah ramai dikelas itu, guru gurunya juga jelas tertipu denganku, iya memang badanku masih bocah, tapi pikiranku sudah dewasa. Jarak sekolah kerumah tidak jauh, jadi aku biasanya jalan kaki ataupun juga sesekali diantar jemput oleh Sila ataupun Mila. "...rumah kamu dimana sih Ezra?", "hmm? udah deket bentar lagi sampe" sepulang sekolah itu aku ditemani seorang bocah, namanya Romi. AKu mau saja pulang bersama dengannya, karena sepertinya ia yang paling keren dikelas 3 itu, selain diriku. "...ini rumahmu?", "iya ini... kenapa?", "waah besar banget... kayak istana..." itu lah yang aku juga katakan saat pertama melihat rumah itu bila masih bocah. Mungkin bila dia aku ajak masuk, bisa makin terperanga melihat tiga cewek hot didalam. "hmm gitu ya... iya udah aku pulang dulu ya...", "iya besok ketemu lagi.." akhirnya aku pun masuk kedalam rumah.
"Ezra...cup cup... kok udah pulang..", "iya emang biasanya Ezra pulang jam segini...", "hehe iya iya... ayo sini sini..." aku datang disambut oleh Mila, tiba tiba aku diajak pergi keruang tengah. "sluurp..ah... eh Ezra udah pulang..." Dan terjadi lagi, sudah beberapa hari itu aku sering melihat Sila dan Mila sibuk menyedot susu dari toket besar Liza.
"iya mbak Sila...oh iya...aku dapet seratus lagi mbak..." aku sok sokan saja mengambil hasil pekerjaanku disekolah tadi. "wah emang Ezra pinter ya..." Liza ikut ikutan mendekatiku, haduh ini penis dicelana gampang sekali tegang, sekarang saja aku lihat 3 pasang toket besar yang menggoda, apalagi yang satu bisa memproduksi susu. "hmm soalnya mudah semua sih...", "emang Ezra ini Jenius banget... eh, gimana kalau kamu langsung naik kelas 4 aja?", "hah? emang bisa mbak?", "bisa dong, nanti biar aku urus ke kepala sekolah" pasti Sila mau membujuk kepala sekolah, mungkin diajak ngeseks sih senjata utamanya. "iya, kalau perlu langsung smp aja deh kamu..." ada ada saja ini Liza, yang ada aku diganggu terus oleh bocah bocah smp nanti. "hmm iya Ezra kan masih kecil gak boleh langsung naik ke smp" dari tiga cewek itu Mila jelas yang paling pintar. "iya udah...hmm... mbak, aku mau ganti dulu..." ,"ooh iya sayang..." aku pergi saja untuk ganti baju. Ketika aku kembali keruangan tengah, malah kini tiga cewek itu masih sibuk sendiri, Liza membiarkan toketnya diperah oleh Sila dan Mila. "sluurp..ah... haha bisa makin besar ini dada kamu za...", "iya bener... nanti bisa bisa sehari keluar satu galon..haha...", "heeh... banyak bener... sapi bisa kalah nanti..." pembicaraan gila itu membuat penisku berontak dalam celana, tapi aku berlagak biasa saja. "mbak... aku mau makan siang ya...", "sluurp..ah...oh iya Ezra, tuh dibelakang udah banyak tinggal pilih deh..." meskipun sukanya ngeseks dan melakukan hal ekstrim, tapi cewek cewek itu setiap pagi masih sempat memasak bersama. aku tinggal makan saja dulu, biar tiga cewek itu sibuk sendiri.
