Sayang Ini Hanya Sebuah Permainan - (5) IS JUST ANOTHER BEGINNING 19 My Age




“Arga,, aku pinjam istrimu sebentar ya,,,” ucap Zuraida pada Arga yang tengah melahap sandwich yang baru saja diantar oleh Lik Marni.

"emang mau ngapain?"

"Adda aja, urusan kaum hawa, weee,,,"

"Aiiihhh,,, bisa juga istri Dako ini genit, mana pake melet lagi,," gumam Arga, matanya nanar menatap Zuraida yang berdiri didepan pintu dengan balutan kaos lengan panjang yang sedikit ketat, tak ketinggalan jilbab yang selalu membalut wajah cantiknya.

“Ok, Ashal wakthu balek dhi mharhi tethap utuh,,,” Arga memaksakan menjawab meski mulutnya sedang penuh, matanya beralih ke sosok istrinya yang malam itu kelihatan lebih centil, tak ubahnya seperti anak ABG. Mematut diri didepan cermin memiringkan tubuh ke kanan dan kekiri, celana lagging hitam dan kaos longgar berbelahan rendah dengan tulisan ‘Awesome’ tepat dibagian payudara.

“Hahahahaa...bisa aja kamu, emang bagian mana yang bisa hilang dari istrimu,,” Zuraida tergelak tertawa.

“Tenang saja sayang,,, kalo ntar balik kesini nenen ku hilang, tagih saja sama Zuraida,,”

“Aaaaaaa,,,” Zuraida terpekik, tak menduga bila Aryanti akan meremas kedua payudaranya.

“GLEEKK,,, Uhhuuugg,,,” Arga tersedak, kerongkongannya begitu sesak akibat segumpal roti yang dipaksa masuk tanpa dikunyah. Matanya dengan jelas bagaimana bentuk payudara Ziraida yang menyembul dibalik kaos akibat remasan jemari Aryanti.

“Hahahahaa,,, Ayo cint,,, ntar kamu diterkamnya lhoo,,” tawa Aryanti melihat tingkah suaminya. Lalu menarik Zuraida yang wajahnya memerah malu, keluar kamar.

“Aseeeemmm,,, besar juga nenen istri si Dako,” Arga mengumpat, selama ini dirinya hanya bisa memandang tubuh yang dibalut pakaian yang lebar. Wajah lelaki itu tersenyum saat menyadari batangnya mengeras, ternyata begitu besar hasrat nya pada wanita yang selalu mengenakan jilbab itu. Tapi hingga saat ini tak ada sedikitpun kesempatan untuk SSI, selalu dikawal ketat oleh teman-temannya yang juga memliki hasrat yang sama.

Tak betah sendiri berada dikamar Arga menuju selasar yang memisahkan kamar-kamar, sesaat matanya tertuju pada jam besar yang ada di dinding, pukul 9.15.

dipelataran cottage dirinya tak mendapati seorang pun, gara-gara ulah Aryanti dan Zuraida tadi pikiran sange nya kembali kambuh, otaknya memilah-milah betina mana yang dapat dijadikan mangsa, Aida, Lik Marni, Sintya,,, Ahhh Sintyaa,,, hampir saja lelaki itu menyumbangkan benih cinta kepada si montok istri simpanan Pak Prabu.

Hari ini pikiran lagi ga karuan
Nyesel tapi sengaja nonton film begituan
Otak penuh khayalan juga bayang-bayang
Ingin cepat lepaskan, bingung cari saluran

Lalu cari solusi yang sehat dan alami
Bukan ngga punya uang, sumpah haram jajan
Biar sedikit bandel utamakan kesehatan
Belum sempat mikir panjang Setan langsung kasih jalan

“Heeiii Gaa!!,,,”
Terdengar panggilan saat dirinya melewati tepian kolam.

“Aditya daaan,, Andini,, Owwhh,,, itu benar Andini kan?,” Arga memicingkan mata seolah dengan cara itu matanya dapat lebih jelas melihat. Tampak gadis itu hanya mengenakan pakaian renang two piece.

Pintar juga ni bocah, sengaja mematikan lampu dipinggir kolam, jadi apapun yang mereka lakukan didalam air takkan terlihat jelas.

