Kembalinya Miranda



Miranda tampak berjalan dengan santai, ibu 22 tahun itu memakai tanktop dan celana pendek, bergaya seperti remaja saja. ia mampir kerumah pak Rt. "Permisi" Miranda tak melihat orang didalam rumah itu, beberapa kali ia memanggil juga tak ada yang keluar. Ia kemudian pergi kebelakang rumah, tapi ia juga tak melihat orang. Ketika ia akan kembali, ia baru melihat pak Rt. "Wah, Miranda", "iya pak RT, maaf mengganggu" Pria itu malah menganggap ia mendapat rejeki karena didatangi bidadari disiang bolong. "kok tumben kesini", "iya pak, mau tanya tanya, pak Rt dari mana?" "saya habis nganter anak dan istri, ada acara dirumah saudara", "ooh, gitu ya pak" Miranda tadinya berlagak sopan, mendengar pak RT sudah sendiri, ia langsung jadi centil. "iya, mau tanya apa ya?", Miranda kemudian diajak masuk kerumah pak Rt, mereka berbincang sebentar, mengobrol mengenai beberapa hal tentang rukun tetangganya. "... ooh, jadi kalau malem ada yang jaga pak?", "iya, ada pos kamling, jadi biar aman", "tapi tempat kita kan cukup jauh dari keramaian pak", "iya, tapi juga perlu pengamanan", "ooh, gitu ya pak, hmmh" Miranda sedari tadi tau, kalau pak Rt itu ternyata sibuk melihat belahan dadanya. "ada lagi yang ditanyakan?", "sudah pak, sekarang Miranda jadi haus", "s...saya juga, haha", "ooh, iya, pak rt, ambilin gelas dong", "buat apa?", "saya mau minum susu", "t...tapi kok ambil gelas aja?", "iya pak, minum susu saya sendiri" Pak RT mulai teringat, kalau Miranda memang seorang ibu muda.
Pria itu secepat kilat mengambil gelas. "i... ini gelasnya", "makasih pak...mmh" Miranda tanpa malu langsung melepas tanktopnya, buah dadanya dimuntahkan, dan kini membuat pak rt terbelalak. ibu muda itu langsung meremas buah dadanya, putingnya diarahkan kegelas. pak rt benar benar  takjub, Miranda yang menggoda itu sedang memerah air susunya sendiri, terlihat air susu menetes kedalam gelas, lama lama juga makin deras. "mmh... nnh... coba pak ya...mmm...wah seger pak..." Miranda meminum susunya sendiri yang ada digelas, sampai habis diminum, dan kini yang haus berat adalah pak Rt. "Pak Rt haus juga?", "i... iya sih", "aduh, saya pegel meres sendiri pak, liat pak, buah dada saya besar gini, diremas sulit" Miranda malah mempertontonkan buah dadanya, Pak Rt makin kalut pikirannya. "ooh, pak Rt minum susu saya langsung dari sumbernya saja pak, mau?", "k.. kalau boleh... ya mau sih...", "silahkan pak..." Miranda membusungkan dada, buah dadanya ada didepan pak Rt. Miranda menggoda pak Rt habis habisan, pria itu akhirnya takluk juga. Buah dada montok milik Miranda kini sudah mulai dipegang oleh Pak Rt, pria itu juga sudah menghisap puting Miranda. "mm...mm...sluurp..mm", "ahn... gimana pak?", "mantep Miranda...mm...sluurp...mm...", "ahn... coba yang satunya pak... ooh... mmh" Suara Miranda yang sangat menggoda, membuat pak Rt makin giat menghisap puting ibu muda itu, air susu terus mengisi tenggorokan pria itu. buah dada montok itu kini diremas remas, sembari puting Miranda itu dihisap, Pak Rt beberapa menit itu seperti orang yang tak pernah minum, ia sungguh menikmati momen menghisap puting susu milik Miranda. "Aahn...mmh... sudah belum pak?", "mm...bentar ya...mm...slruup", "mmh... oh iya pak, anu soal uang iuran rutin bulan ini, saya masih belum ada uang pak", "mm... udah biar saya yang bayar", "gitu ya pak? bulan depan saya ganti deh", "gak usah... bulan depan juga gak usah bayar", "wah, makasih pak...ahn...", "iya, tapi...", "tapi apa pak?", "anu...", "pak Rt mau minta apa? Miranda kasih deh", "mm... Miranda siang ini tidur sama saya ya", "ooh, iya pak, gak papa" Miranda lalu segera pergi kekamar bersama pak Rt. hanya memakai celana pendek, Miranda ada sebelah pak Rt. "mmh... pak Rt, kok panas yach... saya lepas pakaian saja ya", "iya betul, saya juga, hehe" Mereka berdua segera telanjang bulat, lalu pak Rt tiba tiba merapat ketubuh Miranda. "pak rt, kasurnya kok sempit ya?", "iya, mungkin perlu geser" Miranda menggerakan tubuhnya, tapi perempuan sange itu malah menempel erat pada pak Rt, lalu menggesek  buah dadanya kepada pak Rt. "mmh... pak, itu apa yang keras dibawah?", "anu itu...", "masukin kelubangnya Miranda aja pak, biar gak makan tempat... Aaahn!" pak Rt langsung menancapkan penisnya divagina Miranda itu. ibu muda itu kini dipeluk erat oleh pak Rt. Langsung saja pak Rt beraksi, ia menggerakan penisnya maju mundur, membuat Miranda bereaksi, "Aahn...mmh... pak, ooh...mmh!...cup...mm" pak Rt tiba tiba sudah bercumbu dengan Miranda, sembari menyetubuhi ibu muda itu. Tujuan inti miranda kerumah pak Rt memang untuk menikmati siang bersama, dan memang kini ia sudah disetubuhi oleh pak Rt. Buah dada montok itu terus bergoyang menyenggol pak Rt, pria itu jadi makin asyik saja, ia menusuk vagina Miranda dengan pensinya, sleeb sleeb sleeb, siang bolong ia menyetubuhi perempuan sange itu. "oooh.. miranda...mm...", "aahn... pak Rt, hmmh...oh... aahn" Desahan Miranda malah membuat pak Rt makin semangat, beberapa menit kemudian pak Rt terus beraksi, sampai pria itu tau penisnya sudah terpuaskan. "ooh...Miranda... aduh..." mendengar itu Miranda memeluk Erat pak Rt, lalu Crooot croot crooot, Sperma menyembur, mengisi vagina ibu muda itu. "Aah...aah...ah... owh... mmh... pak Rt, itu keluar didalam semua...", "Aduh, gimana ya?", "gak papa pak, Miranda udah minum obat pengamannya, jadi gak hamil kok", "ooh, gitu ya, haha, terima kasih Miranda", "sama sama pak" Miranda kemudian beristirahat sejenak, ia tidur bersama pak Rt. melihat pak Rt tertidur pulas, Miranda kemudian membersihkan diri, lalu berpakaian lagi, dan segera  pulang. Misinya sudah selesai, ia berhasil bersetubuh dengan pak Rt, ia juga tak perlu membayar iuran bulanan.