Selesai makan, aku pergi keruang tengah, cewek cewek kini sudah berhenti berulah, kini mereka duduk bersama sambil ngobrol ataupun ngegosip. "eh udah selesai makan Ezra?", "udah mbak Mila...", "sini sini..." waduh aku dipanggil, iya sudah aku mendekat saja. aku bingung mau duduk dimana, akhirnya aku ditarik dan duduk dipangkuan Sila. aku diam saja, aku dengarkan apa yang mereka bicarakan. "...Iya ada kok..beneran...", "ah tapi mana mungkin bisa... kalau kamu kan emang udah pernah hamil", "loh gak percaya... ada tuh yang sering diisep jadinya juga bisa keluar susunya gitu...", "wah jadi pengen nih..." astaga ternyata masih membahas soal buah dada lagi. "Eh iya... Ezra... mau enggak bantuin mbak Sila?", "bantuin apa mbak?", "iya bantuin mbak Sila biar bisa nyusuin kamu juga kayak mbak Liza tuh...", "hmm emang gimana itu mbak?" Sila kemudian mengeluarkan toket besarnya dari dalam tanktop, lalu ia suguhkan puting susunya didepan mulutku. "nih ayo isep aja..ahn..nah...", "mmh..mh..." aku menurut saja, lagian juga enak ngenyot puting susu kenyal milik Sila. "wah gak adil mbak Sila, harusnya aku duluan...", "sst udah Mila ntar kan juga bisa, kan hari hari sebelumnya Ezra juga pernah tuh ngemut punya kamu", "hiih...eh...halo..." Mila tiba tiba dapat telepon, Sila tampak tenang kini aku bisa fokus untuk mengurus puting kenyalnya itu. "aku kekamar dulu deh ya...", "hmm iya Liza...", "Liza pun pergi juga kekamarnya sendiri. Aku masih harus terus mengurus puting kenyal milik Sila itu. Dari yang kanan pindah kekiri, lalu pindah lagi, sampai merah puting susunya kuhisap dan kukenyot. "mbak Sila..", "ngh...iya Ezra?", "ini jadi merah begini mbak... nggak papa kah?", "hmm gak papa kok...ayo emut lagi...ah..." Sila tampak jadi terangsang, karena putingnya tak berhenti aku emut. "mmmh..mmh...ah... bentar mbak aku kekamar mandi dulu...", "ooh iya..." Aku menyempatkan pergi kekamar mandi sebentar, untung SIla tadi tidak mengutak atik penis tegakku dicelana ini, jadi aku urus sebentar, lalu aku buang dulu muatan yang sudah siap keluar ini. Setelah itu aku menemui Sila lagi. "mbak Sila mau kemana?", "hmm ayo kekamarku aja Ezra...", "hmm iya mbak..." aku pun ikut pergi kekamarnya.
Dan lagi dikamar Sila aku masih sibuk ngemut puting susu kenyal milik cewek montok itu. Untung aku kini ada disebelah Sila, kalau aku disuruh naik diatas tubuhnya sambil nenen, mungkin penisku bisa makin berontak. "ngh...ah...uh..." tapi ternyata Sila makin terangsang, kini saja ia masukan tangannya kedalam celana pendeknya, pasti sibuk ia elus memeknya itu. "Sspp..mh..ah... mbak Sila...aku ngantuk.." capek juga nenen terus, aku pura pura ngantuk saja.", "oh iya udah kamu tutup mata sambil..terusin itu tadi... tidur sini aja gak papa...", "hmm iya mbak..ummh..mh..." aku pun menutup mataku, sembari ku emut dan sedot sedot itu puting kenyal milik Sila. beberapa saat kemudian aku diam saja, aku berhenti menyedot puting susu Sila. "ngh...ah...aduh gak nahan..." wah...terasa kini Sila malah membuka celanaku, ia menangkap penis tegakku. aku tidak membuka mata, aku masih pura pura tidur saja. Setelah itu malah Terasa kaki kiri mila menempel ditubuhku, ternyata cewek itu merapatkan tubuhnya padaku, kemudian, sleeb, terasa penisku tersedot masuk kedalam lubang kenikmatan, pasti memeknya Sila. aku biarkan Saja Sila beraksi sendiri, aku hanya bisa merasakan, Sila sibuk bergoyang goyang agar penis tegakku bergerak maju mundur dalam memek cewek montok itu. Tanpa perlu aku membuka mata, sudah bisa aku ngeseks dengan Sila, mantap benar. mungkin cewek itu masih ngotot untuk mengurus puting susunya, pasti juga dimainkan sendiri dengan jari nakalnya. Entah berapa menit Sila berulah sendiri, ia baru berhenti, ketika ia sudah klimaks, "aahn..ah.ouh..nh..yeah..." Desahannya begitu nikmat, penisku juga masih kokoh tegak terasa basah terguyur cairan kewanitaan Sila. "Mbak Sila... aku keluar dulu..." Terdengar suara teriakan Mila dari luar, "iya Mila..". Setelah itu Terasa Sila menjauh dariku, aku tetap tak membuka mata. lalu aku dengar, sepertinya ia keluar dari kamar, sialan aku belum klimaks malah ditinggal pergi. aku coba membuka mata, ternyata sila benar benar sudah keluar. segera aku kocok penis tegakku itu, aku turun saja dari kasur. untung aku sudah dipuncak klimaks, Croot croot, aku buang spermaku dikolong kasur Sila. Setelah itu aku segera kembali keatas kasur, tiduran diposisi semula, lalu aku tutup mataku ini. Lama Sila tidak kembali, aku juga tidak memakai celana lagi, supaya Sila mengira aku masih tidur, bisa masuk angin ini jagurku. "...ooh kamu keluar juga nih?', "iya Sila... dah..." terdengar suara, sepertinya Liza juga keluar. terdengar langkah kaki dikamar, wah pasti SIla sudah kembali. Tak disangka ternyata Sila memakaikan celana lagi padaku, mungkin cewek itu benar benar berfikir aku sudah tidur. aku merasa sepertinya Sila kembali tidur didekatku. Kini aku benar benar menemani Sila tidur dikamarnya itu.
