Istriku di ikuasai Bosku 4-8A

4) DI HOTEL

Di bandara, jack menyewa mobil dan menyuruhku menyetir ke hotel. Dia dan cindy duduk dibelakang. Berciuman dan entah apa lagi yang mereka lakukan, aku tidak bisa melihat dikarenakan gelap.

setelah sampai di hotel, jack menuju ke resepsionis dan mengambil kunci kamar. Dia menyuruh kami mengikutinya. "mana kunci kamar kami,pak?" tanyaku.

"saya Cuma booking satu kamar. Penghematan. Ingat, ini gara-gara biaya operasi untuk anakmu"

jadi kami segera masuk ke kamar "kita" dengan dua kasur ukuran double. Kulihat tirai jendela kamar masih terbuka dan segera kututup, tetapi jack membukanya lagi.

"cindy," kata jack. "silakan kalau mau mandi dulu?"

Cindy membuka koper dan mengeluarkan dasternya kemudian menuju ke kamar mandi.

"Jangan ditutup pintunya," perintah jack.

Cindy menutup pintunya separuh tetapi dari pantulan cermin dikamar mandi dan di meja kamar kelihatan apa yang dilakukan cindy di dalam kamar mandi. Ketika dia mulai membuka bajunya satu persatu, berdiri telanjang, dan membungkuk untuk menyalakan air di shower. Kamar mandinya ada bathtub sekaligus shower diatasnya.

Ketika cindy masuk ke tempat shower dan menutup tirainya, Jack segera menyusul masuk ke kamar mandi. Kulihat dia cepat cepat membuka bajunya dan kudengar keterkejutan cindy ketika dia lihat jack ikut masuk ke shower.

Jack membiarkan tirai showernya tetap terbuka ketika dia masuk tadi. Jadi aku bisa melihat apa yang sedang terjadi didalam shower antara bosku dan istriku. Pertama jack berdiri dibelakang cindy, meraih kedepan dan menggosokkan sabun ke permukaan payudaranya. Kemudian turun ke vaginanya dan menyabuninya sambil menggesek-gesek belahan pantat istriku dengan penisnya yang sudah berdiri.

Cindy kemudian berbalik dan jack menyabuni pantatnya dan kakinya. Setelah itu gantian cindy yang menyabuni seluruh tubuh jack. Kulihat dia berlama lama menyabuni dan menggosok penis jack.

Mereka mulai berciuman lagi. Aku hanya berdiri diluar melihat melalui tirai yang terbuka sambil sesekali mengelus selangkanganku.

Mereka mulai bercumbu dan saling menggerayangi badan masing-masing dibawah siraman shower. Kemudian cindy berlutut dan memaju mundurkan kepalanya mengulum penis jack.

cindy kemudian berdiri, meletakkan kedua tangannya di dinding persis dibawah kran shower. Jack berdiri dibelakangnya, menusukkan penisnya, dan menggenjotnya sambil memainkan payudaranya yang membusung.

selanjutnya, cindy berbalik menghadap jack dan meletakkan satu kakinya di pinggiran bathtub sehingga memudahkan jack memasuki vaginanya. Jack segera memompa cindy dan kulihat cindy ikut mengoyangkan pantatnya. Suara lenguhan cindy bergema didalam kamar mandi. Tak lama, mereka mencapai orgasme sambil mengerang keras-keras, dan sekali lagi saling menyabuni tubuh masing-masing sampai bersih.

Jack yang pertama keluar dari kamar mandi mengenakan handuk yang dililit dipinggangnya. Dia segera membuka kopernya dan kulihat dia mengeluarkan sesuatu yang kelihatan seperti pakaian dalam berwarna. Dia memilih satu set bh dan celana dalam dan memberikannya ke cindy.

"ini," bilangnya. "saya sudah belikan khusus buatmu. Saya tahu ukuranmu waktu saya periksa isi lemari dirumahmu waktu itu."

Kami melihat cindy terpaksa memakainya di dalam kamar mandi. Tapi setelah itu dia tidak mau keluar. "itu tirai jendelanya belum ditutup?"

"tidak apa-apa, Cindy sayang," jawab Jack. Ayo keluar ."

Cindy melangkah keluar dari kamar mandi. Yang menutupi tubuhnya hanya celana dalam berwarna pink dan bh yang transparan. Bhnya menyangga payudara cindy hingga kelihatan terangkat, tapi cupnya sangat transparan. Areolanya yang hitam bisa terlihat dan belahan dadanya menonjol keatas.

Celana dalamnya sendiri yang model thong dan transparan juga di daerah selangkangan. Setelah kuperhatikan, rambut kemaluan cindy sudah dipotong pendek dibanding waktu kejadian dirumah apalagi dibanding waktu peristiwa di kantor, dimana waktu itu masih alami. Thongnya pun mini sekali, hanya berbentuk segitiga kecil sehingga rambut kemaluan cindy sesekali menyembul keluar.

Aku terkesima sedangkan Jack bersemangat, "astaga, kamu seksi sekali!" Cindy hanya berdiri diam, tangan disamping dan kepalanya menunduk.

"saya mau sisiran dulu?" tanya cindy.

"Silahkan. Nyisir di kaca depan jendela saja." Memang ada kaca persis di pojokan dekat jendela. Kelihatannya Jack menginginkan istriku memamerkan tubuhnya.

Aku memandang keluar jendela. Hotel itu sendiri berbentuk L sehingga aku juga bisa melihat kamar-kamar lain diluar. Banyak kamar-kamar yang gelap, kemungkinan kosong berarti keberuntungan istriku tetapi ada beberapa yang lampunya menyala. Tetapi kulihat tidak jauh tepat searah kamar kami ada bangunan kondo tersendiri. Aku bisa melihat ada beberapa orang disana, dan kalau aku bisa melihat mereka berarti mereka juga bisa melihat kami.

Sementara Cindy mengeringkan rambut dan menyisir rambutnya, Jack menghubungi room service dan memesan makanan.

Kuperhatikan istriku. Bongkahan pantatnya kelihatan sekal, apalagi hanya memakai thong, itupun bagian belakang yang hanya berupa tali kecil menyelinap di belahan pantat istriku semakin menonjolkan pantatnya. Keperhatikan ada beberapa pria yang mulai melirik-lirik kekamar kami. Ada yang masuk kekamar dan memadamkan lampu kamarnya tetapi kulihat mengintip dari balik tirai kamarnya. Setelah Jack selesai memesan makanan, dia duduk santai diranjang dan memerintahkan cindy menyisir menghadap ke jendela. Kemudian berbalik untuk mempertontonkan pantatnya yang hampir telanjang.

Kemudian terdengar ketukan di pintu. "buka pintunya, Cindy," perintah Jack. "pasti room service. Suruh masuk dan sambut dia."

Cindy bergerak menuju pintu dan mengintip sedikit. Seorang pria yang masih muda berdiri didepan pintu. "Room Service," katanya sambil membawa kereta dorong berisi makanan.

Cindy, seperti diperintahkan kemudian membuka pintu lebar-lebar dan berdiri tepat di pintu tidak berusaha menyembunyikan tubuhnya. Kulihat mata pria tersebut melotot melihat tubuh cindy yang hampir telanjang hanya mengenakan bh dan celana dalam pink yang transparan. Cindy mempersilakan masuk, dan pria tersebut memanfaatkan waktunya dengan berlambat-lambat meletakkan makanan di meja. Cindy menempatkan diri tepat disampingnya menjadikan tubuhnya jadi santapan mata pria tersebut. Kulihat putingnya mengeras dan kelihatan menonjol di bhnya yang tipis dan dia sesekali membenarkan posisi thongnya yang melorot yang membuat rambut kemaluannya menyembul dari atas. Jack pun ikut berlama-lama memberi tip ke room boy tersebut.

setelah room boy keluar, kami mulai makan dengan cindy tetap hanya memakai "penutup tubuh" tersebut. Ketika kami selesai makan, Jack menyuruhku menaruh piring kotor di luar kamar . ketika itu, Kulihat semakin banyak yang memerhatikan kamar kami.

"Cindy," bilang Jack, "Kamu kelihatannya jadi perhatian orang-orang disana, yang lagi ada acara. Kami melihat lewat jendela dan memang sedang ada acara dibangunan kondo sana, pria dan wanita melihat kearah kami, kuyakin mereka memandangi Cindy yang hanya memakai bh dan cd.

"Sekalian kasih lihat mereka" kata Jack. "Jangan tanggung-tanggung. Buka bhnya."

Cindy menatapku dan kelihatan ragu-ragu. Di pikiranku ku ulang-ulang kata-kata mujarab "Ini demi Kiki."

Cindy pasti berpikiran sama, karena dia kemudian melihat ke kaca lagi dan menurunkan tali bhnya. Kemudian dia membuka pengait bhnya yang terletak didepan, melepas bhnya dan menjatuhkannya dilantai membuat payudaranya bebas menggantung.

"Sambil digoyang-goyang sedikit," perintah Jack. Cindy menggoyangkan dadanya dan payudaranya terguncang-guncang kesana kemari. Ketika Jack berkata, "Sekarang hadap ke jendela ,"Cindy bergeser menghadap jendela sambil tetap mengguncang payudaranya. Aku tidak tahu berapa orang yang melihat istriku telanjang dada, tapi kelihatan banyak yang menunjuk-nunjuk ke arah kamar kami.

"Sekarang celana dalamnya,"kata Jack. Cindy berbalik menghadap kami dan mulai menurunkan thongnya. Tubuhnya kelihatan seksi ketika dia membungkuk untuk mengambil celana dalamnya dan melemparnya kesamping.

"Goyang pantatmu," perintah Jack. Cindy menggoyangkan pantatnya mempertontonkan kepada orang-orang di bangunan seberang, kemudian kearah aku dan Jack. Bongkahan pantat dan payudaranya terguncang2 kesana kemari.

"Lihat ke kaca, dan pegang payudaramu," kata Jack. Cindy menghadap kaca dan dengan kedua tangannya memegang dan mengangkat kedua payudaranya yang besar.

"Jilat putingnya." Aku tidak yakin banyak wanita yang payudaranya cukup besar sehingga bisa mengangkat putingnya menyentuh bibir, tapi ternyata Cindy bisa,Walaupun aku belum pernah melihat dia melakukannya sebelumnya. Sekarang dia menurunkan bibirnya dan mengangkat payudara kanannya sehingga lidahnya bisa menjilati areola dan putingnya.

"Ooh, sexy!" bilang Jack. "Sekarang gantian hisap puting kirinya." Cindy melakukan apa yang diperintah dan memasukkan seluruh putingnya kedalam mulut. "Hisap keras-keras"

Cindy bergantian menghisap putingnya sementara aku, Jack, dan orang-orang entah dikamar atau banguna lain menontonnya.

Setelah dirasa cukup, Jack menyuruh Cindy mematikan lampu kamar. Tetapi lampu luar dan lampu kamar mandi masih menyala. Aku duduk di kasur yang dekat pintu dan Jack yang dekat jendela. "Ayo kesini, Cindy,"kata Jack. Jack membuka handuknya dan berbaring dikasur. Kulihat penis Jack sudah tegak berdiri.

Istriku yang telanjang segera naik ke kasur sesuai perintah bosku. Cindy ikut berbaring dan mengocok penis Jack sambil mereka bercumbu dan Jack memainkan payudara Cindy.

Aku juga ikut berbaring kemudian berselimut. Aku dikasur sendiri sementara didekatku istriku dan bosku seranjang. Tetapi kurasakan penisku juga tegang kemudian kulepas semua pakaianku dibawah selimut.

Cindy bergerak turun dan menghisap penis Jack . suara sruputannya terdengar jelas didalam kamar. Kemudian Jack menyuruh Cindy berbaring. Jack berpindah ke selangkangan Cindy dan mulai menjilati vagina Cindy. Kulihat tubuuh Cindy mulai menggelinjang membuat payudaranya berguncang-guncang. Diluar kullihat orang-orang di acara melihatnya dan banyak pergerakan di kamar-kamar yang sengaja digelapkan. Bahkan beberapa orang yang lewat terang-terangan mengintip jendela kamar kami.

Jack kemudian naik ketubuh Cindy dan memasukkan penisnya ke vagina Cindy. Cindy ikut aktif melingkarkan kakinya disekeliling tubuh Jack dan mmeluk Jack. Jack menggenjot Cindy pelan-pelan, memutar pinggulnya, membuat Cindy mendesah-desah kenakan.

Aku tak tahan melihat persetubuhan itu dan mendengar desahan istriku. Kupegang penisku dan mulai mengocoknya dibawah selimut. Kucoba agar tidak kentara.

Jack mulai mengenjot semakin cepat. Kudengar suara selangkangan mereka beradu. Cindy memeluk Jack semakin erat dan mulai mengerang "Uhh! "Huhh!"

Persetubuhan itu semakin liar.Kulihat tubuh Jack dan Cindy memantul naik turun diatas kasur yang empuk, bahkan kasurnya pun ikut bergoyang.

Cindy kelihatan mulai menuju puncak kenikmatan. Kepalanya mengeleng kekanan kekiri, badannya berkelojotan. Tangannya meremas seprai kencang-kencang. Mereka tidak peduli aku ada disana melihat mereka dan memainkan penisku sendiri.

Cindy mengerang dan mendesah. "OOHHHHH! aww!"

Jack memompa istriku dengan cepat, memasukkan penisnya dengan kasar ke dalam vagina istriku. "Slap slap slap slap!"

Cindy tidak bisa menahan kenikmatan itu dan menjerit lirih. "UHHHHGGGH! OOOOHHHHHH!"

Aku pun tidak tahan dan keluar . Penisku mengeluarkan semprotan demi semprotan ke seprai.

Kemudian Jack pun keluar dan menjatuhkan badannya diatas Cindy. kudengar nafas mereka memburu.

Aku segera kembali berbaring pura-pura tidur. Jack melepaskan tubuhnya dari Cindy dan berbaring disebelahnya. Jelas sekali dia berkuasa atas istriku.

Jack kemudian berdiri menutup tirai dan kembali kekasur. Kulihat mereka berdua tidur berpelukan. Aku merasa lelah baik secara fisik maupun mental. Akupun tertidur sendirian.

aku terbangun mendengar suara berisik. Hari masih gelap. Kulihat kasur disebelahku dan dikeremangan dengan cahaya dari kamar mandi kulihat tubuh Cindy diatas tubuh Jack. Cindy menaiki Jack dan mereka kembali bersetubuh. Sekarang kelihatan Cindy yang lebih aktif, sambil mencondongkan tubuhnya kedepan bertumpu pada kedua kedua tangannya, Cindy menaik turunkan pinggulnya dan menggoyangnya. Dengan badannya yang condong kedepan payudaranya tepat menggantung di wajah Jack. Jack menaikkan tubuhnya sedikit dan melumat kedua payudara tersebut.

Aku memainkan penisku yang ikut mengeras lagi. Kudengar setiap erangan dan rintihan membayangkan apa yang mereka berdua rasakan. Kemudian tak lama Cindy orgasme lagi, Jack menyusul dan aku pun keluar. Aku pun tertidur lagi.

Kira-kira satu jam kemudian, aku bangun. Kulihat Cindy bertumpu di kedua tangan dan kakinya dan Jack menggenjotnya dari belakang. Cindy tidak pernah mau bercinta denganku dalam gaya doggy style. Tapi sekarang dengan perannya sebagai budak seks yang dikuasai tuannya dia terpaksa melakukannya. "Tuannya" menyetubuhinya sambil menampar-nampar pantatnya. Bongkahan pantatnya terguncang-guncang dan payudaranya yang menggantung bergoyang-goyang. Kepalanya menunduk dan rambutnya terurai menutupi sebagian wajahnya. Kulihat dia mendesah tetapi juga sambil menangis. Aku tidak bisa menebak apa yang dirasakannya. Cindy kudengar mengerang, mendesah tetapi sesekali kudengar isakannya. Tetapi tak lama Cindy mengejan, mendesah, dan orgasme. Kemudian Jack orgasme.