Beberapa hari kemudian, Miranda mengingat kata pak Rt tentang pos kamling. ibu muda itu mempersiapkan dirinya. Suatu malam, ia segera menidurkan Ican. Setelah itu, hampir tengah malam, ia mengunci rumahnya, lalu bergerak menuju pos kamling. "Permisi...", "ooh, mbak Miranda..." tampak Pria dipos kamling itu takjub, ketika melihat Miranda ada didepan pintu, perempuan 22 tahun itu memakai rok pendek dan kaos ketat saja. "Permisi pak Fero, pak Wisnu, boleh masuk?", "s...silahkan..." Miranda masuk dan duduk diantara dua orang pria itu. "kok malam malam keluar neng?", "iya pak, gak bisa tidur", "ooh, kok bisa?", "iya, mungkin karena suami saya udah lama gak dirumah", "aduh kasian kamu" tangan kiri pak Fero merangkul miranda, ia juga mengelus bahu ibu muda itu. "Pak, emang biasanya jaga begini ya?", "iya, tiap malam, tapi gantian kok", "hmm, tapi kan kampung kita sepi, agak jauh juga dari kampung lain", "nah itu, jadinya, kita disini kebanyakan main aja", "ooh, main apa pak?", "main kartu, main catur", "ooh, sekarang kok gak main?", "nunggu satu orang, eh itu dia", "permisi, eeh" tampak seorang Pria masuk, ia lalu duduk juga. "mm... mas Ini siapa?", "saya Farhan", "ooh, orang baru mas?", "baru beberapa hari mbak, tinggal di rumah saudara, lagi kerja didekat sini", "ooh, kenalin mas, saya Miranda" mereka berdua berjabat tangan, Farhan tau Miranda itu tangannya begitu mulus. "hehe, malam malam kok keluar mbak?", "iya gak bisa tidur mas", "mmh, gitu ya", "Farhan, bawa kartunya?", "iya pak, ini tadi udah beli", "wah, bagus kartunya, enak ini dibuat main", "Saya boleh ikut main ndak?", "boleh kok", "hehe, yuk, eh biasanya hukumannya apa?", pak Fero dan Pak Wisnu mulai berfikir nakal, tapi Miranda memang berharap demikian. "Biasanya sih, yang kalah buka baju", "ooh, gitu ya.. ya sudah yuk main" Mereka kemudian mulai bermain kartu.