Entah berapa jam aku tidur, yang jelas ketika aku bangun dari kasur itu, Sila tidak ada dikamar. kulihat jam didinding, sudah jam 5 saja. aku pun keluar dari kamar Sila itu. "eh Ezra udah bangun..." aku lihat Sila duduk diruang tamu sendiri. "iya mbak Sila...", "udah mandi dulu sana gih...", "hmm iya mbak..." aku pergi mandi saja sesuai perkataan Sila. Setelah mandi aku pergi ganti baju, kemudian aku temui saja Sila sebentar. "..eh, Ezra, nanti ayah kesini loh...", "oh iya? jam berapa mbak?" aku pura pura saja kaget dan senang. "iya malem nanti, mungkin mau tidur sini sih...", "ooh, hmm... nanti aku mau tunjukin nilai nilaiku..", "hehe iya bener tuh...pasti dia seneng...", "hehe... aku ngerjain pr dulu ya mbak..", "hmm iya Ezra..." aku pergi saja kekamarku sendiri. tidak ada pr sebenarnya, aku malah mengisi semua soal yang ada disalah satu buku tugas dari sekolah itu, iya dari pada aku duduk disebelah Sila, bisa bisa disuruh ngemut puting susunya lagi sampe capek. Mudah saja aku selesaikan satu buku dengan cepat, kemudian ketika aku ingin melanjutkan kebuku lain, aku malah dipanggil oleh Sila. "...iya mbak Sila...", "udah selesai ngerjain prnya?", "hmm dikit lagi sih mbak...", "ooh... nanti kalau udah ikut aku yuk beli makan diluar", "ooh iya mbak bentar ya..." untung enggak disuruh ngemut puting kenyalnya lagi, tentu aku kembali kekamar, aku bereskan buku buku itu, lalu aku menemui Sila lagi. "udah nih Ezra?", "udah mbak...", "hehe iya udah ayok..." Sila pun mengajakku pergi mencari makanan, mungkin juga buat nanti malam untuk ayahnya itu. Sila pergi keluar beli makanan pun tidak ganti baju, masih memakai tanktop dan celana pendeknya, ckck memang luar biasa cewek ini.