“Gilaaa,, bisa-bisanya berenang di air dingin gini,” celetuk Arga setelah memasukkan kedua kakinya ke air, duduk menjutai.

“Dingin?,, panas koq,,, liat aja aku ampe keringatan begini,hehehe,,” Aditya terkekeh sambil berjalan didalam air mendekati Arga, meninggalkan Andini disisi sebrang. “Baru pemanasan doang sih,, pengen nyobain bercinta dalam air,” imbuhnya.

“Gimana body bini ku, mantap?,,,lagi seger-segernya anak ABG tuh,, hehehe,, masih 19 my age,”

“Dasar,, Vicky oriented!!,,,”

“Hahahahaa,,,”


Blubuk blubuk blubuk,,,
Tawa keduanya terhenti saat Andini tiba-tiba menyelam, 2 pasang mata lelaki sange itu melotot saat beberapa detik kemudian muncul pantat montok Andini yang dibalut celana renang model thong, muncul kepermukaan bergerak mengikuti kaki yang berkecipak mendorong tubuh didalam air.

“Aku paling suka kalo dia lagi nungging, mana ada cowok yang tahan kalo bergesekan dengan pantat montok nya,,”

“Asseeemm,,,” Arga misuh-misuh mendengar celoteh Adit yang sengaja manas-manasin
“Tapi lebih nikmat mana dengan vagina istriku?,,, bukankah kamu sudah merasakan jepitannya,, dan bagaimana gurihnya cairan cintanya?,,”

“Heehhh,,, jadi istrimu cerita kejadian ditepi tebing tadi?,, gilaa,,,”
Arga terkekeh.
“Memang sih,, legit banget,,Tapi Cuma dua menit ni batang sempat masuk, belum sempat ngecrot aku sudah ditendang gara-gara Dako mau lewat,”

“Dua menit??? Wooyy,, itu lumayan lama begoo,,” Hati Arga mendengus kesal, tapi berusaha tetap santai.

“Tapi bukankah istriku sudah memberi kesempatan padamu untuk menikmati tubuhnya, Ya artinya kamu sedang sial, jadi tidak salah bila sekarang adalah giliranku,” ucap Arga, otak mesum nya bekerja dengan cepat melihat peluang. Dengan cepat tangannya melepaskan kaos lalu menceburkan diri ke air yang dingin.

“Still there Boy!!!,,, dan lihatlah bagaimana aku mengajarimu cara bercinta dengan gadis secantik istrimu ini,” teriak Arga sambil berjalan mundur didalam air.

“Juancuuukk,,,” Adit mengumpat dengan jari tengah mengacung, hatinya tak karuan, saat harus melihat dengan matanya sendiri bagaimana istrinya akan digagahi oleh lelaki lain. Ingin sekali Adit mencengkram tubuh Arga, tapi Arga adalah calon bosnya setelah pamannya pindah kekantor pusat. Artinya Arga lah saat ini yang memiliki kuasa dikantornya.
“Uuuugghhh,,,” Adit benar-benar kesal sekaligus menyesal telah memamerkan tubuh ranum istrinya.

Sementara disebrang, Andini terlihat bingung saat sosok besar seorang laki-laki mendekati dirinya, tubuhnya beringsut masuk kedalam air berusaha menyembunyikan payudara yang hanya tertutup kain kecil dengan untaian tali.

Sempat terdengar oleh telinganya pujian sang lelaki yang memuji cantik wajahnya, tapi mengajari bercinta, apa maksudnya?.... Andini tiba-tiba merasa tubuhnya panas dingin saat berhadapan dengan dada bidang sedikit berbulu saat Arga tiba dihadapannya.

“Ada apa Mas?,,,?”

“Tidak ada apa-apa, hanya suamimu tadi meminta untuk menemani bidadari mungil sepertimu berenang,,” Arga mencoba tersenyum seramah mungkin.

Sontak wajah Andini memerah, tersipu malu.
Merasa tidak percaya dengan ucapan Arga, gadis itu menatap suaminya yang terlihat hanya duduk ditepi kolam renang, meski saat ini ada seorang lelaki mendekati istrinya yang hampir telanjang.

