Cerita Seks: Dena Puaskan Bocah Sange

wah... mbak...", "hmm...iya dek?", "mbak ini namanya siapa?", "aku Dena...", "ooh... mbak Dena mau kemana?", "jalan jalan aja dek...", "ooh...aku temenin ya mbak..." Dena kali itu menyempatkan pergi jalan jalan, ia ingin melihat lihat daerah sekitar rumah Wita itu. "ooh iya... nama kamu siapa dek?", "aku Panji... mbak Dena mau liat kesana gak? disana bagus pemandangannya..." ,"ooh boleh dek..." Dena pun diajak pergi oleh bocah itu. Dena memang  juga disuruh jalan jalan oleh Wita, karena kini Wita sudah sibuk dirumah, dengan beberapa pria sange yang sudah sibuk menggrayangi tubuh montok Wita. "hehe.... malah makin besar deh kayaknya dada kamu ya Wita..." ,"mmh...masa sih pak?", "iya...tuh, dipegang tangan berapa ini masih gak muat...haha...", "ooh iya ya...aahn..ngh..." Sibuk Wita merasakan kegelian saat toket besarnya digrayangi tangan tangan jahil. Puting susu Wita sudah sibuk menyemprotkan susu susu segar yang tentu disambut oleh pria pria sange didekat cewek montok itu. "ummh..sluurp..aah... enak..mh..", "..ah...ahn..ngh... pak... bentar Wita... buka celana dulu biar gak basah...", "oh iya bener cantik..nah...hehe..." Wita sudah telanjang, tentu ia sudah siap untuk melayani pria pria sange yang mengerubunginya itu. "hmm...aahn...aahn.." langsung tubuh mulus Wita disambut, dari atas sampai bawah sibuk digrayangi. Pria pria sange itu juga mulai melepas pakaian, dan menyiapkan penis tegaknya. Wita sudah mulai siap digangbang dirumahnya itu.

"wah iya bagus ya dek...", "tuh iya kan...hehe...wah.." Dena sibuk melihat pemandangan sawah luas dengan pepohonan yang menyebar sampai kedaerah bukit, sedang bocah didekatnya sibuk melihati gunung kembar Dena yang besar dan menggoda. "...mbak Dena mau jalan jalan kesana gak... sekalian kalau mau kerumahku..", "ooh rumah kamu dimana?", "itu..didaerah sana...", "ooh lewat sawah ini ya... ayo deh dek.." Dena senang malah diajak melewati hamparan sawah itu menuju daerah lain disudut lain persawahan. "awas jatuh mbak...", "hmm iya dek..." bocah itu sibuk membantu Dena melewati persawahan, bocah itu juga tak lupa untuk sesekali melihati tubuh montok Dena. Mereka tak lama sudah pergi menuju kerumah Panji. "Eh, dari mana aja aku tungguin...", "ini habis jalan jalan sama mbak Dena...", "wah..." tampak seorang teman bocah tadi sudah menunggu didepan rumah. "hmm kalian mau main ya?", "eh... enggak mbak... ini mau mampir kerumah tapi sepi... jadi nunggu aku...", "ooh gitu ya panji..." ,"iya udah ayo masuk mbak Dena..." Dena pun diajak masuk rumah Panji. Dena melihat lihat rumah itu tidak jauh beda dengan rumah Wita, namun agak sepi saja perabotannya. dua bocah didekat Dena sudah geleng geleng melihat tubuh montok Dena dalam balutan pakaian minim, pasti enak menggrayangi tubuh Dena itu pikir mereka.