Aku "keluar".

5) DI PANTAI

Aku bangun dan melihat Jack keluar dari kamar mandi dan berpakaian. Hari sudah terang.

Kutoleh Cindy. Dia masih telanjang didalam selimut dikasur sebelahku. Dia sudah bangun dan sedang menatap Jack.

"Saya ada rapat," ujarnya. "Saya kembali kira-kira dua jam lagi. Kalian berdua istirahat dulu. Nanti kalau saya sudah kembali kita jalan-jalan ke pantai."

Setelah Jack keluar kamar, kutatap Cindy dan dia balas menatapku dengan raut muka malu, menyesal, sedih jadi satu. Kemudian dia memunggungiku dan tidur kembali. Sejam kemudian, aku naik kekasurnya. Aku ikut berbaring telanjang disebelahnya, di ranjang yang telah ternoda dimana dia telah bersetubuh dengan lelaki lain.

"Bagaimana perasaanmu?" Aku bertanya.

"Bagaimana kira-kira perasaanku? Aku merasa sangat malu,kotor,terhina," jawab Cindy.

Perasaanku campur aduk. Aku juga ikut merasa tersakiti. Dan aku juga merasa malu dan marah karena laki-laki lain bisa membuat istriku orgasme dengan mudahnya dan berkali-kali. terlebih aku juga ingin menggaulinya. Melihat istriku "dipake" orang lain membuatku terangsang. Tapi tentu saja aku tidak bisa bilang mengenai hal itu kepadanya.

"Sampai kapan dia memaksaku melakukan hal seperti ini?" tanya Cindy.

"aku tak tahu,"kataku. "Tapi kita sudah booking tiket pulang malam ini. Kurasa dia sudah tidak akan melakukan apa-apa lagi sampai kita pulang nanti."

Cindy menangis dan segera tertidur kembali.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Jack kembali tepat sebelum pukul 11 waktu setempat. Aku dan Cindy sudah selesai mandi. Karena jack sudah bilang kalau kita akan pergi ke pantai, kami sudah memakai baju renang kami dilapisi dengan kaos dan celana . Terlebih Cindy tidak ingin kelihatan menggoda ketika Jack kembali.

Jack menyuruh kami berkemas dan checkout dari hotel. Sambil berjalan keparkiran, aku berpikir berapa banyak orang dihotel ini yang melihat istriku telanjang dan berhubungan intim tadi malam.

Jack berlaku biasa-biasa saja, bahkan dia yanag menyupiri sendiri mobil kami. Setelah sampai, kami membawa alas masing-masing dan berjalan dari parkiran menuju pantai. Kulihat pantainya tidak ramai, walaupun cuaca mendukung, hangat dengan angin sepoi-sepoi.

Kemudian kulihat papan penunjuk. Disitu tertulis , "PANTAI PRIVAT. KHUSUS GOLONGAN TERTENTU."

Cindy juga melihatnya. "Golongan tertentu?"

"Pantai nudis," jawab Jack. Disini boleh tidak memakai pakaian. Tentu saja Niko dan Aku tetap berpakaian tapi kamu harus berlaku seperti kaum nudis, Carol."

Cindy terkejut. "Tidak mau! Kenapa?"

Jack hanya memandang dengan tegas, dan Cindy langsung terdiam, mengerti bahwa tidak ada gunanya membantah orang yang memegang hidup anak kami.

"Ayo, Cindy, buka baju," perintah Jack.

Aku memandang sekeliling. Hanya ada satu-dua orang berjalan-jalan di pantai, tapi ada beberapa orang yang berbaring diatas alas dan kursi menikmati matahari. Walaupun berpakaian minim tapi tidak ada yang benar-benar telanjang bulat. Cindy gemetaran tapi segera meletakkan alasnya, dan melepaskan kausnya. Kemudian dia membuka resleting dan melepaskan celana 3/4nya memperlihatkan baju renangnya yang one-piece berwarna hitam yang rencananya akan dipakai.
Setelah terdiam sebentar, Cindy melepas resleting baju renangnya membuat payudaranya menyembul keluar. Kemudian membungkuk sedikit mendorong baju renangya turun ke kakinya.

Tubuhnya yang bugil sudah berulangkali dipertontonkan dihadapan Aku dan Jack. Tapi tetap membuat penisku mengeras melihatnya telanjang bulat di siang hari bolong dengan banyak orang yang tidak kami kenal memandang kearahnya.

"Ok, Cindy, kamu kelihatan mempesona! Ayo kita berjalan-jalan."

"Mau kemana kita, pak?" Tanyaku.

"Sekedar jalan-jalan di sepanjang pantai kira-kira setengah kiloan. Saya ada janji dengan beberapa orang disana."

Aku tidak bertanya siapa orang tersebut. Aku kenal betul Jack, kalau dia mau kita tahu siapa mereka dia pasti memberitahu. Yang menjadi permasalahan sekarang adalah istriku sekarang bugil dan kita harus berjalan lumayan jauh.

"Kamu jalan didepan, Cindy," perintah Jack. "kami tepat dibelakangmu."

Cindy mulai berjalan disepanjang pantai telanjang bulat. Jack dan aku mengikutinya kira-kira lima meter dibelakangnya. Jack seakan-akan berpura-pura kita tidak bersama-sama Cindy. Kulihat istriku dengan prihatin. Ketika dia berjalan, kedua bongkahan pantatnya naik dan turun dengan indahnya berbarengan dengan pinggulnya yang bergoyang kiri kanan. Walaupun badannya sudah kurang kencang tapi masih kelihatan sekal dan montok. Kupikir dia masih kelihatan seksi sekali dan penisku mulai berdiri.

Jack juga memperhatikan Cindy. tapi selain memperhatikan istriku yang telanjang, kami juga melihat-lihat sekeliling. Kebanyakan masih mengenakan sesuatu walaupun minim, kecuali beberapa orangtua. Berkali-kali ada orang yang menuju kearah kami dari depan, entah kebetulan ataukah sengaja. Setiap berhadapan mereka memelototi selangkangan istriku yang dihiasi bulu kemaluan yang tipis dan payudaranya yang bergoyang-goyang. Bahkan dari belakang aku bisa melihat bagian sisi payudaranya yang berayun-ayun kekanan kekiri. Setelah mereka melewati Cindy, mereka menoleh kebelakang untuk melihat pantatnya yang telanjang.

Kulihat grup mereka berkumpul dengan yang sebaya. Yang sudah tua baik pria maupun wanita membentuk grup-grup, begitu juga yang paruh baya, dan yang pasangan-pasangan. Mereka kelihatannya dari orang-orang kalangan atas seperti halnya Jack. Cuma ada satu-dua grup yang berisi anak-anak muda yang single. Tapi merekalah yang paling kelihatan terang-terangan menikmati pemandangan tubuh istriku. Bahkan ada yang sengaja berbalik lagi untuk melihat sekali lagi tubuh Cindy walaupun sudah melewatinya. Ada beberapa pasangan dan grup walaupun sudah berbaring diatas alas atau duduk dikursi mengangkat wajah mereka untuk melihat ketelanjangan Cindy.

Setelah beberapa lama, kami mulai membuat suatu barisan dibelakang Cindy. Ada yang berulang-ulang bergegas kedepan untuk melihat bagian depan tubuh Cindy. Tapi kebanyakan memilih berjalan dibelakang bersama-sama melihat goyangan pantat Cindy.

Jack mengeluarkan hpnya dan mulai merekam Cindy dari belakang. Kuperhatikan layarnya ketika dia menzoom ke pantat Cindy yang berayun-ayun. Kemudian dia juga merekam orang orang yang terpesona melihat Cindy yang telanjang bulat.

Grup anak muda yang sedang jogging dengan kaus yang seragam berlari menyusul kami. Mereka berteriak-teriak menggoda Cindy dengan keras. Beberapa orang asing yang kami lewati bersiul-siul dan berkomentar dengan bahasa mereka masing-masing yang untungnya tidak kumengerti.

Kurasa kami telah jalan berkilo-kilo sampai kulihat dua orang melambai kearah kami. Jack melambai kembali.

Setalah dekat, aku mengenali kedua orang tersebut. Mereka adalah Billy dan Randy.

Aku kenal Billy dan Randy. Mereka dulu satu kantor denganku. Kemudian mereka dapat promosi dan membuka cabang disini. Aku tidak menyukai mereka. Sifat mereka mirip. Mungkin karena sama-sama dari timur. Mereka seumuran denganku, berbadan besar, bicaranya lantang menjurus kasar, dan agresif, dan tak tahu malu. Seharusnya aku yang dapat promosi tersebut, karena aku yang lebih banyak bekerja daripada mereka yang lebih banyak mengandalkan bicara. Mereka juga mata keranjang, sering menggoda bahkan bisa dibilang melecehkan pekerja-pekerja wanita dikantor. Cindy pernah bertemu mereka di acara-acara kantor. Dia tahu pendapatku tentang mereka dan kelihatannya pendapatnya pun sama.

Dan sekarang, rival kerjaku akan melihat istriku telanjang bulat.

Jack berjalan menuju Billy dan Randy yang duduk diatas alas agak jauh dari pantai, ditempat dimana sudah bukan daerah pasir lagi tapi sudah daerah rerumputan dan berbatu. Jack menjabat tangan mereka berdua dan berpaling kearahku dan Cindy, yang sedang berdiri tepat dibelakangku dan tangannya mencoba menutupi kedua payudaranya.

"Billy dan Randy ikut rapat tadi pagi, dan saya ajak mereka kesini.," kata Jack kepadaku dan Cindy. Kemudian dia berpaling ke Billy and Randy. "Saya yakin kalian sudah saling mengenal."

"Apa Kabar, Niko," ujar Billy.

"Hai, Niko," kata Randy. Tapi mata mereka terus menatap Cindy.

"Cindy, bukan?" tanya Billy.

"Jangan sembunyi, Cindy, gak usah malu," kata Randy. "Badan bagus begitu sayang kalau ditutupi." Randy mencengkram tangannya dan dan menariknya keluar dari belakang tubuhku. Kedua rivalku memandangi tubuh telanjang istriku yang wajahnya memerah menahan malu.

"Astaga, kamu kelihatan lebih menggairahkan daripada bayanganku selama ini. Aku sering membayangkan kalau kamu telanjang, Cindy," senyum Billy, berulangkali memandang Cindy dari atas sampai bawah sambil berputar depan belakang.

"Susumu bagus, Cindy,"komentar Randy.

Billy kemudian mengambil dua buah kaleng bir di cooler. "Mau minuman dingin?" Dia menawarkan pada Cindy dan Jack. Cindy menolak , sedangkan Jack menerimanya.

"Ayo kita santai-santai dulu," bilang Jack. Dia membeber alasnya dibelakang tempat Billy dan Randy. Kemudian dia membeber alas Cindy diluar perkiraanku sengaja diantara Billy dan Randy..

"Duduk duduk dulu Cindy," kata Jack, dan dia menggandeng Cindy menuju alasnya. Cindy, tanpa ekspresi mngikuti dan duduk di alasnya dengan memeluk lututnya untuk menutupi payudaranya.

"Ada yang bawa krim matahari?" tanya Jack.

"Gak bawa," kata Billy.

"Aku juga," ujar Randy.

Aku hanya mengggeleng.

"Ya sudah, untung saya bawa," senyum Jack. Dia meraih ke kantong bawaannya dan mengeluarkan sebotol besar lotion dan melemparkannya ke Billy. Dia sudah duduk di sebelah Cindy. "Kasih dia krim. Jangan sampai badannya yang bagus terbakar matahari apalagi bagian-bagian "penting"nya."

Billy dan Randy tertawa. Kemudian Billy berkata, "Ayo baring tengkurap, Cindy."

Cindy dengan patuh berbaring tengkurap. Kedua kakinya sedikit terpisah, Jack yang tepat dibelakangnya melihat dengan jelas lekuk tubuh Cindy dari kaki,betis, paha, pantat, dan sedikit bentuk selangkangannya. "Pemandangannya bagus dari sini," tawa Jack.

"Disini lebih bagus," ujar Billy yang berlutut tepat disisi Cindy. Dia membuka botol lotion dan menuangkannya di punggung Cindy. Kemudian Billy mengoleskannya diatas tubuh telanjang Cindy, berlama-lama menikmati tiap waktunya. Dia memulai pijatannya dari bahu dan punggung Cindy dan pelan-pelan menuju pinggulnya. Kemudian dia menuang banyak cairan lotion dikedua bongkahan pantat Cindy. Dia meletakkan botolnya kemudian meremas-remas pantat telanjang Cindy. Dia meremas-remas pelan-pelan sambil terus menggagumi tubuh Cindy. Dia juga memainkan pantat Cindy dengan menggoyang-goyangnya. Randy yang duduk tepat disebelah Cindy melihatnya dan menyeringai. Billy bahkan membuka belahan pantat Cindy, menuang lotion disana sampai mengenai lubang pantatnya.

Billy menyemprotkan lotion ke paha Cindy dan mengoleskannya sampai kebawah. Dia berlama-lama mengoleskannya dibagian bawah, sengaja sambil menyentuh Vagina Cindy yang berbulu tipis. Kulihat dari tubuhnya yang sesekali tersentak.

Setelah Billy selesai mengolesi sampai betis Cindy, Randy mengambil botol lotionnya dan berkata, "Sekarang baliknya, Cindy."

Cindy duduk dan berbalik, melihat Jack dengan tatapan memohon agar Jack menolongnya. Tapi Jack membalas dengan meminum birnya dan melirik vagina Cindy sambil tersenyum sinis.

Cindy menyandarkan tubuhnya diatas kedua sikunya, kakinya sedikit terpisah. Tubuhnya kelihatan putih mulus, kecuali dibagian kaki dan dada bagian yang sedikit kecoklatan karena matahari. Payudaranya yang tidak pernah terkena matahari sama sekali berwarna putih pucat. Tubuhnya kelihatan indah dengan posisinya yang bertumpu dikedua sikunya dan kakinya dilipat.

Randy memulai dari kaki dan betisnya, menuang lotion di tubuh Cindy dan mengoleskannya, dia melakukannya sambil tersenyum kearah Cindy. Kemudian naik ke pahanya membuat kedua kaki Cindy membuka lebar sambil menggoyang-goyang paha Cindy yang sekal.

Randy mengoleskan lotion dipinggul Cindy dan dan menyusuri bulu tipis di selangkangan Cindy sampai menyentuh vaginanya. "Kita pastinya tidak mau "INI" terbakar matahari," tawanya.

Cindy tersentak dan mulai mendesah.

Olesan Randy naik ke perut Cindy, dan kulihat puting Cindy mulai mengeras. Tak lama putingnya betul-betul membesar dan mencuat seakan-akan mengundang Randy untuk memainkannya.

Akhirnya Randy menuangkan banyak lotion di payudara Cindy sampai jatuh mengalir ke belahan dadanya. Randy meletakkan botolnya dan dengan kedua tangannya memijat payudara istriku. DIa memegang payudara Cindy dengan kedua tangannya dari bawah sampai kelihatan menggelembung, meremasnya pelan, digoyang-goyangkannya bahkan sesekali ditamparnya membuat Billy dan Jack tertawa-tawa.