“Kenapa cantik,,,tidak percaya?, pastinya suamimu akan menghajarku bila aku berbohong,” Arga mengangkat dagu Andini untuk memenadang wajahnya yang memiliki tatapan tajam. Dalam hati Arga bersorang girang, gadis itu terlalu lugu, begitu mudah memikatnya.

Semakin gemetar tubuh Andini dibuatnya. Tapi ada letupan birahi saat matanya menatap pundak Arga yang tegap dan kokoh, apalagi lelaki itu memiliki wajah yang sangat menarik.

“Aku lihat tadi kau cukup mahir berenang, mau adu cepat dengan ku, berapa putaran kau sanggup?,,” kini Arga memasang wajah jenaka. Tersenyum sambil mengambil kuda-kuda untuk menyelam.

“Jika hanya sekedar berenang mungkin tak mengapa, toh suamiku bisa melihat dan melindungi bila laki-laki ini berbuat nakal.” Gumam Andini yang kemudian ikut tersenyum menampilkan deretan gigi yang rapi terawat. Seakan tidak ingin kalah dari Arga, Andini mencoba mendahului menyelam dan dengan cepat berenang ketepi dimana Adit berada.

Arga tertawa melihat tingkah Andini, mengangkat kedua tangannya kearah Adit. Tapi Hal itu diartikan Adit sebagai tanda ketidakmampuan Arga menaklukan istrinya.

“Hahahahaaa,,, Kau tidak akan bisa menaklukkan istriku,, cobalah sepuasmu!!!,,,” teriak Adit sambil tertawa.

Andini yang telah sampai ditepi kolam, sekuat tenaga kakinya menendang dinding kolam untuk memberikan dorongan tambahan. gadis itu tampak yakin jika dirinya menyelesaikan dua putaran dan lebih cepat dari Arga.

Melihat Andini sudah berbalik kearahnya, Arga dengan cepat menyelam berusaha menyusul Andini. Saat tubuh mereka berselisihan ditengah kolam, dengan begitu kreatif dan cekatan tangan Arga mengelus payudara gadis mungil itu, dilanjutkan dengan tarikan hingga bra Andini terlepas, lalu melanjutkan berenang ke arah Adit.

Sebelum berbalik menyusul Andini, tangan Arga muncul kepermukan sambil mengacungkan bra. Aksi Arga itu jelas tidak luput dari mata Adit.

“Juancuuuukkk!!!,,,,” Adit hanya bisa mengummpat, bra siapa lagi yang ada ditangan Arga jika bukan milik istrinya.

Sementara disebrang sana Andini telah sampai ditepian, tak lama kemudian disusul Arga yang tampak terengah-engah mencari udara.

“Menaaaang,,,” Andini berteriak girang mengangkat kedua tangannya, meloncat-loncat seolah ingin keluar dari air. Tapi tawa gadis itu sirna seketika, wajahnya pucat pasi saat melihat bra nya berada digenggaman Arga.

Secepat kilat tubuhnya beringsut masuk kedalam air, berusaha menyembunyikan payudara mungil dengan puting yang menantang kedepan. Gadis itu tidak sadar kapan bra itu terlepas, terlalu semangat berenang.

Arga tersenyum, lalu dengan sopan memberikan bra itu kepada Andini. Dengan cepat jemari lentik itu menyambar, dan dengan tergesa-gesa mengenakan kembali bra nya.

“Boleh aku bantu mengikat dibagian belakang?,”

Andini mendesah, sesaat mengambil nafas panjang setelah sadar tidak mampu mengikat bra, menyesali keputusannya memilih bra jenis tali yang diikatkan dibelakang punggung.

Andini berbalik dengan malu-malu, setidaknya dengan membelakangi lelaki itu tidak bisa melihat payudaranya yang menyembul.

Dengan perlahan Arga memasang simpul tali bra, seraya mendekati telinga gadis itu.
“32b, mungil, tapi putingnya mancung banget, seharusnya untuk gadis seusia mu aerola nya sudah mulai coklat, tapi warna milikmu masih telihat sangat ranum seperti milik gadis SMP, bentuk seperti ini yang sering bikin para lelaki penasaran.”