Permainan pertama dimulai, dan kemudian malah Miranda yang kalah pertama. "Aduh, kalah", "wah, mbak Miranda kurang sering main kartu", " iya mungkin, lanjut deh", "kocok kartunya han", Farhan mengocok kartu yang telah dimainkan, lalu tiba tiba ia takjub, juga Pak Fero dan pak Wisnu. Miranda tiba tiba membuka bajunya, dan ternyata ia tak memakai bh juga. "Loh, kok pada bengong?", "Miranda kok buka baju?", "loh katanya tadi hukumannya buka baju?", "oh iya, hehe, waah, hmmmh" 3 pria itu seketika jadi senang, mereka terpukau melihat buah dada milik Miranda yang bundar nan montok itu. Mereka melanjutkan permainan kartu itu. Beberapa kali bermain, Miranda tak pernah menang, ia jadi terus mempertontonkan buah dadanya. "wah wah, kalah terus mbak Miranda", "aduh iya, hmmh", "udah selesai main kartunya", "yah, jadi Miranda mau dihukum lagi nih?", "looh, iya, soalnya kalah terus", "gitu ya pak? saya musti ngapain? aduh, kok keluar lagi...mmh" 3 pria itu makin kalut, ketika melihat air susu mentes dari puting Miranda. "loh, mbak Miranda itu keluar susunya...", "iya mas Farhan, memang saya lagi menyusui", "wah, ya udah, hukuman pertama kami mau minum susunya mbak Miranda, haha", "gitu ya pak, silahkan pak, saya sambil tiduran tapi ya..." Pak Fero tadi sebenarnya bercanda, tapi Miranda memang sudah kebelet dihisap putingnya. Tentu pak Fero dan pak Wisnu segera mendekati MIranda, lalu mengelus buah dada montok milik Miranda itu. "Waduh, suami kamu udah pernah minum belum?", "sudah pernah pak, tapi karena dia pergi, jadi jarang yang minum, kalau gak dikeluarin jadi sakit, jadi... aahn..." pak Fero melahap puting kiri Miranda, lalu segera dihisapnya, "mm...slruup..mm... mantep nih...mm", "aahn... iya pak, aduh, pak Wisnu..oouh" pak Wisnu juga melahap puting kanan Milik Miranda itu, Miranda sudah mulai melayani dua pria yang menghisap puting susunya. "mmh...ahn...", "slruuup...slruup...mm", "mm...slruup...aah... sedap...mm" Dua pria itu bergerak liar, mulutnya menghisap puting Miranda dengan nakal, tangannya juga bergerilya meremas buah dada milik Miranda itu. Mereka berdua asyik menyedot buah dada, Farhan tampak hanya menjadi penonton, tapi ia kemudian juga mendekat, dan menyaksikan dengan seksama. Beberapa menit beraksi, Pak Fero dan pak Wisnu sudah puas minum susu. "mm... wah... mantep deh...", "iya.. huh asyik", "mmh... makasih bapak bapak, mmh... Miranda mau pulang dulu deh", "loh kok pulang?", "iya pak, udah ngantuk", "hmmh... iya sudah deh", "iya..." Miranda berpakaian lagi, meski sedikit mengantuk, ia masih ingin bersetubuh, jadi ia berfikir jalan lain. "mas Farhan, bisa anterin saya? takut ada apa apa", "wah, siap, yuk deh, permisi pak, haha" Farhan kini berjalan bersama Miranda pergi dari pos kamling itu. "Sial, gak sekalian kita perkosa aja tadi", "haha, mungkin kalau disini dia gak mau, tapi nanti kita coba kerumahnya aja nu", "wah, betul pak Fero, ide cemerlang" Meski mereka tak berhasil menikmati Miranda seluruhnya, mereka punya waktu lain untuk beraksi.