"Sini kubantu," kata Bill dan memegang payudara kiri Cindy dan memainkannya dengan kasar sementara Randy meremas-remas yang sebelah kanan. Akhirnya Cindy mulai merintih.

"Ok , biarkan perempuan itu berjemur dulu," kata Jack. Cindy berbalik tengkurap lagi dengan kedua rival kerjaku tetap berbaring disampingnya, menikmati keindahan tubuh istriku sambil merayu dan menggodanya. Jack hanya berbaring ditikarnya, meminum birnya dan memandangi selangkangan Cindy.

Kami berada di lokasi pantai yang agak menyempit, tidak begitu jauh dari pesisir pantai, dan sekarang banyak orang yang berjalan-jalan dipantai. Kulihat hampir seluruhnya dengan niat menikmati tubuh Cindy. Mereka berlama-lama berhenti di sisi pantai ini, berpura-pura bermain-main diair. Mengetahui itu, Jack menyuruh Cindy berbalik dengan alasan supaya punggungnya tidak telalu lama dijemur tapi aku yakin dia hanya ingin Cindy mengekspose Payudara dan Vaginanya kekerumunan orang tersebut dan dirinya sendiri.

Tak berapa lama, Jack berdiri dan berkata, "Ayo, CIndy, kita berendam di air."

"Ya, Cindy," jawab Billy. "Waktunya main."

"Aku ikut,"kata Randy, dan mereka menarik Cindy yang ogah-ogahan berdiri.

"Niko, kamu tetap disini dan jaga barang-barang kita," perintah Jack. Jack, Billy, dan Randy menemani istriku yang telanjang bulat ke pantai.

Jack dan Billy menggandeng tangan Cindy dan menuju ke pantai, Randy kembali sebentar mengambil bola. Mereka berempat kemudian bermain lempar tangkap. Mereka sengaja menjaga Cindy tetap di posisi air yang dangkal sehingga ketelanjangannya bisa dinikmati orang-orang yang sedang berjalan-jalan dan beberapa kelompok orang yang entah sejak kapan membeber alas di sekitar mereka. Payudara besar Cindy dan Pantatnya yang montok bergoyang liar ketika dia melempar bola dan berlari mengejar bola tersebut. Ketiga orang tersebut kelihatannya sengaja melempar bola terlalu keras atau terlalu pelan sehingga Cindy terpaksa berlarian kesana kemari membuat payudaranya terguncang-guncang. Aku yakin dia lebih memilih bisa berada di dalam air yang dalam untuk menyembunyikan ketelanjangannya.

Tetapi ketika dia berhenti bermain dan pergi ke bagian yang sedalam pinggang, malah mengundang kemarahan Jack. Jack mengejarnya dan menyemangati Billy dan Randy untuk mengikutinya dan menarik Cindy ke tempat yang lebih dalam. Dari tempatku, kulihat Billy mencoba mengangkat Cindy. Cindy memang tinggi dan lumayan berisi tapi Billy juga tinggi besar dan jelas lebih kuat. Diangkatnya Cindy dan dilemparkannya ke daerah yang lebih dalam. Kemudian dipegangnya, diangkat lagi dibagian pantat sambil mengendus-endus dadanya sebelum dilemparkannya lagi kedalam air.

Cindy dihalangi dari lari ke tepi pantai, jadi dia diam di dalam air setinggi dada menyembunyikan tubuhnya. Billy mendekatinya lagi dari depan dan memegangnya. Cindy mencoba lari tapi Randy sudah berdiri dibelakangnya dan menjaganya. Siku Billy kulihat berada disamping badannya dan tangannya didepan. Kelihatannya dia sedang memegang-megang payudara Cindy. Cindy menggeleng-gelengkan kepalanya, matanya menatap nanar bergantian kearahku dan Jack yang berdiri di dekat situ memandanginya. Randy berdiri dibelakang Cindy tapi aku tidak bisa melihat kedua tangannya yang berada didalam air. Kemudian ketika ada ombak, aku bisa lihat ternyata benar kedua tangan Billy memainkan payudara Cindy dan kedua tangan Cindy di dada Billy, kelihatannya mencoba menjauhkan Billy tapi kulihat usahanya sia-sia, entah memang kalah tenaga atau hanya pura-pura. Sementara untuk Randy , kedua tangannya kulihat berada dibawah didepan badannya dan aku membayangkan yang terburuk, Dia meremas-remas pantat Cindy atau bahkan lebih parah lagi, memainkan vagina Cindy.

Kemudian Jack mulai berciuman dengan Cindy bahkan mereka berpagutan lidah. Setelah itu Billy dan Randy bergantian berciuman panjang dengan istriku yang telanjang bulat di dalam air, tangan mereka tidak kelihatan entah dimana dan menjamah apa.

Mereka kemudian kembali dan menggeringkan badan. Billy dan Randy bernafsu ingin menghanduki Cindy tetapi Jack melarang.

"teman-teman, biarkan Cindy menggeringkan badannya sendiri dan memakai lotion sendiri," kata Jack. Kukira dia mulai berbaik hati sampai kudengar dia melanjutkan. "Cnndy, berdiri agak kesana dan handukan disana. Kasih hiburan buat semuanya."

"Semuanya" maksudnya kumpulan orang-orang yang entah kapan membeber alasnya disekitar tempat kami. Cindy memang sudah bukan remaja, tapi dengan tubuhnya yang tinggi dan berisi ditambah wajah yang cantik menjadikan dialah yang paling menonjol dipantai ini walaupun ada wanita lain yang berpakaian sangat minim bahkan juga telanjang. ada kira-kira 40 orang duduk dan berbaring di area sekitar tempat kami dan tanpa segan segan memandangi Cindy. Lebih banyak lagi yang sudah melihat Cindy dan ketiga orang pria "bermain-main" di air memutuskan untuk berhenti dan berdiri dipantai melihat apa aksi selanjutnya. setelah aku dan juga Cindy mengetahui kebejatan Jack, kami mengerti kalau Jack menginginkan Cindy mempertontonkan tubuhnya, sama seperti kejadian tadi malam di hotel.

Cindy mengambil handuknya dan berjalan menjauh dari kami menuju pantai. . "Cukup," bilang Jack.

Cindy mulai menggeringkan badannya yang depan membuat payudaranya menggelembung dan terguncang. Kemudian membungkukkan tubuhnya untuk mengeringkan selangkangan dan kakinya, membuat payudaranya menggantung. Dan mengangkat kakinya bergantian untuk menghanduki betisnya.

Jack kemudian melemparkan tabir surya ke Cindy. "Mulai dari dadamu."

Cindy menuangkan krim ke dadanya, meletakkan botol, kemudiaan pelan-pelan mengoleskan krim ke payudaranya, mengangkat dan meremas-remas seperti yang dilakukan Randy tadi.

"Digoyangkan juga. Cepat."

Cindy menggoyangkan payudaranya sendiri dengan cepat sambil menarik putingnya dan menangkupkan tangannya di kedua payudaranya.

Kuperhatikan kerumunan disekitar kami. Ada grup mahasiswa sambil minum-minum, golongan yang kutebak kutu buku atau computer freak yang mungkin kesini niatnya memang melihat cewek telanjang, beberapa orang tua yang harusnya lebih banyak beribadah tapi berjalan-jalan disini memakai kacamata hitam untuk melirik wanita-wanita muda. Ada juga pasangan paruh baya yang mungkin tidak berniat menonton Cindy tetapi penasaran dengan semua tingkah lakunya. Kulihat banyak dari mereka mengarahkan smartphone mereka ke arah Cindy, bahkan ada pemuda dibukit diatas sebelah kanan kami mengarahkan kameranya yang ada lensa panjangnya.

Cindy mulai mengoles bagian bawah badannya, Jack tetap sambil mengeluarkan perintah-perintah dan memuji Cindy kalau dia menurutinya dan kelihatan menggoda. Cindy menggolesi perutnya sambil tetap menggoyangkan payudaranya. Cindy hanya menunduk malu karena dia mengetahui banyak orang memandangi tubuhnya.

Cindy membentangkan kakinya dan mengoleskan lotion di pahanya kemudian betisnya sambil membungkuk sehingga payudaranya tergantung bebas menjadi tontonan bagi kumpulan orang-orang tersebut.

Semakin banyak orang yang berjalan-jalan dipantai kemudian berhenti, pertama mereka penasaran apa yang membuat banyak orang berhenti dan setelah mengetahui sebabnya ikut menikmati tontonan erotis dari seorang wanita yang tinggi, seksi dan cantik. . sekarang mungkin ada seratus orang yang memperhatikan. Dan Billy dan Randy juga terdiam melihat aksi istriku yang menggairahkan.

Ketika Cindy mengolesi bagian bahu dan punggungnya, dia mencondongkan badannya kebelakang membuat payudaranya semakin membusung. Kedua payudaranya terguncang-guncang ketika Cindy menggosok bagian atas dan bawah punggungnya. Tapi ketika Cindy hendak mengolesi pantatnya, Jack menyuruhnya untuk berbalik.

Cindy membungkuk lagi untuk mengolesi bagian belakang kakinya dan aku yakin orang-orang yang menonton dapat melihat sesaat belahan vaginanya diantara kedua kakinya mungkin juga lubang pantatnya.

Akhirnya Cindy menyelesaikan shownya dan berjalan kembali ke tempat kami. Grup mahasiswa yang menonton sambil minum-minum serempak bertepuk tangan.

Cindy diperintahkan kembali ke alasnya diantara Billy dan Randy. Dia membaringkan badannya miring ke kanan dan dari posisiku kulihat payudaranya ikut menggantung kesamping. Lutut kirinya agak naik sedikit dan kulihat tangan Billy memainkan pantatnya dan mencoba mengarah ke antara kakinya untuk mengelus-elus bulu kemaluannya. Randi yang disampingnya dan tepat didepan Cindy, memainkan putingnya sambil berbisik-bisik.

Kami berada tidak jauh dari pantai sehingga orang yang lewat atau yang berjemur bisa melihat apa yang mereka lakukan. Kudengar Jack berkata ke Randy kalau aktivitas seksual dilarang dan siapa yang melakukannya bisa ditahan. Peringatan itu membuat gerayangan mereka mereda, tapi bukan berarti jamahannya berhenti. Billy memainkan rambut Cindy dari belakang dan Randy mengelus-elus paha istriku.

Jack berteriak, "Bir kita habis."

Billy menjawab, "ada bar di hotel diatas sana. Hei Niko, bisa kamu jalan kesana dan belikan beberapa botol bir." Jack menggangguk kearahku. Dengan enggan kutinggalkan istriku dengan tiga orang laki-laki bejat. Cindy menatapku dengan takut ketika aku berdiri, tapi aku tidak membalas apa-apa.

Aku berjalan ke hotel dan membeli beberapa botol bir. Ketika aku kembali kulihat pakaian kami masih disana tapi tidak ada siapa-siapa. Kucari disekitar pantai tetap tidak ada. Di dataran yang agak tinggi dari tempat kami, kulihat celana renang diatas kayu. Celana tersebut persis seperti yang dikenakan Randy.

Aku menaiki bukit kecil, persis diatas tempat kami menggelar tikar. Kulihat beberapa orang di cekungan yang terlindungi gundukan pasir. Aku menyembunyikan diri biar tidak kelihatan sampai cukup dekat untuk mengenali istriku, bosku dan rival kerjaku. Cindy dan Randy berada di alas milikku. Randy tengkurap tepat diatas istriku. Billy dan Jack duduk didekat mereka diatas bongkahan kayu yang besar.

Aku mendekati mereka dan melihat pantat Randy yang sudah tanpa busana diantara kaki Cindy, bergerak naik turun dengan cepat. Dengan suara ombak dan angin aku tidak bisa mendengar apa-apa tapi bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi. Randy yang sudah telanjang menggauli istriku yang bugil. Rambut Cindy mulai menggering dan berantakan membuatnya kelihatan liar dan seksi. Tangan Cindy memeluk tubuh Randy ketika Randy menyodoknyanya. Kakinya terpentang lebar, pahanya menegang.

Randy menggenjot dengan cepat dan ternyata selesai dengan cepat. Kulihat Billy dan Jack berdiri. Segera setelah Randy bangkit dari tubuh Cindy, Billy dan Jack berjalan ke arah mereka dan mengangkat Cindy yang sedang mengambil nafas. Jack kembali duduk diatas kayu dan Cindy berlutut didepannya diatas alas. Cindy kemudian membungkuk dan mengulum penisnya. Billy membuka celana renangnya dan berlutut dibelakang Cindy. Dia memasukkan penisnya ke vagina Cindy dan menggenjotnya posisi doggie style.

Ku memandang sekelilingku. Ternyata masih ada pemuda di atas bukit dengan kamera berlensa panjangnya. Pasti memoto istriku sedang digauli beramai-ramai oleh bos dan rival kerjaku.

Aku tidak tahu apakah ada yang sudah orgasme atau belum tapi kulihat mereka berganti posisi. Jack berbaring dan Cindy naik diatasnya menghadap kekakinya. Jack mencoba menusukkan penisnya keatas berkali-kali, kulihat kelihatannya bukan mencoba mengarah ke vaginanya tapi ke lubang pantatnya. Setelah berkali-kali dan akhirnya berhasil dia menarik Cindy berbaring di atas tubuhnya. Kemudian Billy Memasukkan penisnya lagi ke vagina Cindy dan Akhirnya Cindy disetubuhi dikedua lubang tubuhnya.

Saat ini aku bersumpah mendengar Cindy menjerit-jerit, tapi karena suara angin dan ombak dipantai jadi suaranya teredam. Cindy digauli dengan kasar, diperlakukan sebagai sarana melampiaskan nafsu mereka yang sudah di ubun-ubun melihat semua aktivitas Cindy tadi.
Setelah double penetration itu selesai. Mereka masih melanjutkannya. Cindy menghisap penis Randy dan penis Billy dan Jack dikocok-kocok. Kemudian Cindy dibaringkan dengan perutnya diatas kayu membuat Payudaranya menggantung dan Jack berlutut dibelakangnya kembali memperkosa pantatnya dengan kasar. Billy berlutut di bagian lain dan memasukkan penisnya ke mulut Cindy. Cindy bergantian mengulum penis Randy dan Billy sambil mereka meremas-remas payudaranya dengan keras.
Lebih dari satu jam kemudian baru mereka selesai. Mereka bertiga dan istriku akhirnya melihatku yang duduk mematung diatas bukit tapi aku tidak bergabung dengan mereka. Ketika kulihat mereka membersihkan pasir dari tubuh mereka dan membereskan alas, aku kembali ketempat asal kami. Aku benci memikirkan rival kerjaku yang brengsek tahu aku hanya melihat dengan pasif mereka menyetubuhi istriku.

Kami sangat letih dan dan kehausan ketika kembali ke mobil kami. Kulihat jam dan masih ada enam jam sebelum kami pergi kebandara dan kami sudah telanjur checkout. Badan kami kotor, penuh pasir dan keringat. Kami perlu mandi. Billy mengatakan pada Jack ada kamar mandi umum di dekat tempat parkir. Jack yang berinisiatif mengambil tas dari mobil, tapi menyuruh kami menunggu di kamar mandi. Cindy masih telanjang bulat, berdiri dan menjadi pusat perhatian dari orang-orang yang keluar masuk dari kamar mandi dan beberapa orang yang hanya bersantai di tempat parkir. Dan ketika Jack kembali dia hanya membawa tasnya saja. Dia mengeluarkan sabun dan shampo yang didapat dari hotel. "Aku tidak pernah memakainya tapi kuambil karena dibolehkan dan mereka jadi milikku jadi bisa kuperlakukan semauku" jelasnya menjelaskan filosofinya terhdap sabun itu dan istriku.