Nafas Andini seakan tertahan mendengar pujian Arga, tubuhnya tak mampu bergerak saat telapak tangan yang kokoh menyusuri pinggang yang ramping, mengusap perut yang rata tanpa lemak, dan terus naik hingga telapak itu menggenggam payudara Andini dengan dengan cengkraman yang kuat namun terasa lembut.

“Uuugghhhh,,,,eeeengghhhsss,,,” nafas Andini terasa begitu sesak, bra basah yang baru dikenakannya seakan tidak memiliki arti. Putingnya yang seketika mengeras dapat dengan jelas merasakan tekstrur kasar dari telapak tangan Arga.

“Maaasss,,, jaaangaaaaan,,,,”
Tapi arga memakai jurus budeg, dan terus melanjutkan aksinya. Tangannya begitu gemes dengan payudara mungil Andini, meremas dan terus meremas dengan lembut.

“Ooowwwhh,,, ternyata benar dugaanku, payudaramu sangat kencang,,, apa kau meinginzinkan bila aku sedikit berkenalan dengan payudaramu ini,,”

“kaauu,, sudah melakukannyaaa,, apa lagiii,, suddaaahh masss,,, Aaaawwwhsss,,,” Andini terpekik saat puting mungilnya dijepit, ditarik, dan dipelintir dengan lembut.

“Maasss,,, jangan yang ituuu,, jaaaang,,, Aaaaakkkhhh,,,” tubuh Andini semakin berkelojotan, tanpa disadarinya telunjuk tangan kanan Arga berhasil menyelinap kedalam lipatan vagina. “uuugghhh,,, suuddaaaahhh maasss,, ada Mas Adiiitt,, jangaaaaann,”

Sekuat tenaga Andini menarik lengan Arga agar keluar dari celana dalamnya, tapi Arga yang usil tak kalah akal, telunjuknya yang berhasil menyelinap kedalam vagina mungil itu berubah layaknya jangkar pengait. Semakin kuat Andini manrik tangan Arga, semakin kuat tekanan yang dialami vaginanya, dan semakin kuat pula lenguhan yang keluar dari bibirnya.

“Jangaaannn,, jangaaaann,, Diniii ga maauu,, jangaaaaaaaaaaaaaaann” tubuh Andini bergetar hebat. Mendapatkan pelecehan dihadapan suaminya justru menjai sensasi tersendiri, dan ini adalah orgasme tercepat yang pernah dialaminya.

“Iiiihhh,,, tanganku dikencingin cewek cantik,, pasti pertanda sesuatu nih,, koq cepet banget ya,,,” ucapa Arga, menarik tangannya keluar lalu berlagak seperti orang yang mencuci tangan didalam air.

“Jahaaaat,,, dasar manager mesum,” Andini mencubit lengan Arga, wajahnya tersipu malu, cowok itu sudah membuatnya ngos-ngosan dan berkelojotan ditengah malam, tapi setelahnya justru meledeknya, menganggap hal itu seperti hal biasa.

Sementara disebrang Adit yang mengamati mengamati dengan tegang, dapat sedikit bernafas lega saat Arga melepaskan tubuh istrinya, lalu sedikit menjauh.

Matanya dapat melihat bagaimana tadi tangan Arga yang memeluk istrinya dari belakang, tapi dirinya tidak tau apa yang tengah terjadi, matanya juga mengawasi pinggul Arga yang tidak bergerak, berarti calon atasannya itu tidak berhasil melakukan penetrasi.

“Wooyyy,, Aku ambil minum sebentar, still there, jangan kemana-mana,,,” Teriak Adit yang langsung bergegas masuk kedalam, tubuhnya sangat enggan beranjak dari tempat itu untuk memastikan istrinya baik-baik saja, tapi tenggorokannya terasa kering akibat ulah Arga yang mengerjai istrinya.

“Yooiii,, jangan lama-lama, ntar istrimu ku makan lhoo,,hahaha,,” balas Arga sambil tertawa.

Arga bersandar ditepian kolam, “Malam yang indah, bintangnya banyak, lampionnya jua cantik” ucap Arga sambil mengamati lampion yang berjejer diatas kolam, terikat pada tali yang direntang.