"Aduh mas, Aku lemes nih" Miranda berlagak seperti mau jatuh, tentu Farhan memeganginya. "Aduh, wah wah...", "mas Farhan, gendong dong...", "aduh, iya deh..." Miranda segera digendong oleh Farhan. Buah dada montok tadi kini juga mendarat dipunggung farhan, sembari berjalan, Farhan bisa merasakan kenyalnya buah dada itu. miranda sebenarnya lebih tertarik untuk bersetubuh dengan Farhan, yang memang tampak hampir seusia dengannya, pria itu juga tampan dan cukup berisi tubuhnya. "Mana rumahnya mbak?", "itu itu..." mereka akhirnya sampai dirumah Miranda. "udah sampe mbak", "ini mas kuncinya, bukain dong..." Farhan menurut, ia segera membuka pintu rumah Miranda, mereka masuk, lalu pintu kembali ditutup. Farhan menggendong Miranda sampe kekamarnya. "Sudah mbak, saya pulang dulu ya", "gak mau... mas Farhan tidur sini dong... sama aku..." Farhan sempat bingung, tapi raut wajah memelas milik miranda meruntuhkan tembok dihati Farhan. "Aduh, iya deh...", "hehe, sini sini mas..." Farhan merebahkan tubuhnya disebelah Miranda, tiba tiba Miranda sudah melesat memeluk Farhan. "Aduh, mbak Miranda", "hehe, mas Farhan umurnya berapa sih?", "saya umur 21", "loh, masih muda ya, saya 22", "hehe, iya mbak", "Tapi kok ganteng dan kekar gini sih? hmmh..." Miranda yang centil itu memeluk farhand dengan senangnya. Farhan tampak bingung, tapi ia juga senang, Miranda ternyata begitu menawan. "Udah mari tidur mbak", "gak mau... kita main dulu ya... cup...mm...mmh..." Miranda tiba tiba mencumbu Farhan, tentu lawan mainnya itu takjub. Tapi karena ia tau memang ini waktu yang sudah ditakdirkan untuknya, Farhan siap untuk mengikuti kemauan Miranda itu. Farhan membalas cumbuan Miranda, mereka tampak begitu mesrah, lidah mereka beradu, sembari tubuh mereka makin merapat. "mm...cup..mm... asyik...mm", "mm...cup...mmh" Mereka makin asyik, tak lama Farhan juga berani mengelus dan meremas buah dada milik Miranda, tentu ibu muda itu jadi makin semangat.