Ternyata kamar mandi umum itu hanya ada toilet dan wastafel tapi tidak ada kamar mandi. Tapi diluar ada shower tempat orang-orang membilas badan setelah bermain dipantai.

Jadi Jack memberi Cindy sabun dan shampony, kemudia kami dan puluhan orang sekitar menonton istriku menyabuni tubuhnya yang telanjang, mencuci rambut, dan membilas tubuhnya. Beberapa pria bahkan menggunakan shower disebelah Cindy sambil mengajak ngobrol menggoda sehingga bisa dibilang mereka mandi bersama.

"Dasar Wanita murahan," kudengar seorang wanita berkata ketika dia melihat istriku mandi telanjang di depan umum.

6) PERTANDINGAN SEPAKBOLA

Setelah cindy selesai mandi dan mengeringkan badannya, Jack merogoh tasnya dan memberikan Cindy pakaian. Pakaian tersebut baru, bukan pakaian yang dibawa dan dimiliki Cindy. Ternyata pakaian tersebut baru dibeli Jack bersama-sama dengan pakaian dalam yang tadi malam dikenakan Cindy. Cindy tidak memerhatikan pakaian tersebut, dia langsung pergi ke kloset untuk segera menutupi tubuhnya . Sekilas menurutku pakaiannya terlalu kecil.

Cindy keluar dari kloset mengenakan rok putih yang sangat tipis dan ketat, hampir-hampir tidak bisa menutupi pantatnya. Bajunya yang berwarna pink juga sangat tipis dan ketat sampai kelihatannya bisa sobek sewaktu-waktu terlebih dibagian dadanya yang tertekan membuat payudara istriku kelihatan menggembung. Ada logo klub sepakbola dari daerah tersebut di kausnya.

Bh Cindy yang berwarna orange terang kelihatan menerawang bahkan tali bhnya sesekali keluar dari kaosnya. Bhnya jenis yang hanya berbentuk separuh dibagian bawahnya saja, ditambah dengan bh tersebut mengangkat payudara istriku sehingga kelihatan seperti payudaranya akan meloncat keluar. Cindy beul-betul kelihatan seperti wanita yang biasa mangkal di pinggir jalan.

"Aku beli kaus itu di toko dekat hotel.," kata Jack.

"Jack,mana celana dalamku," kata Cindy, memberitahuku bahwa dia ternyata tidak mengenakan apa-apa dibagian bawah badannya.
"tidak pake celana dalam-celana dalaman sekarang."

Di dalam mobil, kami tidak tahu kemana Jack akan membawa kami sampai di perempatan lampu merah dia berkata, "saya sudah bilang belum kalau kita mau nonton bola malam ini?"

"belum," aku dan Cindy menjawab bersamaan, tapi aku tahu Jack hanya berbasa-basi menanyakannya.

"Ya, kita cuma bisa dapat tiket ekonomi gara-gara banyak orang. Pertandingannya mungkin kurang seru tapi yang penting rame-ramenya."

"banyak orang?, rame-rame? " tanyaku.

"Oh, Randy dan Billy ikut nonton. Mereka juga ngajak teman-teman mereka. Juga anak buah mereka."

Kami sampai di parkiran stadion dan mendapat tempat parkir yang jauh dari stadiun kemudian segera mencari kelompoknya Randy dan Billy. Selagi kami mencari-cari Billy dan Randy diantara kumpulan suporter , Cindy menjadi pusat perhatian dan mendapat siulan dan godaan dari gerombolan suporter yang melihatnya.

Akhirnya kami menemukan Randy dan Billy sedang menunggu kami bersama beberapa teman dan anak buah mereka. Teman Billy dan Randy sama-sama berumuran kira-kira pertengahan 30an dan memiliki kesamaan fisik dengan mereka dikarenakan ternyata berasal dari daerah yang sama. Kemudian dua asisten Billy dan Randy yang kelihatannya baru lulus sma. Mereka semua laki-laki, tidak ada perempuannya. Billy, Randy dan kumpulannya yang membelikan tiket, sebagai imbalannya supaya imbang Cindy yang menjadi hiburannya. Para pria tersebut tidak bisa melepaskan mata mereka dari Cindy seakan menelanjanginya. Aku menduga-duga apakah Billy dan Randy sudah menceritakan kepada semuanya kalau mereka baru saja menikmati istriku. Bagaimanapun, kami sudah booking tiket malam ini dan aku tahu Jack ada rapat penting besok jadi aku yakin tidak ada kesempatan untuk berbuat gila malam ini. Kami hanya menonton pertandingan dan langsung ke bandara.

Sebagai selingan sebelum masuk stadion, mereka mengajak Cindy bermain bola sebentar. Ketika Cindy fokus pada bola, mereka mencolek-colek tubuhnya sembunyi-sembunyi. Ketika istriku mengejar bola, mereka menikmati suguhan belahan dada Cindy yang memantul-mantul diatas bh orangenya. Mereka sengaja meminta Cindy melempar bolanya daripada menendangnya supaya bisa melihat Cindy membungkukkan badannya. Kalau bolanya di kaki Cindy mereka berlarian kearahnya berpura-pura hendak merebut bolanya sambil menggerayangi tubuhnya. Akhirnya Cindy kelihatan pasrah saja menerima sentuhan-sentuhan nakal mereka.

Walaupun banyak kumpulan suporter lain disekitar situ, beberapanya wanita dan juga pihak keamanan, tapi Billy berani menepuk pantat Cindy sambil kulihat Randy memegang payudara Cindy. Suporter pria disekitar sana ikut tertawa melihat Randy memasukkan jari tengahnya ke belahan dada Cindy dan menggosok-gosokkannya disana.

Aku dan Jack masih berbusana pantai dan Jack menyuruhku mengambil pakaian baru dari tas di mobil. Sekali lagi aku benci meninggalkan Cindy sendiri walaupun ditengah keramaian. Aku menoleh kearahnya sebelum pergi.

"jangan khawatir," kataJack. "kujamin vaginanya tetap aman sementara ini."

Ketika aku berjalan kembali kulihat kulihat Cindy tidak ada di kumpulan kami, aku cemas Jack berbohong. Setelah mencari-cari aku melihat Cindy berada diantara dua kendaraan besar berjenis SUV yang parkir berdekatan. Badannya menyandar di salah satu SUV, Randy dan salah satu temannya bergantian menciumi bibirnya sembari memegang-megang payudaranya diatas bhnya dan mengesek-gesek vaginanya yang tidak tertutupi apa-apa. Jack berdiri berjaga-jaga dekat kendaraan tersebut. Aku hanya bisa menatap dalam diam. Walaupun Cindy memang aman tidak disetubuhi, kelihatannya Jack menggunakan istriku untuk menghibur para suporter dengan mengijinkan mereka bergantian satu-satu atau sekaligus berdua menikmati bibir istriku dan memegang-megang tubuhnya.

Setelah Jack merasa cukup, kamipun bubar dan memasuki stadiun. Cindy duduk dekat dengan jalan, Jack disebelahnya. Randy dan Billy dibaris tepat dibawah Jack dan Cindy. Dan aku duduk bersama anak buah Randy dan Billy dibaris dibawahnya lagi. Yang lainnya duduk disekitaran kami.

Hal pertama yang kuperhatikan dengan jelas banyak laki-laki yang sudah bernafsu di bagian kami dikarenakan kelakuan Jack tadi, yang kedua semuanya memperhatikan semua tingkah laku Cindy. Yang ketiga tentu saja Cindy semakin gugup karena harus menjaga vaginanya agar tidak kelihatan selagi dia mencoba duduk dengan roknya yang pendek dan ketat.

Semakin banyak suporter yang mulai mengisi stadion ketika kulihat Jack membisikkan sesuatu ke Cindy sambil matanya melirik kearah kakinya. Kulihat raut muka Cindy terkejut tapi pelan-pelan mengangkangkan kakinya. Dari dua baris dibawah ditempatku duduk, aku bisa lihat rambut kemaluannya dengan jelas dibawah roknya. Kemudian aku bisa membaca bibir Jack dengan jelas ketika dia berkata "lebih lebar," ke Cindy, dan istriku mengangkangkan lebih lebar. Kaki kirinya bahkan berada di tangga tmpat orang naik turun dan kaki kanannya berdempetan dengan Jack. Sekarang bukan hanya rambut kemaluannya yang kelihatan, sampai bibir vaginanya terlihat jelas olehku begitu juga gundukan vaginanya dan selangkangannya.

Aku memandang cemas kebawah melihat penonton yang naik dan melihat Cindy. Belahan dada Cindy dan kakinya yang menjulur keluar ke tangga yang pertama-tama menarik perhatian mereka, tapi mata mereka semakin melotot setelah melihat vagina istriku yang terekspos secara vulgar .

Penonton yang duduk pun mengetahui hal tersebut dikarenakan berita itu tersebar dari mulut-ke mulut dan semakin banyak penonton yang memalingkan wajahnya untuk menikmati keindahan vagina Cindy.

Setelah pertandingan dimulai, Jack sengaja berulangkali menyuruh Cindy untuk sesuatu. Entah membeli cemilan, kemudian minuman, rokok dsb tetapi menyuruhnya menghampiri penjualnya bukannya memanggil si penjual. Setiap kali Cindy naik atau turun tangga semua kepala menoleh ke arahnya untuk melihat guncangan belahan dadanya dan goyangan pantatnya. Hampir semuanya mengetahui Cindy tidak mengenakan celana dalam dan beberapa pria berjongkok dibelakangnya ketika dia naik untuk melihat kebawah roknya. Kelihatannya mereka berhasil mengintip vagina Cindy kelihatan dari ekspresi mereka yang puas. Bahkan ada penjual semakin mendekat dan sengaja duduk di tangga di sebelah Cindy sambil melirik-lirik roknya.

Pertandingannya berjalan membosankan. Skornya pun masih kacamata. Tapi tribun kami rame bukan dikarenakan cuaca yg hangat atau suporter yg fanatik tapi dikarenakan Cindy. Aku tidak tahu berapa orang yang sudah melihat vagina Cindy tapi mungkin jumlahnya lebih banyak dari yang melihatnya di pantai tadi sore.

Setelah pertandingan berjalan kurang lebih satu jam, penonton ditribun kami lebih banyak memperhatikan Cindy daripada menonton pertandingan. tribun kami semakin riuh rendah menyoraki Cindy yang berjalan kesana kemari. Bahkan beberapa dari mereka sengaja meremas pantat Cindy membuatnya hampir menjatuhkan belanjaannya..

Selama pertandingan, Billy dan Randy dan asisten mereka berbalik badan mengajak ngobrol Cindy sambil memelototi vaginanya. Ketika pertandingan akan berakhir, Billy berkata, "Cindy, yang menarik dari pertandingan ini hanya kamu."

"Cindy, pertandingannya membosankan," kata Randy. "Coba kamu pamerkan dadamu supaya rame?"

Cindy tidak menjawab pertanyaan tidak senonoh itu. Tapi kedua asisten mereka, yang masih muda, horny mendengar keinginan bos mereka berteriak, "Ya, Buka bajunya! Pamerin dadanya!"

Kemudian mereka berteriak seirama, "Buka! Buka!"

Billy dan Randy mengikuti.

Tidak lama, hampir semua deretan dibawah dan diseberang kami ikut-ikutan bersorak. Melihat tingkah laku Cindy mereka yakin kalau Cindy adalah wanita penggoda yang eksibisionis.

"Buka! Buka!"

Akhirnya orang-orang di bagian lain mulai menoleh untuk melihat ada kejadian apa.

Cindy kelihatan malu sekali mendengar koor melecehkan tersebut, tapi tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya duduk disana menahan malu.

Ketika teriakannya semakin keras, Jack mengatakan sesuatu di telinga Cindy. Kuliat mulutnya menganga terkejut menatap Jack dan menggelengkan kepalanya.

Tapi semua keinginan Jack harus dipenuhi dan Cindy mengerti hal itu. Ketika Jack menyuruhnya berdiri, Cindy pun berdiri.

Dia menatap kerumunan penonton yang semakin berisik melihat target mereka berdiri.

Cindy dengan mata sayu memegang bagian bawah bajunya dan mengangkatnya. Teriakan penonton semakin keras. Tapi ketika sampai pada bhnya Cindy menurunkan bajunya kembali. Penonton merasa kurang puas, begitu juga Jack. Penonton meneriakkan "huu" sebentar kemudian kembali meneriakkan "Buka! Buka!"

Melihat tatapan Jack, Cindy mengerti apa yang harus dilakukan dan seperti mendapat pesan bahwa dia harus melakukannya. Cindy kembali mengangkat bajunya tetapi kali ini cup bhnya ikut diangkat. Payudaranya tertumpah keluar dan tergantung bergoyang-goyang dengan Cindy memegang baju dan bhnya diatas dadanya.

Kerumunan penonton berteriak keras sekali, paling keras selama pertandingan tersebut. Semua orang di tribun kami berdiri. Barisan dibelakangnya, kiri, kanan dan sampai kebawah. Mungkin ada lebih seribuan orang memandangi istriku yang sedang memamerkan payudaranya yang besar ke seluruh penonton. Aku yakin Jack kemudian meneriakkan sesuatu karena kulihat Cindy mulai memalingkan badannya kekiri kekanan mempertontonkan payudaranya lebih jelas dan menggoyangkan badannya untuk membuat payudaranya terguncang-guncang. Kerumunan penonton menyambutnya dengan teriakan-teriakan yang semakin memekakkan telinga.

Cindy tersenyum, mungkin atas perintah Jack bahkan berteriak "Wooooo!" Tapi dimataku jelas kulihat wajahnya ketakutan dan tangannya yang memegang baju dan bhnya gemetaran.

Kulihat banyak hp ditujukan ke Cindy dan beberapa pria berlari naik atau turun agar bisa memoto dengan lebih dekat. Melihat semakin banyak yang berlarian Jack akhirnya menyuruh Cindy menurunkan bajunya dan duduk kembali. Cindy mengusap sedikit air mata diiujung matanya sambil memakai kembali bh dan bajunya.

Penonton mulai tenang kembali ketika dua orang dengan badan besar dan jaket kuning naik tangga kearah kami. Ternyata mereka sekuriti dan mereka mengincar Cindy.

Mereka memerintah Cindy untuk mengikuti mereka. Jack berdiri mencoba berbicara dengan mereka tapi mereka tidak megindahkannya. Salah satu dari mereka memegang lengan Cindy dan menuntunnya turun tangga dibarengi teriakan huu dari para penggemar baru Cindy..

Jack turun mengikuti Cindy, membawakan tasnya. Akupun mengikuti kebawah tribun. Dua orang sekuriti tersebut membawa kami ke pos sekuriti.

Dalam ruangan yang mengintimidasi, salah seorang sekuriti berkata, "Kami akan menahannya sementara sebelum polisi datang yang akan menahan dengan tuduhan menganggu ketertiban umum."

"Ayolah, pak, dia hanya bersenang-senang. Dia tidak menyakiti siapapun." Bela Jack.

"Anda suaminya?" tanya sekuriti kedua.

"Bukan," kataku, "Saya suaminya."

Jack mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar ratusan ribu. "Saya rasa kita bisa melupakan semuanya dan memberinya sekedar peringatan.."

Kedua sekuriti tersebut saling menatap memikirkan sesuatu. Aku tidak yakin apakah mereka akan mengambil uang tersebut atau ikut menahan Jack..

"Tidak bisa," kata sekuriti pertama.

Tapi Jack yang tidak biasa ditolak membalas. "Bagaimana kalau..." dia diam sebentar, menurunkan suaranya. "bagaimana kalau dia memberi kalian pertunjukan pribadi?"