“Iyaa,”

“Iyaa? Bagaimana kau bisa tau, dari tadi kau hanya menunduk, mana bisa melihat bintang,”

“Iiihhh,, resee,,” Andini mendorong pinggang Arga tapi meleset dan mengenai batang Arga yang masih menegang. Tiba-tiba gadis itu terkesiap.

“Itu kayu ya? Koq keras banget, piting sedikit aja pasti patah tuh kayu,, hahaha,,”

“Idiiihh,,, baru ditinggal suami sebentar aja genit nya nongol, giliran suami disamping anteng kaya kelinci makan kwaci,hihihi,,,”

“Mas emang rese yaaa,, jadi heran, koq bisa ditunjuk ngegantiin Pak Prabu,”

“Hahahaha,,, Ehhh,, ada bintang jatuh,,”

“Mana? ngga ada koq,,,” mata Andini cepat menyapu hamparan langit.

“Jatuhnya naik angkot biar cepet,,hahaha,,”

“Idiihh garing banget, emang kalo ada bintang jatuh mau minta apa?” tanya Andini sambil memainkan air hingga menciptakan gelombang-gelombang kecil. Perasaan tegang dan malunya sedikit berkurang, diam-diam matanya melirik tubuh tinggi tegap disampingnya.

“Aku mau mintaaa,, eemmm,,, apa ya,, kalo minta kayu ku dipiting pake punyamu, mungkin ga yaa?,,”

“Weekksss,, ngelunjak, emang aku cewek apaan, ingat,, tadi itu Cuma karena aku menghormati mas Adit yang menyuruh mu menemaniku berenang lhoo,”

“Masa sih, jadi bukan jinak-jinak merpati,”

“Apaan sihh,, lagian batang segede gini mana ada yang mau, Cuma bisa bikin cewek nangis kesakitan, hahahaa,,”

“Awww,,, sakit tau,” Arga menjerit ketika tiba-tiba tangan Andini benar-benar memiting batangnya yang dalam kondisi siap tempur sempurna, dan sialnya gadis itu justru tertawa melihat deritanya.

Tanpa setau Arga, dibalik tawa Andini, jantung gadis itu justru berdebar, tidak menyangka batang yang tadi sempat digenggamnya meliki ukuran yang benar-benar besar.

“Woooyyy,,, ni ku bawain air, kalo mo minum cepet kesini,” terdengar teriakan Adit yang membawa tiga botol pulpy orange.

“Terimakasih Gan, tapi air disini masih banyak, apalagi ada sumurnya, dijamin ga bakal habis,” jawab Arga serampangan.

“Sumur?,, mana ada?” tanya Andini yang bingung.

“Ada koq, biar kecil tapi juga bisa nambahin air kan?”

“Iiihhh ngaco,,” Andini segera memalingkan tubuhnya membelakangi Arga saat menyadari mata Arga yang melototi selangkangannya yang terendam.

“Tuu kan, jinak-jinak merpati, kalo ada suami langsung balik kanan nyari aman,”

“ngga Koq,,” jawab Andini sambil melengos.

“Berani nerima tantangan?,,buktikan dengan ambil tu lampion ”

Tubuh Andini kembali berbalik, “mana bisa?,,tinggi banget,, lagian itu tidak menantang”

Bukannya menjawab Arga justru menyelam kedalam air.

“Aaaaaaa,,,, Andini menjerit ketika tubuhnya terangkat dari dalam air, dan gilanya wajah Arga tepat berada didepan selangkangannya.

“Sialan kau Argaaa,, Kupastikan Aryanti akan menerima balasannya,,” dengus Adit, tekadnya semakin bulat untuk kembali menunggangi tubuh montok Aryanti dan menuntaskan permainan yang tertunda.

“Cepet ambil, tubuhmu ternyata berat juga,,”
Jelas Arga berbohong, tangannya yang menopang tubuh Andini justru meremas-remas pantat Andini, membuat gadis itu salah tingkah dihadapan Adit.

Tangannya berusaha meraih lampion yang masih dua jengkal diatasnya. Berharap Arga segera menurunkan tubuhnya.

