Cerita Seks: Bocah SMP Ngentot Dua Bidadari


"mbak Efni...", "iya dek...", "ini tadi Ofin jatuh, terus nangis...", "uuh kasian... sini cup cup..." Ofin diantar pulang oleh temannya, bocah itu tadi bermain lalu jatuh dan menangis. Ofin memang sering bermain dengan teman temannya yang lebih tua darinya, Ofin masih sd sedang temannya kebanyakan sudah SMP. Kini Ofin sedang ditenangkan oleh Efni. "huu...hiks...mbak...", "iya sayang kenapa?", "sakit..", "mana yang sakit...cuma gini aja kok... hmm..." terlihat iri temannya Ofin itu, melihat Ofin tampak asik dengan Efni yang cantik dan menggoda. "hmm... auh...", "udah Ofin sana ke mama kamu... biar diobatin...", "iya mbak Efni..." Ofin pergi kedalam rumah menemui mamanya. "makasih ya udah nganterin Ofin...", "iya mbak Efni...hehe..." bocah smp itu terlihat senang mendapat senyuman dari Efni. "sini masuk dulu dek... kamu keliatannya capek...", "eh...iya mbak..." mau saja bocah itu disuruh masuk. sampai didalam, bocah smp itu kaget melihat Ofin sedang bersama mamanya namun sedang asyik nyusu seperti bayi saja. "hmm siapa itu Efni?", "ini yang nganterin Ofin pulang...", "ooh... makasih ya... udah ayo duduk dulu..." bocah smp tadi sempat terdiam, kaget saja masa ibunya Ofin itu masih begitu muda, dan memiliki buah dada besar, meski tampak lebih dewasa dari pada Efni. "eh...i...iya..." mereka semua duduk saja diruang tamu. Bocah SMP tadi tak bisa melihat kearah lain, ia sibuk melihat kearah Ofin yang asyik dipangku mamanya dan sibuk menyedot puting susu.
"mbak Demi, itu suara apa dibelakang?", "ooh itu aku lagi masak... iya lupa... Ofin sayang... kamu sama mbak Efni dulu ya...", "ehm...iya ma..." ternyata nama mamanya Ofin itu Demi. Demi pergi menuju dapur, kini Ofin pindah mendekati Efni. "habis main haus ya Ofin?", "iya mbak EFni...", "iya udah sini..." Teman Ofin tadi hanya bisa membatu dan terperanga, kini giliran Efni yang mengeluarkan toket besarnya dari baju, lalu Ofin dengan santai melahap puting susu Efni, ia kenyot dan ia sedot untuk bisa mendapat air susu segar. "mmh..mm..sluurp..aah..mm.." bingung saja teman Ofin tadi, masa Efni yang masih muda itu juga sudah bisa menyusui. "eh... kamu teman sekolahnya Ofin ya?", "eh.. ndak mbak Efni... Ofin kan masih sd, aku udah smp", "ooh gitu...hm... jadi temen main aja ya...", "iya mbak...hehe..." melihat saja tentu tidak enak, bocah smp itu ingin juga ikut melahap puting susu Efni, dan menyeruput susu segar. Tak lama kemudian Demi kembali kedepan. "nah masaknya udah... Ofin ayo sini sama mama aja...", "iya ma..", "ayo kekamar, sambil mama urus itu kaki kamu..." Ofin dengan santai pergi mengikuti mamanya menuju kamar. Tinggal bocah smp tadi berdua saja dengan Efni. "dek... kamu namanya siapa?", "eh...aku Waza mbak", "ooh waza ya... eh waza maaf ya... belum dibikinin minum..." Waza tentu maunya nyusu saja ditoket besar Efni itu, apalagi Efni mengajak bicara namun masih membiarkan toket besarnya menjuntai. "hehe... gak papa mbak... tapi emang udah haus ini..", "hmm... aduh mbak Demi lagi dikamar ya... ehm... kamu mau minum susuku aja gimana Waza?", "wah!... eh... iya gak papa kok mbak...", "hmm... iya udah sini..." Waza senang bukan main, meski ia masih agak malu malu. ia mendekati Efni, ia merasa