"maksudmu dia mau memamerkan dadanya ke kita?"tanya sekuriti kedua.

"Ya, itu maksud saya. Kalian dapat menikmati tontonan payudaranya dengan jelas. DAN uangnya tetap saya kasih. Habis itu lepaskan kami."

Kedua penjaga tersebut memandangi Cindy yang memakai pakaian seperti wanita jalanan, kemudian saling menatap, dan kembali memandang Cindy, dan kembali lagi saling menatap.

"Baiklah,"kata sekuriti yang pertama. "kasih liat barangnya."

Jack mengangguk ke arah Cindy. Cindy menarik nafas panjang,menghembuskannya kemudian dengan patuh mengulangi kejadian didalam stadion tadi. Dia mengangkat baju sekalian bhnya dan payudaranya menjadi tontonan sekuriti yang ternganga-ngangga.

Tetapi kedua sekuriti tersebut ternyata tidak puas dengan hanya melihat. Sekuriti pertama memegang payudara kanan Cindy. Ketika Jack, Cindy maupun aku tidak ada yang protes, sekuriti kedua ikut memegang payudar kiri istriku dan meremas-remasnya.

Kami berlima berada di ruang sekuriti dibawah lampu yang remang-remang dengan dua orang sekuriti dengan kasar memainkan payudara istriku. Sekuriti pertama kemudian meletakkan tangannya yang bebas dibawah rok Cindy dan mulai mengelus vaginanya. Sekuriti kedua meremas-remas pantatnya membuat roknya terangkat memperlihatkan vagina dan pantatnya dengan jelas dan gerayangan tangan-tangan tersebut.

Aku bertanya-tanya sampai kapan mereka puas ketika kulihat sekuriti kedua berdiri dibelakang Cindy dan mengeluarkan penisnya. Sebelum kami sempat bereaksi dia sudah menghujamkan penisnya kedalam vagina Cindy dari belakang. Dia mendorong badan Cindy kedepan dan menyetubuhinya dengan cepat.

Sekuriti pertama tidak mau ketinggalan segera mengeluarkan penisnya dan dengan Cindy membungkuk dengan kedua tangannya di lututnya, Sekuriti tersebut membuka jaketnya dan memasukkan penisnya ke mulut Cindy.

Cindy berpegangan pada pinggang pria didepannya sementara dia membungkuk mengulum penisnya sambil digauli dari belakang. Kemudian pria dibelakang Cindy mengangkat Cindy berdiri, membaliknya dan mengangkat sambil mengepaskan penisnya di vagina Cindy dan kembali menyetubuhinya dengan memegang pantat Cindy.

Tidak mau kalah, sekuriti satunya berdiri dibelakang Cindy dan mulai memasukkan penisnya ke lubang pantat Cindy. Istriku sekarang seperti melayang diantara dua pria berbadan besar yang satu menyetubuhi vaginanya dan yang lain memerkosa pantatnya.

Bahkan Jack kagum melihat tenaga mereka. Cindy merintih merasakan badannya naik turun diatas kedua penis mereka. Mereka berdua menggenjot dengan cepat memanfaatkan momen saat ini yang pasti tidak akan terulang. Cindy menggeliat dan kepalanya terlempar kesana kemari , tangannya memeluk pria didepannya.

Pria yang menghujam vaginanya orgasme duluan diikuti tak lama kemudian pria yang menyodok pantatnya. Mereka kemudian melempar Cindy kearahku . Mereka memakai celana dan jaket kuning mereka dan berkata, "Ok, keluar. Langsung keluar stadion keparkiran dan jangan kembali lagi."

Kami bergegas keluar pos sekuriti dan mencari pintu keluar menuju kendaraan kami dan segera menuju bandara.


7) ACARA AKHIR TAHUN

Jack menjanjikan bahwa semua berkas yang diperlukan untuk asuransi kesehatan akan beres pada hari senin depan dimana dia akan bertemu dengan perwakilan dari pihak asuransi. Aku dan Cindy masih harus bertahan dengan kegilaan seksual ini satu minggu lagi. Dan Jack memerintahkan kami harus menghadiri acara akhir tahun kantor hari sabtu ini.

Ada perubahan dalam sisi keuanganku juga. Jack memanggilku keruangannya dan menaikkan gajiku dengan syarat aku harus menandatangani perjanjian khusus yang isinya kalau aku mengundurkan diri, aku tidak bisa bekerja di bagian/kantor manapun yang masih merupakan bagian dari perusahaan besar ini dan tidak boleh bekerja dibidang yang sama di bagian/kantor/perusahaan manapun selama tiga tahun. Jadi, kecuali aku mau berganti bidang pekerjaan dan mulai dari nol lagi, aku akan tetap menjadi bawahan Jack. Mengingat kondisi ekonomi sekarang dan kebutuhan sehari-hari, terpaksa tidak ada pilihan .

Dan aku mendapat atasan baru, dua level diatas bernama Kris, berusia hanya beberapa tahun lebih tua dariku sekitar awal 40 tahunan.. Jack mempekerjakan atasan dari atasanku dari luar perusahaan. Kris Lulusan dari universitas ternama sehingga selalu merasa superior dan selalu sibuk telepon genggamnya. Di hari pertamanya bekerja. Karena aku belum mempunyai atasan langsung yang baru, kami bertemu menjelang jam pulang kantor sekedar untuk mengenal. Tapi perbincangannya lebih banyak kearah tanggungjawabku dan sebagainya. Tapi diakhir perbincangan dia bertanya, "Kamu datang kan ke acara akhir tahun sabtu ini?"

"Ya, kami datang," jawabku.

"Kudengar istrimu sangat menarik," balas bos baruku.

Aku mau menanyakan apa yang telah dia dengar. Tapi aku tidak mau tahu. Aku hanya berharap ketidak berdayaan istriku melayani Jack dikantor dan pergumulan hebat dirumah kami masih merupakan rahasia dan kegilan selama perjalanan kemarin, ceritanya tidak sampai kesini. Aku harap Jack tidak membocorkannya. Kecurigaanku pada Billy dan Randy yang masih berhubungan dengan kantor kami. Tapi ketakutan terbesarku adalah foto-foto atau video di internet yang memperlihatkan Ketelanjangan Cindy dipantai dan juga persetubuhan liarnya atau mungkin eksibnya di stadion.

Kemudian di hari berikutnya Kris mempromosikan rekan kerjaku Miki menggantikan atasan langsungku. Miki berbadan besar hampir mirip dengan Billy dan Randy. Sifatnya agresif dan arogan seperti Kris. Aku tidak suka bekerja dengannya dan tidak mau dia menjadi atasanku. Dia tidak lebih tahu daripadaku tapi selalu merasa paling tahu. Mungkin karena kesamaan sifat sehingga dia cepat akrab dengan Kris dan langsung dipromosikan tapi tak kukira secepat ini.
Di hari jumat sore ketika aku sampai dirumah, Cindy kelihatan panik. "Jack menelponku tadi," katanya. "Dia bilang kalau dia sudah memesan kamar untuk kita sabtu besok di hotel tempat acara kantor."

"untuk 'kita'?" tanyaku.

"Ya, bilangnya dekat dengan kamar 'nya'. Jadi kelihatannya kita dapat kamar sendiri kali ini,"jawab Cindy.

Cindy tiba-tiba diam, kelihatannya ada sesuatu yang masih disembunyikan. "Apa lagi katanya?"

"Emm, dia bilang jangan kuatir soal bajunya. Pakaianku sudah disiapkan di hotel."

"Jadi dia yang menyiapkannya."

"Kelihatannya begitu," Cindy menjawab dengan suara bergetar, karena tahu bagaimana Selera Jack akan busana wanita.

"Yah, aku sudah sering liat baju-baju yang dipakai cewek-cewek ke acara akhir tahun. Baju ketat berbelahan dada rendah sudah biasa. Jadi kalaupun baju yang dipilihkan Jack tidak senonoh kamu tidak kelihatan lain sendiri," Kataku. Tapi kami berdua diam tenggelam dalam lamunan masing-masing.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Kami sudah meminta tolong salah seorang keluarga untuk menjaga rumah dan anak-anak pada hari sabtu dan check in dihotel pada jam 4 sore, dua jam sebelum acara dimulai. Cindy memakai baju resminya yang biasa. Ketika kami check in tidak ada paket di front office dan juga tidak ada apapun dikamar kami. Jam 6 akhirnya kami memutuskan turun untuk ke tempat acara. Tapi tepat sebelum kami akan keluar kamar, ada ketukan di pintu. Ternyata Jack. Dia membawa kantung belanjaan yang besar. Dengan malas, kepersilakan dia masuk.

"saya harus cepat-cepat,"kata Jack . "saya harus menjamu tamu-tamu sekarang. Tapi saya sudah menyiapkan pakaian untuk Cindy." Jack menyerahkan kantung belanjaannya ke Cindy. Isinya satu boks besar yang kelihatannya berisi busana, satu boks sepatu dan dua boks kecil.

"saya minta tolong pramuniaga untuk memilihkan aksesorisnya supaya cocok.," kata Jack . "Niko, ayo kamu ikut denganku sekarang. Biar Cindy ganti pakaian sendiri dan menyusul. Cepat ya, Cindy."

Jack menarikku dan mengajakku keluar sebelum aku sempat mengatakan apa-apa. Tapi setidaknya Jack bersamaku bukan bersama istriku dikamar.

Di Hall dibawah, Aku dan Jack mengambil minum dan Jack segera pergi untuk menyambut tamu-tamunya. Aku berbincang-bincang dengan rekan kerjaku, Geri dan David dan istri-istri mereka sambil memperhatikan tamu-tamu yang datang. Kuperhatikan beberapa wanita mengenakan pakaian yang memperlihatkan belahan dada dan kaki jenjang mereka, pakaian yang kularang untuk dikenakan Cindy dimanapaun apalagi di acara kantor. Bahkan, banyak wanita yang masih single mengenakan rok pendek dan istri-istri muda mengenakan gaun berbelahan tinggi.

Setelah sekitar 15 menit berbasa-basi, istri David bertanya, "Dimana Cindy, Niko?."

"Itu dia," kata Geri.

Semua melihat kearah Cindy ketika dia memasuki ruangan. Semuanya terdiam.

Cindy mengenakan busana berwarna biru muda polos dari bahan yang tipis. Roknya sebatas lutut tetapi mempunyai belahan tinggi sampai paha kirinya, hampir mendekati pinggangnya.

Itu penjelasan singkatnya dari kejauhan. Detailnya dari dekat ternyata parah.

Yang pertama menarik perhatian tentu saja busana atasnya. Halter topnya sangat pendek dan kecil. Dengan ikatan di belakang lehernya, bagian depannya hanya berupa dua kain panjang selebar kurang lebih 10 cm yang menjulur dari leher, menutupi kedua payudaranya sampai ke pinggangnya dan diikat lagi dibelakang pinggangnya. Terlalu kecil untuk tubuh Cindy yang berisi dan payudaranya yang besar. Jadi dari depan belahan dadanya kelihatan jelas sekali, bukan hanya belahannya bahkan bentuknya kelihatan jelas senti demi senti. Dari samping, kelihatan bagian payudaranya yang menggantung. Aku bisa melihat dengan jelas lekukan payudaranya yang sudah matang. Dada Cindy terguncang-guncang ketika dia berjalan dan putingnya kelihatan menonjol dari bawah kain yang tipis tersebut. Kain tersebut mungkin hanya cukup menutupi Areola Cindy yang kutahu cukup lebar. Tetapi ketika dia semakin mendekat aku menyadari bayangan areolanya bisa terlihat dari kain yang tipis tersebut!

Dibagian bawahnya dimana kain (tidak layak disebut pakaian) tersebut diikat di pinggang aku bisa melihat garis celana dalamnya yang hanya berupa garis diatas dan garis ditengah. Setidaknya dia masih memakai pakaian dalam, entah apakah bikini atau thong.

Ketika Cindy berjalan, belahan roknya terbuka memperlihatkan kaki kirinya sampai pahanya.

Istri Vicky, yang juga ikut acara akhir tahun lalu menghentikan Cindy untuk menyapanya dan Cindy berbalik membalasnya. Saat itu jelas sudah kalau Cindy mengenakan thong. Dari garisnya kelihatan jelas apalagi rok tersebut terlihat ketat dibagian pantat Cindy yang membulat sekal. Punggung Cindy benar-benar telanjang tanpa ditutupi apapun kecuali tali pengikat halter dibelakang lehernya.

Ketika Cindy melanjutkan berjalan kearahku , kuperhatikan dia memakai sepatu hak tinggi. Cindy bukannya tidak bisa memakai sepatu hak tinggi tetapi hal itu tidak terbiasa dilakukannya.

Cindy bergabung denganku bersama Geri, David dan istri mereka. Istri mereka memperhatikan Cindy dari atas kebawah, kemudian saling memandang dan memberikan ekspresi jijik melihat busana Cindy. Tetapi para suami jelas menikmati busana istriku , tersenyum tipis sambil berbicara tetapi melihat kearah dadanya. Carol terus-terusan melihat ke arah dadanya dan membenarkan kain halternya takut sewaktu-waktu payudaranya tersembul. Tapi sebenarnya percuma, hampir semuanya bisa terlihat kecuali areolanya, tetapi itupun masih bisa terlihat dibalik kain yang tipis tersebut. Ketika aku berdiri disebelahnya, kuperhatikan kain tersebut tertarik cukup kuat diatas payudara istriku tetapi dikarenakan payudara Cindy yang besar, masih ada sela diantara bagian bawah kedua payudara istriku dan kain yang mengikat dipinggangnya sehingga dari kedua sisi istriku, bagian bawah payudaranya terekspos jelas.

Aku menanyakan Cindy apakah dia mau minum dan dia menjawab, "Ya." Kemudian dia berbisik yang membuatku terkejut, "Yang beralkohol. Kurasa aku harus minum itu supaya bisa melewati ini. Aku merasa telanjang seperti waktu dipantai. Dan lagi kita KENAL semua orang ini!"

Aku hanya bisa mengangguk. Ya, aku kenal BANYAK orang disini. Aku bekerja bersama mereka 40 jam seminggu.

Ketika aku mengambil minum, Geri dan David beserta istri mereka meninggalkan istriku dan sekarang Cindy sedang berbincang dengan dua orang direksi senior yang tidak bersama istri mereka. Mul, yang bertubuh pendek, kurus, botak dan Vijay,yang masih keturunan india yang juga botak tetapi berperawakan gemuk. Karena berbadan pendek, mata Mul hampir sejajar dengan dada Cindy dan melalui kacamatanya dia menelusuri seluruh tubuh Cindy. Kuperhatikan pria-pria lain menoleh ke Cindy saat mereka melewati atau berdiri disampingnya. Dia terlalu "terbuka" dilihat dari sisi manapun.

Aku kembali ke Cindy, memberikan minuman yang langsung diteguknya habis. Jack akhirnya menghampiri kami dan memeluk Cindy sambil mengelus-elus bagian belakang tubuh istriku dari punggung sampai pantatnya. Kemudian dia memperkenalkan Cindy ke anaknya Bram dari istri pertamanya. Aku sudah sering melihat Bram dikantor. Dia berusia 18 tahun dan baru saja lulus SMA dan sekarang sedang berkuliah di Universitas swasta yang terkenal bonafit. Sama seperti Jack, Bram juga kurus dan pendek dan mewarisi senyum sinisnya. Sudah setengah tahun ini Jack membawanya untuk membantu kerjaan dikantor. Tetapi Sebenarnya dia tidak melakukan apapun selain hanya mondar mandir tak karuan menggoda semua wanita, tak peduli muda atau sudah berumur. Aku pernah dengar seorang pegawai administrasi yang sudah senior bercerita kalau dia sering memergoki Bram melihatnya seperti sedang menelanjanginya persis apa yang dilakukannya sekarang . Untungnya Jack dan Bram segera beralih ke tamu lain.