"...ada lagi mbak?", "udah itu aja mas...", "hehe bentar ya..." senang saja pelayan restoran itu, melihat cewek montok seperti Sila, apalagi cewek itu hanya memakai celana pendek, juga tanktop minimnya itu, toket besarnya saja bisa terlihat begitu menggoda. beberapa pelanggan restoran itu juga sesekali mencuri pandang kearah Sila. "beli apa aja mbak Sila?", "hmm? banyak itu ada ayam goreng, kentang goreng, sama yang lain", "hmm... aku mau kentang gorengnya...", "iya nanti dirumah ya..." Tak lama pelayan tadi mampir menemui Sila. "mbak, permisi untuk cumi gorengnya lagi kosong ini..", "ooh hmm iya gak usah aja yang itu mas" tiba tiba aku punya ide gila, "mbak Sila... tambah kentang gorengnya aja..." aku merengek kepada Sila, sembari kutarik tanktopnya itu kebawah, "oh iya iya, iya udah mas jadi tambah satu lagi kentang gorengnya...mas..." tentu saja pelayan itu sampai terdiam sejenak, karena kini pria itu bisa melihat dari atas kalau puting susu Sila yang hampir keluar dari tanktopnya itu, apalagi karena siang tadi sempat aku kenyot terus, puting susu Sila kini masih berdiri menonjol begitu jelas. "eh...oh iya..mbak...s...sebentar ya..." pria itu pun pergi, tampak ia cukup senang. "mbak Sila...", "hmm iya...", "rumahnya ayah yang lain itu dimana?", "hmm jauh sih kalau dari sini..." aku mengajak Sila ngobrol terus, agar cewek itu tidak segera membenarkan tanktopnya. Tentu kini pria pria direstoran itu melotot semuanya, sibuk melihati Sila, haha dasar seperti tidak pernah melihat puting susu cewek aja. "hmm... jadi mbak Sila juga jarang kesana ya...", "cuma sekali aja malahan...haha..." Tak lama muncul lah pelayan tadi membawa barang barang yang tadi dipesan oleh Sila. "ehm...permisi mbak... ini sudah semua..", "ooh iya mas... ini uangnya mas...", "i..iya mbak... terima kasih udah mampir ya...", "iya mas... ayo Ezra...", "iya... sini biar Ezra yang bawa mbak...", "eh jangan berat itu...", "eh iya berat...", "tuh kan sini biar aku aja yang bawa" pelayan tadi sampai tidak berpindah, karena kini Sila jadi merunduk mengambil makanan di kresek yang aku taruh disebelah meja itu, beberapa orang lain juga tentu melihat, karena mereka bisa melihat buah dada Sila yang besar itu, juga puting susu Sila sempat terlihat jelas. "hmm ia udah aku bawa yang ini aja mbak", "nah gitu... yuk pulang..." namun ketika Sila berdiri lagi, tanktopnya otomatis benar dengan sendirinya, aku pun berjalan keluar dari toko itu dengan Sila, kulihat orang orang tampak sudah puas karena bisa melihat puting susu Sila. Hari sudah mulai gelap jadi Sila pun segera memboncengku pulang, bersama makanan makanan yang sudah dibeli ini.
Sampai dirumah, kami bawa masuk makanan itu, kami siapkan dimeja makan. Tak lama terdengar ada suara orang didepan, tentu Sila pergi kedepan untuk membuka pintu. "Ayah...hmm...kangen...", "hehe iya ayah juga kangen nih..hehe...hehe..." Sila langsung memeluk ayahnya itu, senang saja pria itu dipeluk anaknya yang punya toket besar. "Ayah...", "wah Ezra..." aku juga menyambut pria itu, berlagak seperti bocah yang gembira. "Ezra juga kangen ayah...", "hahaha...iya iya... memang anak anak ku hebat hebat semua ya hahaha..." Setelah itu kami duduk ruang tamu, Sila bercerita kalau dirumah itu sekarang ada Liza, aku memutuskan pergi kekamar, aku ambil lembaran lembaran nilaiku untuk kutunjukan. "Ayah...liat dong nilainya Ezra...", "hmm mana mana...wah hebat banget nilainya seratus semua! hahaha... pinter banget kamu ya...", "hehe iya... soalnya dirumah aku belajar terus sama mbak Sila dan mbak Mila...", "wah bener itu, harus belajar tiap hari ya..", "iya ayah..." iya aku akan belajar ngeseks terus dengan cewek cewek itu. "...Wah Ayah..hehe..." Mila tampak sudah pulang, ia langsung melompat dan memeluk ayahnya, sambil ia gencet gencetkan toket besarnya. "hahaha...hehey Mila...", "untung Mila cepet pulang, biar bisa ketemu ayah..hehe..." entahlah dengan keluarga ekstrim ini, yang penting setelah itu kami pindah kebelakang untuk makan malam, akhirnya. Aku fokus makan saja, meski didepanku si ayah sedang ditemani dua bidadari itu, sembari makan disuguhi toket yang digesek terus kesebelah ayahnya, wah wah. Setelah makan aku langsung pergi kekamar saja, biar itu mereka mau melakukan apa.