""aah...aah..ngh..auh..." Wita sudah sibuk saja dirumahnya, asyik digangbang pria pria sange. Wita sampai hafal, ia tinggal menahan tubuhnya itu, dari depan toketnya yang besar itu sibuk diremas remas tangan nakal dan kedua puting susunya yang menonjol itu dikenyot dan disedot bersamaan oleh pria pria haus kenikmatan. Wita juga merasakan memeknya yang disodok dari belakang, cewek itu juga bisa merasakan memeknya disodok penis penis tegak bergantian, terasa dari ukuran dan kehebatan benda tegak yang terus menyodok memeknya itu. "uuh..ngh..hebat..ah...", "aah..ngh...ngh..mmh...", "...Wita... bener sekarang boleh keluar didalem ini?", "...ngh...gak papa pak... ngh..aah...aahn" baru dibolehkan, sudah disemprot saja memek Wita itu,  pria itu merasakan kenikmatan berbeda bila ia keluarkan maninya dalam memek Wita, Croot crot croot. "wah...enak banget...uh..." sampai  pria itu menyerah dan istirahat karena saking leganya. "ngh...ah...ah..." Wita sibuk membiarkan sperma dalam memeknya itu bereaksi, juga tampak menetes keluar dari memek Wita. "wah wah... aku juga boleh kan Wita?", "mmh...boleh pak...tapi...ngh...", "udah tenang aja... hehe...sini...ngh...", "ngh..aahn!...ah..." memek Wita masih becek oleh cairan persetubuhan, sudah disodok lagi dengan penis lain. Wita hanya bisa merasakan memeknya yang terus dirangsang itu, cewek itu tidak bisa melihat saat memeknya itu sibuk disodok dan tampak cairan persetubuhan muncrat muncrat keluar. Pria pria ditempat itu benar benar senang, mereka pun bersiap menyemprot memek Wita dengan sperma mereka.
"Beneran ini gak papa mbak?", "iya gak papa... " Dena sadar saat ngobrol tadi toket besarnya sibuk dilihati, jadinya cewek itu memutuskan telanjang dada saja, kasian bocah bocah itu. "wah... hmm...", "kalian pasti haus kan? mau susu enggak?", "wah...mau dong mbak... ummh... mmh..." Temannya Panji tampak paling bersemangat, tentu membuat panji ikutan beraksi. Dena tersenyum saja saat toket besarnya sudah sibuk dielus bocah bocah itu. Mudah saja bocah bocah itu mengingat lagi cara menikmati puting susu, tinggal diemut dan disedot, dikenyot juga sesekali, lalu mereka bisa mulai menikmati susu segar langsung dari toket Dena. "mmh...aah...sluurp...wah...enak..mmh...", "iya enak banget..mmh...sluurp..." Dua bocah itu keasikan, Dena tampak sibuk mengikat rambut panjangnya dulu. "hmm...dek...aku sambil tiduran aja yah..." ,"eh bentar mbak..." sempat Panji mengambilkan bantal untuk Dena. "hmm... sip...nah...udah lanjut deh..ngh..." Dena pun membiarkan dua bocah itu melanjutkan aksi nyusu disiang hari itu. Dena mulai berfikir lagi, apa Wita dirumah sana sudah selesai melayani tamu tamu? tapi memang Wita sudah cukup membuat tamu tamunya puas, Dirumahnya sana Wita sudah membiarkan memeknya disemprot berkali kali, bahkan sperma berceceran dimana mana. "aah..aah..ngh..uuh..." Wita tampak beristirahat, ia lihat pria pria tadi sedang sibuk membersihkan ulah mereka. "bentar ya Wita...hehe...", "hmm iya pak..uh... mmh... Wita kekamar mandi dulu ya...", "ooh iya Wita..." Wita pun pergi kekamar mandi. "...eh... ayo  patungan cepet...", "iya iya...nih...", "eh elu mana...", "bentar ini..." Pria pria itu pun menyiapkan uang, mereka setiap datang kerumah Wita itu setelah melewati pintu masuk sudah faham sendiri kalau setelah menikmati Wita mereka harus meninggalkan uang atau barang berharga lain. Setelah itu pria pria itu pergi, Tinggal seorang saja yang menunggu Wita. "loh... kok udah sepi?", "iya udah pulang semua itu..." ,"hmm... gitu ya...", "ini Wita, hehe...", "ooh iya...makasih ya mas...", "iya... hehe... aku balik dulu juga ya.." ,"ooh iya mas..." Wita pun akhirnya bisa sendiri. Wita pun pergi kekamar, berpakaian dengan benar, lalu pergi tidur saja.