badannya jadi gemetaran. "ehm iya... gimana ini mbak...", "hmm... sini tiduran dipangkuanku aja..", "oh iya... wah..." dari pangkuan Efni, Waza bisa memandang  dari bawah, betapa besarnya toket montok Efni. "nah udah... ehmm... ini kamu hisap sendiri kayak Ofin tadi...", "iya mbak..ehm..um..mmh..mm..sluup..mm..wah..um.." Waza tak bisa menyembunyikan kegembiraanya, ketika sudah merasakan tetesan susu Efni yang begitu menyegarkan, Waza ingin minum lebih banyak lagi, ia sedot kuat puting susu Efni, sur suur, susu segar pun diminum bocah SMP itu. Waza jelas celananya jadi sesak, karena batang kemaluannya tegak dicelana. "wah...hehe... haus banget kayaknya ya kamu...mmh..." Efni bisa merasakan sensasi lain karena yang sibuk menyedot puting kenyalnya itu adalah bocah smp. "mmh..aah..mm...sluurp..m...eh..mbak Efni..." Waza kaget, asik asiknya nyusu, tiba tiba resleting celanannya dibuka. "udah... tuh kasian burung kamu didalem, nah...hehe..." Waza tak menyangka Efni ternyata malah mulai mengocok penis bocah Smp itu. Waza mengikuti saja kegiatan nikmat yang terjadi itu, ia kini menggunakan tangannya untuk memegang buah dada besar Efni, begitu kenyal dan bila ia remas, susu yang keluar dari puting kenyal Efni mengucur deras kemulut Waza. "mmh...mmh...sluurp...ah..mmh...", "Waza... itu yang kiri juga ya...", "iya mbak Efni...wah..um..mmh...sluurp..mm.." Waza sebenarnya tadi merasa sedikit jengkel disuruh mengantar Ofin pulang, namun ketika tau begitu banyak kenikmatan yang didapat dirumah itu, Waza seperti ingin menjadi kakaknya Ofin saja sekalian. Waza senang sekali, bisa menyeruput susu dari puting kenyal, sambil batang kemaluannya dielus dan dikocok oleh Efni.
"wah...Waza..." Croot crot, Waza tiba tiba klimaks, ia semburkan sperma yang jatuh ketangan Efni. "ah..ngh..maaf mbak..", "hehe... nggak papa... bentar bentar.. kamu duduk dulu...", "iya...mh..." Waza duduk lagi dikursi, lalu ia lihat Efni sedang mengelap tangannya yang basah oleh sperma. "hihi... masih haus enggak kamu Waza?", "ehm... masih sih mbak..", "hehe... iya udah bentar ya... aku kedalem bentar...", "iya mbak..." Efni pergi kedalam, sepertinya menuju kekamarnya sendiri. Waza menyimpan penisnya lagi dicelana, sambil ia masih teringang ngiang bagaimana besar dan indahnya toket milik Efni itu. "eh dek... mana si Efni?", "itu tadi kedalam mbak, mungkin kekamarnya..", "ooh... gitu ya...hehe... kamu namanya siapa?" kini gantian si Demi yang duduk didepan menemani Waza. "aku Waza mbak..", "ooh Waza ya... kamu habis ngapain... kok ngos-ngosan... capek ya..", "eh iya ini tadi...aku...wah..." tiba tiba Demi yang ada disebelah Waza itu mendekap dan mendaratkan kepala Waza diatas toket besar mama muda itu. "hmm kasian... kamu istirahat disini dulu deh ya... sama aku gak papa...", "ehm..mh...iya..." Waza bisa mencium wangi tubuh Demi, yang tak beda jauh dengan Efni. "hehe... kamu haus enggak?", "ehm...aku..." sedang asyik asyiknya demi berulah, Efni kembali muncul diruang tamu itu. "eeh.. mbak Demi...", "kenapa sih Efni..", "aduh si Waza tadi udah minum susuku... jadi dia udah gak haus lagi tau..." Waza bisa melihat Efni, yang kini sudah ganti pakaian, hanya memakai tanktop dan celana pendek. "ooh gitu... iya iya..." Demi berhenti memeluk Waza. kini