Sampe malam sepertinya pria itu tidak pulang juga, aku mencoba menengok saja sedang apa mereka sekarang. "..ah.. iya gak papa om...hehe...ngh...", "sluurp..mmh..wah enak sekali ya..haha..." masih dibagian belakang rumah, aku sudah mendengar suara saja, pasti itu si Liza sudah datang, malah menyuguhkan susunya pada pria itu. Aku tidak jadi muncul, aku ngintip saja dari jauh. "...hehe namanya juga susu ya enak om...uh..ngh..." pria itu asik saja meremas toket besar Liza, sembari juga sibuk ia hisap puting kenyalnya itu. Eh ternyata Sila dan Mila juga masih disana, mereka menonton dengan asyiknya. "hehe..ehm...ayah...aku kebelakang dulu ya..", "oh iya iya..hehe...wah..." wah malah cewek cewek itu mau kebelakang, aku pun lari menuju kekamarku lagi."...haha udah kita kekamarnya Ezra aja" waduh malah kekamarku, iya sudah aku kembali pura pura tidur saja. "Ezra...eh udah tidur dia mbak..", "hmm...eh tau enggak tadi enak banget pas punyaku diemut si Ezra...", "hiih kan aku belum tadi...", "kamu sih malah keluar..haha..." aduh dari pagi masih bahas buah dada besar mereka itu terus. "...buka buka tuh mbak...", "kenapa sih...", "tuh liat, punya mbak Sila masih tegang gini...", "ahn...iya nih gak tau...haha... mana punya kamu aku bikin tegang juga..." didengar saja sudah bikin geli, cewek cewek itu sibuk mengganggu puting lawan mainnya. "hih mbak Sila...eh...hehe... sini mbak...", "hmm? wah...hehe.." wah ada apa ini? aku tau ada yang tidak beres, karena tiba tiba tubuhku terasa dipegang, aku dihadapkan keatas, waduh. "naah... tuh, punya Ezra malah lebih hebat, dari pagi masih tegang aja ini..." padahal juga barusan tegang ini, gara gara ulah orang orang itu memanaskan suasana rumah. iya kini celanaku sudah dibuka saja, penisku terasa mulaidikocok dan dielus,wah gila sekarang malah si Sila dan Mila bersamaan mengocok penisku. "..hihi...eh coba taruh situ punya mbak Sila...", "sini...haha...", "iya...aku juga nih...wah..." wah terasa sesuatu yang kenyal menempel dipenisku, terasa dari segala arah, pasti dua cewek itu menempelkan toket mereka menggencet penisku, waduh rasanya begitu geli, sulit sekali sekarang untuk pura pura tidur saja. "gini mbak coba...mmh..ah..." ,"hm...wah..ngh..." geli luar biasa, terasa pasti puting susu mereka digesek gesekan juga dipenis tegakku, wah wah bukan main memang cewek cewek ini. "duuh kapan ya putingku bisa keluar susunya juga...", "iya sana coba hamil gih...", "hmm gak mau... mending cari cara lain deh kalau ada..." ada ada saja dua cewek itu, masih bisa ngobrol enak saat toket mereka digesek gesekan kepenis tegakku. "mungkin sering diginiin juga bisa nanti mbak", "haha... dicoba aja...hihi..mh..." makin gila, mereka menggesekan toketnya naik turun, sudah seperti nikmatnya menggesek memek mereka saja. Entah aku bisa bertahan berapa lama, aku pun membuka mata. "aah..ngh..mbak...", "eh Ezra bangun..hehe...wah..." ketika aku membuka mata, kulihat toket mereka yang menggencet penisku itu, langsung tiba tiba aku klimaks seketika, croot croot, spermaku jatuh dan mengenai toket besar mereka. "wah...meletus deh..hihi...", "aah..uh..mbak...itu..ngh...", "hehe... kasian tau tadi burung kamu berdiri, ya kami pijitin nih..hehe...eh, coba ratain itu dek..." malah Sila dan Mila mengoleskan air maniku diputing susu mereka, gila benar.