"Aahn..mmh... mas Farhan, malem ini puasin aku yah..." Miranda tiba tiba melepas semua pakaiannya, Farhan kini tersenyum lebar, ia juga ikut melepas pakaiannya. "Mbak Miranda, suaminya...", "suamiku pergi jauh, jadi... kamu gantiin dia ya sekarang... aduh tubuh kamu Farhan...mmh" Farhan ternyata memang memiliki tubuh yang atletis, "hehe, maklum mbak, sering ke gym", "uuh... cup...mm...gemes deh...mm..." Miranda menciumi tubuh Kekar milik Farhan, tak lama ibu muda itu ingin kembali buah dadanya dipuaskan. Miranda menunjukan putingnya pada Farhan, "mbak, minta aku isep ya ini?", "iya dong, ayo...mmh...aahn..." Farhan melahap puting Milik Miranda, lalu dihisapnya dengan nikmat, air susu mengalir kedalam mulutnya. "mm...slruup....mm... pantes bapak bapak tadi bisa minum sampai lama, memang nikmat...mmm", "iya dong...ouh... tapi kalau kamu yang Isep, malah makin seru deh...ooh" Farhan tau Miranda sudah terhipnotis padanya, ia jadi akan memuaskan ibu muda itu. "mm...slruup... mbak miranda pasti puas deh... ummh...mm...slruup" Farhan memasukan kedua puting milik Miranda kemulutnya, lalu dihisap bersamaan, Air susu mengalir deras, ia bisa minum puas. Miranda sempat takjub, baru kali ini ada yang bisa menghisap dua putingnya sekaligus, dan rasanya begitu menakjubkan. "Wow, mas Farhan terbaik deh, ooh", "mm...slruup... gini kan cepet kenyang...mm...slruup" buah dada montok itu diremas dan ditarik, bersamaan dengan hisapan maut mulut Farhan pada puting Miranda. Miranda seperti bercinta dengan bintang film porno, karena ia merasa ini adalah adegan terhebat yang ia tau. beberapa menit itu Farhan menghilangkan dahaganya. "mmh...slruup...aah... ", "ouh... gila deh... seru..." Miranda sekarang tiduran dikasur, Farhan sudah sibuk menciumi tubuh ibu muda itu. "cup...mm...cup... mbak miranda, secantik ini kok bisa ditinggal sih... cup...mm", "gak tau, dia sibuk", "hehe, ya udah, aku puasin mbak Miranda", "iya... Aahn...oouh..." Farhan kini sudah mendaratkan kepalanya diselangkangan Miranda, ia menjilati pintu masuk kelubang vagina Miranda, ibu muda itu tau Farhan begitu handal, lidahnya tampak menggeliat dengan terlatih untuk mengurus bibir vagina. "mm...mm...cup... udah basah nih", "aahn... iya, kamu ganteng banget sih, uuh... aahn..." Farhan kini menghisap vagina Miranda, ia juga menjilati dinding vagina milik ibu 22 tahun itu. Paha mulus milik Miranda dielus kedua tangan farhan, sembari lubang diantara pahanya itu sudah sibuk dioral. Miranda tampak benar benar senang, ini memang pengalaman terbaik, sensasi yang ia rasakan jauh berbeda dengan lelaki yang pernah bersetubuh dengannya. Farhan beberapa saat kemudian menghisap vagina Miranda dengan sangat liar, Ibu muda itu sampai bergoyang tak karuan, karena tubuhnya bereaksi dengan kehebatan Farhan. "slruuuup..mm...slruup..mmm", "aah.. Farhan... auh... gila deh... habis itu... oooh", "mm....aah... hehe, gimana mbak?", "luar biasa, ooh...", "ya udah, aku coba langsung aja, siap?" Miranda sudah sedari tadi takjub dengan penis tegak milik Farhan, Sebelum Farhan mengisi vagina Miranda, ibu muda itu tiba tiba duduk lalu langsung mengulum penis tegak itu. "mm...mm...mm...oohm...cup....mmm...", "wah, punyaku terlalu bagus ya?", "mm... mmh... iya, huuh gedenya...mm...mmm..." Miranda terpesona, memang penis milik Farhan jauh lebih besar dari yang lain. beberapa menit diemut, Miranda tampak sudah berhenti, ia merasa vaginanya sudah minta diisi. "mm...aah... Ayo mas, entot aku deh... udah gak tahan...", "hehe, siap mbak...mmh...oooh" Farhan perlahan memasukan penisnya kedalam vagina Miranda itu, sleeb, vagina itu tampak tak bisa melahap seluruh penis Farhan yang besar itu. "Aduh...mmmh... Gede banget... rasanya...ooouh!" Farhan memutar pinggulnya, penisnya jadi menggesek dinding vagina Miranda, Farhan sedang menikmati dinding vagina hangat itu. "uuh... angetnya... juga nikmat banget...ooh", "Farhan..mmh... ooh...ahn..." Farhan mulai beraksi, ia bergerak perlahan, menusuk memek basah itu, Miranda tampak tak bisa menutup mulutnya yang terus mendesah, memang Farhan lawan main yang hebat. "Gila banget... ouh... mmh... sssh...uuh...", "ooh... Sini mbak, aku gendong lagi..." Farhan mengangkat tubuh Miranda, dan kini Farhan tinggal melihat tubuh indah Miranda itu melompat lompat, penis tegak milik pria 21 tahun itu tetap mempenetrasi vagina Miranda. "ooh... ah...ah...ah... Asyiknya...Aahn" Miranda benar benar takjub, kini tubuhnya jadi melompat lompat diatas penis Farhan yang besar itu. buah dada montoknya berayun bebas, Miranda membuat Farhan melihat pertunjukan terindah. Air susu juga tampak menetes keluar dari puting Miranda, membasahi tubuh mereka berdua. "ooh... ngentot sambil mandi susu nih... asyik...ooh", "iya mas, mmh... luar biasa...aahn..."  Beberapa menit kemudian, Farhan mencoba gaya baru, ia turunkan Miranda, ia balikan tubuh mulusnya itu. Kini Farhan menyodok vagina Miranda dari belakang, penis besar itu membuat Miranda kembali mendesah. Posisi doggy style itu memang sudah ingin dipraktekan oleh Miranda. "Wow, asyik nih...aahn...mmh...ouh...nnggh" Miranda menahan buah dadanya dikasur, sembari bokongnya menjulang tinggi, dan vaginanya terus digesek, maju mundur penis besar milik Farhan mempenetrasi vagina ibu muda itu. "ooh... mbak Miranda pasti puas, aku sodok sampe lemas...mmh" Farhan benar benar menyodok vagina Miranda terus, tubuh ibu muda itu bergoyang maju mundur, seiring dengan sodokan maut dari penis Farhan. beberapa menit itu mereka sangat senang, mereka bersetubuh dengan pasangan yang tepat, cantik dan tampan, seksi dan kekar. Miranda menyadari ia sampai jatuh cinta pada Farhan itu. "ooh... mmh...aahn..." beberapa saat itu mereka kini sudah kembali dikasur, Farhan kini ada diatas tubuh Miranda. "ooh... mbak, kalau aku udah mau keluar, harus dicabut ya?", "gak usah, isi didalam, aku mau spermamu... ayo...mmmh...aaahn!" Farhan mempercepat tusukannya, penisnya bergerak maju mundur seperti diesel. Tak lama farhan sudah benar benar puas. Crooot croot crooot, Sperma Farhan mengisi penuh vagina Miranda itu. "ah...ah...aahn...mmh...ooh.. Luar biasa", "uuh... mmh... makasih mbak miranda", "iya Farhan sayang... kamu yang terbaik, cup...mm... hehe" Farhan dan Miranda tampak benar benar puas, mereka telah bersetubuh dengan begitu asyik. Mereka kemudian tidur dengan senyuman.


