Pamer Istri
Aku memiliki kebiasaan seksual yang kadang-kadang sangat gila, yaitu
memiliki keinginan untuk memamerkan tubuh istriku yang sangat sensual.
Harus kuakui bahwa istriku memiliki banyak kelebihan sehingga sering
membuat banyak lelaki menelan ludah setiap kali melihat bentuk tubuhnya.
Dengan rambutnya yang agak merah kekuningan dan wajah ke-indo-an
seringkali istriku membuat mereka yang berhidung belang terengah-engah
membayangkan penis mereka masuk ke vagina istriku. Belum lagi buah
dadanya yang luar biasa sensual dengan ukuran 34Cplus hampir D,
dikatakan plus karena istriku tidak pernah menemukan ukuran cup yang
cukup besar untuk menampung daging dadanya dengan lingkar dada yang
hanya 34. Diriku tiap hari membayangkan dua barang montok tersebut dalam
mulutku dan menjepit penisku. Buah dada Sonia memang tergolong favorit
kebanyakan lelaki, dengan ukuran cup yang demikian besar digabung dengan
lingkar dada nya yang kecil, membuat aku akan langsung masturbasi jika
membayangkannya. Harus kuakui bahwa kadang-kadang aku sangat cemburu
melihat semua lelaki bernafsu pada tubuh istriku. Itu membuat kami
seringkali bertengkar. Namun kadang-kadang fantasi seksual ku
mengarahkan agar istriku juga ikut dinikmati oleh lelaki lain. Gila
memang, namun terdapat suatu kenikmatan membayangkan tubuh istriku yang
begitu sensual ikut dicumbu, dijilat, dan dinikmati oleh lelaki lain
terutama oleh pengagum-pengagum setianya. Bahkan sering kali aku
membayangkan ia digarap banyak lelaki sekaligus. Sonia istriku sebelum
kami menikah memang mempunyai beberapa teman lelaki, terutama mereka
yang pada masa pacaran dengan istriku telah merasakan betapa empuk dan
menggairahkannya buah dada super montok itu. Tidak tahu apakah mereka
menyukai istriku karena cinta atau nafsu. Belum lagi tak terhitung
teman-temanku yang membayangkan mereka meniduri Sonia sementara meniduri
istri mereka. Dan dengan terus terang mereka mengatakan bahwa mereka
selalu membayangkan bagaimana rasanya buah dada istriku yang montok itu.
Suatu sore, aku dan istriku duduk -duduk di halaman villa kami yang
sangat luas. Sonia memakai baju daster yang sangat tipis sekali dengan
satu tali dan belahan dada sangat rendah yang memperlihatkan belahan
dadanya dan pundaknya yang putih mulus. Ia menyebutnya baju
keberuntungan karena jika memakainya akan memamerkan tubuhnya kepada
setiap orang yang melihatnya. Pada saat santai seperti itu, ia tidak
memakai pakaian dalamnya baik BH maupun celana dalam. Ia sering lakukan
begitu karena tahu nafsuku kadang-kadang tidak mengenal tempat dan waktu
dan bertujuan siap-siap bila tiba-tiba nafsu binatangku bangkit. Ketika
sinar matahari sore menyinari tubuhnya aku dapat melihat bayang-bayang
tubuhnya lewat baju tipis yang dikenakannya. Warna rambutnya menjadi
kemerah-merahan dan berkilau menambah kecantikan dirinya. Saat itu kami
minum-minum anggur, karena baru merayakan usia perkawinan kami yang
memasuki usia 5 tahun, mungkin karena anggur tersebut mulai menunjukkan
efeknya, tiba-tiba Sonia berdiri berjalan sehingga tepat dihadapan ku.
Sambil berdiri ia mengangkat bagian bawah baju dasternya. Secara
pelan-pelan ia mengangkat baju tersebut mulai kakinya naik terus hingga
lututnya, kemudian makin tinggi lagi, menunjukkan pahanya yang putih dan
sangat mulus itu. Harus kuakui kaki istriku memang agak besar namun
rasanya aku tidak akan dapat menemukan kaki semulus dan selembut kakinya
pada seluruh perempuan di dunia. Sonia kemudian meneruskan gerakannya
menaikkan dasternya sehingga terlihat bulu hitam disekitar pangkal
pahanya, namun dengan secepat kilat pula ia membalikkan badannya
sehingga yang terlihat adalah pangkal pantatnya. Senti demi senti ia
terus menaikkan dasternya sehingga mulai tampak pantatnya yang putih
mulus itu secara utuh.
Pada saat itulah aku memperhatikan dan sadar bahwa ada sebuah gerakan di
semak-semak tinggi yang kami gunakan sebagai pagar hidup tepat
dibelakang tubuh Sonia. Ternyata ada seseorang sedang mengintip kami!!