“Aaaahhssss,, Argaaaa,, kamu ngapaaaaiinnn,, Aggghhhh,,,” Andini terkaget, celana dalamnya dibentot Arga kesamping, dan dengan cepat bibir Arga yang telah siaga menyerang bibir bawahnya.

“Aaaggghhh,,, gila kau Gaaa,,, itu ada suamikuuu,,Ooowwwhhh,, stoop,”

Arga mendongakkan wajahnya yang tepat berhadapan dengan vagina ranum yang menganga, “Ternyata benar, kau memang jinak-jinak merpati,” ledek Arga. Lalu kembali menyelipkan lidahnya ke vagina yang tengah galau.

“Ooowwwwhh,, tidaaak kau saaalaaahh,,aku berani koq nakal didepaaan Adiiitt,, Aaahhh,,,
masuuukiiiinn lidaaahhhmuu lebbiiihhh dalaaaammm,, Aaggghhh gilaaaaa,,,”

Andini kembali mencoba meraih-raih lampion, berharap suaminya tidak tau dengan apa yang tengah terjadi antara dirinya dan Arga.

“Ooowwwhhhssss,, Aaaahhh,,, dasar lidah buayaaaa,, panjang banget lidaaahh masuuukkk,” Pantat Andini bergerak-gerak, bukan untuk mengelak, tapi untuk memudahkan lidah Arga mencecapi kalenjer vaginanya yang semakin deras keluar.

“Sayaaaaang,,, apa kau tidak melihaaat,, vagina istrimuuu,, Aaahhh,,,”
“Vaginaaa istrimuuu dinikmati lelaki laaaiiinn,,, Uuuuggghhh,,, Aaahhhssss,,,”
Seeerrr,,, seeerrr,,, seeerrr,,,
Tubuh Andini mengejang, bibir vaginanya menyemburkan cairan yang tepat memasuki mulut Arga yang tengah terjulur menjilat-jilat.

“Aaaahhhhh,,, Gaaaa,,,, gila kamuuu,,”

Arga perlahan menurunkan tubuh mungil Andini, menggendong menahan dengkulnya dengan kedua tangan, kini wajah mereka berhadap-hadapan. Mata bulat Andini dapat melihat dengan jelas wajah Arga yang basah oleh cairan vaginanya.

“Ternyata hanya sebatas itu kenakalanmu,, baru sebentar udah keluar,,hehehee,,”

“Asseeemm,, apa tadi kurang nakal,, Ok, kalo masih kurang, tapi jangan salahkan aku jika Adit menghajarmu,”

Tangan Andini terulur kedalam air, menyelusup kedalam celana pantai Arga, meski gemetar dengan pasti tangannya menarik keluar batang yang sedari tadi sudah dalam kondisi siap tempur.

“Aku yakin,,, kau pun tidak akan bertahan lama jika kayumu ini dipiting oleh milikku,,, Aaaahhhh,,,” meski tidak yakin vagina mungilnya dapat menerima besarnya batang Arga, tapi Andini tidak ingin terus diledek dan diremehkan.

Kedua insan yang tengah diamuk birahi itu kini begitu kompak bekerjasama. Arga perlahan menurunkan tubuh Andini, sementara jemari lentik gadis itu memastikan batang Arga berada pada jalur yang benar menuju vaginanya.

“Aaaggghhhh,,, pelaaann,,, coba lagiii,,, turunkaan lagiii,, Aaahhh,,,”
Batang Arga melengos kedepan dan kebelakang, tak mampu menembus vagina mungil dan sempit milik istri temannya.



“Oooowwwhhh,,, taaahhhaaann,,, biar aku yang bergeraaakk,, aaaaggghhhh,,, massssuuuk,,”
Andini yang merasakan kepala penis Arga telah berada didalam vaginanya, perlahan semakin menurunkan tubuhnya, hingga lorong kemaluannya benar-benar terasa penuh.

“Maassss,, maaf maaasss,,, aku benar-benar telah memasukkan penis temanmu kedalam tubuhku,” rintih hati Andini, yang masih tidak percaya tubuhnya dinikmati lelaki lain tepat didepan suaminya.