Beberapa hari selanjutnya, disuatu pagi, Pak Fero dan Pak Wisnu sudah ada didepan rumah Miranda. Mereka sempat memanggil namun miranda tak muncul juga. "kok gak keluar dia nu?", "udah, masuk aja deh" mereka berdua mencoba membuka pintu, ternyata tak dikunci. Segera mereka masuk kerumah itu. Mereka tak melihat sosok Miranda yang menggoda itu. Tiba tiba ada Ican tampak keluar dari kamar, setelah melihat Pak Fero dan pak Wisnu bocah 2 tahun itu kembali kekamar. Tak lama Terdengar suara Miranda. "Pak Fero, pak Wisnu...", "iya mbak", "saya lagi ganti baju... bentar ya...", "oh iya... mereka berdua kemudian memilih duduk diruang tamu. Pak Fero tampak tertarik mengintip Miranda, ia berdiri lalu mengendap endap menuju kamar Miranda itu. Pintunya tak ditutup rapat, ketika dilihat, Pak Fero melihat Miranda sudah memakai celana dalam, dan mencoba memakai celana pendek, begitu saja pak Fero sudah terangsang, ya memang ia melihat buah dada montok milik Miranda itu. Miranda kemudian mengambil, tanktopnya, lalu dicoba dipakai. melihat itu pak Fero tau Miranda tidak memakai bh, pria itu memilih menemui pak Wisnu diruang tamu.


"maaf pak menunggu lama...", "hehe, gak papa kok mbak miranda", "hehe, ada apa pak tumben mampir?" Dua pria itu sudah sibuk melirik belahan dada milik Miranda. "Oh, itu... anu, mbak miranda dirumah aja kan ya biasanya?", "iya pak Fero", "kami mau minta tolong", "minta tolong apa pak?", "besok kan hari sabtu, biasanya anak saya ada les", "anak saya juga mbak", "ooh, anaknya pak Fero dan anaknya pak Wisnu ada les, terus?", "naah, guru lesnya lagi sakit", "jadi, kalau sementara diajari mbak Miranda aja gimana?", "aduh, gimana ya pak? saya orangnya agak lambat mikirnya..." Miranda berlagak seperti orang linglung, pak Fero dan pak Wisnu sebenarnya tertipu, tapi mereka tak ada jalan lain, "ya... kami percaya sama mbak Miranda kok, pasti bisa", "ooh, gitu ya pak, iya pak, gak papa deh", "iya, makasih loh mbak", "iya, hehe, mm... pak, saya boleh minta tolong?", "minta tolong apa mbak Miranda?", "nn... itu pak, saya mau ambil barang diatas lemari itu, tapi gak bisa", "ooh, yang itu?", "iya pak, tinggi kan ya..." memang ada sebuah lemari didekat ruang tamu itu, lalu ada kardus diatasnya. "ooh, ya sudah mari mbak" mereka berdiri, lalu mendekati lemari itu. Miranda berlagak bingung, sedang dua pria tadi sudah mulai senyam senyum. "gimana ya pak?", "gini aja, mbak Miranda saya angkat", "ooh, coba deh pak" Pak Fero tiba tiba mendekati Miranda, lalu memegang pinggulnya, dicobanya diangkat, tapi miranda terlihat bingung. "aduh, gimana pak?", "saya bantu juga deh" pak Wisnu mendekat juga, namun pria itu malah menahan buah dada montok milik Miranda dengan tangannya. Miranda sudah tersenyum, ia tau dua pria itu sudah ingin memperkosanya. "Wah, hampir sampai pak, kurang dikit...", "saya angkat yang ini aja..." Pak Fero memegang bokong montok Miranda, lalu diangkat, dan cewek itu bisa mengambil kardus diatas lemari itu. Meski begitu, Miranda berfikir untuk berakting, ia malah menghindar dari dua pria itu saat turun, jadi ia tampak terjatuh, Bruuk, kardus itu jatuh kelantai, meski Miranda tampak jatuh karena dibuat buat. "Aduuh, uuh...", "mbak Miranda gak papa?", "aduh, sakit pak...hmmh... tolong angkat kekamar dong pak" dua pria itu dengan cekatan mengangkat miranda kekamar, lalu direbahkan dikasur.