Waza duduk diantara Demi dan Efni, bingung bocah smp itu kanan kirinya ada dua pasang toket besar menjulang tinggi dan yang pasti penuh nutrisi. "ehm... mbak EFni, mbak demi...", "iya Waza...", "yang tinggal disini... ", "disini aku tinggal sama anakku, sama Efni aja..." demi menjawab duluan...", "ooh... gitu ya..", "mbak Demi ini dulu nikah sama orang kaya... sekarang suaminya udah gak ada... jadi aku temenin di aja tinggal disini..." Waza tau memang rumah kediaman Demi dan Efni itu cukup bagus juga. "ooh gitu ya...eh...wah..." tiba tiba Waza harus merasakan ketegangan lagi, karena toket toket didekatnya itu merapat mendekat, dan mulai menyentuh tubuhnya. "udah mbak Demi temenin Ofin sana... aku mau istirahat sama Waza...", "udah tidur kok si Ofin... kamu bukannya ada kerjaan lain kan Efni..", "eh udah selesai tadi..." Waza heran dengan dua perempuan didekatnya itu, yang ia fahami sekarang ia tak bisa menahan diri lagi. Waza entah sadar atau tidak sudah mengangkat tangannya, yang kiri memegang toket Demi, yang kanan memegang toket Efni. "eh...aduh.." Waza malah kemudian melihat dua cewek didekatnya itu tersenyum. "wah... waza kayaknya maunya istirahat bareng kita berdua mbak", "gitu ya...hehe... bagus deh kalau gitu...", "mmph...auh..mh.." Tiba tiba toket toket besar itu makin merapat, membuat kepala Waza terbenam dalam gunung gunung kenyal. kemudian Waza diajak pergi kesalah satu kamar dirumah itu.
"nah ayo sekarang Waza istirahat disini ya...", 'udah gak usah malu..hihi..." Waza dag dig dug der jadinya,  dihadapannya kini ada dua perempuan muda yang tampak begitu menggoda, dan sudah menampangkan wajah sange. "eh...hmm...wah..." Waza matanya terbelalak, Demi dan Efni tiba tiba sudah melepas baju saja, kini Waza bisa melihat dua pasang toket besar tersedia didepannya. "istirahat enaknya buka baju... soalnya nanti panas loh Waza...", "iya dek... udah ayo..." Waza ditelanjangi duluan, setelah itu Waza wajahnya dihimpit toket toket besar lagi. "mmh..aah..mbak..." Waza dimabuk kepayang wangi toket toket wanita wanita sange itu, "Waza pilih yang mana ayo?", "iya Waza... pilih punyaku aja yah..." Waza tak bisa menjawab, ia kemudian reflek malah menggunakan tangannya, ia pegang toket toket besar dihadapannya itu. Waza kemudian tinggal menoleh kanan atau kiri, ia emut puting susu yang menonjol itu bergantian. "mmh..mm...sluurp..mmh..mm..." Waza malah langsung nyusu saja, bingung juga ia dengan kenikmatan yang ia terima. "ooh waza mau langsung cobain... bener deh biar tau punyaku susunya lebih enak...", "eeh ndak lah, pasti punyaku yang lebih seger susunya..." Waza mendengar saja dua perempuan itu berdebat, sedang ia sibuk meminum susu yang kini bahkan tak perlu disedot sudah keluar dan muncrat dari puting susu puting susu kenyal dihadapan waza itu. "mmh...aah...eh... mbak..." Waza bingung, tiba tiba cewek cewek itu berhenti berdebat, Waza disuruh tiduran dikasur. "udah mending gantian aja deh ya... nah minum susuku dulu ya Waza..." Demi menyodorkan toket besarnya dihadapan Waza,tentu saja kembali Waza melahap dan menyedot puting susu Demi. "tuh udah tegak punya kamu... hehe...nah...mmh..." Efni beraksi dibawah, ia himpit penis tegak Waza dengan dua gunung kenyal milik cewek itu, ditahan