Akhirnya kami memutuskan untuk duduk dikursi yang telah disediakan untuk kami. Jack tentu saja tidak duduk bersama kami. Dia duduk bersama petinggi-petinggi lain. Sedangkan kami duduk di meja bundar bersama staf yang selevel termasuk Geri dan David beserta istri mereka dan orang bagian HRD Vicky dan istrinya. Geri dan David seumuran denganku dan hanya staf biasa sedangkan Vicky adalah orang yang mengurus klaim asuransiku bersama Jack. Orang yang pertama mengatakan kalau klaim asuransiku ditolak. Dia juga yang mengatur lokasi duduk di acara ini. Rasanya Bukan kebetulan kalau dia yang duduk persis disebelah Cindy.

Cindy berusaha keras untuk bisa duduk dengan nyaman mengenakan busana tersebut. Belahan roknya tidak bisa ditutup dan roknya terangkat sampai pahanya memperlihatkan pahanya dengan jelas . Akhirnya tidak ada yang bisa dilakukannya selain menyembunyikan kakinya dibawah meja. Aku duduk disebelah kanan Cindy sehingga Vicky bisa menikmati paha kiri Cindy yang terbuka. Semua orang yang duduk di meja kami, kelihatannya menatap ke dada Cindy. Tiap kali Cindy bergerak atau mengambil makanan atau minuman, payudaranya bergoyang dan kain busananya sedikit bergeser kekanan atau ke kiri sehingga istriku harus membetulkannya lagi supaya payudaranya tetap tersembunyi. Tapi untuk mengurangi kecemasannya kuhitung dia sudah meneguk tiga gelas kecil minuman beralkohol dan kulihat dia mulai terpengaruh.

Pertama kali kulihat areolanya tersembul dari samping kainnya hanya sedikit dibagian tepinya dan Cindy segera tersadar dan membenarkannya. Tetapi tak lama kulihat areola yang sebelah kirinya menyembul dari samping hampir sampai daerah putingnya dan aku yakin semua orang sempat melihatnya sebelum Cindy yang mulai terpengaruh minuman beralkohol semakin lambat membenarkan busananya.Aku tidak bisa berkata apa-apa atau mengingatkannya kalau dadanya mulai terekspos, khawatir akan semakin membuat semua orang tertarik perhatiannya ke arah kami. Jadi setiap kali kainnya bergeser aku hanya bisa menahan diri dengan cemas. Tetapi mengikuti Cindy yang meneguk minuman berlkohol tiap kali cemas malah membuat selangkanganku bereaksi tiap kali menyaksikan para pria memelototi payudara istriku yang tersembul.

Saat hidangan makan mulai disajikan, terlihat selalu ada salah satu dari areolanya yang tersembul. Dan dalam jarak yang berdekatan seperti ini, semua orang di meja kami pasti bisa melihat siluet dari areola istriku dibawah kain busananya dan semakin jelas kelihatan warna gelapnya ketika areolanya tersembul. Aku juga melihat beberapa pria yang duduk disebelah meja kami mencuri-curi pandang ke arah Cindy.

Acara tersebut juga menyewa fotografer yang berkeliling dari meja ke meja untuk mengambil gambar. Ketika dia sampai di meja kami, kami berpose dan tersenyum. Mengambil kesempatan, Vicky meletakkan tangan kanan kanannya di punggung Cindy dan ketika kilat kameranya menyala segera meremas bagian sisi payudara kanan Cindy. Istri Vicky tidak melihatnya, tapi aku jelas melihatnya. Ketika makan malam akan berkahir, Vicky yang memang sudah meneguk banyak minuman beralkohol mulai tidak tahan melihat paha kiri Cindy dekat disebelahnya. Aku memergokinya pura-pura meletakkan serbet diatas pahanya tetapi tangannya sempat mengelus paha istriku.

Ketika hidangan penutup dikeluarkan, acara sambutan-sambutan dimulai. Posisiku dan Cindy membelakangi podium sehingga Cindy harus berbalik ke kiri untuk melihat siapa saja yang memberikan kata sambutan membuat kakinya keluar dari bawah meja dan dan separuh orang diruangan tersebut dapat melihat pahanya yang terbuka. Apalagi ditambah istriku masih kewalahan membenarkan busananya dan malah semakin membuat semakin banyak bagian payudaranya menyembul termasuk areolanya. Istriku mencoba menutupi paha kirinya dengan menyilangkan kaki kanannya diatas paha kirinya tetapi hanya membuat posisinya semakin seksi. hampir semua pria berkonsentrasi memandangi istriku daripada mendengarkan pemberi sambutan.

Ketika acara sambutan sudah selesai, musik slow mulai dipasang dan meja-meja diketepikan. Di acara-acara kantor sebelumnya, saat ini biasanya aku mengobrol bersama staf-staf lain dan membiarkan Cindy untuk berbincang dengan istri-istri lain. Tapi kali ini aku berniat untuk tetap disamping Cindy.

Tapi ternyata tidak bisa. Rekan-rekanku kerap mengajakku berbasa-basi, kemudian Vicky memintaku membantunya membagikan amplop bonus akhir tahun yang menjadi tanggungjawabnya ke semua orang. Jadi akhirnya aku terpisah dari Cindy bahkan sesekali harus keluar dari ruangan mencari rekan kerjaku.

Sewaktu aku kembali keruangan selepas membagi amplop ke rekan yang berada diluar ruangan, aku melihat Cindy berjalan menuju bar untuk mengambil minuman kemudian membawa minumannya ke meja di ujung ruangan, kelihatannya sedang tidak mood untuk bersosialisasi. Keputusan yang keliru. Dengan Duduk sendirian diujung ruangan yang sepi, Jack melihat kesempatan dan segera menyusul dan ikut duduk disamping kirinya. Aku yang masih harus mencari orang-orang untuk membagikan amplop bonus tetap mengawasi Jack dan Cindy dari jarak yang sekiranya tidak terlihat oleh mereka. kulihat Jack mulai melancarkan aksinya. Tangan Jack memasuki rok Cindy dari belahan roknya dan dari posisinya, aku rasa Jack tidak Cuma mengelus-elus selangkannya tetapi sudah memasuki celana dalamnya dan memainkan vagina Cindy.

Ketika Cindy sedang dipermainkan vaginanya, Vijay, Mul dan Ricky bergabung dan duduk di meja yang sama. Jelas terlihat apa yang sedang dilakukan Jack terhadap istriku dibawah meja dikarenakan istrikupun bereaksi. Matanya merem melek, kakinya terbuka lebar dan sesekali mendesah lirih. Ketiga pria tersebut duduk dan menikmati adegan tersebut sambll mengobrol.

Kulihat mata Cindy membelalak, mulutnya mengatup rapat kemudian dengan lemas meletakkan kepalanya diatas meja sembari tangan Jack tetap menggosok-gosok vaginanya. Badan Cindy bergetar hebat mendapatkan orgasmenya dari permainan tangan Jack dengan dikelilingi rekan-rekan kerjaku.

Jack pindah dan membersihkan tangannya menggunakan taplak meja. Vijay, pria keturunan india yang gemuk pindah ke tempat Jack dan tangan kanannya segera menghilang ke bawah meja. DIa ternyata tidak puas hanya memainkan vagina Cindy, tangan kirinya meremas-remas payudara Cindy dari dalam busananya membuat Cindy harus membungkukkan badannya ke depan untuk menyembunyikan payudaranya dari penglihatan yang lain.

Mul kemudian menyusul dan duduk di sebelah kanan Cindy dan langsung memasukkan tangannya kedalam busana Cindy dan memainkan payudara kanannya sambil tetap mengobrol seakan tidak terjadi apa-apa. Cindy hanya bisa duduk diam dan menggeliat merasakan dua pria cabul menjamah badannya di atas dan dibawah meja. Vijay menghentkan kegiatannya sejenak untuk memegang tangan kiri Cindy dan meletakkannya diatas selangkangannya. DIa tetap mengggengam tangan Cindy memaksanya menggelus-elus selangkangannya sampai Cindy akhirnya menuruti kemauan Vijay dan mengelus-elus selangkangan Vijay sendiri baru dilepas tangan istriku.

Tak lama kulihat Cindy mendonggakkan kepalanya, kelihatannya semua elusan, jamahan, remasan tersebut menimbulkan reaksi, dia merasakan orgasme kecil.

Aku terpaksa meninggalkan ruangan untuk mencari beberapa orang rekan kerjaku lagi untuk memberikan amplopnya. Ketika aku kembali, kudapati Cindy sudah berada di lantai dansa bersama Jack. DIa memeluk Cindy dengan erat. Tangan kanannya menekan punggung bawah istriku. Selama dia berdansa, thongnya menerawang dari balik roknya dan pantatnya bergoyang-goyang. Yang sangat mengejutkan,Payudaranya sudah menyembul keluar dari busananya. Tetapi Jack mencoba menjaga kesopanan, dia berdansa memosisikan punggung Cindy tetap membelakangi tempat duduk. Tapi tetap saja percuma. Kalau aku bisa melihatnya walau sekilas begitu juga para pria dan wanita yang sedang duduk atau berdiri sambil melihat pasangan tersebut.

Jack kemudian melingkarkan tangannya melalui punggung Cindy sampai kesisi badannya dan mengelus-elus dari samping payudaranya yang terbuka. Adegan ini bahkan membuat pasangan lain yang sedang berdansa kehilangan fokus dan ikut melihat kejadian tersebut.

Fotografer kulihat mengambil foto mereka-mereka yang berdansa. Kubayangkan berapa foto Jack yang sedang menggerayangi istriku yang diambilnya.

Jack menyelesaikan dansanya sebelum lagunya habis dan mengajak Cindy yang buru-buru membetulkan busananya kemejanya. Mul kemudian berdiri dan kembali menuntun Cindy ke lantai dansa. DIa betul-betul merapatkan badannya sampai wajahnya persis terletak di depan kedua payudara Cindy. Sebenarnya dia kuanggap pria yang baik, tapi ternyata dia sekarang berubah menjadi kurang ajar. Tangannya berada tepat di bongkahan pantat istriku. Kulihat wajah Cindy terkejut tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Melihat Cindy tidak melakukan apa-apa, Mul memasukkan tangan kanannya kedalam belahan roknya dan tangannya menyentuh langsung pantat Cindy. Aku bisa melihat thong Cindy yang berwarna biru terang. Kemudian Mul mencondongkan badannya kedepan dan membenamkan wajahnya diantara payudara istriku. Cindy mengguncang-guncangkan badannya tetapi pria pendek itu tetap mempertahankan posisinya malah areola istriku yang semakin menyembul keluar dengan tiap guncangan badannya.

Vijay, pria keturunan india yang gemuk dan botak segera memaksa Mul bergantian. Melihat apa yang telah dilakukan yang lain membuatnya semakin berani. Dia meletakkan kakinya diantara selangkangan Cindy membuat Cindy terpaksa melebarkan kakinya sampai celana dalamnya kelihatan. Setelah menggenggam pantat Cindy dengan kedua tangannya, tangannya langsung menuju payudara Cindy. Dimulai dengan tangan kanan menyusuri payudara kemudian masuk kedalam busana Cindy dan meremas-remasnya. Kemudian tangan kanannya menuju punggung Cindy dan bergerak menuju kebawah. Kulihat tangan Vijay masuk kedalam rok istriku dari atas rok belakangnya dan meletakkan tangannya persis di belahan pantatnya.

Vicky menemuiku lagi dan memberikanku amplop untuk dibagikan sehingga aku harus berkeliling ruangan dan lobi mencari mereka meninggalkan istriku di "tangan" rekan-rekan kerjaku di lantai dansa.

Saat aku kembali ke ruangan, musik yangdimainkan musik bertempo cepat. Hanya beberapa pasangan yang sudah berusia yang diatas lantai dansa, kebanyakan staf yang masih muda dan single. Cindy ternyata juga berada di lantai dansa bersama Jack. Tidak perlu banyak goyangan untuk membuat areola Cindy terekspose. DIa mencoba membenarkannya sambil berdansa tetapi akhirnya dia menyerah dan hanya membiarkan membiarkan satu persatu areolanya bahkan kedua-duanya terpampang jelas.

Biasanya dia kurang aktif dan kurang suka berdansa diiringi musik bertempo cepat. Mungkin karena Jack yang memerintahkan atau pengaruh alkohol atau Mungkin kedua-duanya sehingga membuat Cindy bergoyang sampai payudaranya yang hampir telanjang bergoyang-goyang liar membuat sesama pedansa dan penonton memperhatikannyanya. Payudaranya bergantian terguncang keatas kemudian kebawah, berputar-putar, kadang searah , kadang berlawanan arah.

Cindy berdansa dengan siapapun yang menemaninya, beberapa pria banyak yang berdansa didekatnya hanya untuk menikmati lekuk tubuh istriku. Ketika sembari berdansa kakinya semakin melebar, belahan roknya semakin terbuka dan celana dalamnya yang berwarna biru terang kelihatan bahkan sampai selangkangannya.

Ketika Geri yang mendapat giliran, puting Cindy mulai menyembul. Ketika itu staf wanita yang melihatnya berteriak kaget membuat semua orang menoleh dan Cindy menyadari keadaannya dan memasukkan kembali putingnya kedalam busananya. Mungkin ada sekitar 20 orang dilantai dansa dan puluhan yang duduk atau berdiri disekitar situ, dimana hampir semuanya sudah melihat dari mulai guncangan payudara istriku yang terekspos, areolanya yang hitam dan lebar sampai putingnya yang besar.

Aku harus keluar ruangan lagi, tapi kembali secepat yang aku bisa dan kulihat Cindy masih berada di lantai dansa. Dari tempatku bisa kulihat puting Cindy entah yang kanan, kiri, atau keduanya tersembul ketika dia berdansa dengan kedua tangan diatas, dadanya membusung, kaki melebar dan lutut sedikit menekuk. Sesekali dia membenarkan busananya tetapi lebih sering payudaranya dibiarkan tersekspose dan terpampang jelas.

Aku berdiri di bar dan hanya bisa melihat hampir semua orang di perusahaanku memandang payudara telanjang istriku.

Setelah setengah jam, Cindy masih berada dilantai dansa. Hampir semua pasangan yang sudah berumur dan menikah sudah meninggalkan lantai dansa, sebagian bahkan pulang. Sekarang kebanyakan tinggal yang masih muda, single, dan yang mabuk juga yang masih dilantai dansa bersama Cindy. Barnya pun sudah mulai tutup.

Kemudian kulihat Jack berdiri dari mejanya dan mengatakan sesuatu kepada yang memasang musik kemudian berjalan kearah Cindy.

Akhirnya musik yang dipasang musik slow lagi. Mungkin Jack ingin mendinginkan suasana dikarenakan sudah larut malam. Officeboypun mulai membereskan meja Tetapi ketika Jack mengajak Cindy untuk berdansa lagi, pasangan lain juga ikut-ikutan sampai akhirnya lantai dansa diisi kurang lebih 6 pasangan.