"aahn..ah..ah..ouh..." Terdengar suara desahan Liza dari ruang tengah. "tuh... udah asyik aja mereka...", "iya tuh, udah biarin aja dek...hihi.." dua cewek itu masih dikamarku, telanjang dada, dengan toket basah kena sperma. "mbak Sila, mbak Mila, apa nggak tidur?", "nanti deh... tidur sini deh nemenin kamu...", "hmm kamarnya kan sempit...", "hehe gak papa biar enak... kamu kan udah tidur tadi, ayo sekarang bantuin aku ya..." waduh ngapain lagi ini. "eh jangan bantuin aku aja ya Ezra..." duh malah berebut. "bantuin apa mbak?", "udah biar adil, sama sama aja,hehe... udah Ezra berdiri dulu..." aku pun berdiri, lalu dua cewek itu duduk sembari membusungkan toketnya, lalu mereka tekan toket besarnya sendiri ketengah. "hmm...mbak...itu...", "ayo sekarang Ezra deketan sini..", "hmm iya...wah..ngh.." aku dekatkan penisku kesalah satu toket Sila, tiba tiba cewek itu mendekatkan toketnya, sehingga penisku menusuk nusuk buah dada besarnya itu. "ah...geli..haha... sini sini dek yang kiri juga..nah..ahn..." berpindah kebukit sebelah, aku dorong saja penisku, menempel diputing susunya yang sampai terdorong kedalam. "ngh...gitu ya mbak?", "iya bener... udah sini gantian aku dong Ezra...iya gitu..ahn...mh...uh.." sedang apa aku ini? aku sibuk menusukan penisku kedua pasang puting susu cewek cewek itu, gila benar. Terus saja penisku bergerilya, dari kiri kekanan, pindah lagi lanjut lagi, terus saja kutusuk tusuk gunung kenyal itu dengan pedang tumpulku. "mh..ah..uh...", "hebat Ezra..hihi...tapi kok belum keluar sih Ezra...sini..ummh..mmgh..mmh.." walah tiba tiba penisku diemut oleh Mila. "auh..ah..mbak Mila...", "eh geseran Mila...gantian juga..umm...mhg..ssp..mmh..." buset dua cewek itu bergantian mengulum penis tegakku, luar biasa memang. "eh mbak gini loh...hehe..umh..mmgh..." kini mereka melakukan improvisasi, buah dada besar itu ditabrakan kepenisku, kini penisku dijepit gunung kenyal itu, lalu bagian ujung penisku jilati juga. "haha asyik...udah sekarang aku..ngh...nah..hmm..ummh..mh..." bukan main hot adegan yang kulakukan dengan dua cewek itu, tentu aku jadi tidak bisa bertahan lama. "mbak ah..ngh..aduh...", "eh mau keluar mbak... deketan...wah..ngh..." Croot croot croot, aku semprotkan lagi sperma ketoket besar dua cewek montok itu. "ah...ngh aduh..." aku sampai roboh dikasur, saking hebatnya klimaksku itu. kulihat dua cewek itu dengan asyik meratakan sperma digunung kembarnya itu. " hehe...wah banyak yang keluar...", "iya nih dek, emang hebat Ezra...hihi...", "hmm... i..iya mbak..." Setelah itu mereka tak mendengar suara Liza lagi dari luar, "Mila...Sila...", "eh, iya ayah..." dua cewek itu memakai baju mereka lagi, lalu menemui ayah mereka. "loh kalian dimana?", "itu ayah kami nemenin si Ezra tidur", "ooh gitu...hehe... kalau gitu... ayah juga mau tidur, di kamar Liza..hehe...", "cie ayah..hihi..iya udah sana ya..." ternyata cuma mau tanya saja.cewek cewek itu kembali kekamarku akhirnya. "Ezra, malam ini kita tidur bareng ya...", "ooh iya mbak", "hehe...geseran nah situ..." aku dijepit dua cewek itu lagi, toket mereka menempel disebelahku. Tampaknya mereka tidak mau berisik, mungkin ingin segera tidur saja. "aahn..ah...ah..." astaga malah suara Liza terdengar lagi, pasti lagi asyik ngeseks lagi dengan pria itu. "hihi...dasar ayah...", "haha...udah biarin....yuk tidur..." yah untung saja malam itu aku bisa istirahat, walau harus mendengarkan suara desahan lisa sebelum aku benar benar tidur.
.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Seks: Bocah Nyusu Plus Ngentot Efni

Mama Gitu Dehh 1 - 5

Tukang Kebun yang Menggarap Memekku