ketengah sambil digesekan naik turun. Waza baru datang sebentar sudah dapat kenikmatan berlimpah, kini ia merasa melayang dilayani dua cewek montok dan berisi itu. "mh...mgh...sluurp..mmh..." Waza bisa merasakan batang penisnya yang dipijit toket besar EFni itu, namun ia juga tetap terus menikmati susu pemberian Demi yang enak. "sini tangan kamu... nngh...ahn...", "curang ih mbak Demi..." Efni melihat Demi menyuruh Waza menggunakan tangannya untuk mengelus selangkangan ibu muda itu. Waza pun bisa merasakan, tangannya yang dimasuk masukan kedalam lubang memek Demi, waza heran saja lima jarinya bisa masuk semua. "mmh...sluurp...aah... mbak Demi...itu...", "namanya juga udah punya anak Waza... jadi gini tuh...tuh..aah.... bisa masuk kan..."  Waza benar benar takjub dengan apa yang ia lihat. Tak lama bocah smp itu klimaks juga, Croot croot, spermanya menyembur dan mendarat digunung kenyal milik Efni. "wah udah keluar ini, mbak Demi gantiaan...", "hehe iya iya..." Demi dan Efni bertukar posisi. Efni bukannya menyodorkan buah dada besarnya, ia malah mendaratkan bokong nya dihadapan Waza, "mmh...mbak...ngh..", "dek punyaku basah nih... tolongin ya....", "mmh..mmh...mmgh..." Waza disuruh menurut saja, ia jilati memek Efni yang becek itu. Waza kemudian merasakan batang penisnya diselimuti daging empuk yang hangat, Waza tau pasti Demi sudah mendaratkan memeknya dan membenamkan penis tegak bocah smp itu. "aahn...mmh... boleh juga nih punya Waza yah...mmh...", "curang lagi mbak Efni ah...", "hehe..nngh... udah habi sini kamu deh Efni..." Waza terhipnotis wangi memek Efni, apalagi penis tegak bocah itu juga sedang asyik menikmati memek mama muda juga.  Demi terlihat bergerak naik turun agar memeknya bisa memuaskan penis Waza, Efni tak mau diam saja, ia tangkap toket besar milik kakaknya itu, lalu ia peras kuat kuat. "hehe...eh...aahn..." Demi ikut menangkap buah dada Efni juga. "mau lomba nih...yuk...", "ayok...nngh...aahn..." Demi dan Efni sibuk memeras buah dada lawan tandingnya itu, Waza tak bisa melihat, yang ia rasakan tubuhnya yang mulai basaha karena air susu yang menetes dari mana mana itu.  "nmh...aah...itu apa mbak..mmgh...", "ini ada hujan... hujan susu...aahn..", "hehe... sampai putih semua nih Waza...nngh..." Waza heran benar, dua perempuan itu luar biasa binal dan asyik saat beradu diranjang. Waza tak tahan dengan kenikmatan yang ia rasakan itu, croot croot, memek Demi disemprot sperma oleh  Waza. "aah...ah...wah udah disemprot semua nih..." Demi dan Efni berhenti berulah, mereka kini malah sibuk sendiri, Demi tiduran disebelah Waza, lalu Efni malah langsung menempelkan mulutnya dimemek mama muda itu, lalu ia hisap sperma yang ada didalam. "sluurp...mmh..mmgh..", "aah..aah...ouh..." Setelah selesai mereka kemudian duduk sebentar, begitu juga Waza. "ehm... mbak Demi, mbak Efni...", "loh belum selesai Waza... kamu mau kemana?", "hm... itu...aku...", "udah ayo... nih...", "udah ayo masukin sini Waza..." Efni dan Demi berbalik, mereka kemudian merunduk lalu nungging, mereka tunjukan memek mereka kehadapan Waza. "wah...mbak...", "udah sini Waza...", "hmm iya...ngh...uuh...wah.." Waza menurut, pertama ia masukan batang penisnya kememek hangat Efni. "aah...akhirnya...mmh..." Efni senang memeknya