“Argaa,, Apaaakaaahh ini cukuuup untuk membuktikaaan kalo aku naakaaal,,”

“belum, ini belum cukup, cantik.”

“Yaaa,, aku rasa jugaa begituuu,,, ini belum cukuuup,, setidaknya hingga vagina mungilku dapat memaksa spermamu memenuhi rahimkuuu,, Aaagghhh,,,”

Disebrang kolam, mata Adit melotot saat mendapati celana dalam istrinya telah mengambang diatas air. “Siaaalaan kau Argaaa,”

“Arrgaaaa,,, kauuu diaaam sajaaa,,,bukankah kau ingiiin aku terlihaaat nakaaall didepaaan suamikuuu,,, Aahh,,aahhh,,,aahh,,,”
Andini meminta Arga berhenti bergoyang, gadis itulah kini yang memegang kendali, pantatnya bergerak cepat, turun naik diatas air menciptakan riak yang semakin besar.

“Gaaa,,, sesaaaak bangeeeett,,, aku gaa kuaaaat,,, aku kalaaaahh lagiii Aaahhhh,,,”

“Bila kau memang ingin terlihat nakaaal, biarkan aku menyetubuhi mu didepan Adit,,, beraniii?,,, Eeeehhhsss,,”

Andini yang sudah benar-benar tak berdaya hanya dapat mengangguk. Meski tak tau apa yang akan dilakukan Arga, tapi baginya sama saja,”

Andini memejamkan matanya, pantat montoknya terus bergoyang menikmati batang yang begitu besar bagi vagina mungilnya. Sementara Arga perlahan berjalan mendekati Adit yang dasar kolamnya lebih dangkal.

Nafas Adit tercekat, kini dihadapannya terpapar pemandangan yang begitu ironis, dengan mata terpejam tubuh mungil Andini bergerak liar. Lorong kemaluan mungil dan sempit milik istrinya yang selalu dibanggakannya, memaksakan melumat sebuah batang besar, lebih besar dari miliknya.

“Aaaaghhhh,,,, Argaaaa,,,,” Andini terpekik saat Arga mulai memberikan perlawanan, ini jauh lebih nikmat dari apapun, mata sendu yang menyiratkan kepasrahan menatap Arga dengan mesra, namun sesaat kemudia terkaget saat mendapati tubuhnya tepat berada diantara kedua kaki suaminya yang menjuntai.

“Maaasss,,, maaaf maasss,,, ini hanya sebuah permainan tantangaaaaannn,,,”
“Aaaagghhhh,,,,ooowwwwwhhh,,, ga kuaaaat,,, Andini ga kuat Masss,,” tangan Andini terulur meraih tangan suaminya seiring tubuhnya yang bergetar hebat mendapat gempuran batang Arga yang semakin brutal. Vaginanya semakin sempit menjepit, “Aaaaaaggghhhhhh,,, Massss,,, besaaaar maaassss,,, batang temaan mu sangaaaat besaaaaarrr,,, Aaaahhh,,,”

“Aaaaaggghhhh,,, Diiittt,,, sempit bangeeet,, milik istrimu sempiiitt bangeeeeettt,,,”
“Akkuuuu harusss menyemprot didaaalaaam Dit,,, Semproooottt didaaalaaam vaginaa istrimuuu,,, Aaahhhhh,,,” Arga mencengkram pinggul Andini dengan kuat, menancapkan batangnya jauh kedalam lorong yang semakin menyempit. bermili-mili sperma menghambur, berdesakan memenuhi kantong rahim Andini.

Andini seakan tidak percaya melihat kehebohan Arga, lelaki itu oragsme didalam tubuhnya dengan begitu dahsyat. Tanpa sepengetahuan Adit, Andini berusaha semakin mengencangkan otot vaginanya, meyakinkan Arga dapat benar-benar menikmati liang kemaluannya.

“Maafin Andini Mas,,”

Adit berusaha tersenyum. Lalu jatuh pingsan...
Gubrak...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Seks: Bocah Nyusu Plus Ngentot Efni

Mama Gitu Dehh 1 - 5

Tukang Kebun yang Menggarap Memekku