"...hmm iya deh gak papa...", "ye...hehe..." Dena kali itu mau mau saja diajak pergi kekamar dirumah Panji itu. sampai dikamar, bocah bocah itu memutuskan melepas pakaiannya. "hmm bentar ya...' Dena pun ikut melepas celananya, membuat dua bocah didekatnya itu terperanga. "wah wah wah...", "kalian masih mau minum susu lagi?", "i...iya mbah...", "hmm iya udah..." dua bocah itu naik kekasur duluan, mereka asik tiduran dikasur. Dena tinggal mengambil posisi ditengah, ia tinggal merunduk, menyiapkan toket besarnya itu. "nah udah ini...ahn..." mulai lagi bocah bocah itu menikmati susu segar dari puting kenyal Dena. "mmh..sluurpp...aah..", "ngh..mmh..sluurp..mmh..." asyik mereka nyusu, sambil mereka sibuk meremas toket Dena itu juga. Dena kemudian melihat penis bocah bocah itu sudah tegak, Dengan santai Dena memegang burung tegang itu dan mulai dielus elus. "aah...wah...mbak Dena..auh...", "ini kok berdiri, kasian...." ,"wah...ngh..." senang senang saja dua bocah itu, mereka memutuskan lanjut saja mengurus toket berisi Dena itu. Dena bisa dengan tenang mengurus dua bocah itu, tidak seperti saat mengurus pria dewasa yang ganas. "mmh..sluurp...ah..auh.." Crot croot, bocah itu sempat klimaks, karena tak mampu menahan kenikmatan. Tangan Dena pun basah oleh sperma. "hmm...mmh..." Dena malah menyempatkan mencoba mencicipi sperma bocah itu. "wah...mbak Dena...", "hm... sama ini enaknya kayak susu..." ,"wah gitu ya...hehe..." Panji tampak masih asik nyusu. temannya tadi sudah pindah, ia mengambil posisi dibelakang Dena yang masih nungging itu. "ngh..mh...aah..dek...", "mmh...mbak... aku masukin sini ya... pengen coba...", "ooh iya coba aja deh...mh..." Dena membiarkan saja bocah dibelakangnya itu sibuk menyodokan penisnya kearah memek Dena. Dena hanya merasa burung bocah itu masuk dipintu vagina Dena saja. "wah..ngh..ngh..." bocah itu tampak sudah keenakan meski cuma diujung. "hmm... bentar dek...hmm..." Dena memutuskan untuk tiduran dikasur, kemudian ia angkat kedua kakinya, lalu ia tahan dengan tangannya, tentu memek Dena jadi terlihat lebih jelas. "wah...jadi bisa deket ini mbak...", "nah iya udah kalau mau coba lagi...", "iya..eh..aduh..." bocah itu kaget, karena ia didorong panji. "udah aku sekarang gantian... aku coba ya mbak...mmh... wah...mh..." Panji menyerobot saja, ia sudah nempel saja pada tubuh Dena. Terlihat kini burung tegaknya bisa masuk kedalam memek Dena semuanya, meski memang masuk setengah saja dimemek Dena itu. "hehe... gimana dek rasanya?", "enak mbak...wah..ngh..." asyik benar Panji terus menyodokan penisnya keluar masuk memek Dena dengan nikmat, kini Panji yang menahan dua paha De. temannya jadi kesal, akhirnya ia memutuskan mengurus toket besar Dena itu lagi. "ummh..mmh...sluurp..mh...", "hmm...dek..kamu sini aja...naik sini..." bocah itu pun menurut, kemudian ia baru sadar, ia bisa melakukan hal asyik juga. "wah iya...hmm..wah..." senang sekali temannya Panji itu, karena kini ia selipkan penisnya diantara dua toket besar