akhirnya disodok juga. Waza tinggal memegang pinggul Efni, lalu bocah smp itu bisa menggerakan batang penisnya maju mundur, dan tentu kenikmatan ngeseks itu sudah ditunggu oleh Efni. "uuh..mmh...", "gantian Waza... aku juga sini...", "eh...iya mbak Demi...mmh..." Demi yang belum puas juga, minta memeknya disodok lagi, Waza menurut dan mulai mendekati Demi, dan mendorongkan penisnya masuk kedalam memek mama muda itu. "nah...aahn...mmh" Demi senang memeknya digesek lagi. "huuh tadi kan udah...hmmh...", "eh Efni...mmh..." Efni menarik kakaknya itu, jadi Efni tiduran dikasur, lalu diatasnya ada Demi. " Nah Waza biar bisa dapet semua tuh...", "pinter juga kamu Efni...hehe... ayo Waza..." Waza sempat terdiam sebentar, karena ia lihat dua cewek montok sibuk saling tindih, kini memek mereka tampak bersatu diantara dua selangkangan, 'eh...iya mbak..." Waza kemudian mencoba mendekat, ia pasang penisnya, dan kini ia bisa langsung menggesek dua bibir vagina cewek cewek itu. "wah asyik deh rasanya...", "ayo Waza... nngh..." Waza kemudian menarik penisnya, ia dorong keatas, dan masuk kememek Demi, ia tarik lagi lalu ia dorong kebawah, masuk kememek Efni. Waza takjub, dua memek bisa ia sodok bergantian dengan cepat. "wah..ngh...ngh...mmh.." Demi dan Efni wajahnya berhadapan, mereka tak bisa menyembunyikan wajah sange nya. Toket besar mereka bertabrakan, seiring tubuh mereka yang bergoyang karena ditabrak Waza, toket mereka beradu, puting susu mereka memuncratkan susu juga. "aah...nngh... mmgh..ahn..", "berisik ah mbak Demi...mmh..mm cup..mmh.." Demi mengajak kakaknya itu berciuman saja, makin bergelora saja nafsu seks mereka. Waza tak mengira ia sudah dapat kenikmatan seks meski ia masih smp. Tiga orang itu tak tau waktu juga, sementara si Ofin masih tidur saja dikamar lain. Entah berapa lama Waza dan dua cewek binal itu ngeseks, yang jelas Waza harus menyemburkan spermanya juga saat sudah puas, Croot croot croot, Waza membiarkan penisnya dihadapan dua bibir vagina, sehingga sperma yang muncrat bisa kena semuanya, Demi dan Efni tampak begitu senang, sampai mereka juga klimaks dan menyemburkan cairan kewanitaan dari memek mereka. "aahn...ah..ah...", "hebat...nngh...aahn..." Waza minggir sebentar, ia lihat dua cewek itu menggelinjang sambil merasakan kenikmatan berlebih. Setelah sudah tenang, Efni pergi duluan kekamar mandi. "hehe... Waza... makasih ya... kamu hebat juga lho...", "hehe...gitu ya mbak..hehe... hmm... mbak Demi umurnya berapa?", "hmm? aku 25 tahun dek...", "wah... jadi...", "habis smk dulu aku udah punya anak... hebat kan?", "ooh hehe iya iya...", "dah aku ke Ofin dulu..." demi kemudian pergi juga. Waza segera memakai pakaiannya lagi. kemudian tak lama muncul Efni. "Eh, waza udah mau pulang?", "iya mbak Efni", "ooh iya udah... makasih ya...eh, nanti kesini lagi loh ya... ajak juga temenmu yang lain...", "ooh iya mbak Efni, hehe..." Waza kemudian pulang setelah lemas diajak ngentot dua cewek binal. Demi kembali menjadi mama muda lagi seperti biasa, Efni yang harus bersih bersih rumah. Demi dan Efni pasti akan ngeseks lagi, entah dirumah atau diluar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Seks: Bocah Nyusu Plus Ngentot Efni

Mama Gitu Dehh 1 - 5

Tukang Kebun yang Menggarap Memekku