Aku sangat kaget karena pada saat istriku sedang mempertontonkan
pantatnya dengan gerakan seksi, tepat dihadapan tubuh istriku ada
seseorang yang mengintip kami. Waow!! Aku tidak dapat berkata-kata
karena mengenali orang tersebut sebagai tukang kebun kami yaitu Tono.
Aku makin surprise lagi ketika kuperhatikan apa yang ia sedang lakukan.
Celana panjangnya terlihat turun, dan terlihat penisnya yang berdiri
tegak dan ia kelihatan sedang berusaha merangsangnya hingga lebih
tegang. Pada saat itu ingin sekali aku mengejarnya dan menghajarnya
karena mengintip kami sedang berdua, namun entah pikiran dari mana
menguncangku sehingga aku ingin membuat ia semakin menginginkan istriku
dan tubuhnya yang seksi. Mungkin sebagai percobaan. Pikiranku adalah
membuat Tono semakin terangsang dan menginginkan istriku tanpa bisa
menyentuhnya akan membuat ia sangat menderita. Tubuh dan gerakan istriku
pada saat itu makin merangsang. Gerakan buah dada montoknya yang
bergoyang dengan puting yang kecil kecoklatan serta pemandangan bulu
kemaluannya yang sangat lebat sungguh mengairahkanku, dan itu juga
sangat mengairahkan Tono juga. Untuk beberapa saat tiba-tiba muncul
pikiran untuk memberitahu istriku bahwa Tono sedang mengintip kami
berdua, mungkin Sonia akan terangsang juga mengetahui bahwa penis Tono
berdiri tegak karena tubuhnya. Namun aku sadar pasti Sonia akan malu dan
marah kepadaku. Suatu keputusan harus aku ambil. Mungkin kejadian ini
tak akan terulang lagi dan aku ingin membuat Tono tidak akan melupakan
show ini. Jadi ku putuskan untuk memberi pelajaran pada Tono.
Kemudian aku kembali memperhatikan gerakan istriku. Beberapa saat
kemudian aku membujuk istriku agar melepas dasternya. Ia mendebatku
karena ini ditempat terbuka namun beberapa detik kemudian menuruti semua
keinginanku. Sejenak kemudian Sonia telah telanjang dihadapanku. Ia
duduk tepat dihadapanku. Dengan sengaja pula ia meremas buah dadanya
disekitar putingnya yang kecil namun merangsang itu tepat didepanku. Aku
masih dapat melihat bulu sekitar kemaluannya walaupun ia sedang duduk.
Aku kemudian berdiri dan dengan lembut memutar balik kursi istriku
sehingga tubuhnya menghadap ke semak-semak tinggi tersebut. Dari
belakang tubuh Sonia, aku memeluk tubuhnya dan sempat melirik ke
semak-semak tersebut dan melihat Tono sedang menikmati tubuh
istriku.Sonia memutar kepalanya kebelakang lewat pundaknya untuk melihat
kewajahku. Lehernya yang jenjang terlihat mulus telanjang sewaktu
memutar kepalanya untuk menerima ciuman dariku. Aku meremas buah dadanya
dengan lembut dan dengan gerakan melingkar ujung jariku terus mengarah
ke ujung puting kecilnya yang berwarna merah muda. Sejenak tanganku
terus memberikan rangsangan ke buah dadanya yang besar itu. Kemudian
tanganku yang kanan bergerak turun kearah perut dan pinggangnya,
meninggalkan buah dada Sonia sebelah kanan tanpa perhatian. Seiring
dengan gerakan tanganku yang terus turun itu gerakan pinggul dan pantat
istriku mundur dan sengaja mengenai penisku yang sudah sangat keras.
Ciuman kami terputus karena desahan dari bibirnya karena ujung jariku
telah mengenai klitorisnya. Istriku memang seringkali tersentak bila
kusentuh atau kujilat klitorisnya untuk pertama kali. Kulihat senyum
dibibir Sonia, ketika ia menjilat seluruh bibirnya dengan sangat
menggoda.