Dena. "hehe...nah kalau gini gak usah rebutan..." ,"wah iya...ngh..mmh..." bocah itu senang sekali, ia gencet toket besar Dena ketengah, lalu mulai menggesekan penisnya maju mundur, begitu nikmat tergesek toket mulus nan Kenyal. Dena asyik asyik saja main main dengan dua bocah itu. Dena tubuhnya bergoyang terus, karena sibuk tubuhnya disodok dua penis bocah. toket Dena yang terus ditahan ketengah itu membuat putingnya menyemprotkan susu, membuat bocah yang melihatnya jadi terpesona dan sangat bangga, karena masih remaja ia sudah bisa menikmati indahnya tubuh wanita. "ngh..uuh..auh.." Croot crot, Panji tampak keluar duluan, karena memang ia sangat asyik menyodok memek Dena. "hmm..wah..." ,'eh...maaf mbak Dena...aku gak tahan..." ,"nngh...gak papa kok...", "bentar mbak..." Panji pergi sebentar dari kamar itu. "ngh...ngh..ngh... dadanya mbak Dena kayak gunung meletus...wah..." ,"hehe... tapi yang keluar susu...wah..." Croot croot, temannya panji sudah tak tahan juga, ia semprotkan sperma yangmenggenang diantara dua gunung besar. bocah itu pun turun dari tubuh Dena. "maaf mbak Dena....", "ngh... gak papa kok... tuh sama sama putih kayak susu..." bocah itu geleng geleng keheranan, tubuh montok Dena yang begitu indah itu basah oleh cairan kenikmatan dari atas dan bawah, ia tak percaya dengan apa yang ia lihat. "ini mbak Dena..." Panji datang ternyata membawa Tisu. "ooh makasih..." Dena mulai mengelap tubuhnya itu.
Dena dan dua bocah tadi sudah berpakaian lagi. Tampak Dena kini sudah mau pulang. "aku balik dulu ya dek..." ,"iya mbak Dena... makasih..." Dena pun pergi pulang. Dena berjalan santai saja menuju kerumah Wita. "wah... Dena..." ,"mari pak...hehe..." Dena sempat lewat didepan salah satu pelanggan Wita. "wah aku balik kesana deh... eh tapi gak ada uang ini... ah besok aja..." Pria itu urung kerumah Wita lagi, karena uangnya sudah diberikan pada Wita tadi. Dena tak lama kemudian sudah tiba dirumah Wita. "mbak Wita...mbak...mbak Wita..." Dena mencari cari dimana Wita berada, akhirnya ia melihat Wita masih tidur dikamar. "hm...Dena..." Wita dibangunkan Dena. "maap ya aku lama..." ,"hmm gak papa...ngh... udah jam segini aja...", "tadi rame ya disini mbak?", "rame banget... tapi udah ilang kok pegelnya...", "hmm iya... emang hebat mbak Wita...", "alah apa sih... eh ambilin itu Dena..." ,"oh iya aku juga mau minum lagi..." Wita dan Dena lanjut minum ramuan dari mbah Durna. "hmm... Dena... besok ikut kekota yuk..." ,"kemana mbak Wita?", "ketempat Gabriel...", "ooh mas yang ganteng itu ya...", "iya... kamu paling juga mau difoto..." ,"ooh bagus kalau gitu... tapi aku  gak ada baju bagus..." ,"pake bajuku dulu deh... nanti dikota kan bisa beli baju buat kamu, tuh uangku udah ada lagi..." ,"wah hebat mbak Wita...hehe..." Wita dan Dena tentu jadi senang senang saja dengan hidup mereka yang penuh kegiatan seks itu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Seks: Bocah Nyusu Plus Ngentot Efni

Mama Gitu Dehh 1 - 5

Tukang Kebun yang Menggarap Memekku