miranda mulai beraksi, ia lihat dua pria itu sudah fokus dan terangsang. "sakitnya dimana mbak?", "aduh... semuanya pak, aduh gimana ini?", "yang ini sakit mbak?" Pak Fero tiba tiba mendekat dan mengelus kaki Miranda, pak Wisnu tak mau kalah, ia mendekat dan memijat tangan Miranda. "gimana mbak?", "mmh... gitu pak, masih sakit yang lain..." Pak Fero makin nakal, tangannya naik, kini pria itu mengelus dan memijat paha mulus milik Miranda. "yang ini?", "nah itu pak...mmmh...", pak Wisnu sudah sibuk mengelus bahu miranda, pria itu sudah sibuk melirik isi tanktop miranda. "udah enakan mbak?", "masih belum pak, aduh, ini dalem baju kok ada yang sakit?", "d...dilepas aja, biar kami cek", "hmmh... iya..." miranda melepas tanktopnya, buah dadanya yang montok itu terlihat jelas dimata pak Fero dan pak Wisnu. Puting milik Miranda tampak mengeras, "mungkin itu yang sakit mbak?", "mana pak? oh putingku jadi gitu ya?", "mungkin... minta dihisap mbak", "iya mungkin pak, tadi jatuh duluan kelantai, bapak bapak tolong isep puting Miranda...", "siap...mm...mm...slruup...mmm", "cup....mm...mmm...slruuup" pak Fero dan pak Wisnu sudah langsung menyedot puting Miranda, mereka sudah asyik meminum air susu dari buah dada montok milik Miranda itu. "Aaahn... mmmh...", "mm...slruup... enak kan mbak...mm", "mmh... iya pak, kok enak ya?", "mm...slruup....mm, mungkin makin lama makin enak mbak", Sembari asyik minum susu, pak Fero masih mengelus paha dan bagian tubuh lain milik Miranda, sedang pak Wisnu sudah meremas buah dada montok milik Miranda itu. "uuh...mm... udah gak sakit pak...", "mmm... kami masih mau minum mbak", "ooh, iya deh pak, tolong ya...aahn..." Miranda sadar mulut dua pria itu mengeyot putingnya dengan liar, rasa gelinya tak tanggung tanggung, dua pria itu memang sering menikmati puting istrinya masing masing. Beberapa menit itu Miranda hanya bisa tiduran, ketika lagi lagi pak Fero dan pak Wisnu meminum air susu dari putingnya yang kenyal.

"aahn...mmh... pak, aduh... ada yang gatel...", "slruup...mm... dimana yang gatel mbak?", "itu pak, dalam celanaku..." pak Fero secepat kilat berpindah dan membuka celana Miranda, juga celana dalam ibu muda itu. "Disini yang geli mbak?", "aahn...mmh... iya pak..." Pak Fero sudah memasukan jarinya mengorek orek lubang diselangkangan Miranda. dinding vagina milik Miranda sudah basah, "Basah mbak, jadi gatel", "ooh...mmh... iya...aahn.." pak Fero malah mempercepat gerakan jarinya, Miranda mengerang keenakan. "mm...sluuurpp...mm" pak Wisnu tak melirik Pak Fero, pria itu sibuk minum susu, memang rasanya yang nikmat itu membuatnya ketagihan. "Aahn...nnh... oouh...", "aduh, nanti airnya itu netes kekasur mbak", "aahn... terus gimana pak...ouh", "biar saya minum...ommh...cup...mm...mm...slruup" pak Fero kini minum lagi, tapi ia minum cairan divagina Miranda. ibu muda yang tubuhnya dihisap dibagian sensitifnya itu jadi bergoyang goyang, tubuhnya bereaksi, ia juga mendesah terus. "aahn...mmh... pak...itu...uuuh...nnh...", "mm..slruup...aah... mbak Miranda gak haus?", "dikit sih pak...mmh", "sini saya kasih minum...cup...mm...mm..." pak Wisnu tiba tiba mencumbu Miranda, wanita itu tau pasti pak Wisnu ingin liurnya diadu, Miranda menerima tantangan itu, ia beradu lidah dengan pak Wisnu, sembari liur mereka tercampur. Miranda kini melayani dua pria itu, ibu muda itu benar benar ketagihan seks.