Aku mendekat dan berdiri bersandar disebuah kolom. Jack memeluk Cindy erat-erat dan mengelus-elus tubuhnya. Elusannya semakin agresif, pahanya menggosok-gosok selangkangan Cindy dan Cindy yang sudah dalam pengaruh alkohol dan suasana membalas mengosokkan pahanya juga di selangkangan Jack. Mereka saling menggenjot dalam posisi berdirI. Musikpun berhenti, tetapi melihat Jack masih tetap bersama Cindy, lagu kedua pun dipasang.
Tangan Jack mengarah kebawah. Apakah dia mau menggosok vagina Cindy? bukan, dia menuju selangakangannya sendiri. Dari sisiku, aku merasa dia membuka resleting celananya. Bosku menoleh kesekeliling kemudian dengan cepat mengeluarkan penisnya dan menyembunyikannya dibawah belahan rok Cindy.

Jack merapatkan kakinya, mencondongkan badannya sedikit kebelakang dan menekan selangkangannya ke arah Cindy. Mata Cindy terbelalak kaget. Tapi Cindy membuka kakinya dan meletakkan nya diluar kedua kaki Jack. Tangan Jack kemudian menuju antara kedua kaki Cindy dibawah roknya. Aku sulit mempercayainya, tapi memang kelihatannya Jack memasukkan penisnya ke vagina Cindy. Aku tidak melihat dengan jelas bagaimana dia bisa mengeser celana dalam Cindy dan memasukkan penisnya, tapi kelihatannya memang itu yang terjadi.

Jack meletakkan kedua tangannya di pinggul Cindy dan menarik tubuh Cindy erat dengannya. Cindy membalas dengan menekan pinggulnya keselangkangan Jack. Kalau saja itu aku dengan Cindy, penisku hanya menyodok perutnya. Tapi Jack lebih pendek 15 senti dariku sehingga penisnya persis menusuk vagina Cindy. Sepanjang lagu dimainkan, mereka "berdansa" lekat, hampir tidak bergerak sedikitpun, hanya menggoyangkan pinggul mereka maju mundur, dengan ekspresi takut, cemas pada wajah Cindy dengan mulut sedikit mengangga dan ekspresi kemenangan pada wajah Jack dengan senyum sinisnya.

Yang mencurigakan dari posisi mereka tentu saja posisi kaki Cindy yang berada di sebelah luar kaki Jack yang membuat paha Cindy terlihat jelas. Karena semua orang memperhatikan Cindy sepanjang malam tersebut, tidak butuh waktu lama untuk membuat pedansa lain memandang Jack dan Cindy dengan tatapan curiga.

Jack menggoyangkan pinggulnya pelan-pelan, sesekali menggenjot maju mundur seketika. Cindy sesekali mengangkat kakinya mencoba supaya mereka kelihatan benar-benar berdansa tetapi nyatanya mereka hanya berdiri ditempat.

Lagu kedua berakhir. Dua pasangan meninggalkan lantai dansa. Jack dan Cindy masih melekat terdiam ditempat menunggu lagu berikutnya. Disitulah baru semua kecurigaan terbukti, dan semua orang berbisik-bisik dan menunjuk-nunjuk kearah mereka.

Lagu ketiga dimulai dan kegiatan pasangan tak senonoh tersebut dimulai lagi. Semua pasangan dansa yang tertinggal di lantai dansa lebih terfokus memperhatikan Jack dan Cindy. Beberapa memandang heran dan penasaran tapi ada dua pasangan yang menjauh dari pasangan cabul tersebut. Kulihat semakin banyak senyuman menjijikkan dari orang-orang yang melihat kejadian tersebut. Aku yakin mulai sekarang akan ada gosip pemilik perusahaan memiliki affair dengan istriku.

Aku ragu kalau Jack dan Cindy bisa orgasme dengan genjotan yang pelan dan lembut seperti itu, kecuali mereka melakukannya sepeti itu sepanjang malam atau secara tiba-tiba mereka mulai melakukannya sekarang dengan liar seperti anjing yang sedang birahi. Kupikir Jack tidak segila itu dan dia hanya ingin menunjukkan kekuasaannya. Prediksiku tepat, dan ketika lagu ketiga selesai, Jack dengan cepat menarik penisnya dan memasukkannya kembali ke celananya dan belahan rok Cindy kembali tertutup. Jack segera meninggalkan Cindy yang kaget dan kelihatan setengah sadar akan apa yang terjadi di lantai dansa dan menuju mejanya dengan wajah penuh kemenangan dan melakukan tos kepada Mul dan Kris.

8) SETELAH PESTA (BAG. 1)

Cindy akhirnya berjalan kearahku dengan areola dan bagian tubuh yang terpampang. Dia berjalan sedikit terhuyung-huyung, kelihatan letih, berkeringat, rambut berantakan, dan wajahnya memerah. Dengan keadaaan setengah mabuk sambil membenarkan kain menutupi payudaranya Cindy berkata "Kantormu isinya bajingan semua". Jarang-jarang istriku mengumpat.

"memang," jawabku.

"Jack mengundangku ke suite roomnya. Dia juga mengundang beberapa orang lain."

"Kamu atau kita?" tanyaku.

"Aku saja. Jadi aku harus ke kamarnya sendirian.."

"Dan aku harus ke kamar kita sendirian," kataku lemah.

"Ya, kenapa keadaannya jadi begini," balas istriku sambil melamun.

Kami segera naik lift. Kubuka pintu kamarku tapi sebelum masuk kedalam aku awasi Cindy yang sedang mengetuk pintu kamar Jack. Pintunya segera terbuka dan Cindy dipersilakan masuk. Kudengar suara orang berbicara dari dalam kamar tersebut. Setidaknya dia tidak sendirian saja bersama Jack.

Kunyalakan lampu kamarku. Aku merasa khawatir apa yang akan terjadi kepada istriku. Siapa saja yang ada disana?

Aku bisa mendengar suara suara dari kamar sebelah. Aku mencoba mendengar dengan seksama. Kemudian aku melihat ternyata ada bagian dinding yang ternyata bekas pintu yang menyambung kekamar sebelah, mungkin kamar ini dulu juga termasuk bagian dari suite room tersebut. Kucoba membukanya ternyata terkunci dari kamar Jack. Tapi Kulihat ada celah dibawah pintu tersebut. Segera kumatikan lampu kamarku dan membaringkan badanku dibawah pintu. Aku bisa mendengar lebih jelas tetapi tidak bisa melihat apapun. Kuteliti lagi pintunya mencari lubang, celah atau apapun.

Kulihat ada cahaya yang masuk dari bagian atas pintu. Pintunya ternyata tidak berbentuk kotak sempurna sehingga di bagian pojoknya ada sedikit celah. Aku segera mengambil kursi dan berdiri diatasnya. Dengan begini aku bisa melihat kamar Jack. Tidak terlalu terang karena pintunya terletak di bagian ujung kamar Jack dan karena lampu dikamarku sudah kumatikan, aku tidak khawatir akan ketahuan kalau sedang mengintip.

Kamarnya besar dengan satu kasur king size. Terdapat meja dan kursi-kursi untuk bersantai. Aku bisa melihat hampir seluruh ruangan dengan bantuan kaca besar persis didinding diseberang ruangan didepanku.

Ada lebih dari sepuluh orang dikamar tersebut termasuk mereka yang baru saja masuk bergabung. Aku melihat atasan langsung baruku Miki, atasan kami Kris, rekan kerjaku Geri, David, dan Ricky, Direksi Senior Mul dan Vijay.Ada juga bawahanku Mamat, Dani, dan Jamal. Bambang, OB kantor dan Sentot bagian maintenance pun hadir. Tidak ketinggalan putra Jack, Bram. Ternyata yang hadir semuanya laki-laki, kecuali Cindy . Aku tidak tahu bagaimana cara mengundang mereka dan apakah mereka tahu untuk apa mereka diundang.

Cindy berada di depan ruangan didinding seberang dari arahku mengintip persis disebelah Jack. Terdengar musik lembut mulai dimainkan dan Cindy mulai menggoyangkan badannya.

Dia hanya mengayunkankan pinggulnyanya pelan-pelan tapi cukup membuat payudaranya bergoyang-goyang. Areolanya sesekali menyembul keluar. Jack memberikannya minuman yang aku yakin beralkohol dari gelasnya yang kecil yang langsung diminum Cindy dengan sekali teguk.

Mereka yang hadir disana duduk dikursi atau dikasur, hanya beberapa yang berdiri. Semuanya memegang minuman ditangan mereka sambil menikmati liukan badan istriku yang pelan namun terlihat seksi. Sesekali kulihat mereka berbisik-bisik dan menggomentari istriku sambil tetap menatap Cindy lekat-lekat.

Jack membisikkan sesuatu ke Cindy dan dia mulai berjalan sambil tetap menggoyangkan badannya ke arah Geri yang sedang berdiri kemudian mengguncangkan dadanya. Cindy kemudian menyisiri rambutnya dengan jemarinya sambil membusungkan dadanya. Cindy berbalik menuju David yang duduk dikasur, membungkukkan badannya dan meletakkan dadanya diwajah David. Menuju kearah Dani yang sedang duduk dikursi, Cindy membuka lebar kakinya, berbalik dan menungging mempertontonkan pantatnya yang bergoyang ke muka Dani.

Belahan roknya terbuka lebar, kaki kirinya yang jenjang terpampang dan celana dalamnya yang berwarna biru terlihat jelas. Walaupun kulihat gerakannya benar-benar seksi seperti penari telanjang yang sudah berpengalaman, diwajahnya terdapat ekspresi pasrah. Membuatnya malah kelihatan semakin menggoda.

Kemudian Vijay yang mendapat tontonan goyangan pantat Cindy didekat wajahnya. Vijay terlihat tidak tahan dan menggerakkan tangannya. Tetapi belum sempat menyentuh pantat Cindy, istriku segera menjauh.

Setelah memberi "pertunjukan" langsung kepada semua pria yang ada disana, Cindy kembali ke depan ruangan dimana Jack sudah menanti dan memberikannya segelas minuman yang lagi-lagi langsung ditelannya. Jack mendekati Cindy dan langsung menciumnya. Ciuman mereka semakin liar sampai kulihat lidah mereka beradu dan mereka bergantian mengulum lidah mereka masing-masing tidak memedulikan dilihat rekan kerjaku. Tangan Jack mulai beraksi meremas payudara Cindy dan memasukkan tangannya kedalam busana Cindy.

Jack menghentikan ciumannya dan berbisik di telinga Cindy. Cindy membalas dengan menatap wajah Jack sejenak dengan raut muka memelas kemudian kembali melanjutkan goyangannya. Cindy menaruh tangan dibelakang lehernya dan mulai membuka ikatan busana atasnya.

Butuh sedikit waktu untuk membuka ikatannya, kemudian terbukalah payudaranya yang disangga dengan kedua tangan sambil tetap bergoyang menggoda para pria disana. Terdengar ucapan-ucapan kagum yang menyemangati Cindy. Cindy memang tidak tersenyum selama aktivitas itu, tetapi wajahnya juga tidak kelihatan takut atau pucat seperti sebelum-sebelumnya. DIa kelihatan agak mabuk dan pasrah.

Cindy kemudian melepaskan tangannya sehingga payudaranya yang sekal tergantung bebas. Para pria mengeluarkan riuhan kagum. Cindy meneruskan goyangannya, meletakkan kedua tangan keudara, membuat payudara bergoyang kesana kemari.

Aku juga terangsang dan mengusap penisku dari balik celanaku.

Cindy terus berjoget mempertontonkankan aksi erotis didepan banyak pria. Kemudian dia mulai berkeliling lagi. Pertama mendekati Ricky dan menggosokkan payudaranya didada Ricky. Tangan Ricky segera memainkannya yang dibiarkan oleh istriku. Bahkan dia memeluk Ricky dan menciumnya. Ricky membalasnya dengan memainkan lidahnya.

Selanjutnya Cindy berpindah ke Mamat. Mamat berumur 24 tahun tapi masih kelihatan seperti anak-anak, pendek dan kurus. Aku kurang menyukainya. DIa sebenarnya bawahan yang bagus kerjanya tapi sok tahu dan angkuh. Sekarang Mamat menangkupkan kedua tangannya di buah dada istriku dan meremas-remasnya sambil mencium istriku dengan liar.

Cindy mendekati Mul yang sedang duduk dikursi. DIa menekan payudaranya ke wajah Mul yang dibalasnya dengan menghisap payudara Cindy . Kemudian Sentot orang maintenance yang berbadan besar yang mendapat giliran menekan-nekan buah dada Cindy sambil memasukkan lidah kemulut Cindy sampai ketenggorokannya.

Setelah semuanya mendapat giliran menikmati payudara istriku, dia kembali kedepan dan sekali lagi meminum sesuatu dari gelas yang diberikan Jack. Aku khawatir dia muntah atau lebih parah lagi pingsan disitu. Sebenarnya mungkin dengan begitu dia bisa lepas dari segala pelecehan ini, tapi aku tidak bisa membayangkan amarah Jack kalau pestanya ini berantakan gara-gara hal tersebut. Kemudian istriku yang kelihatan sudah mabuk pelan-pelan mulai menggoyang pinggulnya kembali. Cindy lalu meletakkan kaki kirinya diatas kursi sehingga semua bisa melihat dengan jelas selangkangannya yang masih tertutup celana dalam berwarna biru.

Cindy membuka roknya, menurunkannya, membungkuk untuk meloloskannya melalui kakinya membuat payudaranya menggantung menantang dan melepaskannya dari kakinya. Para pria lagi-lagi riuh memuji melihat Cindy berdiri dengan hanya mengenakan celana dalam yang tercetak ketat diatas gundukan vaginanya.

Cindy mulai berjoget lagi dan berbalik membiarkan rekan kerjaku melihat bulatan pantatnya. DIa meminggirkan selana dalamnya mempertontonkan belahan pantatnya membuat riuh kekaguman semakin keras.

Setelah lagu beritme cepat diputar, Cindy juga mempercepat goyangannya. DIa berjalan-jalan ditengah-tengah mereka menggoyangkan payudara dan pantatnya, mengguncang-guncangkan buah dadanya dari dekat kepada temanku, atasanku, rekan kerjaku, dan bawahanku. Ini mungkin aksi paling seksi yang dipertunjukkan istriku, tapi sayangnya bukan untukku.

Cindy mulai memainkan celana dalamnya, mengangkatnya, manarik kesamping dan kedepan. Lalu dia mulai menggulung celana dalamnya dari atas sampai memperlihatkan bulu kemaluannya. Kemudian dilanjutkan sampai vaginanya terpampang jelas. Dia tetap berjoget sambil terus menurunkan celana dalamnya kemudian berhenti ketika sampai diatas lututnya. Membiarkannya disana dulu sembari lanjut menggoyangkan pinggulnya. Kemudian akhirnya diturunkannya celana dalamnya. Ketika dia hendak meloloskan celana dalamnya melalui salah satu kakinya, dia sedikit goyah terlihat tidak sanggup menahan tubuhnya diakibatkan keadaannya yang sudah setengah tidak sadar akibat mabuk. Tapi Cindy tidak sampai terjatuh dan bisa menahan tubuhnya, mengangkangkan kakinya dan kembali berjoget.

Sambil menyaksikan Cindy berjoget dengan hanya mengenakan kalung, anting,cincin dan sepatu hak tingginya keperhatikan rambut kemaluannya dibagian bibir vaginanya sudah dicukur habis tinggal segaris dibagian atas vaginanya. Kuingat rambut kemaluannya masih lebat sewaktu persetubuhan dikantor Jack. dipotongnya sedikit sewaktu dia melayani nafsu Jack dan tamunya dirumah kami, dan lebh pendek lagi sewaktu kami melakukan perjalanan keluar kota. Sekarang dia sudah "mendandani" vaginanya seakan mencoba agar kelihatan lebih menggoda apabila sewaktu-waktu dia harus mempertontonkan vaginanya.