Tak seberapa lama setelah kusentuh klitorisnya, kuarahkan gerakan
tanganku untuk membuka selangkangannya agar dapat terlihat oleh Tono
dengan lebih jelas. Dengan lembut kutarik kedua paha Sonia yang sangat
mulus itu sehingga terbuka sangat lebar dan memperlihatkan dengan jelas
pangkal pahanya yang penuh dengan bulu kemaluan. Kini kedua tanganku
bergerak di daerah vagina istriku. Memang, aku tahu Tono mungkin
menunggu saat tersebut dimana ia akan menikmati dan melihat bagaimana
rupa vagina dari seorang wanita yang tidak pernah ia bayangkan selama
ini. Dengan gerakan sensual sambil menggelitik, kubuka perlahan-lahan
lubang kemaluan istriku. Dengan jari tengahku kusentuh klitorisnya
sampai membesar dan menggelembung kemerahan. Ku yakin walaupun Tono
tidak dapat melihat dengan jelas klitoris Sonia namun ia akan
membayangkan benda seksual istriku tersebut. Bulu kemaluan istriku
memang agak tebal karena aku sering kali mencukur dan menggosoknya
dengan cairan penumbuh rambut. Entah kenapa aku sangat terangsang
melihat Sonia mengenakan celana dalam tipis transparan yang
memperlihatkan bulu-bulu kemaluan yang sangat tebalnya hingga bulu-bulu
tersebut keluar-keluar dari garis celana dalamnya. Aku juga sangat
menikmati jika Sonia mengenakan BH yang sangat kecil atau lebih kecil
dari ukurannya. Bagiku sangat merangsang melihat daging buah dadanya
keluar-keluar dari BH-nya yang kekecilan.
Pada saat aku merangsang bagian paling sensual dari istriku sempat
kulirik Tono di semak-semak, gerakan tangannya di penis kelihatan
semakin cepat dalam irama. Kulihat juga ia mulai mengeluarkan keringat
dan mukanya kemerahan menahan gejolak nafsu terhadap Sonia. Aku mulai
terangsang hebat juga melihat seorang lelaki masturbasi melihat tubuh
istriku. Sementara itu jemariku mulai memasuki lubang vaginanya. Pertama
satu jari, kemudian kurasa Sonia sudah mulai tak sabar. Ia memegang
tanganku dan memaksakan tiga jariku untuk keluar dan masuk lubang
kenikmatannya. Dalam bayangan Tono mungkin jemarinya yang keluar dan
masuk di liang berair kental tersebut. Tiba-tiba Sonia membalikkan
badannya dan dengan gerakan yang sangat cepat ia melepaskan celana
pendek dan celana dalamku. Dengan gerakan cepat pula aku berganti posisi
menyamping sehingga Tono dapat melihat dengan jelas apa yang Sonia akan
perbuat dengan penisku. Jilatan demi jilatan membuat aku hampir tak
sadar. Memang aku biasanya menyuruh Sonia untuk mengkulum-kulum dan
mengunyah penisku bila sedang kecil. Dan pada saat setengah berdiri aku
paling suka bila Sonia mengisap-isap penisku seperti biasa yang ia
lakukan pada jarinya. Sedangkan bila pada saat aku sedang berdiri
tegang, aku paling suka jilatan mautnya. Pada saat itu Sonia melakukan
semua kombinasi tersebut. Mengulum, mengigit, mengisap dan menjilat
penisku. Sesaat ia berhenti karena penisku mengeluarkan air mani,
kemudian ia tak perduli lagi ia menelan semua air tersebut. Dapat
kulihat Tono semakin terangsang dan terus melakukan gerakan maju mundur
di penisnya dengan tangannya. Kulihat juga dedaunan di sekitarnya telah
basah dan berwarna putih. Mungkin ia telah mengalami ejakulasi berulang
kali dan tak puas terus menikmati tubuh sintal istriku. Buah dada Sonia
bergoyang-goyang seiring dengan gerakan kepalanya yang maju mundur di
selangkanganku.
Tak lama kemudian lututku mulai gemetar, dan tiba-tiba cairan berwarna
putih kental aku semprotkan di buah dadanya dan di bibirnya. Spermaku
yang kental dan hangat itu mulai melumuri buah dadanya yang montok itu
dan mengalir turun lewat sela-sela buah dada dan ujung putingnya. Aku
mengangkat tubuhnya dan menjilati buah dada serta putingnya yang penuh
berlumuran spermaku. Gabungan antara rasa cairan hangat kental serta
jilatanku di sekitar buah dada dan putingnya membuat Sonia mulai
kehilangan kontrol. Sementara itu tangan ku aku taruh diantara kedua
pahanya. Ternyata tak lama kemudian Sonia juga mengalami orgasme. Dapat
kurasa dari cairan kental agak berwarna yang mengalir turun
perlahan-lahan dari selangkangannya hingga mencapai lututnya. Tak
kusangka cairan istriku juga begitu banyak. Tak lama kemudian kami
berdua berhenti bergerak dan bernafas dalam-dalam. Sempat kulihat Tono
berusaha menaikkan celana panjangnya yang kini telah turun hingga mata
kakinya. Diwajahnya jelas kulihat muka lelah yang luar biasa. Mungkin ia
mengalami ejakulasi berulang kali. Masih sempat kulihat gaya jalannya
yanng agak limbung karena lututnya bergemetaran. Aku harap ia akan kapok
melihat kami bermesraan, karena jika ia mengintip lagi aku rasa
tubuhnya yang kurus tersebut akan semakin kurus karena terlalu banyak
masturbasi.
Komentar