beberapa kemudian Miranda merasa ada yang masuk divaginanya, ia tau itu pasti penis pak Fero."mmm...aaah! pak Fero...mmh", pak Fero tak menghiraukan Miranda, pria itu sudah sibuk menusuk vagina Miranda. Penisnya yang tegak dan berdenyut mempenetrasi vagina Miranda dengan asyiknya. Pak Wisnu kini melihat miranda terengah engah karena digenjot vaginanya oleh pak Fero. Pak Wisnu tak mau kalah, ia membuka celananya, lalu menaruh penisnya dibelahan dada Miranda, lalu buah dada montok itu digencet ketengah, penis pak Wisnu jadi diselimuti gunung kembar kenyal, yang terus digesek gesek. "Aaahn... pak...auh..mmh...nngh..." Miranda sadar dua pria itu benar benar sudah ingin memperkosanya sejak bertemu dipos kamling dulu. Kini Miranda mendapati ia sedang ngeseks threesome dikamarnya. Buah dada montok itu diremas dan digencet ketengah, puting susunya menyemburkan air susu, membasahi buah dada Miranda, juga penis pak Wisnu. "wah, liat mbak, gunung meletus, hehe" Miranda hanya bisa mendesah dengan nafas yang terengah engah, karena tubuhnya terus digenjot. pak Fero tampak tanpa henti menusuk vagina Miranda itu, ia tampak benar benar gembira. Dua pria itu bergerak layaknya naik kuda, namun yang mereka tumpangi adalah Miranda, dan mereka juga menusukan penisnya, maju mundur membuat tubuh Miranda bergoyang. "aahn..mmh... aah...ah...aahn... auh..uuh...nnggh" miranda terus mendesah, ia tak berfikir dua pria itu memperkosanya dengan begitu nikmat. Beberapa menit terus berjalan, Miranda tak bisa beranjak, tubuhnya terus digenjot oleh pak Fero dan pak Wisnu.

"ooh...mmh... asyik banget... aduh...uuh", Crooot croot croot pak Fero menyemburkan spermanya mengisi vagina Miranda itu. "Aahn! mmh..." Pak Fero mencabut penisnya, lalu pria itu bersandar ditembok dekat kasur. Pak Wisnu melihat hal itu tiba tiba berpindah, ia mengisi vagina Miranda lagi. "oooh... mantepp...", "pak...aahn...auuh...emmh" Pak Wisnu menggenjot dengan cepat vagina Miranda itu, sembari merapatkan tubuhnya pada Miranda. Tak lama beraksi, pak Wisnu memang ingin mengisi vagina Miranda itu juga, Croot croot croot, pak Wisnu mengisi vagina Miranda yang sudah terisi, ketika pria itu mencabut penisnya dari lubang itu, Sperma mengalir deras dari dalam. "ah...ah...ah...nnnnnh...uuuh...aahn..." Miranda tubuhnya menggelinjang, ia tak merasa sperma yang mengalir dari vaginanya itu begitu geli melewati vaginanya. Beberapa menit setelah istirahat, Miranda tak dibiarkan diam, pak Fero dan pak Wisnu ternyata mulai menyetubuhi ibu muda itu lagi. "Aahn...auh...", "masih ada isinya punya saya mbak, saya keluarin juga aja, haha" Pak Wisnu kembali menyodok vagina Miranda itu, sleeb sleeb sleeb, Miranda hanya bisa mengikuti dan menikmati. Beberapa menit kemudian ganti pak Fero yang beraksi, Kini tapi Pria itu menyodokan penisnya dalam vagina Miranda sambil merangkul Erat ibu muda itu, "biar gak goyang toketnya dijepit gini mbak, uuuh.... hehe..." Pak Fero dan Pak Wisnu benar benar senang, nikmat memang rasanya menyetubuhi ibu muda montok nan segar untuk diminum air susunya. Crooot crooot croot, beberapa menit kemudian mereka berdua klimaks, membasahi tubuh Miranda. pak Fero dan pak Wisnu kemudian berpakaian, lalu mereka pamit pada Miranda yang masih lemas. Miranda sempat istirahat, setelah itu ibu muda itu mencari Ican, ternyata sudah tidur, Miranda sampai lupa untuk menyusui anaknya, tapi ia bisa memberinya nanti. Miranda segera mandi, memang hari itu ia bersetubuh dengan pak Fero dan pak Wisnu yang membuatnya makin ketagihan seks.
 
 
== =============================================

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Seks: Bocah Nyusu Plus Ngentot Efni

Mama Gitu Dehh 1 - 5

Tukang Kebun yang Menggarap Memekku