Ciindy berjalan mengelilingi kelompok mereka lagi. Tetapi Kali ini dia harus menerima gerayangan tangan-tangan mereka. Para pria tersebut berlomba-lomba meraba, memegang, dan meremas payudara, pantat, atau vagina Cindy. Cindy membiarkannya malah semakin mendekatkan bagian tubuh yang dijamah ke orang yang merabanya dan menggoyangkannya dengan erotis, bahkan ke beberapa orang sekaligus. Dari gerakan tubuhnya terlihat seakan dia menikmati dan menggundang mereka untuk terus memperlakukannya seperti itu tetapi dari tatapan matanya mengatakan dia merasa malu merasakan tangan-tangan di sekujur tubuhnya.

Kemudian Cindy kembali ke depan ruangan dan meminta minuman kepada Jack yang langsung ditenggaknya. Cindy mulai berjoget lagi sambil bergerak menuju bos baruku Miki yang sedang duduk dikursi tanpa sandaran lengan dengan punggungnya mengarah kepadaku persis dibawah tempatku mengintip.

Aku bisa melihat dengan jelas wajah istriku saat dia berjalan mendekat, meletakkan tangannya di pinggang dan memajumundurkan selangkangannya kearah Miki. Selanjutnya Cindy melebarkan kakinya disebelah kanan dan kiri Miki dan duduk dipangkuannya. Jangan Miki! Cindy TAHU aku tidak menyukainya.

Miki memegang pinggang Cindy dan Cindy semakin merapatkan badannya dan memeluk tubuh Miki dengan tubuh dan kakinya. Miki menurunkan kedua tangannya ke arah pantat Cindy dan meremasnya. Cindy menggoyang tubuhnya naik turun menggesek vaginanya diatas penis Miki yang aku yakin sudah tegang dibalik celananya. Cindy lalu meletakkan tangannya di didada Miki dan memukul-mukulkan payudaranya ke muka Miki yang segera di pegangnya dan diremas-remas.

Tangan Cindy bergerak kebawah dan membuka ikat pinggang Miki, membuka resleting celananya dan menurunkannya sampai penisnya terlihat. Cindy kembali duduk dipangkuan Miki dan merasakan batang penis Miki bergesekan dengan bibir vaginanya.

"Bagaimana, apa lebih besar dari punya Niko?" Miki bertanya dengan keras kepada istriku.

Cindy terdiam sejenak dan kemudian mengakuinya, "Ya." Yang mengundang tawa dari beberapa orang disana.

Cindy membuka vaginanya dengan jari dan menurunkan badan menuju kepala penis Miki menerima seluruh panjang penis Miki yang besar kedalam vaginanya. Dengan hanya dua kali hujaman kulihat vagina Cindy sudah basah menandakan dia sudah sangat terangsang.

Miki membaringkan kepalanya di dada Cindy ketika dia menggenjot penisnya. Cindy pun aktif menggoyangkan pantatnya naik turun dipangkuan Miki merasakan penis Miki memompanya, kakinya melingkar disekililing tubuh Miki.

Kualihkan pandanganku kearah mereka yang menonton. Jack sedang bersandar di lemari dengan minuman ditangannya dengan senyum sinisnya. Kebanyakan dari mereka memegang minuman masing-masing. Beberapa dari mereka menggosok-gosok penis mereka dari balik celana. Dari raut muka beberapa ada yang tersenyum menikmati, ada yang kaget dan terheran-heran, ada juga yang memasang muka jijik.

Aku yang juga sudah tidak tahan menyaksikannya membuka celana dan menggocok penisku seirama dengan genjotan istriku dan bosku.

Miki mengggenjot Cindy sambil menggigiti putting Cindy membuat Cindy mengerang . "Ooh, oow, ooh, oow." Matanya terpejam. Tapi kemudian aku memerhatikan sesuatu yang lain, sesuatu yang tidak pernah kulihat sampai saat ini selama dia dilecehkan. Dia tersenyum. Bukan senyuman dibuat-buat, tapi senyuman yang keluar dari hati atau tubuhnya yang menikmati kejadian ini.

Cindy melingkarkan tangannya dikepala Miki dan mengelus-elus rambutnya dengan mesra sekali menurutku. Lalu dia menurunkan bibirnya dan mencium Miki. Mereka berpagutan sambil tetap saling menggenjot. "Mmmm," Cindy mendesah didalam mulut Miki.

Miki menghentikan pagutan mereka dan berkonsentrasi pada persetubuhan mereka. Tapi Cindy yang terlihat lebih agresif. Pantatnya naik turun dengan cepat, kepalanya menggeleng liar sambil mengerang . "HUMMMGGG HUGGGH HUNNNGG!"

Cindy terus mengerang dengan keras sampai aku bisa mendengar dengan jelas melalui dinding kamarku.. "OOH, HUNNG, "OHHHH!"

Cindy semakin merapatkan pelukannya dan membenamkan jarinya kepunggung Miki. "OHHHH MIKKKKIIII! OOOHHH!"

Cindy mengejan dipangkuan Miki, menggeliat sebelum jatuh kepelukannya dan terengah-engah setelah merasakan orgasmenya. DIa mencium Miki dan memeluknya erat. Beberapa orang meletakkan minumannya dan bertepuk tangan pelan-pelan.

Cindy tahu Jack memang memerintahkannya menyajikan tontonan spesial malam ini. Tapi kelihatannya dia tidak kelihatan seperti orang yang diperintah melainkan sukarela. Mabuk atau tidak, Cindy benar-benar menikmati bersetubuh dengan atasan baruku yang brengsek.

Cindy beranjak dari Miki dan menuang minuman untuknya sendiri dan meminumnya. DIa melihat atasan Miki, Kris yang sedang duduk di sofa. Baru kali ini kulihat Kris tidak memainkan hpnya. Cindy menuju kearahnya tetapi melihat Kris tidak memedulikannya, Cindy berlutut didepannya dan mulai membuka ikat pinggangnya. Kris tetap bersikap dingin tidak membantu Cindy yang bersusah payah membuka kancing dan resletingnya sampai menarik celana hingga penisnya yang sudah semi tegang terekspose. Cindy kemudian mulai mengocoknyanya Kris hanya melihat CIndy tanpa ekspresi seakan memandang Cindy melakukan sesuatu hal yang biasa dilakukan wanita-wanita bayaran.

Setelah penis Kris sudah tegang, yang mana tidak butuh waktu lama walaupun dia bersikap dingin, Cindy mendekati pangkuan Kris, memegang payudara dengan kedua tangannya , mengangkatnya dan meletakkannya dikanan kiri penis Kris. kemudian Cindy menekan kedua payudaranya dan mulai menaikaik turunkan dadanya memberikan titfuck kepada Kris. Dia terus menghimpit penis Kris dengan buah dadanya, kepala penis Kris muncul dan menghilang diantara belahan dadanya. Kris tetap menyaksikannya dengan diam tanpa ekspresi.

Cindy menghentikakn kegiatannya, membetulkan posisi kemudian meletakkan bibirnya di penis Kris. Dia menciumi penis Kris lalu menjilati kepalanya seperti menjilati es krim dilanjutkan menjilati batangnya atas dan bawah sampai biji kemaluan Kris pun dijilati. Dia tidak pernah melakukan hal itu kepadaku. Kemudian dia mulai menghisap penis Kris, kepalanya naik turun diselangkangan Kris seperti piston. Cindy terlihat seperti pemain film porno profesional..

Tidak lama Kris pun orgasme. Cindy tersedak sekali tapi kemudian mulai menelan hasil orgasme Kris, walaupun masih ada sedikit cairan yang menetes melalui bibirnya dan jatuh ke batang penis Kris.

Cindy berdiri, dan setelah minum dan berbicara dengan Jack berjalan menuju Mul yang duduk di kursi. Tangan Cindy menuju selangkangan Mul mengelus-elus penisnya. Setelah mendapati alat vital orangtua itu sudah siap, Cindy membuka celananya dan mengeluarkan penisnya. Kemaluannya kelihatan besar disebabkan tubuhnya yang kecil. Cindy mengocoknya beberapa kali kemudian berlutut dan mengulumnya sebentar. Setelah itu dia berbalik dan duduk dipangkuan Mul.
Cindy yang lebih tinggi dan besar kelihatan menjulang diatas Mul tapi Mul menikmati berat tubuh Cindy yang menggoyang-goyangkan badan diatas tubuhnya. Tak lama kemudian Cindy mencari penis Mul yang sudah tegang dan mengepaskan di vaginanya. Mul melingkarkan tangannya dan meremas-remas kedua payudara Cindy, kedua tangannya yang sudah keriput tidak cukup menangkup bulatan payudara yang besar itu. Cindy mulai menggenjot pelan-pelan, Mul hanya bisa memandangi punggung Cindy yang naik turun diatas tubuhnya.

Mul menarik dan memelintir puting Cindy yang sudah mengacung keras, tidak mau kalah agresif dengan Cindy. Kemudian Mul meletakkan tangannya di pinggul Cindy dan menariknya kebelakang. Hanya terlihat rambut Mul dibelakang pundak istriku . Diantara semua kejadian yang terjadi terhadap Cindy , yang paling tidak kuduga adalah Cindy berhubungan sex dengan orang ini yang sudah tua, pendek, dan kecil.

Kaki Cindy terbuka lebar dan kulihat penis Mul masuk dan keluar vagina Cindy, mata Cindy terpejam dan dia tersenyum lagi, menurutku pertanda kalau Cindy benar-benar menikmati genjotannya terhadap orangtua itu. Desahan Cindy terdengar menggoda dan mereka berdua bersetubuh seirama.

Aku menduga kami akan menyaksikan persetubuhan mereka dalam waktu yang lama. Tapi sewaktu tangan kanan Mul menuju keselangkangan Cindy dan menemukan klitorisnya tepat diatas vagina istriku yang sedang dimasuki penisnya, Mul seketika menggosok-gosok titik kenikmatan itu dengan cepat. Mendapat gosokan tepat di g-spotnya, Cindy merintih penuh kenikmatan. "Whoo! aaaww!" Kemudian tubuhnya mengggelinjang dan menegang. Mul menghentikan hujamannya, kelihatannya mereka orgasme berbarengan . lalu Cindy menghirup nafas dalam-dalam kemudian mengambil waktu berbaring istirahat diatas tubuh Mul.

Entah sudah direncanakan atau tidak, Cindy sepertinya melayani orang-orang di level atas perusahaan lebih dulu. Karena kulihat dia segera menuju Vijay yang kelihatan sudah tidak bisa menahan nafsunya dan sempat menggerayanggi tubuh istriku dengan kasar sebelumnya. Vijay yang berbadan besar duduk diujung kasur dengan badan condong kedepan. Ketika Cindy mendekatinya, dia terlihat tidak sabar menunggu Cindy dan langsung menarik tangannya. Sambil duduk dipinggir kasur, Vijay meremas-remas bokong istriku dengan keras sambil membenamkan wajahnya dibelahan dada Cindy dan dengan bernafsu menjilati dan menyedot payudara Cindy. Cindy awalnya kaget tapi kemudian dia memeluk kepala Vijay yang botak dan membiarkan Vijay melakukan apapun yang diinginkan terhadap tubuhnya. Lalu Vijay membalikkan tubuh Cindy dan melekatkan wajahnya di belahan pantat Cindy . Cindy menjerit terkejut merasakan lidah Vijay di lubang pantatnya "OoooW!" Membuat banyak orang yang melihat tertawa..

"Hebat jilatanmu, Vijay," tawa bawahanku Dani melihat lidah Vijay menjilati lubang pantat istriku.

Vijay kemudian berdiri dan meletakkan tangan kanannya di selangkangan Cindy dan menggosok vaginanya secepat mungkin. Cindy terkesan menikmati perlakuan kasar tersebut, kakinya semakin mengangkang merasakan pria india berbadan besar tersebut memasukkan jari tengah kedalam vaginanya dan menusuk-nusukkan jari tengah ke vaginanya sambil tetap mengosok-gosok permukaan vaginanya.

Vijay kemudian menghempaskan Cindy keatas kasur dan berdiri diantara kedua kakinya. Dalam sekejap Vijay membuka sendiri celana dan celana dalamnya sehingga penisnya yang hitam dan dikelilingi banyak rambut kemaluan terlihat. Vijay naik keatas kasur dan menusukkan penisnya ke vagina istriku. Dia menjatuhkan badannya ke tubuh Cindy dan menggenjotnya secepat kilat.

Menurutku gaya Vijay kelihatan kasar, tapi ternyata tidak menurut Cindy yang kelihatannya justru menyukai gayanya yang kasar dan cepat. Pantat Vijay naik turun menghujam vagina Cindy yang melingkarkan kakinya yang putih mulus di pinggang Vijay yang hitam. Cindy mulai menggeliat dikasur yang masih ditempati beberapa rekan kerjaku membuat mereka memberikan ruang buat pergumulan mereka. Cindy menggelinjang merasakan hempasan badan Vijay yang besar sedang menggumulinya dengan cepat seakan-akan berburu waktu. Lalu Cindy menjerit merasakan orgasmenya yang diikuti Vijay tak lama kemudian. Vijay segera melepaskan tubuhnya dari Cindy, memakai kembali celananya lalu mengambil minuman dan meminumnya tanpa sedikitpun menoleh lagi ke Cindy.

Cindy duduk diranjang disamping rekan kerjaku David yang kuanggap teman baikku di perusahaan. Cindy mendekatkan tubuhnya kearah David dan menciuminya berulang kali sambil memainkan tangannya di selanagkangan David. David membalas dengan memainkan payudara dan vagina Cindy. David membuka celana dan meloloskannya dari kakinya. Cindy berdiri lalu mendorong David berbaring di kasur dengan kaki David masih dilantai kemudian Cindy naik ke pahanya. Dengan membelakangi David, Cindy Meletakkan penis David ke vaginanya. Dengan menggerakkan lututnya, Cindy menaikturunkan tubuhnya memompa David. Cindy yang mengambil inisiatif sekarang dengan David terdiam menikmati dirinya "digauli" istriku. Dalam setiap genjotan naik, payudaranya ikut terhempas keatas hampir menyentuh dagunya dan turun lagi menyentuh perutnya. Kasur dan orang-orang yang duduk disana ikut terguncang-guncang dikarenakan keliaran istriku. David hanya terdiam memegang pinggang Cindy merasakan genjotan Cindy. Pemandangan itu membuat beberapa rekan kerjaku terkekeh-kekeh dan tertawa melihat adegan tak senonoh tersebut. Kepala Cindy mendongak keatas, rambutnya terurai kemana-mana begitu juga payudaranya yang bergoyang-goyang tak tentu arah. Dalam setiap hujaman kebawah, bisa kudengar suara selangkangan mereka beradu keras.

Aku mengocok penisku selagi mengintip istriku dan rekan kerjaku di kamar sebelah. Tiba-tiba kurasakan aku mau keluar. Kepalang tanggung, kesemprotkan spermaku di dinding yang dulunya pintu yang menyambung ke kamar sebelah itu..

Aku perlu beristirahat sebentar. Kakiku rasanya kesemutan, Kepalaku pusing, mataku berkunang-kunang dan tanganku kotor terkena maniku sendiri. Aku segera turun dari kursi, membersihkan tanganku, minum segelas air, berbaring dikasur dan menutup mataku. Aku masih bisa mendengar suara desahan Cindy dari kamar sebelah diantara suara-suara berisik lain salah satunya suara ranjang yang bergoyang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Seks: Bocah Nyusu Plus Ngentot Efni

Mama Gitu Dehh 1 - 5

Tukang Kebun yang Menggarap Memekku